Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA INOVATIF”

Disusun Oleh:

Kelompok 02

1. Mutiara Safitri (1203311127)


2. Nurhasanah (1203311069)

Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran IPA SD


Dosen Pengampu : Suyit Retno, S.Pd., M.Pd.

PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Pendekatan Pembelajaran IPA inovatif” Makalah ini kami susun dengan
maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak Suyit Ratno, S.Pd., M.Pd. yang telah membimbing dan memberikan tugas ini. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik. Kami juga sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 27 Agustus 2022

Kelompok 02

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................3
BAB I ........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................5
1.4 Manfaat .......................................................................................................................................5
BAB II .......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................6
2.1 Hakikat Proses Pembelajaran .....................................................................................................6
2.2 Pengertian Pembelajaran Inovatif ..............................................................................................6
2.3 Pentingnya Pembelajaran IPA di SD dan Manfaatnya ...............................................................7
2.4 Contoh-contoh model pembelajaran Inovatif dan langkah-langkah penerapannya. ..................9
BAB III ...................................................................................................................................................18
PENUTUP...............................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................18
3.2 Saran..............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat komplek dalam menjadikan
suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan kondusif.
Proses ini melibatkan berbagai unsur dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa,
media, dan unsur lain yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang
terjadi selama ini diartikan sebagai pembelajaran konvensional yang hanya memfokuskan
pada komunikasi verbalistik, sentralisasi guru, pembelajaran yang otoriter, gurulah yang
berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh siswa dan faham-faham yang tidak
memberikan ruang kreatifitas baik bagi siswa dalam mengembangkan pembelajaran yang
inovatif dan kreatif. Hal ini menjadi suatu dasar suatu jurang pemisah antara guru dan
siswa dalam pembelajaran. Sikap, paham, atau kebiasaan yang terjadi seperti disebutkan
menjadikan suasana belajar tidak menyenangkan. Menyikapi hal itu, penulis dalam
makalah ini, mencoba untuk mengangkat beberapa model pembelajaran yang bisa
dijadikan rujukan oleh guru dalam menerapkan model dan strategi pembelajaran yang
bersifat inovatif dan berorientasi pada prinsip-prinsip konstruktifis yang saat ini sangat
dianjurkan bagi setiap guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Pembelajaran
inovatif ini dilengkapi dengan model-model yang sangat variatif dengan sintaks atau
langkah-langkahnya. Di antaranya model pembelajaran lansung, kooperatif,
pembelajaran berdasarkan masalah, inkuiri, atau belajar melalui penemuan. Demikianlah
maakalah ini dibuat dengan harapan dapat menjadi salah satu referensi bagi setiap
pembaca dalam mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan suatu proses
pembelajaran yang berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang inovatif.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat dari proses pembelajaran?
2. Apa pengertian pembelajaran IPA inovatif?
3. Apa tujuan dan manfaat dari pembelajaran IPA inovatif bagi siswa dan guru?
4. Bagaimanakah contoh-contoh model pembelajaran IPA inovatif yang cocok untuk anak
SD?
4
1.3 Tujuan Penulisan

Beberapa hal yang menjadi tujuan dari penulis dalam menyusun makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Pembaca
a. Memberikan informasi penting tentang hakikat pembelajaran
b. Menuangkan pengetahuan tentang pembelajaran inovatif, manfaat, contoh-contoh dan
penerapannya, serta kesesuaiannya dengan Kompetensi Dasar yang ada di dalam kurikulum
Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis diharapkan pada akhirnya dapat menjadi guru yang profesional dengan
kemampuan mengajar yang selalu inovatif dengan mengacu pada prinsip-prinsip pengembangan
model pembelajaran yang inovatif dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Bagi pembaca, agar bisa menerapkan model-model pembelajaran inovatif dengan baik dan
benar sesuai dengan motivasi yang positif.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran mempunyai dua
komponen yang terlibat yaitu belajar dan mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai
dengan terjadinya perubahan pada seseorang. Perubahan tersebut dalam bentuk pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan serta perubahan
aspek lain yang terjadi pada individu yang sedang belajar (Sujana, 1988). Berdasarkan penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan
tingkah laku dari pembelajar baik aktual maupun potensial. Perubahan tersebut tidak hanya
perubahan yang nampak saat selesainya suatu proses pembelajaran tapi juga potensi yang muncul
setelah waktu yang lama yang merupakan hasil jangka panjang dari suatu proses pembelajaran.

