Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mandasari Intan Pertiwi

NIM : 23345354
Prodi : Pendidikan IPS Rombel 5

FILOSOFI PENDIDIKAN
TOPIK 4
AKSI NYATA

Pertanyaan :
Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan
pemahaman tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan
Abad ke-21 dengan mengacu pada panduan berikut:
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas
dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan
yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak
pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
Jawab :
1. Entitas adalah sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, yang tidak harus
dalam bentuk fisik. Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki ciri khas tersendiri
yaitu adanya keberagaman nilai yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Identitas adalah
refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses
sosialisasi. Pancasila berfungsi sebagai Identitas bangsa Indonesia, maksudnya adalah
pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia menunjukkan adanya ciri khas yang berbeda dari
bangsa lain karena seluruh masyarakat berpedoman pada nilai-nilai yang terkandung di dalam
sila pancasila untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut, Pancasila juga digunakan sebagai dasar filosofis pendidikan
pada umumnya dan pendidikan agama di Indonesia, yang berkontribusi bagi kesatuan hidup
berbangsa dalam kemajemukan Indonesia. Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar pengembanga
paradigma pendidikan untuk melestarikan kemajemukan budaya, agama, ras dan suku di
tengah tantangan dan ancaman keterpecahan hidup berbangsa. Penerapan Pancasila sebagai
entitas dan identitas bangsa dalam pendidikan dapat diwujudkan sebagai Pendidikan yang
Berpihak pada peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21 melalui program Profil Pelajar
Pancasila di sekolah. Profil Pelajar Pancasila. Namun pada kenyataannya terdapat berbagai
tantangan dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21, tantangan-tantangan tersebut diantaranya adalah :
a. Kurang maksimalnya peran, dan perhatian orang tua dalam pendidikan anak.
Tantangan pertama dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada
Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 yang telah diajarkan di sekolah adalah kurang
maksimalnya peran, dan perhatian orang tua dalam pendidikan anak. Suciati dalam Heriyani
(2010) berpendapat bahwa orang tua adalah pendidik pertama yang ditemui anak di rumah,
karena sebelum anak mengenal pendidikan di sekolah formal orang tualah yang
memperkenalkan pendidikan pada anak mereka. Dalam keluarga ayah dan ibu (orang tua)
adalah merupakan pendidik alamiah karena pada masa awal kehidupan anak, orang tualah
yang secara alamiah dapat selalu dekat dengan anak-anaknya. Oleh karena itu, Orang tualah
yang seharusnya paling berkewajiban untuk mendidik anak mereka. Akan tetapi tugas orang
tua tersebut kemudian sebagian terpaksa dilimpahkan kepada orang lain yang disebut guru,
dosen, atau ustadz atau dilimpahkan ke Sekolah.
Dari sini terkadang orang tua lupa untuk ikut terlibat dalam memberikan perhatian
pendidikan kepada anak karena sudah menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada
sekolah. Akibatnya, anak kurang mendapatkan bimbingan, perhatian dan pendidikan dari
orang tua terutama saat mereka berada di rumah atau di luar sekolah. Karena kurangnya peran
dan perhatian orang tua dalam pendidikan anak tersebut, dan sikap orang tua yang hanya
fokus terhadap perkembangan kognitif atau pencapaian hasil nilai ujian semata anak-anaknya
dapat mengakibatkan kurang maksimalnya penanaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila
sebagai karakter dalam pendidikan anak yang telah diajarkan di sekolah mereka.
b. Pengaruh lingkungan pergaulan peserta didik
Tantangan kedua dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada
Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 yang telah diajarkan di sekolah adalah pengaruh
lingkungan pergaulan peserta didik. Oleh karena itu lingkungan pergaulan anak atau peserta
didik sangatlah mempengaruhi dalam pembentukan karakter anak sehingga hal ini termasuk
menjadi tantangan dalam penghayatan Pancasila dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila
yang
telah diajarkan di sekolah.

c. Akses Teknologi dan Informasi yang sangat mudah dan luas.


Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi juga ikut berkembang dengan begitu
pesatnya. Semua informasi yang ingin diketahui dapat diakses dengan sangat mudah melalui
internet oleh orang dari segala usia. Apabila disalah gunakan oleh anak-anak maka hal
tersebut dapat menyebabkan anak-anak kurang memiliki tata karma dan
sopan santun dalam berperilaku. Maka, dalam pendidikan perlu membiasakan peserta didik
untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, hendaknya guru berkerja sama
dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam mengakses informasi
khususnya dari dunia digital.

2. Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dapat diterapkan dalam ekosistem sekolah (kelas) melalui program Profil Pelajar
Pancasila yang di wujudkan dalam Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari 6 dimensi yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila, meliputi:
Profil pelajar pancasila yaitu profil atau karakteristik peserta didik yang memahami nilai-nilai
pancasila. Dalam hal ini terdapat 6 aspek yang terkandung dalam profil pelajar pancasila yaitu :
a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia
Maksudnya peserta didik di Indonesia harus memahami dan mampu menerapkan akhlak
agama, akhlak pribadi, akhlak kepada sesame manusia dan akhlak dalam bernegara.
b. Berkebhinekaan global
Maksudnya Dalam hal ini berarti pelajar Pancasila harus mampu mempertahankan nilai-
nilai luhur, kearifan lokal dan identitas bangsa. Namun disisi lain tetap memiliki
wawasan dan keterampilan global dan mampu terbuka untuk berinteraksi dengan budaya
lain. Sehingga diharapkan akan muncul rasa kebanggan dan cinta tanah air, secara
bersamaan memupuk rasa saling menghargai budaya lain secara positif.
c. Bergotong royong
Maksudnya yaitu budaya berkolaborasi, kepedulian, berbagi dan secara sukarela
menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama agar bisa tuntas dengan cepat dan
lancar merupakan cerminan dari identitas masyarakat Indonesia yang perlu dilestarikan
kepada generasi muda.
d. Mandiri
Maksudnya setiap peserta didik mampu bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran
yang dijalaninya, sadar atas kemampuan diri, dapat mengendalikan emosi, mampu
mengatur pikiran dan perasaan untuk mencapai tujuan.
e. Bernalar kritis
Maksudnya peserta didik mampu menunjukan secara objektif dalam memproses
informasi dan bisa memberikan alternatif pemecahan masalah, mengelaborasi berbagai
informasi, menganalisis, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
f. Kreatif
Peserta didik yang kreatif, berarti mampu menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan memiliki dampak positif.

Anda mungkin juga menyukai