Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 4 :

1. Aprilia Retnaning Ayu Gumilang


2. Bayu Anugro
3. Daniyatul Huriyyah
4. Latifatun Nafiah
5. Nadya Zhafira Ayumni

RUANG KOLABORASI
TOPIK 4

Tugas 4.2 Rumusan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia

1. Apa apa relevansi Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada peserta
didik dalam Pendidikan Abad ke-21?

Dalam proses pembelajaran, Pancasila merupakan bagian dari identitas yang dimiliki
oleh para peserta didik, dimana mereka secara sadar atau tidak sadar telah tumbuh, hidup, dan
berkembang bersama Pancasila. Pancasila yang menjadi bagian dari identitas para peserta
didik tentu memiliki peran dalam membentuk karakteristik peserta didik. Karakteristik inilah
yang nantinya akan mempengaruhi seseorang dalam belajar. Hal ini bisa berkaitan dengan
kebutuhan atau gaya belajar yang mereka miliki.

Profil pelajar Pancasila yang merupakan salah satu indikator kesuksesan kurikulum
merdeka. Maka dari itu penting bagi guru untuk merancang pembelajaran yang mengarah
kepada kesuksesan yang tentunya juga harus berpihak kepada para peserta didik. Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan terkait dengan relevansi identitas dan entitas Pancasila dan
penerapannnya dalam pendidikan abad 21. Hal pertama yang pasti bisa dilakukan adalah
dengan merancang pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Penting bagi guru untuk
mengetahui karakteristik siswa di kelas. Hal ini bisa dilakukan dengan asesmen diagnostik
pada awal pembelajaran yang akan membantu para guru untuk mendapatkan informasi terkait
peserta didik. Kegiatan berdoa bersama sebelum memulai pelajaran merupakan salah satu
contoh kegiatan yang bisa dilakukan dan mengacu la kepada poin profil pelajar Pancasila
yaitu bertakwa kepada ketuhanan yang maha esa.
Penghayatan identitas dan entitas Pancasila tentunya akan memiliki level yang
berbeda bagi para peserta didik, maka dalam hal ini, guru seharusnya bisa mengarahkan para
peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya tentang identitas Pancasila yang melekat
pada diri mereka. Ketika peserta didik bisa menghayati identitas yang mereka miliki yaitu
identitas Pancasila, maka cita-cita pendidikan dimana peserta didik tidak hanya baik dalam
segi kognitif namun juga perilaku bisa tercapai. Dengan kolaborasi dari semua pihak, hal
yang sulit akan menjadi lebih mudah dan tidak menutup kemungkinan bisa tercapai.

2. Bagaimana mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang


berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21?

Pendidikan dan pengajaran tidak lagi berfokus pada kecakapan 4C, tetapi kecakapan 6C.
Keenam kecakapan itu yakni character (karakter), citizenship (kewarganegaraan), cricital
thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi, dan communication
(komunikasi). Assoc. Prof. Suzanne Choo ShenLi dari National Instutude of Education pada
webinar bertajuk “From 4Cs to 6Cs: What Should Teachers Know and Prepare for Successful
Language Learning in the 21st Century” yang dilakukan oleh SEAMEO QITEP in Language
(SEAQIL), memberikan pandangan bahwa penguasaan dua keterampilan interpersonal, yakni
karakter (character) dan kewarganegaraan (citizenship) penting bagi siswa. “Kini kita berada
pada era hiper-globalisasi. Pemerintah dan pemangku kebijakan sadar bahwa siswa perlu
bersiap menjadi warga global. Jika kita hanya melatih siswa dengan 4C, mereka tidak akan
memiliki karakter. Oleh karena itu, karakter dan kewarganegaraan menjadi landasan atau
nilai penting dari kecakapan abad ke-21.” Salah satu ciri dari implementasi kecakapan 6C
dalam pengajaran di abad ke-21 adalah munculnya aspek humanis dalam pendidikan, seperti
pendidikan dan kurikulum yang berpusat pada nilai dan karakter, tidak lagi hanya berfokus
pada penguasaan materi mata pelajaran.

Implementasi peningkatan kecakapan hidup abad 21 erat kaitannya dengan


implementasi dalam profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila adalah perwujudan
pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang menjadi
pendidikan abad ke-21 ini menekankan pada pembelajaran yang berpihak kepada peserta
didik dalam penghayatan terhadap entitas dan identitas bangsa Indonesia, agar bangsa
Indonesia memiliki pedoman dan pandangan hidup yang berlandaskan pada nilai- nilai
Pancasila dan mengatasi ancaman pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat dan tak terbatas. Selain itu profil pelajar Pancasila juga menciptakan sumber
daya manusia yang berkuliatas dengan membekali peserta didik berupa kecakapan-
kecapakan yang dibutuhkan pada abad ke-21. Enam dimensi dalam profil pelajar Pancasila
yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, 2) berkebhinekaan
global, 3) bergotong royong, 4) mandiri, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.

Menurut Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 009/H/Kr/2022 tentang
Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka, dimensi
pada profil pelajar Pancasila yaitu: Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan Berahlak Mulia. Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman
tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak
kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

Dimensi Berkebhinekaan Global. Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur,


lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya
lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya
baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari
berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi
interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalaman kebinekaan

Dimensi Bergotong Royong. Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-


royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela
agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari
bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi

Dimensi Mandiri. Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari
kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri

Dimensi Bernalar Kritis Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif
memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara
berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-
elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam
mengambilan keputusan.

Dimensi Kreatif. Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu
yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai