Anda di halaman 1dari 5

TOPIK 4 - AKSI NYATA – PANCASILA BAGI SAYA

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


Siti Muniroh
PPG Prajabatan Gelombang 2 - Geografi
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Petunjuk Penugasan:
Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal
untuk menguatkan pemahaman tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dengan mengacu pada
panduan berikut:
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila
sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21.
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21
di ekosistem sekolah (kelas).

Jawaban:
Tulisan Reflektif Saya

Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia


Setiap orang Indonesia lahir dan bertumbuh di dalam pengalaman dan
pergulatan hidup bersama di tengah masyarakat Indonesia yang multikultural-
religius. Salah satu karakter bangsa Indonesia adalah kebhinekaan (diversity)
dalam suku, ras, agama, budaya dan kearifan lokal. Masyarakat Indonesia hidup
tersebar di wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, suku, dan wilayah
yang dikelilingi laut. Untuk menjadi bangsa yang tetap bersatu dan berkembang,
ada kebutuhan untuk selalu melestarikan kemajemukan, menjaga persatuan,
menumbuhkan persaudaraan, menguatkan kesetiakawanan dan menegaskan
identitas bangsa yang majemuk. Setiap warga Indonesia berperan dalam menjaga
dan mengembangkan nilai-nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas,
genuitas, dan dialogalitas demi keutuhan dan penegasan identitas bangsa.
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multikultural ini, pendidikan
mempunyai peran penting dalam melestarikan keragaman di Indonesia, menjaga
kesatuan, memelihara keharmonisan, dan mengembangkan kualitas ke-
Indonesiaan. Pancasila yang memuat lima sila sebagai kesatuan merupakan
identitas bangsa Indonesia. Nilai-nilai kemanusiaan yang termuat dalam sila-sila
Pancasila merupakan pondasi filosofis pengembangan hidup bersama di bidang
politik, sosial, budaya dan pendidikan di Indonesia.
Profil Pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang
mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para
pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Pelajar
Pancasila ini merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang
hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, dengan enam ciri utama yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif.
1. Tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21
Dalam Pancasila memuat 5 sila yang menjadi pedoman bagi Bangsa
Indonesia dalam bermasyarakat, bersikap, dan bertingkah laku. Pancasila
terbentuk dari nilai luhur bangsa Indonesia yang memiliki beragam
kebudayaan. Indonesia diciptakan dengan berbagai keberagaman, diantaranya
budaya, bahasa, agama, suku, ras, dan adat istiadat. Keberagaman yang ada
ditanamkan pada peserta didik melalui profil pelajar Pancasila, dengan
pembiasaan di dalam keluarga dan dalam ranah pendidikan. Kurikulum
merdeka dalam prosesnya menanamkan unsur-unsur yang harus diterapkan
untuk membentuk peserta didik berlandaskan pada profil pelajar pancasila.
Untuk mewujudkan hal tersebut dalam pelaksanaannya banyak tantangan yang
dihadapi dalam menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia, diantaranya yaitu:
• Adanya potensi konflik sosial yang dapat memecah belah persatuan bangsa
Indonesia atas dasar keberagaman, seperti keragaman agama, kepercayaan,
ras, suku, dan budaya yang dimiliki oleh peserta didik tentunya akan
mempengaruhi karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing peserta
didik. Tetapi tentu saja hal tersebut bisa menjadi alat pemersatu bangsa
Indonesia, jika suatu pendidikan berjalan dengan yang diharapkan sesuai
tujuan Pendidikan Nasional.
• Cepatnya perubahan serta arus informasi akibat dari arus globalisasi yang
semakin pesat memudahkan peserta didik pada abad ke-21 ini untuk
mengakses berbagai macam informasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi,
pendidikan, seni, dan budaya sehingga perlu dibina dan diarahkan ke hal-hal
yang positif.
• Adanya pengaruh budaya dari luar yang dirasa tidak sesuai dengan
kehidupan masyarakat dan kebudayaan bangsa Indonesia.
• Kebudayaan yang terkadang dipandang menjadi hal yang kolot dan tidak
sesuai dengan pemikiran saat ini. Untuk itu, dalam memberikan pemahaman
atau penanaman profil pelajar pancasila dalam Pendidikan, guru harus dapat
mengemasnya dengan apik dan menarik.
• Kemajuan teknologi membawa dampak yang baik dan buruk bagi
