Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fitryyabes Tak, S.

Pd

AKSI NYATA

Pertanyaan :
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila
sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan
Abad ke-21.
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di
ekosistem sekolah (kelas).

Jawaban :

1. Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia memang tidak mudah
dalam mewujudkannya, sebab Indonesia masyarakat yang beragam. Hal ini
menyebabkan Pancasila sendiri memiliki multitafsir dalam pemaknaannya.
Dimaksud bahwa Pancasila merupakan ideology yang terbuka. Pancasila sebagai
ideology terbuka menjadikan Pancasila bisa dimaknai sesuai dengan tingkat
perkembangan zaman. Oleh sebab itu, sangat wajar apabila terjadi banyak
perbedaan diantara masyarakat Indonesia sendiri dalam memaknai Pancasila.
Selain itu, tantangan lain dalam mewujudkan Pancasila sebagai entitas dan
identitas bangsa Indonesia adalah kondisi lingkungan geografis dan juga
globalisasi. Kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap usaha mewujudkan
Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa. Perilaku konsumtif generasi muda
juga menjadi tantangan tersendiri. Tidak hanya itu, memudarnya karakter bangsa
Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk mewujudkan Pancasila sebagai
entitas dan identitas bangsa Indonesia. Salah satunya yang bisa menjadi indikator
dari memudarnya karakter bangsa Indonsia adalah tingginya angka tawuran pelajar
di Indonesia, salah satu daerah penyumbang tawuran pelajar terbanyak adalah
Jawa Barat sebanyak 37 kasus disusul dengan Sumatera Utara dan Maluku dengan
masing-masing 15 kasus.
Tantangan lain dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila adalah pengaruh dari
globalisasi pada era sast ini. Oleh sebab itu, perlu adanya filter yang dapat
menyaring terkait dengan masuknya budaya, terlebih ditengah-tengah
perkembangan dunia teknologi yang begitu pesat. Keluarga, masyarakat, dan
sekolah berperan penting dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai positif kepada
anak, begitu juga masyarakat berperan penting sebagai wujud implementasi nilai-
nilai positif Pancasila.

2. Melalui kurikulum merdeka, nilai-nilai positif Pancasila menjadi penekanan besar


terhadap Pancasila menjadi yang utama, hal ini sesuai dengan semboyan dari
kriteria pendidikan abad 21, yaitu karakter dan kompetensi. Untuk mendampingi
dua tujuan abad 21 tersebut, maka dalam kurikulum merdeka dicantumkan
mengenai program penguatan Profil Pelajar Pancasila. Penguatan Profil Pelajar
Pancasila ini meliputi 6 prinsip dasar, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berkhebinekaan global, gotong royong, bernalar kritis, mandiri,
kreatif, dan inovatif. Keenam prinsip dasar tersebut merupakan bentuk karakter
dan kompetensi yang menjadi bagian dari skill pelajar abad 21, yaitu critical
thinking and problem solving, collaborative, communication, and creativity.
Kecakapan ini menunjukkan tingkat kompetensi dan karakter yang harus dimiliki
oleh pelajar di abad 21 ini. Penerapan Profil Pelajar Pancasila di lingkungan
sekolah terutama di kelas dapat diwujudkan dalam bentuk sikap toleransi yang
artinya bahwa peserta didik harus menghargai setiap perbedaan yang ada di kelas
tersebut. Selain itu, melakukan belajar diskusi sebagai sarana membangun
komunikasi personal dan sosial antar peserta didik, melakukan kolaborasi, dan jga
kerjasama dalam kelompok. Pembelajaran berdiferensiasi ini menjadi paradigma
dalam kurikulum merdeka, dimana titik pusatnya adalah eksplorasi, baik
eksplorasi diri, maupun eksplorasi lingkungan. Eksplorasi ini selain untuk
menemukan potensi diri dan lingkungan, juga bertujuan untuk mengembangkan
nalar kritis, kretivitas dan inovatif peserta didik sebagai bentuk menumbuhkan
kecakapan yang harus dimiliki pada pendidikan abad 21.

Anda mungkin juga menyukai