Oleh :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat serta hidyah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah ikut berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca semuanya. Semoga makalah ini bisa memberikan dampak
positif bagi kami dan juga para pembaca serta mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini, kami merasa bahwa masih banyak sekali
kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH ............................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 1
1.3 TUJUAN MASALAH ............................................................................................................ 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
2.1 KARAKTERISTIK METODE PEMBELAJARAN............................................................... 2
2.2 MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN .............................................................. 3
BAB III ................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN
A. Model Pembelajaran Pengertian Model Pembelajaran Langsung Pembelajaran
langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru
mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada
peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh
guru. (Depdiknas, 2010: 24). Menurut Killen dalam depdiknas (2010: 23)
pembelajaran langsung atau Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik
pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid
secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab)
yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini
berpusat pada guru, dalam hal ini guru menyampaikan isi materi
pelajarandalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para
peserta didik, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik.
1. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN LANGSUNG
3
3. Penyelidikan autentik. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen
(jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan
4. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran berdasarkan
masalah menuntut siswa untuk menghasilkan prodik tertentu dalam
bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.
5. Kolaborasi. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara
berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak
peluang untuk berbagi inquiri dan dialog untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
4
pengalaman dan kejadian yang dekat dengan siswa sebagai sarana untuk
memahamkan persoalan matematika. (Depdiknas, 2010: 7). Anwar (2010)
menyatakan bahwa PMRI adalah satu pendekatan pembelajaran
matematika yang coba menggunakan pengalaman dan lingkungan siswa
sebagai alat bantu mengajar primer. Supinah (2008: 15-16) menyatakan
bahwa PMRI adalah “suatu teori pembelajaran yang telah dikembangkan
khusus untuk matematika. Konsep matematika realistik ini sejalan dengan
kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan matematika di Indonesia yang
didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman siswa
tentang matematika dan mengembangkan daya nalar”
KARAKTERISTIK PMRI
5
proses pembelajaran. Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran
matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu
konsep matematika secara bersamaan. (Treffers dalam Wijaya 2011: 21)
6
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Istilah pembelajaran kooperatif
dalam pengertian bahasa asing adalah cooperative learning. Menurut
Saputra dan Rudyanto (2005: 49) Pada hakekatnya, metode pembelajaran
kooperatif merupakan metode atau strategi pembelajaran gotong-royong
yang konsepnya hampir tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran
kelompok. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode pembelajaran
kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan
dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan
prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Pembelajaran
kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada
siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya
7
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran
kooperatif sebagaimana dikemukakan Slavin (2008: 26-27), Yaitu:
1) Tujuan Kelompok; Cooperative learning menggunakan tujuantujuan
kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan
kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria
yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan
individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan
antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling
peduli.
2) Pertanggungjawaban Individu; Keberhasilan kelompok tergantung dari
pembelajaran induvidu dari semua anggota kelompok.
Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas pada
aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar.
Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap
anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara
mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya
. 3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan; Cooperative
learning menggunakan metode skoring yang mencangkup nilai
perkembangan berdasarkan peningkatkan prestasi yang diperoleh siswa
dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap
siswa baik yang berprestasi rendah, sedang atau tinggi sama-sama
memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik
bagi kelompoknya.
8
4. Metode Team Assisted Individualization (TAI)
Team Assisted Individualization (TAI) menurut Suyitno, suatu metode
pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar
belakang cara berfikir yang berbedabeda untuk saling membantu terhadap siswa
lain yang membutuhkan bantuan. Metode Team Assisted Individualization adalah
salah satu jenis pembelajaran kooperatif (cooperativve learning). Frase Team
Assisted Individualization dapat diterjemahkan sebagai “Bantuan Inividual Dalam
Kelompok (BIDaK) dengan KARAKTERISTIK bahwa tanggungjawab belajar
adalah pada siswa sehingga siswa harus membangun pengetahuan dan tidak
menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi dari guru adalah negosiasi
dan bukan imposisi-instruksi. Sintaks BidaK menurut Slavin adalah membuat
kelompok heterogen dan memberikan bahan ajar berupa modul, siswa belajar
kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual
, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, penghargaan
kelompok dan refleksi serta tes formatif.
5. Metode Brainstorming
a. Pengertian Metode Brainstorming Brainstorming merupakan bentuk dari
pengembangan metode diskusi.Model diskusi banyak dikembangkan menjadi
Metode pembelajaran baru salah satunya yaitu metode Branstorming.Diskusi
adalah membahas suatu masalah oleh sejumlah anggota kelompok, setiap
anggota kelompok bebas untuk menyumbangkan ide, saran, pendapat, informasi
yang dimiliki, dan gagasan.Setiap anggota bebas untuk menanggapi, didukung,
atau bahkan tidak sepihak.Sedangkan dalam metode Brainstorming semua ide
tau gagasan ditampung oleh ketua kelompok dan hasilnya kemudian dijadikan
peta gagasan.Hasil dari peta gagasan menjadi kesepakatan bersama dalam
kelompok. Menurut Danajaya (2010: 79), brainstorming adalah dirancang untuk
mendorong kelompok mengekspresikan berbagai macam ide dan menunda
penilaian-penilaian kritis. Setiap orang menawarkan ide yang dicatat, kemudian
dikombinasikan dengan berbagai macam ide yang lainnya. Pada akhirnya
kelompok tersebut setuju dengan hasil akhirnya.
9
tepat. NHT ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama
mereka. NHT ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik (Lie, A. 2002: 59). Jadi dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif struktural khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
dalam memperoleh materi yang tercangkup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.
6. Metode Simulasi
Menurut Djamarah (2006:46) metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia
8tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para
ahli psikologi dan pendidikan. Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya
pura-pura saja (dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah;
dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja) Hasibuan dan
Moedjiono (2008: 27). Sedangkan menurut Hamalik dalam Taniredja, dkk (2011: 40)
10
simulasi adalah suatu teknik yang digunakan dalam semua sistem pengajaran,
terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku.
Latihan-latihan ketrampilan menuntut praktik yang dilaksanakan di dalam situasi
kehidupan nyata (dalam pekerjaan tertentu), atau dalam situasi simulasi yang
mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya. Latihanlatihan dalam bentuk
simulasi pada dasarnya berlatih melaksanakan tugas-tugas yang akan dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metode pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan
materi saja, melainkan berfungsi juga untuk pemberian dorongan, pengungkap
tumbuhnya minat belajar, penyampaian bahan belajar, pencipta iklim belajar
yang kondusif, tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong untuk penilaian
diri dalam proses dan hasil belajar, dan pendorong dalam melengkapi
kelemahan hasil belajar.
12
DAFTAR PUSTAKA
A’ La, M. 2010. Quantum Teaching. Jogjakarta: Diva Press.
Anitah S, Dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Di SD. Jakarta :
Universitas Terbuka Anitah, Sri, Dkk. 2009. Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka.
. Anni, Chatarina Tri Dan Achmad Rifa’i. 2009. Psikologi Pendidikan.
Semarang : UPT MKK Unnes
Anwar, A. (2010).” Pendekatan Matematika Realistik; Cara Efektif
Meningkatkan Pemahaman Logika Matematika Siswa”. Makalah
Sepnas FKIP Unsyiah, Banda Aceh.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Arikunto, S.(2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Baharudin Dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar Dan
Pembelajaran. Jogjakarta: AR- Ruzz Media
. Barron, P. 2009. Aktivitas , Permainan Dan Ide Praktik Belajar Di
Luar Kelas . Jakarta : Erlangga.
Dananjaya, U. (2010). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa
Cendekia.
Daryanto.2010.Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Analisis Butir Soal.
Jakarta : Depdiknas. Tersedia:
Http://Teguhsasmitosdp1.Files.Wordpress.Com/2010/05/
Analisis_Soal1.Pdf (6 Nopember 2011).
Depdiknas.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41
Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidika
Dasar Dan Menengah. Jakarta:Depdiknas Haryanto. 2008. Model
Pembelajaran PAKEM Sekolah Dasar.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Dan Pelatihan (2010). Model-Model
Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Dan Pelatihan (2010). Pedoman
Pengembangan Instrumen Hasil Belajar. Jakarta : Depdiknas
Djamarah, S. B. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rineka
Cipta. _____________. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Handayani, 2009, Strategi Belajar Mengajar Dengan ICM,
Http://Pelawiselatan.Blogspot.Com/2009/02/18/Stategi-
Belajaraktif.Html. Diakses Pada Tanggal 3 Oktober 2011.
Hartanto, Y. (2008). Pendekatan Matematika Realistik . Jakarta :
Depdiknas
13
Hasibuan, J.J Dan Moedjiono. (2008). Proses Belajar
Mengajar.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Http://Www.Google.Com. Zain (2010:86) Langkah-Langkah
Pembelajaran Diskusi. 14 Januari 17:59
Isjoni. 2010. Cooperativelearning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung:Alfabeta.
______. (2009). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan
Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta
______. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antara Pserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Belajar
______. 2011. Cooperative Learning.Bandung : Alfabeta.
Jihad, A. Dan Abdul, H. (2010). Evalusai Pembelajaran. Jakarta: Multi
Press.
Lie, A. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
_____. 2010. Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative
Learning Di Ruang-Ruang Kelas ). Jakarta : Gramedia
Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Maryati, 2010, ’’Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Indeks Card Match Pada Siswa Kelas IV SDN
Tangkil Kulon Kec Kedungwuni Kab. Pekalongan’’, Skripsi Pada
PS PGSD FKIP UMP Tidak Diterbitkan.
Muhaimin, Dkk.2010. Manajemen Pendidikan Pendidikan Aplikasinya
Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah Atau
Madrasah.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Muslisch, M. (2009). Melakukan PTK Itu Mudah. Jakarata: Bumi
Aksara
Nalole, M. (2008, September). Pembelajaran Pengurangan Pecahan
Melalui Pendekatan Realistik Di Kelas V Sekolah Dasar.
INOVASI [Naskah], 5,12.
Nurkanacana,W., Dan Sumartana, (1986). Evaluasi Pendidikan,
Surabaya: Usaha Nasional.
Parera, D.J. (1991).Belajar Mengemukakan Pendapat.Jakarta: Erlangga.
Purwanto, N. (2010). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi
Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Raharjo. (2005). Cooperative Learning.Jakarta.
Rayon 140. (2010). .Modul PLPG Guru Kelas SD. Purwokerto: UMP
Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan
Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta
14