Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran


yang di ampu oleh Dr. H. Maman Abdurahman Saepulrahman, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 7
Alifa Aulia Salsabila 2004443
Putri Rohanah Nurjehan 2006476
Mella Sovianti 2010361
Lidia Oktaviani 2010362
Salma Aulia Kahlila 2003869

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran dengan judul
“pendekatan dan model pembelajaran”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Bandung, 22 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
BAB 1 ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2
BAB 2 ............................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pendekatan dan Model Pembelajaran.............................................................. 3
2.1.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran ............................................................................................ 3
2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran ...................................................................................................... 4
2.2 Jenis-jenis Pendekatan dan Model Pembelajaran .............................................................. 4
2.2.1 Jenis-jenis Pendekatan ...................................................................................................................... 4
2.2.2 Jenis-jenis Model Pembelajaran ...................................................................................................... 6
2.3 Strategi Pendekatan dan Model Pembelajaran .................................................................10
2.3.1 Pengertian Strategi .......................................................................................................................... 10
2.3.2 Jenis Strategi Pendekatan dan Model Pembelajaran ................................................................... 11
2.4 Metode Pembelajaran ........................................................................................................13
2.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran .................................................................................................. 13
2.4.2 Macam-macam Metode Pendekatan dan Model Pembelajaran.................................................. 14
BAB 3 ............................................................................................................................. 21
PENUTUP ...................................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................21
3.2 Saran ..................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen system
pembelajaran (Tim pengembangan kurikulum, 2011:190). Learning is a process of active
construction; that learning is a social phenomenon, as well as an individual experience;
and that learner differences are resources, not obstacles (Wilson dan Petersen, 2006:1).
Pembelajaran memiliki makna luas dari istilah pengajaran. Kata pengajaran mengandung
makna bahwa kegiatan atau prosesnya hanya ada di dalam konteks pengajar dan pembelajar
di kelas secara formal, kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks pengajar dan
pembelajar di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tidak
dihadiri oleh pengajar secara fisik. Di dalam kata pembelajaran ditekankan bahwa kegiatan
belajar pembelajar melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-
sumber belajar agar proses belajar mengajar dapat terlaksana.
Kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam implementasi
kurikulum. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pembelajaran, dapat diketahui
melalui kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran tersebut seorang pengajar sudah seharusnya mengetahui bagaimana membuat
kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran
Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien diperlukan adanya suatu
inovasi untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar
Dalam mengembangkan model-model pembelajaran, seorang pengajar harus tahu apakah
yang dimaksud dengan model pembelajaran, dan pola-pola apa pembelajaran yang ada,
kemudian apakah ciri-ciri model pembelajaran yang dapat diterima secara umum, serta
bagaimana menerapkan model-model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. (Tim
Pengembangan kurikulum, 2011:198).
Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendekatan, strategi,
dan model pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan kepada
guru untuk dapat memilah, memilih, dan menetapkan dengan tepat metode pembelajaran
yang akan digunakan dalam pembelajaran.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan, model, strategi dan metode pembelajaran?
2. Apa saja jenis-jenis pendekatan?
3. Apa saja jenis-jenis model pembelajaran?
4. Bagaimana strategi pendekatan dan model pembelajaran?
5. Bagaimana metode pendekatan dan model pembelajaran?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk menjadi bahan bacaan yang
berkualitas tentang pendekatan, model, strategi dan metode pembelajaran. Manfaat
penulisan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui apa itu pendekatan, model, strategi dan
metode pembelajaran dan apa saja jenis-jenisnya, sehingga kita bisa menentukan tindakan
apa yang akan kita terapkan dalam pembelajaran.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan dan Model Pembelajaran


2.1.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Suprayekti (2004:18) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran
menggambarkan suatu model yang digunakan untuk mengatur pencapaian tujuan
kurikulum dan memberi petunjuk kepada guru mengenai langkah-langkah
pencapaian tujuan itu.
Sedangkan Ahmad Sudradjat (2008) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran
dapat pula diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Menurut Sanjaya (2008:127) “Pendekatan dapat dikatakan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk
pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum”.
Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah
awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian,
yang akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan
perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.
Menurut Sagala (2011:68) pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang
akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu
satuan instruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran sebagai penjelas untuk
mempermudah guru memberikan pelajaran agar siswa lebih mudah dalam
memahami materi ajar yang disampaikan guru dengan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
Pribadi (2010:27) menyatakan pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga
sebagai prosedur yang digunakan guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif
dan efisien. Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan pendekatan pembelajaran
adalah aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran yang efektif, efisien dan
menyenangkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses

3
pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum dan filosofis, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu guna dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran pengelolaan kelas (Arends,
1997:7).
Joyce & Weil (1980:1) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Model pembelajaran adalah pola konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai acuan bagi perancang pengajaran
dan para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis materi yang akan diajarkan,
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, serta tingkat kemampuan atau
kompetensi peserta didik.