perkembangan anak, baik secara kognitif, psikososial, maupun emosional.
Untuk itu orang dewasa berperan penting dalam memberikan arahan dan
pengawasan terhadap anak.
• Kurangnya kesadaran guru setiap mata pelajaran untuk menerapkan enam
dimensi Profil Pelajar Pancasila serta mengaitkan materi pembelajaran
dengan kearifan lokal dan budaya sekitar yang dimiliki oleh peserta didik.
• Munculnya pikiran intoleran di jejaring sosial yang dapat mengganggu
persatuan dan kesatuan.
2. Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta
Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem SMAN 74 Jakarta
Pancasila merupakan salah satu fondasi nasional dari keutuhan dan jati
diri bangsa Indonesia. Memahami nilai-nilai Pancasila yang meliputi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kemasyarakatan dan keadilan, merupakan
hal yang harus dilaksanakan dalam keluarga dan dilanjutkan di lingkungan
sekolah, agar manusia Indonesia menjadi manusia Pancasila sejati yang
beriman kepada Tuhan, menghormati setiap manusia, dan adil.
Penerapan atau penanaman Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila di sekolah yaitu dengan
menjadikan Pancasila menjadi sesuatu yang praktis dan aplikatif. Kebiasaan ini
bisa diimplementasikan dalam berbagai bidang, aktivitas, dan metode yang
berbeda. Salah satunya Profil Pelajar Pancasila dikemas sedemikian rupa
sehingga mengintegrasikan Pancasila sebagai satu kesatuan dan identitas.
Pencapaian ini tentunya dilakukan secara terus menerus dan semua elemen
sekolah berpartisipasi dan berperan aktif. Penanaman Profil Pelajar Pancasila
di SMA Negeri 74 Jakarta sudah disesuaikan dan diterapkan menjadi
kebudayaan atau pembiasaan di sekolah, seperti:
• Penghayatan sila pertama Pancasila serta perwujudan Profil Pelajar
Pancasila dimensi beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia dengan kegiatan kerohanian seperti tadarus membaca Al-
Quran bagi yang beragama Islam dan Ibadah pagi bagi yang beragama
Kristen dan Hindu. Kemudian memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa bersama sesuai dengan agama dan
keyakinan masing-masing peserta didik, mengucapkan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang selalu diberikan kepada seluruh
warga sekolah, menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati
antar warga sekolah, dan melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin
dan hari-hari nasional untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.
• Penghayatan sila kedua Pancasila serta perwujudan Profil Pelajar Pancasila
dimensi Berkebhinekaan global dengan membiasakan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar ketika berkomunikasi dengan warga sekolah,
menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati setiap
keberagaman baik agama, kepercayaan, ras, suku dan budaya yang dijumpai
di lingkungan sekolah serta mengaitkan materi pembelajaran dengan
kebudayaan yang dimiliki peserta didik.
• Penghayatan sila ketiga dan keempat Pancasila serta perwujudan Profil
Pelajar Pancasila dimensi Gotong Royong dengan menghargai setiap
perbedaan pendapat, melaksanakan piket harian untuk menjaga kebersihan
lingkungan kelas dan sekolah, melaksanakan tugas kelompok secara
kolaboratif dan kooperatif serta menumbuhkan rasa empati untuk
meningkatkan kepedulian antar sesama peserta didik.
• Penghayatan sila keempat Pancasila serta perwujudan Profil Pelajar
Pancasila dimensi Mandiri dengan diskusi mengungkapkan pendapatnya di
hadapan teman-temannya tanpa menyinggung pendapat temannya,
mengembangkan potensi dan bakat dalam diri masing-masing peserta didik,
dan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan usaha sendiri dan
dikumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
• Penghayatan sila kelima Pancasila serta perwujudan Profil Pelajar Pancasila
dimensi Bernalar kritis dengan kegiatan menganalisis suatu permasalahan
disertai dengan menarik kesimpulan dan merumuskan solusi untuk
memecahkan masalah tersebut, mengambil keputusan yang didasarkan pada
fakta dari sumber-sumber terpercaya, dan melakukan refleksi pada diri
masing-masing peserta didik di setiap akhir pembelajaran.
• Penghayatan nilai-nilai Pancasila serta perwujudan Profil Pelajar Pancasila
dimensi Kreatif dengan menciptakan suatu gagasan dan karya yang orisinal,
mengekspresikan potensi dan bakat peserta didik dalam proses
pembelajaran, dan memanfaatkan limbah atau barangbarang bekas yang
dapat disajikan sebagai media pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai