Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kurikulum Pendidikan Kejuruan

OLEH :
DANDI SUPRIADI ( ACE 116 005 )

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang telah memberikan kemudahanknju dan petu dalam penyusunan Makalah ini.
Sholawat dan sala tetap tercurahkan kepada kekasih-Nya tercinta suri tauladan kita semua Rasulullah
SAW., keluarganya, para sahabat, dan seluruh kaum muslimin yang mengikuti sunnahnya sampai
akhir hayat.

Selain itu dalam penulisan Makalah ini penulis merasa berhutang budi kepada berbagai pihak
terutama kepada dosen pengampu Dr. Debora M.Pd yang telah memberikan materi dan lain - lain
dengan penuh sabar dan iklas atas bimbingan tersebut penulis tidak dapat membalas berupa apapun
kecuali mengucapkan terimah kasih.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini tentunya disana-sini masih terdapat
kelemahan ataupun kekurangan maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
pihak manapun demi kesempurnaan makalah ini, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya, 15 Mei 2020

Penulis

2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................................4
Pendahuluan......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................4
1.3 Manfaat Penulisan...................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................5
Pembahasan...................................................................................................................................5
2.1 Landasan Teori............................................................................................................................5
2.1.1 Konsep Dasar Pembelajaran.................................................................................................5
2.2.1 Landasan konsep pembelajaran............................................................................................5
2.2 Komponen Pembelajaran.............................................................................................................6
2.2.1 Tujuan pendidikan.........................................................................................................6
2.2.2 Peserta didik...................................................................................................................6
2.2.3 Guru/pendidik disekolah................................................................................................7
2.2.4 Orang tua dan lingkungan masyarakat...........................................................................7
2.2.5 Interaksi edukatif pendidik dan anak didik....................................................................8
2.2.6 Isi Pendidikan................................................................................................................8
2.3 Prinsip Pembelajaran...................................................................................................................9
2.3.1 Perhatian dan motivasi..........................................................................................................9
2.3.2 Keaktifan..............................................................................................................................9
2.3.3 Keterlibatan langsung/berpengalaman..................................................................................9
2.3.4 Pengulangan........................................................................................................................10
2.4 Macam – macam Pembelajaran...........................................................................................10
2.4.1 Strategi pembelajaran.........................................................................................................10
2.4.2 Pendekatan Pembelajaran...................................................................................................11
2.4.3 Model Pembelajaran...........................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................................13
Penutup............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................14

3
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan,
bahan pelajaran, alat, siswa dan guru.Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan.Seperti telah kita ketahui
bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan
tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi itu telah dirumuskan dalam kurikulum yang
berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam  proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan
menentukan strategi pembelajaran. Strategi belajar mengajar menentukan jenis interaksi di dalam
proses pembelajaran.Selain itu metode mengajar juga diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar
mempengaruhi belajar, metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa
yang tidak baik. Kemudian, sebagai seorang pendidik, juga harus mengetahui pendekatan-pendekatan
yang bisa digunakan dalam pembelajaran serta teknik-teknik yang sesuai untuk pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana landasan konsep dasar pembelajaran?
b. Apa saja komponen – komponen pembelajaran?
c. Bagaimana prinsip pembelajaran?
d. Bagaimana macam macam pembelajaran

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, agar dapat lebih memahami dan menelaah berbagai
macam strategi-strategi, metode-metode, pendekatan dan teknik-teknik dalam pembelajaran
komponen pembelajaran, prinsip pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran. Agar sebagai calon
pendidik dapat mengetahui dan bisa menerapkan hal tersebut dalam pembelajaran kepada peserta didi

4
BAB II
Pembahasan

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Dasar Pembelajaran


Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori akan
berkaitan dengan sesuatu hal yang dipandang secara ilmiah. Jika teori berhubungan dengan konsep
maka dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah
pembelajaran. Dalam belajar ada yang dinamakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran
merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa
yang belajar. Oleh karena itu, guru hendaknya berperan dalam memfasilitasi agar terjadi proses
mental emosional siswa tersebut sehingga kemajuan belajar dapat dicapai dalam proses pembelajaran.
Setelah mengalami proses pembelajaran ada yang dinamakan hasil belajar sebagai suatu yang
ditentukan oleh usaha sesorang dalam melaksanakan kegiatan belajar. Pada dasarnya, hasil belajar ini
ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang meliputi segi kognitif,
afektif, maupun psikomotorik. Dan hasil belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam  mencapai
tujuannya baik  faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam proses pembelajaran harus ada hal
yang dapat dijadikan sebagai motivasi atau dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.2.1 Landasan konsep pembelajaran