2.2 Jenis-jenis Pendekatan dan Model Pembelajaran


2.2.1 Jenis-jenis Pendekatan
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach) Student centered approach (SCA) merupakan pendekatan yang
didasarkan pada pandangan bahwa mengajar dianggap sebagai proses mengatur
lingkungan dengan harapan agar siswa belajar. Kegiatan pembelajaran yang
menggunakan student centered approach menghargai keunikan tiap individu dari
diri setiap anak, baik dalam minat, bakat, pendapat serta cara dan gaya belajar
masing-masing anak. Attrad, dkk (2010) menjelaskan bahwa dalam proses

4
pembelajaran yang menggunakan student centered approach, siswa merupakan titik
pusat dari proses pembelajaran. Guru memulai pembelajaran dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak untuk mengkonstruksikan
pengetahuannya melalui pengalaman belajar, bereksplorasi, memberikan kebebasan
pada anak untuk memilih kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.
Pengertian dari Attard, dkk dapat disimpulkan bahwa student centered approac
adalah pendekatan atau titik tolak tentang suatu proses pembelajaran. Siswa atau
anak berada pada pusat pembelajaran sehingga anak dapat belajar aktif sesuai
dengan minat dan keinginan anak. Anak dapat mengembangkan proses skill
berkomunikasi, pemahaman yang mendalam tentang topic, penelitian serta
pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. Student centered approach dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran di TK.

Richard Felder mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran student


centered approach, siswa dituntut menjadi pelajar aktif, di mana siswa memecahkan
masalah, menjawab pertanyaan, merumuskan pertanyaan mereka sendiri,
mendiskusikan, menjelaskan, debat atau brainstorming, pembelajaran kooperatif,
pengajaran induktif.

Pembelajaran yang menerapkan student centered approach menggunakan


strategi belajar aktif, yang menjadikan anak sebagai pusat dari seluruh kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada anak berupaya memfasilitasi
seluruh aspek perkembangan anak secara optimal dengan penekanan pada aspek-
aspek pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan dan individualisasi
pengalaman belajar melalui kegiatan yang direncanakan oleh anak.

Adapun karakteristik student centered approach menurut Jacobsen, di


antaranya:
1. Siswa atau anak untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran, anak
menentukan sendiri topik atau tema yang akan dipelajari anak. Anak harus
bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran. Anak mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman dari interaksi dengan media atau sumber belajar
dalam proses belajar yang anak laksanakan. Anak diharapkan dapat memperoleh
pengalaman belajar dari proses pembelajaran.

5
2. Guru memandu siswa atau anak dalam proses pembelajaran, guru membuat anak
bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran yang anak rencanakan dan
guru hanya bertugas sebagai fasilitator. Guru dapat menjadi sumber belajar anak
jika anak sudah benar-benar kebingungan.
3. Guru mengajar untuk menekankan pemahaman yang mendalam. Pemahaman
yang mendalam melibatkan proses-proses yang banyak menuntut pemikiran
(thought demanding processes) seperti menjelaskan dan menyelesaikan problem
solving. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktekkan
keterampilan-keterampilan selama berusaha mempelajari konten yang baru.

2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher


centered approach)

Menurut Smith (Sanjaya, 2008:96) teacher centered approach adalah suatu


pendekatan belajar yang berdasar pada pandangan bahwa mengajar adalah
menanamkan pengetahuan dan keterampilan. Pengertian pendekatan yang
berpusat pada guru adalah pendekatan yang menurunkan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Jadi arti pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu
pembelajaran yang menempatkan posisi siswa sebagai objek dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
Pada pendekatan ini, guru menempatkan dirinya sebagai orang yang serba tahu
dan sebagai satu-satunya sumber belajar. Pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada guru memiliki ciri bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran
ditemukan sepenuhnya oleh guru. Lalu peran siswa dalam pendekatan ini, yaitu
hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk atau arahan dari guru. Siswa
hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan
minat dan keinginannya.
2.2.2 Jenis-jenis Model Pembelajaran
a. Model
Model ini memiliki kaitan dengan metode pembelajaran ekspositori, yaitu
penyampaian materi dari guru ke murid dilaksanakan secara langsung melalui
ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab.
Karakteristik model pembelajaran langsung dapat dijelaskan sebagai berikut.

6
1. Siswa mendapatkan keterampilan secara langsung dan segera mendapatkan
pengaruh dari model pembelajaran langsung.
2. Pembelajaran dilakukan dengan berorientasi pada tujuan tertentu.
3. Materi sudah disusun oleh guru.
4. Lingkungan belajar sudah terstruktur dan disusun oleh guru.

Model pembelajaran langsung memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini


juga berlaku pada jenis model pembelajaran lainnya karena jika dikembalikan
pada konsep awal penyusunan model pembelajaran, perancangan kerangka
pembelajaran didasarkan pada kesesuaiannya dengan kondisi guru dan siswa
serta sejalan dengan tujuan yang akan dicapai atau tidak. Ada lima poin
kelebihan model pembelajaran langsung.

1. Guru memiliki wewenang penuh terhadap isi materi yang sudah


disiapkannya sehingga lebih mudah dalam mempertahankan fokus siswa.
2. Model ini dapat diterapkan untuk kelas besar dan kecil.
3. Dapat mendorong siswa lebih terbuka untuk mengungkapkan kesulitan
secara langsung kepada guru.
4. Efektif untuk pembelajaran tentang materi yang terstruktur dengan waktu
terbatas.
5. Efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang
eksplisit kepada siswa yang nilai sekolahnya masih rendah.

Sedangkan kekurangan model pembelajaran langsung diantaranya:

1. Keterampilan siswa sangat bisa berbeda-beda. Model ini bergantung pada


kemampuan siswa mengasimilasi materi melalui kegiatan mendengarkan,
mengamati, dan mencatat
2. Sulit dalam mengatasi perbedaan kemampuan, ketertarikan, dan gaya belajar
siswa
3. Siswa dituntut untuk terlibat secara aktif, sehingga sulit bagi siswa yang lebih
tertarik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal
4. Guru memiliki peran paling esensial dalam proses pembelajaran. Jika guru
menunjukkan sikap tidak kompeten seperti tidak memahami materi atau tidak
komunikatif, kemungkinan terburuk adalah siswa tidak mematuhi kelas,

7
kesulitan dalam memahami materi, dan menghambat kegiatan belajar secara
menyeluruh

a. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Konsep ini memberikan siswa kesempatan untuk belajar dengan salah satu
strategi pembelajaran yaitu penyelidikan dan inkuiri terhadap situasi masalah
yang autentik atau terjadi di kehidupan nyata. Model ini mendorong siswa
untuk menyelesaikan masalah menggunakan kemampuan nalar dan melatih
kemampuan belajar secara independen.

Pembelajaran berbasis masalah ini memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Fokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu.


2. Mendorong untuk menganalisis masalah yang selanjutnya dilakukan
pengembangan hipotesis, melakukan eksperimen, hingga merumuskan
kesimpulan.
3. Mendorong agar hasil pembelajaran adalah karya nyata yang menjelaskan
bentuk dari penyelesaian masalah.

Kemudian kelebihan dari model pembelajaran berbasis masalah ini meliputi:

1. Mendorong siswa menyelesaikan masalah yang realistik dan memiliki


dampak pada kehidupan nyata.
2. Memupuk sifat inkuiri siswa.
3. Mendorong kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah.

Kekurangan model pembelajaran berbasis masalah terdiri dari:

1. Persiapan pembelajaran cenderung kompleks karena belum tentu siswa dan


guru bisa memenuhi alat atau instrumen yang diperlukan dalam proses belajar
2. Hasil pembelajaran bisa menjadi tidak maksimal apabila kesulitan dalam
mencari masalah yang relevan untuk siswa
3. Membutuhkan waktu lebih lama dari periode pembelajaran yang sudah
ditetapkan

8
b. Model pembelajaran kontekstual

Model ini menekankan pada keterkaitan antara materi pelajaran dengan


kehidupan nyata. Kompetensi siswa dinilai berdasarkan kemampuan mereka
dalam menghubungkannya. Berfokus pada ‘bagaimana cara’ siswa
menggunakan pengetahuan baru mereka, model ini lebih mementingkan
strategi belajar daripada hasilnya. Oleh karena berkutat pada kedekatannya
dengan kehidupan nyata, umpan balik diperlukan untuk mengembalikan pada
karakteristik model pembelajaran kontekstual ini.

Komponen utama model pembelajaran kontekstual meliputi:

1. Menggunakan landasan berpikir konstruktivisme yang menekankan


pemahaman siswa secara independen berdasarkan pengetahuan terdahulu.
2. Proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses
berpikir secara sistematis (inkuiri).
3. Pertanyaan pertama yang mendorong jawaban dan pertanyaan-pertanyaan
selanjutnya.
4. Menekankan pada sistem belajar secara berkelompok.
5. Ada model yang menjadi acuan bagi pencapaian kompetensi siswa. Guru
bukan satu-satunya model, tetapi dapat melibatkan siswa atau didatangkan
dari luar.
6. Refleksi yang bisa berupa pertanyaan langsung, jurnal, pesan dan kesan dari
siswa, diskusi secara langsung, atau hasil karya.
7. Penilaian nyata dengan mengukur semua aspek pembelajaran yang terdiri dari
proses, kinerja, dan hasil pembelajaran siswa.

c. Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif ini hampir sama dengan pembelajaran kontekstual


dalam hal membuat siswa dapat bekerja sama dalam satu kelompok. Hanya
saja model ini lebih menekankan pada esensi kerjasama dalam pembelajaran.
Meskipun begitu, model kooperatif ini penting dalam praktik pendidikan
karena selain meningkatkan pencapaian hasil belajar, juga mengembangkan
hubungan antar teman dan kelompok.

9
Ada tiga konsep yang juga merupakan karakteristik model pembelajaran
kooperatif.

• Tujuan kelompok. keberhasilan belajar didasarkan pada performa individu

sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan yang baik dengan


yang lainnya dengan saling mendukung, membantu, dan peduli satu sama lain
• Pertanggungjawaban individu. Meskipun berorientasi pada kelompok, setiap

individu juga harus siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas yang bersifat
individual tanpa bantuan teman sekelompok
• Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan. Menggunakan metode

skoring dimana nilai perkembangan dilandasi oleh peningkatan prestasi yang


diperoleh siswa dari yang terdahulu, siswa memiliki kesempatan untuk
memperoleh nilai secara merata.

2.3 Strategi Pendekatan dan Model Pembelajaran


2.3.1 Pengertian Strategi
Mac Donald dalam haidir dan Salim (2012:99) mendefenisikan strategi sebagai
: The art of carring out a plan skillfully. Strategi merupakan suatu seni untuk
melaksanakan sesuatu secara baik atau terampil.
Zakky Fuad (2002:51) mengatakan, strategi pembelajaran adalah suatu pola
umum perbuatan guru di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan menurut Ahmad Rohani (2004:32) menyatakan strategi pembelajaran
(pengajaran) adalah pola umum tindakan guru-murid dalam manifestasi pengajaran.
Senada dengan pendapat itu, Syaiful Bahri dan Aswan Zain (1996:5)
berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah merupakan pola-pola umum
kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan. Selain itu, J. J. Hasibuan dan Moedjiono
berpendapat bahwa strategi pembelajaran merupakan pola umum untuk
mewujudkan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Oemar Hamalik (1994:79), strategi pembelajaran merupakan pola
umum mewujudkan proses belajar mengajar dan guru maupun anak didik terlibat di
dalamnya secara aktif. Nana Sudjana dalam Ahmad Rohani (2004:34) menyatakan,
bahwasanya strategi pembelajaran (pengajaran) merupakan taktik yang digunakan
pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran), agar dapat

10
mempengaruhi anak didik mencapai tujuan pembelajaran (taktik) secara efektif dan
efisien.
Sementara itu, Kemp dalam Wina Senjaya (2009:215) mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. J.
R David juga dalam Wina Sanjaya menyatakan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih
bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat diahami bahwasannya strategi
pembelajaran merupakan pola-pola tindakan yang digunakan pendidik pada
berbagai ragam event pengajaran dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan
instruksional (tujuan pengajaran yang telah ditentukan). Dengan kata lain konsep
strategi pembelajaran dalam pandangan (pendapat) para ahli tersebut di atas
mengandung pengertian yakni berbagai kemungkinan terhadap apa yang akan
direncanakan dan dilaksanakan seorang pendidik pada proses kegiatan pengajaran
tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
2.3.2 Jenis Strategi Pendekatan dan Model Pembelajaran
a. Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal.
b. Strategi pembelajran inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang
ditanyakan. Proses berpikir ini biasa dilakukan melalui tanya jawab antara guru
dan siswa. SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan
intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social
experience dan equilibration.
c. Strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM)

11
Belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari
asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman. Pada dasarnya, belajar bukan hanya merupakan proses menghafal
sejumlah ilmu dan fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu
dengan lingkungannya. Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan
berkembang secara utuh. Hal ini berarti perkembangan siswa tidak hanya terjadi
pada aspek kognitif, tetapi juga aspek efektif dan psikomotor melalui
penghayatan secara internal akan masalah yang akan dihadapi. Dilihat dari
konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem
pembelajaran.
d. Strategi Pembelajaran Meningkatkan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah
model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir
siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk
memecahkan masalah yang diajarkan.
e. Strategi pembelajaran kooperatif (SPK)
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras
atau suku yang berbeda (heterogen).
f. Strategi pembelajaran kontekstual (CTL)
Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
g. Strategi pembelajran afektif (SPA)
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi
pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai
(value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh
dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian
behavioral.

12
Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa
dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus
menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.

2.4 Metode Pembelajaran


2.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih
dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan
suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan.
Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam
kegiatan pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara
umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur
dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal
dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh
sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode pada
prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam
hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun
keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis,
terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan
ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan
kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber
belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut
diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran
tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk
masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang
tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk
menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran

13
mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi
juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga
belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran
mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka
memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar.
2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan
untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya.
3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam
menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar.
5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas
warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran.
7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari
pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.
2.4.2 Macam-macam Metode Pendekatan dan Model Pembelajaran
1. Metode Konvensional/ metode ceramah
Metode pengajaran dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi
secara lisan kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan
ekonomis, tidak membutuhkan banyak alat bantu. Metode ini mampu digunakan
untuk mengatasi kelangkaan literatur atau sumber rujukan informasi karena daya
beli siswa yang diluar jangkauan. Namun metode ini juga memiliki beberapa
kelemahan dan kelebihan.
A. Kekurangan metode ceramah yaitu:
• Siswa menjadi pasif.
• Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk.
• Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan.

14
• Siswa dengan gaya belajar visual akan bosan dan tidak dapat menerima
informasi atau pengetahuan, pada anak dengan gaya belajar auditori hal
ini mungkin cukup menarik.
• Evaluasi proses belajar sulit dikontrol, karena tidak ada poin pencapaian
yang jelas.
• Proses pengajaran menjadi verbalisme atau berfokus pada pengertian
kata- kata saja.
B. Kelebihan dari metode ini juga ada, antara lain:
• Mendorong siswa untuk menjadi lebih fokus.
• Guru dapat mengendalikan kelas secara penuh.
• Guru dapat menyampaikan pelajaran yang luas.
• Dapat diikuti oleh jumlah anak didik yang banyak.
• Mudah dilaksanakan.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan
belajar pemecahan masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok
atau diskusi kelompok.
A. Kelebihan metode diskusi kelompok ini, sebagai berikut:
• Memberikan pemahaman pada anak didik bahwa setiap permasalahan
pasti ada penyelesaiannya.
• Siswa mampu berfikir kritis.
• Mendorong siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya.
• Mengambil satu atau lebih alternatif pemecahan masalah.
• Mendorong siswa memberikan masukan untuk pemecahan masalah.
• Siswa menjadi paham tentang toleransi pendapat dan juga mendengarkan
orang lain.
B. Kekurangan dari metode diskusi ini yaitu sebagai berikut:
• Cocok digunakan untuk kelompok kecil.
• Tema diskusi terbatas.
• Dikuasai oleh orang orang yang suka berbicara.
• Dibutuhkan penyampaian secara formal dalam berpendapat.
3. Metode Demostrasi