2.2 Pengertian Pembelajaran Inovatif


Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran yang bersifat
komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pembelajaran modern yang berlandaskan pada
inovasi pembelajaran. Definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan
oleh guru (konvensional). Perbedaan ini mengarah pada proses dan hasil yang lebih baik dari
sebelumya. Proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan cenderung mengarah pada
penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat abstrak. Pembelajaran semacam ini akan
membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
berakibat pada rendahnya hasil pembelajaran serta ketidak bermaknaan pengetahuan yang diperoleh
oleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah terpisah dari
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa.
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada siswa. Proses
pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisiskan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran
yang berpusat pada siswa, pemahaman kontek siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena
6
dari seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa menjadi
hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa dan subyek pendidikan
menjadi titk acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. Dengan mengacu pada
pembelajaran aktif dan inovatif. Adapun model-model pembelajaran inovatif yang diangkat oleh
penulis dalam makalah ini diantaranya: model Pembelajaran Langsung, pembelajaran Diskusi
Kelas, model-model pembelajaran Kooperatif, dan beberapa contoh model dan langkah-langkah
pembelajaran Inovatif.

2.3 Pentingnya Pembelajaran IPA di SD dan Manfaatnya


Pentingnya pembelajaran IPA di SD perlu dipahami para siswa maupun orang tua. Ada banyak
manfaat mempelajari IPA sejak dini. Selain agar lebih memahami tentang diri sendiri, disiplin ilmu
ini juga dapat memberikan pedoman bagi anak dalam menyikapi fenomena kehidupan dan alam
sekitar secara bijak dan ilmiah. Sesuai namanya, IPA adalah ilmu pengetahuan alam yakni sebuah
ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan alam. Sehinggga siswa-siswi sekolah
dasar dapat memahami alam di sekitarnya. Mulai dari binatang, tumbuhan, tubuh kita sebagai
manusia, tanah atau bumi, langit, bintang di langit, dan sebagainya.
Materi mata pelajaran IPA untuk sekolah dasar masih bersifat tahap pengenalan yang bersifat
sederhana. Dengan memahami lingkungan alam sekitar dan dirinya sendiri maka siswa SD
diharapkan dapat berlaku bijak dalam menghadapi fenomena alam atau apa saja yang ada di
sekitarnya. IPA termasuk mata pelajaran yang akan diajarkan dari sejak sekolah dasar sampai SMA.
Pada jenjang SMA, siswa akan diberikan beberapa pilihan jurusan yakni jurusan IPS, jurusan
bahasa, maupun jurusan IPA. Pada ujian nasional (UN), IPA juga ikut sebagai mata pelajaran yang
diujikan selain matematika, bahasa Indonesia dan IPS.

Betapa pentingnya pembelajaran IPA di SD karena akan memberikan wawasan pengetahuan alam
kepada para siswa. Mereka juga dapat dirangsang untuk melakukan pengamatan maupun riset
terhadap apa saja yang ada di alam sekitar secara ilmiah, logis dan terencana. Berikut ini beberapa
alasan pentingnya pembelajaran IPA di SD, antara lain :
1. Memunculkan rasa penasaran siswa SD untuk mengetahui lebih lengkap dan lebih dalam tentang
alam dan lingkungannya.
2. Meningkatnya kesadaran siswa-siswi sekolah dasar dalam menjaga alam dan lingkungan secara
baik.Dalam hal ini mata pelajaran IPA di semester pertama akan menimbulkan rasa peduli dan
cinta siswa pada alam.Siswa akan diajarkan tentang pentingnya menjaga lingkungan alam dan
sekitarnya dan diperkenalkan dengan berbagai objek alam yang bersangkut paut. Alam buatan dan

7
alam alami ini dibuat untuk kepentingan manusia dan manusia hendaknya menjaga alam agar tetap
seimbang.
3. Dapat mencarikan solusi atas masalah yang terjadi di sekitarnya tentang alam. Dengan
mengenalkan ilmu pengetahuan alam pada siswa sejak sekolah dasar maka siswa akan terbantu
untuk memahami alam dengan baik. Segala sesuatu akan dilihat secara objektif dan ilmiah.
4. Pengetahuan alam yang diperoleh siswa sekolah dasar akan memacu siswa-siswi tersebut untuk
mempraktekannnya dalam kehidupan nyata. Ilmu pengetahuan alam bukan hanya hafalan tapi
sebuah praktek yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dengan mengenalkan
pembelajaran IPA di sekolah dasar maka akan meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap objek
alam atau terhadap bidang keilmuan IPA lainnya sampai tingkat universitas.

Tujuan Pembelajaran IPA di SD


Mata pelajaran IPA yang diberikan pada siswa SD memuat berbagai materi. Ini mencakup
kumpulan konsep dan fakta serta prinsip-prinsip umum tentang alam yang mesti dipahami oleh para
murid. Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran IPA di SD ataupun MI meliputi:
1. Untuk meningkatkan rasa cinta anak pada ilmu pengetahuan alam sehingga siswa dapat terus
mempelajari dan bereksplorasi terhadap disiplin ilmu IPA hingga tingkat perguruan tinggi.
2. Meningkatkan rasa tahu anak. Dengan hadirnya mata pelajaran IPA di SD akan membangkitkan
siswa SD untuk terus meneliti dan mencari penemuan-penemuan baru tentang alam. Penyelidikan
tentang alam dilakukan secara terus menerus secara menyenangkan dan ilmiah yang mampu
berkontribusi besar bagi ilmu pengetahuan alam terbaru.
3. Tujuan pembelajaran IPA di SD juga agar siswa memahami lingkungan alam dan sekitarnya.
Sehingga dapat bijak dan berlaku positif dalam memperlakukan alam yang mencakup masyarakat,
teknologi dan sains.
4. Masalah-masalah alam seringkali ditemukan oleh manusia. Pentingnya pembelajaran IPA di SD ini
akan merangsang siswa agar dapat memecahkan masalah atas kejadian alam yang ada di
sekelilingnya. Keputusan siswa dapat membuat sebuah keputusan tepat dalam menghadapi
fenomena alam yang sedang di hadapinya.
5. Setiap siswa akan tersadar akan ilmu pengetahuan alam (IPA) sangat penting dipelajari bukan
hanya selama di sekolah tapi juga dalam kehidupannnya sehari-hari. Teori, konsep dan prinsip IPA
sangat berguna dalam menunjang berbagai kegiatan manusia. Berbagai kegiatan dan aktivitas
manusia dalam kehidupan nyata tidak bisa lepas dari teori IPA.

8
Berikut ini manfaat pelajaran IPA di SD atau MI yang sebaiknya orang tua pahami.
1. Siswa dapat memahami semua benda-benda yang ada di dunia ini beserta kegunaan dan sifatnya. Untuk
benda dan materi tersebut mencakup banda padat, benda cair, dan gas. Selain itu, siswa dapat
memahami semua anatomi makhluk hidup yang ada di muka bumi yang mencakup tumbuhan, binatang dan
manusia.
2. Pentingnya pembelajaran IPA di SD juga agar siswa bisa mengetahui dan memahami berbagai
macam energi yang terdapat di bumi. Seperti energi cahaya, energi listrik, energi magnet, energi
panas, bunyi, dan gaya serta dapat menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari.
3. Manfaat pelajaran IPA di SD juga agar siswa dapat mengetahui kondisi dan struktur alam semesta
yang sangat luas. Baik tentang tata surya, bumi dan tanah serta bintang dan objek di langit seperti
planet dan nama-nama planet.
4. Siswa-siswi sekolah dasar (SD) juga akan diberikan pemahaman yang baik dan benar terhadap
konsep, prinsip, kaidah, dan teori IPA yang sangat mendasar dan umum beserta tokoh-tokoh
pencetusnya.

2.4 Contoh-contoh model pembelajaran Inovatif dan langkah-langkah


penerapannya.