1. Filsafat
Secara filosofis belajar berarti mengingatkan kembali pada manusia mengenai makna hidup
yang bisa  dilalui  melalui  proses  meniru,  memahami,  mengamati, marasakan, mengkaji,melakukan,
dan meyakini akan segala sesuatu kebenaran  sehingga  semuanya  memberikan  kemudahan  dalam
mencapai segala yang dicita-citakan manusia. Belajar diperlukan oleh individu manusia akan tetapi
belajar juga harus dipahami sebagai sesuatu kegiatan dalam mencari dan membuktikan kebenaran.
Dengan demikian filsafat apapun yang telah menjadi hasil pikir manusia maka kaitannya dengan
belajar ibarat siklus bahwa dengan filsafat manusia bisa mempelajarai (belajar) tentang segala sesuatu,
dan sebaliknya dengan aktivitas belajar maka pemikiran-pemikiran tentang belajar terus berkembang
dan banyak ditemukan sehingga membawa pada warna inovasi ide dan pemikiran manusia sepanjang
zaman.

2. Psikologis
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang akhirnya mempelajari produk
dari gejala kejiwaaan ini dalam bentuk perilaku-perilaku yang nampak dan sangat dibutuhkan dalam

5
proses belajar. Diantara psikologi yang banyak dan memang masih bertahan menjadi landasan pokok
dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yaitu psikologi kognitif dan behavioristik.
3. Sosiologis
Jika dalam belajar tanpa arah tujuan pada makna hidup manusia sebagai mahluk sosial,
maka  belajar  akan  dijadikan  cara  untuk  saling  menguasai, memusnahkan, karena segala sesuatu
yang dipelajari, diketahui dipahami melalui belajar tidak digunakan dalam menciptakan kondisi
Landasan sosilogis ini sangat penting dalam mengiringi perkembangan inovasi pembelajaran yang
banyak terimbas oleh perubahan zaman yang semakin hedonistik. Maka Pemahaman akan belajar
yang ditinjau dari aspek sosiologis inilah yang sangat dibutuhkan dewasa ini.

4. Komunikasi
Pendidikan dan komunikasi ibarat setali tiga uang, yang satu memberikan pemaknaan
terhadap yang lainnya. Dalam prakteknya proses belajar atau pembelajaran akan menghasilkan suatu
kondisi di mana individu dalam hal ini siswa dan guru, siswa dnegan siswa atau interaksi yang
kompleks sekalipun pasti akan ditemukan suatu proses komunikasi. Landasan komunikasi ini akan
banyak memberikan warna dalam bentuk pendekatan, model, metode dan strategi pembelajaran,serta
pola-pola inovasi pembelajaran.

2.2 Komponen Pembelajaran


Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya
proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen. Berikut akan kami uraikan satu persatu komponen-
komponen tersebut.
2.2.1 Tujuan pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian
juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan
pada tindakan pendidikan didasari pada ilmu pendidikan yang  normatif dan praktis. Sebagai ilmu
pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah; norma-norma atau ukuran
tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan
praktis, tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem norma tingkah
laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan
dan pendidik dalam suatu masyarakat.
2.2.2 Peserta didik
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program
pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa
guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti
bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek

6
belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan
yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan
dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu
perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja
memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang mengasumsikan peserta
didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk
juga didalamnya orang dewasa.
Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong (1981) mengemukakan beberapa
persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup
apakah latar belakang budaya masyarakat peserta didik? Bagaimana tingkat kemampuan anak didik?
Hambatan-hambatan apakah yang dirasakan anak didik disekolah? Dan bagaimana penguasaan anak
didik disekolah? Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan
perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan
tanggung jawab pada anak didik.

2.2.3 Guru/pendidik disekolah


Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti harfiahnya
adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Guru sebagai pendidik disekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas
dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai
pendidik dituntut mementuhi  persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan
jabatan.
Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang
peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga
masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi
juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat
memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2.4 Orang tua dan lingkungan masyarakat
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan
keluarga. Arinya orang tua sebagai pendidik utama dan berlandaskan pada cinta-kasih keluarga atau
anak yang lahir dari lingkungan keluarga mereka.
Selain orang tua dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan merupakan
pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin

7
dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik, tampak pada
aktifitas kerohanian manusia.
2.2.5 Interaksi edukatif pendidik dan anak didik
Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara komponen-komponen
pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan anak didik. Interaksi pendidik dengan anak didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Tindakan yang dilakukan pendidik dalam
interaksi tersebut mungkn berupa tindakan berdasarkan kewibawaan, tindakan berupa alat pendidikan,
dan metode pendidikan.
2.2.6 Isi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi yang biasanya disebut kurikulum dalam
pendidikan formal.
Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani, curir yang artinya
“pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari
dari garis start sampai garis finish. Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah
pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu
tingkatan atau ijazah.
Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau bidang studi dan
kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala sesuatu yang berpengaruh terhadap
pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya fasilitas
kampus, lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar mengajar, media dan
sumber-sumber belajar yang memadai.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan
dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Selain kurikilum materi pun merupakan salah satu isi dari pendidikan dan juga merupakan
salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut
Hutchinson dan Waters adalah
 Adanya teks yang menarik.
 Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir
siswa.
 Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah
mereka miliki.

2.3 Prinsip Pembelajaran

8
2.3.1 Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran
akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,
diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivasi adalah tenaga yang digunakan untuk
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Menurut H.L. Petri, “motivation is the concept
we use when we describe the force action on or within an organism to initiate and direct behavior”.
Motivasi data merupakan tujuan pembelajaran. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor
seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar
siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan.

2.3.2 Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang
lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey
mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya
sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri.Guru sekedar pembimbing dan pengarah.Menurut  teori
kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar
menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif,
konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses balajar mengajar anak mampu
mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan
dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa
kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan
khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan
satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.

2.3.3 Keterlibatan langsung/berpengalaman


Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam
kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari
pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung
melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap
hasilnya. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok dengan cara
memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak hanya keterlibatan fisik semata, tetapi juga keterlibatan
emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian perolehan pengetahuan, dalam

9
penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat
mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

2.3.4 Pengulangan
Menurut  teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang
terdiri atas mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya.
Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Berangkat dari salah
satu hukum belajarnya “law of exercise”, Thorndike mengemukakan bahwa belajar ialah
pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengamatan-
pengamatan itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Pada teori psikologi Conditioning, respons akan timbul bukan karena oleh stimulus saja
tetapi oleh stimulus yang di kondisikan, misalnya siswa berbaris masuk ke kelas, mobil berhenti pada
saat lampu merah.Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar
walaupun dengan tujuan yang berbeda. Walaupun kita tidak dapat menerima bahwa belajar adalah
pengulangan seperti yang dikemukakan ketiga teori tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk
menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar
pembelajaran.

2.3.5 Perbedaan individu


Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis,
tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara
dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang
memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan
melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama,
demikian pula dengan pengetahuannya.

2.4 Macam – macam Pembelajaran

2.4.1 Strategi pembelajaran


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Syaiful Bahri Djamarah, mengartikan strategi
adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan.Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai
tujuan.
Beberapa ahli pendidikan, memberikan pengertian strategi pembelajaran dengan beragam,
yaitu:

10
1. Dewi Salma Prawiradilaga : strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang
dalam menentukan tehnik penyampaian pesan, penentuan metode, dan media, alur isi pelajaran,
serta interaksi antara pengajar dan peserta didik.
2. Wina Sanjaya : strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu.

2.4.2 Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran,
dan
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses
pembelajaran.

2.4.3 Model Pembelajaran


Model Pembelajaran adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang
didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pengertian lain Model Pembelajaran adalah suatu contoh bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di
kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar
yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung
(Joice&Wells).
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode
atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai

11
3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

12
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan,
bahan pelajaran, alat, siswa dan guru.Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan.Seperti telah kita ketahui
bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan
tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi itu telah dirumuskan dalam kurikulum yang
berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam  proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan
menentukan strategi pembelajaran. Strategi belajar mengajar menentukan jenis interaksi di dalam
proses pembelajaran.Selain itu metode mengajar juga diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar
mempengaruhi belajar, metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa
yang tidak baik. Kemudian, sebagai seorang pendidik, juga harus mengetahui pendekatan-pendekatan
yang bisa digunakan dalam pembelajaran serta teknik-teknik yang sesuai untuk pembelajaran.

3.2 Saran
Makalah ini tentunya disana-sini masih terdapat kelemahan ataupun kekurangan maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pihak manapun demi kesempurnaan makalah ini,
Dan semoga Materi yang tercantum di makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan
kita tentang Pembelajaran, konsep dasar, komponen – komponen pembelajaran, prinsip pembelajaran
dan lain lain

13
DAFTAR PUSTAKA
http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/06/macam-macam-pendekatan-
pembelajaran.html

https://www.scribd.com/doc/70377108/Makalah-Pendekatan-Dan-Model-Pembelajaran,html

http://nikmamuhammadjds.blogspot.co.id/2012/11/model-model-pembelajaran-sd.html

http://www.matematrick.com/2015/08/perbedaan-strategi-pendekatan-metode.html

http://techonly13.wordpress.com/2010/08/01/asas-asas-pembelajaran/
http://blog.unsri.ac.id/download1/15206.pdf
http://blog.tp.ac.id/pdf/tag/makalah-prinsip-prinsip-belajar-dan-pembelajaran.pdf
http://blog.elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/prinsip-belajar-dan-asas-asas-pembelajaran-
dalam-bentuk-pdf.pd

14

Anda mungkin juga menyukai