15
Metode demonstrasi digunakan pada pengajaran dengan proses yaitu
menggunakan benda atau bahan ajar pada saat pengajaran. Bahan ajar akan
memberikan pandangan secara nyata terhadap apa yang akan dipelajari, bisa juga
melalui bentuk praktikum. Metode demonstrasi ini memiliki manfaat antara lain
siswa jadi lebih tertarik dengan apa yang diajarkan, siswa lebih fokus dan terarah
pada materi, pengalaman terhadap pengajaran lebih diingat dengan baik oleh
siswa.
A. Kelebihan metode demonstrasi ini, antara lain:
• Siswa bisa memahami secara lebih jelas tentang suatu proses atau cara
kerja.
• Penjelasan menjadi lebih mudah dimengerti.
• Meminimalisir kesalahan dalam menyampaikan materi lisan, karena bukti
konkret bisa dilihat.
B. Kekurangan dari metode demonstrasi ini, yaitu:
• Apabila benda yang didemonstrasikan terlalu kecil, siswa kesulitan dalam
mengamati.
• Jumlah siswa yang terlalu banyak dapat menghalangi pandangan siswa
secara merata.
• Tidak semua materi bisa didemonstrasikan.
• Memerlukan guru yang benar- benar paham, agar bisa
mendemonstrasikan dengan baik.
4. Metode Ceramah Plus
Metode ceramah plus yaitu sistem pengajaran dengan menggunakan ceramah
lisan dan disertai metode lainnya. Metode mengajar ini menggunakan lebih dari
satu metode. Misalnya:
• Metode ceramah plus tanya jawab: Metode ini secara ideal disertai dengan
penyampaian materi dari guru, pemberian peluang pada siswa untuk
bertanya apa yang tidak dimengerti, dan pemberian tugas di akhir
pengajaran.
• Metode ceramah plus diskusi dan tugas: Metode ini dilakukan dengan
memberikan materi secara lisan kemudian disertai dengan diskusi dan
pemberian tugas di akhir sesi.

16
• Metode ceramah plus demonstrasikan dan latihan: Metode ini merupakan
gabungan dari penyampaian materi dengan memperagakan atau latihan
atau percobaan.
5. Metode Resitasi
Metode resitasi merupakan metode mengajar dengan siswa diharuskan
membuat resume tentang materi yang sudah disampaikan guru, dengan
menuliskannya pada kertas dan menggunakan bahasa sendiri.
A. Kelebihan metode resitasi, sebagai berikut:
• Siswa menjadi lebih ingat dengan materi, karena telah menuliskannya
dengan resume.
• Menurut Sayiful Bahri, 2000 siswa menjadi lebih berasa dalam
mengambil inisiatif dan mampu bertanggungjawab.
B. Kekurangan metode resitasi, yaitu:
• Hasil resume yang dilakukan terkadang hanya mencontek pada teman dan
bukan hasil pikirannya sendiri.
• Tugas bisa jadi dikerjakan oleh orang lain.
• Susah mengevaluasi apakah siswa benar- benar memahami hasil tulisan
resumenya sendiri.
6. Metode Percobaan
Metode percobaan merupakan metode pengajaran dengan menggunakan
action berupa praktikum atau percobaan lab. Masing masing siswa dengan ini
mampu melihat proses dengan nyata dan belajar secara langsung.
A. Kelebihan dari metode percobaan ini, yaitu:
• Metode ini membuat siswa merasa bahwa materi yang dipelajari benar
adanya dengan dibuktikan melalui percobaan.
• Siswa dapat mengembangkan diri dengan mengadakan eksplorasi dengan
percobaan percobaan.
• Metode ini akan menghasilkan siswa dengan jiwa peneliti dan suka
mencaritahu dan pengembangan keilmuan dan memberikan kesejahteraan
pada masyarakat.
B. Kekurangan dari metode percobaan ini, yaitu:
• Kekurangan alat seringkali menghambat siswa untuk dapat
bereksperimen lebih.

17
• Eksperimen dilakukan pada jam kelas yang terbatas, sehingga percobaan
yang dapat dilakukan terbatas
• Metode ini cocok untuk beberapa tipe pelajaran saja, seperti biologi,
teknologi, dan lainnya.
7. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar dengan memanfaatkan
lingkungan, lokasi, atau tempat- tempat yang memiliki sumber pengetahuan bagi
siswa. Metode mengajar ini dilakukan dengan pendampingan oleh guru ataupun
orang tua jika usianya masih terlalu muda. Pendampingan dilakukan untuk
menunjukkan sumber pengetahuan yang perlu dipahami oleh siswa. Metode
karya wisata ini bisa dilakukan di tempat tempat sejarah, di alam, atau lainnya.
A. Kelebihan metode karya wisata, antara lain:
• Metode ini merupakan metode modern yang memanfaatkan interaksi
dengan lingkungan nyata.
• Bahan yang dipelajari ketika sekolah, bisa langsung dilihat secara nyata
misalnya bangunan bersejarah.
• Pengajaran dengan metode ini bisa merangsang siswa untuk lebih kreatif.
• Metode pengajan ini sangat menyenangkan dan tidak jenuh.
B. Kekurangan metode karya wisata, antara lain:
• Memerlukan perencanaan yang matang.
• Memerlukan persiapan yang disetujui oleh banyak pihak.
• Seringkali metode belajar ini lebih mengutamakan tujuan rekreasi
daripada tujuan pembelajarannya.
• Membutuhkan biaya yang cukup mahal.
• Memerlukan pengawasan dari pihak guru dan orang tua.
• Keselamatan dan perlindungan menjadi faktor penting.
8. Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan ini merupakan metode mengajar dengan melatih
keterampilan siswa atau soft skill dengan cara membuat, merancang, atau
memanfaatkan sesuatu. Metode ini membutuhkan kreativitas siswa yang tinggi
denganmemanfaatkan suatu bahan menjadi barang yang lebih berguna dan
bermanfaat.
A. Kelebihan metode latihan ketrampilan ini, yaitu:

18
• Metode ini melatih kecakapan motorik dan kognitif anak dengan
menggunakan alat alat dan kemampuan mengolah bahan menjadi ide yang
lebih kreatif.
• Melatih kreativitas seni siswa.
• Melatih fokus, ketelitian, kecepatan dan ketepatan.
B. Kekurangan metode latihan ketrampilan, yaitu:
• Siswa yang tidak memiliki minat akan kesulitan untuk menyesuaikan diri.
• Menghambat bakat siswa yang lainnya, sehingga lebih baik disesuaikan
dengan bakat masing- masing.
• Waktu yang terlalu lama dalam melaksanalan latihan bisa menimbulkan
kebosanan dan kehilangan minat dari siswa.
9. Metode Pemecahan Masalah (Problem Based Learning)
Metode PBL ini dilakukan dalam kelas kecil, siswa diberikan kasus untuk
menstimulasi diskusi kelompok. Kemudian siswa mengutarakan hasil pencarian
materi terkait kasus dan didiskusikan dalam kelompok.
A. Kelebihan metode problem based learning adalah:
• Siswa menjadi lebih aktif dalam mencari materi atau informasi terkait
kasus.
• Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dan berdiskusi.
• Suasana kelas tidak membosankan dan menyita fokus siswa.
B. Kekurangan metode problem based learning, yaitu:
• Metode ini lebih tepat dilakukan dalam kelas kecil dengan jumlah siswa
yang tidak terlalu banyak.
• Perlu adanya trigger atau kasus pemicu yang baik agar diskusi dapat
terarah sesuai tujuan pembelajaran.
• Perlu adanya mentor atau pembimbing yang bertugas meluruskan alur
diskusi.
• Diskusi bisa berjalan terlalu panjang lebar pada satu topik bahasan dan
memakan waktu apabila semua siswa berpendapat pada satu topik.
• Pendapat siswa mungkin sama atau mirip yang seharusnya sudah tidak
perlu disampaikan lagi.
10. Metode Perancangan

19
Metode perancangan merupakan metode mengajar dengan merangsang siswa
untuk mampu menciptakan atau membuat suatu proyek ayang akan dipraktekkan
atau akan diteliti.
A. Kelebihan metode ini yaitu:
• Membangun pola pikir kritis dan kreatif siswa sehingga lebih luas dan
mampu memecahkan masalah.
• Metode ini mengasah siswa untuk dapat mengintegrasikan pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan secara terpadu dan berguna nyata dalam kehidupan
sehari hari.
B. Kekurangan metode perancangan ini yaitu:
• Kurikulum yang ada belum menunjang metode pengajaran ini. Metode ini
hanya bisa dipelajari atau diperoleh ketika ada event perlombaan.
• Dibutuhkan bimbingan dari guru yang khusus dalam melakukan
perencanaan dan pelaksanaan
• Membutuhkan fasilitas dan sumber yang mendukung pelaksanaan.