Model-model Pembelajaran Inovatif


1. Model pembelajaran langsung
Ruang lingkup pengajaran langsung
a. Istilah dan pengertian
Model pengejaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah (Arends, 1997). Istilah lain model pengajaran langsung dalam Arends
(2001, 264) antara lain training model, active teaching model, mastery teaching, explicit instruction.
Ciri-ciri model pengajaran langsung (dalam Kasdi & Nur, 2000: 3) adalah sebagai berikut:
▪ Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian
belajar.
▪ Sintaks atau pola keseluruhan dan luar kegiatan pembelajaran; dan
▪ Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar, model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran
tertentu dapat berlangsung dengan baik.
b. Tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa

9
Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua macam pengetahuan, yakni pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata)
adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
cara melakukan sesuatu. Sebagai contoh pengetahuan deklaratif yaitu: tekanan adalah hasil bagi antara
gaya dan luas bidang benda yang dikenai gaya(p=F/A). Pengetahuan prosedural yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif di atas adalah cara memperoleh rumus / persamaan tekanan tersebut.
Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi fisika , kimia, matematika merupakan
contoh pengetahuan deklaratif sederhana atau informasi faktual. Pengetahuan yang lebih tinggi
tingkatannya memerlukan penggunaan pengetahuan dengan cara tertentu, misalnya membandingkan
dua rancangan penelitian, menilai hasil karya seni dan lain-lain. Seringkali penggunaan pengetahuan
prosedural memerlukan penguasaan pengetahuan prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif. Para
guru selalu menghendaki agar siswa-siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya
mereka dapat melakukan suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.
c. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran
dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk
menerima penjelasan guru.
Pengajaran langsung, menurut Kasdi (1997: 3) dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan
atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran
yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siwa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat
waktu yang digunakan.

Sintaks Model pengajaran langsung tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti pada tabel berikut:

10
2. Model pembelajaran Diskusi Kelas
1. Pengertian
Diskusi merupakan komunikasi-sesorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan
dan pendapat. Kamus bahasa mendefinisikan diskusi hampir identik dengan diskursus yaitu melibatkan
saling tukar pendapat secara lisan, teratur, dan untuk mengekspresikan pikiran tentang pokok
pembicaraan tertentu (Arends, 1997).
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli, pemanfaat diskusi oleh guru mempunyai arti untuk
memahami pikiran siswa dan memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi
yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antara siswa maupun komunikasi guru dengan
siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial yang dapat membantu siswa menganalisis proses
berpikir mereka. Contoh model pembelajaran diskusi kelas adalah:

Berpikir – Berpasangan – Berbagi (Think-Pair-Share).


Langkah-langkah penyelenggaraan model diskusi Think-Pair-Share

11
3. Pembelajaran Kooperatif
Pakar-pakar yang memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan model pembelajaran
kooperatif adalah John Dewey dan Herbert Thelan. Menurut Dewey kelas seharusnya merupakan
cerminan masyarakat yang lebih besar. Thelan telah mengembangkan prosedur yang tepat untuk
membantu para siswa bekerja secara berkelompok. Tokoh lain adalah ahli sosiologi Gordon Alport
yang mengingatkan kerja sama dan bekerja dalam kelompok akan memberikan hasil lebih baik.
Shlomo Sharan mengilhami peminat model pembelajaran kooperatif untuk membuat seting kelas dan
proses pengajaran yang memenuhi tiga kondisi yaitu (a) adanya kontak langsung, (b) sama-sama
berperan serta dalam kerja kelompok dan (c) adanya persetujuan antar anggota dalam kelompok
tentang setting kooperatif tersebut.
Hal penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar cara bekerja
sama dengan teman. Teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah. Dan setiap anggota
kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat kesempatan
untuk bersosialisasi.

12
Berikut beberapa contoh model pembelajaran Inovatif yang bisa dijadikan rujukan dalam
memilih dan menerapkan model pembelajaran di kelas dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia khususnya di kelas Lanjut:
1. Role Playing
Langkah-langkah :
➢ Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
➢ Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM
➢ Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
➢ Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
➢ Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
➢ Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing memperhatikan skenario yang
sedang diperagakan
➢ Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk
membahas
➢ Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
➢ Guru memberikan kesimpulan secara umum
➢ Evaluasi
➢ Penutup

2. Group Investigation (Sharan, 1992)


Langkah-langkah :
➢ Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
➢ Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
➢ Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas
satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
➢ Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
➢ Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
➢ Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
➢ Evaluasi
➢ Penutup

13
3. Talking Stick
Langkah-langkah :
➢ Guru menyiapkan sebuah tongkat
➢ Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
➢ Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup
bukunya
➢ Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan
dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
➢ Guru memberikan kesimpulan
➢ Evaluasi
➢ Penutup

4. Bertukar Pasangan
Langkah-langkah :
➢ Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjukkan pasangannya atau siswa
menunjukkan pasangannya)
➢ Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
➢ Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
➢ Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling
menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
➢ Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan
semula
5. Snowball Throwing
Langkah-langkah :
➢ Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
➢ Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi
➢ Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
➢ Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
➢ Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain
selama ± 15 menit
14
➢ Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
➢ Evaluasi
➢ Penutup

6. Facilitator And Explaining


Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
➢ Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
➢ Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
➢ Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan
kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
➢ Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
➢ Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
➢ Penutup

7. Course Review Horay


Langkah-langkah :
➢ Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
➢ Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
➢ Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
➢ Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan
tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa
➢ Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya
disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi
tanda silang (x)
➢ Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay
… atau yel-yel lainnya
➢ Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
➢ Penutup

8. Demonstration
(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)
Langkah-langkah :
➢ Guru menyampaikan TPK
➢ Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
15
➢ Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
➢ Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan
➢ Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
➢ Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa
didemontrasikan
➢ Guru membuat kesimpulan

9. Explicit Intruction/Pengajaran Langsung (Rosenshina & Stevens, 1986)


Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi
selangklah
Langkah-langkah :
➢ Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
➢ Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
➢ Membimbing pelatihan
➢ Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
➢ Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.

10. Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)/Kooperatif Terpadu Membaca


Dan Menulis (Steven & Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
➢ Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
➢ Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
➢ Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
➢ Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
➢ Guru membuat kesimpulan bersama
➢ Penutup

11. Inside-Outside-Circle/Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar (Spencer Kagan)


“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
➢ Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
➢ Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam

16
➢ Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
➢ Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di
lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
➢ Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya

12. Tebak Kata


Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada
jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata
atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan ditelinga.
Langkah-langkah :
➢ Jelaskan TPK atau materi ± 45 menit
➢ Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
➢ Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya.
Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca
(dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
➢ Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya
sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila
sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
➢ Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila
belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan
langsung memberi jawabannya.

CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi Bila untung dimiliki,diambil
sendiri NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hakikat suatu proses pembelajaran yang telah diuraikan dalam makalah ini, merupakan
suatu paradikma baru yang sangat perlu bagi kita khususnya sebagai guru dan calon guru
untuk mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran
Inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan suatu konsep pembelajaran yang sangat
menekankan pada pentingnya partisipasi aktif dari siswa dalam mempelajari suatu
kompetensi yang hendak mereka kuasai, guru bertindak sebagai fasilitator yang juga
berperan penting dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bisa
mengangkat dan mengembangkan kreatifitas siswa. Pendekatan-pendekatan yang
digunakan dalam mengembangkan model pembelajaran inovatif adalah mengacu pada
teori konstruktifisme yang dibangun dari anak dalam belajar dan berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan agar setiap pembaca juga mampu menerapkannya dalam


pelaksanaan proses pembelajaran langsung di kelas, karena model pembelajaran inovatif
merupakan model yang sangat dianjurkan oleh banyak kalangan karena dapat
meningkatkan pola konstruktif berbagai aspek perkembangan anak, baik kognitif, afektif,
maupun psikomotor yang seimbang. Dengan berbagai kekurangan yang penulis miliki,
penulis juga menghimbau kepada pembaca agar juga tetap berusaha mencari referensi lain
baik dari makalah lain, buku, maupun dari internet tentang materi atau hal yang berkaitan
dengan model pembelajaran yang baik bagi pembelajaran. Dengan rendah hati, penulis
juga selalu mengharapkan kritik dan saran yang menunjang kesempurnaan makalah ini dari
setiap pembaca, atas partisipasinya, penulis mengucapkan limpah terima kasih.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arend, Richardl. 1997. Classroom Instruksional Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.
Ismail. 2003. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Kasdi,S. Dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasikan Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.

19

Anda mungkin juga menyukai