20
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suprayekti (2004:18) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran menggambarkan
suatu model yang digunakan untuk mengatur pencapaian tujuan kurikulum dan memberi
petunjuk kepada guru mengenai langkah-langkah pencapaian tujuan itu.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran pengelolaan kelas (Arends, 1997:7).
Jenis-jenis pendekatan diantaranya :
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach).
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).

Model- model pembelajaran, diantaranya :

1. Model.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
3. Model pembelajaran kontekstual.
4. Model pembelajaran kooperatif.

Jenis strategi pendekatan dan model pembelajaran, yaitu :

1. Strategi pembelajaran ekspositori.


2. Strategi pembelajran inkuiri (SPI).
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM).
4. Strategi Pembelajaran Meningkatkan Kemampuan Berpikir (SPPKB).
5. Strategi pembelajaran kooperatif (SPK).
6. Strategi pembelajaran kontekstual (CTL).
7. Strategi pembelajran afektif (SPA).

21
Macam-macam metode pendekatan dan model pembelajaran, diantaranya :

1. Metode Konvensional/ metode ceramah.


2. Metode Diskusi.
3. Metode Demostrasi.
4. Metode Ceramah Plus.
5. Metode Resitasi.
6. Metode Percobaan.
7. Metode Karya Wisata.
8. Metode Latihan Keterampilan.
9. Metode Pemecahan Masalah (Problem Based Learning).
10. Metode Perancangan.

3.2 Saran

Pada dasarnya ada banyak pendekatan dan model pembelajaran yang bisa
digunakan oleh seorang tenaga pendidik (guru), tidak harus terpaku dengan
pendekatan dan model-model pembelajaran yang sudah ada, guru sebaiknya mampu
mengembangkan pendekatan dan model pembelajrannya sendiri yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didiknya sehingga dalam proses pembelajaran bisa berjalan
dengan baik, lancer dan efisian serta efektif.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2017). Pendekatan Dan Model Pembelajaran. Edureligia, 01(01), 45–62.

Akhmad Sudrajat. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model
Pembelajaran.2017. universitas pendidikan Indonesia

Djalal, F. (2017). Optimalisasi Pembelajaran Melalui Pendekatan, Strategi, dan Model


Pembelajaran. Jurnal Dharmawangsa, 2(1), 31–52.

Fadilla Putri, Dewi, K., & Djumadiono. (2014). Pengaruh Penerapan Pendekatan Scaffolding
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Profit, Volum 1, Nomor 01, 1(1), 63–77.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jp/article/view/5514

Festiawan, R. (n.d.). Belajar dan Pendekatan Pembelajaran. Retrieved September 17, 2021,
from Academia:

Hatimah, I. (2012, Maret 8). Direktorat File UPI. Retrieved September 17, 2021, from
file.upi.edu:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195404021980112
001-
IHAT_HATIMAH/Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik_dan.pdf

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/65939887/BELAJAR_DAN_PENDEKATAN_PEMB
ELAJARAN-with-cover-page-
v2.pdf?Expires=1631879463&Signature=YXNtzvtlekDOrJUtuoIDHBZFeWc903Xvr
8Fg9l-hQNy-I7n7SBLYAW85w8lLfPX1SPRdExWme-
ujeeFBHM7H4qu3MbHbOCgi-OU-8L~TZfGS1j9U-BJdZL6S

KBM EFEKTIF. (2010, Desember 31). KBM EFEKTIF. Retrieved September 17, 2021, from
kbmefektif.wordpress.com: https://kbmefektif.wordpress.com/2010/12/31/teacher-
centered-approach/

Satria, A. (2016, Juni 2). Materi belajar. Retrieved September 17, 2021, from
materibelajar.id: https://www.materibelajar.id/2016/06/2-jenis-pendekatan-
pembelajaran-dan.html

Yusni, A. (2018). BAB II. Retrieved September 17, 2021, from eprints.uny.ac.id:
https://eprints.uny.ac.id/9793/2/BAB%202%20-%2008111241002.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai