DISUSUN OLEH:
NAMA KELOMPOK 4:
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul ‘’ Membangun
Komunitas Belajar Menuju Sekolah Berprestasi’’ Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah.
Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Drs.
Jodion Siburian, M.Si sebagai dosen matakuliah Lesson Study yang membimbing
dan memberi masukan dalam proses penyusunan makalah ini, serta teman-teman
yang mendukung, membantu, dan memberi saran dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. 3
BAB I............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 5
BAB II.......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................................................... 6
A. SASARAN BELAJAR............................................................................................................. 6
B. PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN...................................................11
BAB III...................................................................................................................................................... 27
KESIMPULAN...................................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem Pendidikan Nasional kita mengisyaratkan guru sebagai tenaga
professional yang memiliki eksistensi penting. Dalam UU No. 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1). Sebagai
tenaga professional, sejatinya guru harus mampu memberi kontribusi yang
signifikan dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah sasaran belajar itu?
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SASARAN BELAJAR
Sasaran belajar meliputi 3 ranah yaitu kognitif, psikomotor dan afektif.
Kognitif (hafalan, pemahaman) mungkin dapat dicapai dalam waktu singkat.
Siswa belajar semalam suntuk untuk mengikuti tes dapat memperoleh nilai yang
tinggi. Namun perolehan belajar dalam aspek kognitif demikian tidak bertahan
lama. Siswa akan mudah melupakannya.
Psikomotor atau keterampilan tidak dapat dicapai dalam waktu singkat.
Keterampilan memerlukan waktu. Semakin banyak jam terbang seseorang,
keterampilannya semakin baik dan orang tersebut menjadi lebih profesional.
Keterampilan siswa yang perlu dilatihkan adalah menggambar, membuat tabel,
grafik, menggunakan alat, merancang kegiatan, menyusun masalah, hipotesis,
melakukan eksperimen, mentabulasi data, menganalisis data, hingga ke terampil
membuat laporan dan mengkomunikasikannya (ini semua merupakan tuntutan
dalam kurikulum/KTSP).
Afektif atau sikap merupakan suatu pendapat sebelum bertindak, setuju
tidaknya siswa terhadap suatu fenomena, atau aturan, menjunjung tinggi
kedisiplinan, tenggang rasa, mau ,menerima saran, bersikap objektif, menjaga
kebersihan dan lain-lain. Sikap tidak dapat dibentuk seketika. Proses
pembentukan sikap memerlukan waktu, karena diperlukan adanya internalisasi
dan proses psikologi seseorang. Orang yang paham dan terampil sering kali
dibarengi dengan pembentukan dan perubahan sikap yang positif.
Menurut Universitas Charles Sturt (2004), sasaran pembelajaran berarti
apa yang dipelajari oleh siswa dalam bentuk yang nyata dan khusus. Pernyataan
tersebut menunjukkan apa yang harus dapat dilakukan atau dimengerti oleh
pembelajar sebagai hasil dari pembelajaran dan sebagai hasil dari kerja kerasnya
dalam menerima materi dalam proses pembelajaran.
Menurut Universitas Staffordshire memberikan pengertian secara umum:
Sasaran adalah gambaran yang diharapkan yang tertulis dalam istilah
khusus, digambarkan dalam :
Apa yang akan dilakukan
Kapan.
Menggunakan apa (sumber, peralatan, fasilitas)
Dengan standar apa
Pembelajaran yang bermutu sangat tergantung pada guru yang bermutu.
Sebagai tenaga pendidik professional, guru harus selalu berorientasi pada
peningkatan profesionalitasnya, jika tidak ingin terlindas dan tertinggal oleh
perkembangan jaman.
Paling tidak ada 5 (lima) elemen dasar bagi terwujudnya Komunitas Belajar
ini, yaitu :
1. Bagi Sekolah
a. Guru yang sering mengikuti kegiatan LS, menunjukkan kinerja yang
lebih baik, setidaknya dalam kegiatan pembelajaran di sekolahnya.
b. Dukungan moril dan materil dari para pimpinan sekolah semakin
meningkat. Setiap kegiatan implementasi LS, selain dihadiri oleh guru
peserta, juga kepala sekolah. Kehadiran pimpinan sekolah ini akan
memberi motivasi bagi guru untuk mengikuti untuk terlibat pada setiap
kegiatan LS.
2. Bagi Guru
a. Tumbuhnya semangat guru dalam mencari dan menerapkan berbagai
model-model atau strategi pembelajaran. Sebab, setiap dilaksanakan
open class, guru berusaha untuk menerapkan model-model
pembelajaran yang lain dari yang pernah dipakai dalam open class
sebelumnya.
b. Tumbuhnya prinsip kolegalitas diantara guru-guru mata pelajaran,
khususnya yang sejenis. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
efektifnya kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Prinsip kolegalitas ini merupakan salah satu faktor untuk membangun
Komunitas Belajar (Learning Communities).
c. Guru banyak mendapat pengetahuan dan pencerahan, terutama yang
berkaitan dengan pembelajaran, dari teman sejawat, para dosen
pembimbing, bahkan juga dari Tim JICA (Japan International
Cooperation Agency), yang memberi dukungan pada kegiatan LS di
Indonesia.
3. Bagi Siswa
a. Suasana pembelajaran lebih menyenangkan, karena kemasan materi
pelajaran disajikan lebih menarik, sehingga mengubah persepsi siswa
terhadap pelajaran matematika yang dianggap sulit, menakutkan dan
menjemukan.
b. Siswa lebih banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaan, karena guru
sering menggunakan model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
c. Siswa dituntut untuk tampil menyampaikan presentasi hasil kerja
kelompoknya
d. Siswa yang mengalami kesulitan belajar, mudah dideteksi, karena guru
model aktif memperhatikan dan membimbing kelompok. Selain itu
juga observer bisa mengamati aktifitas individu siswa dalam kelompok
dan hasil pengamatannya itu disampaikannya pada kegiatan refleksi.
Dalam dunia pendidikan, kegiatan belajar harus dialami oleh setiap peserta
didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Belajar adalah kegiatan berproses
dan sebagai unsur fundamental khususnya dalam dunia pendidikan. Perubahan
secara positif dan progresif akan dialami oleh diri individu jika individu yang
bersangkutan memiliki dorongan untuk belajar.Masalah merupakan
ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak
terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan ada pula yang mengartikannya sebagai
suatu hal yang tidak mengenakkan atau sesuatu yang dapat menghambat
seseorang dalam mencapai tujuannya.
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan
sebagai suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat
kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan
dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga
berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-
masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam
belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan
belajar selama proses belajar yang dilakukan.
a. Guru
Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya
menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar
secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan. Bila dalam proses pembelajaran,
guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas guru dengan baik, mampu
memotivasi, membimbing dan memberi kesempatan secara luas untuk
memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk
mencapai hasil belajar yang diharapkan, namun jika guru tidak dapat
melaksanakannya, siswa akan mengalami masalah yang dapat menghambat
pencapaian hasil belajar mereka.
Menurut Lindgren, (1967: 55) bahwa lingkungan sekolah, terutama guru.
Guru yang akrab dengan murid, menghargai usaha-usaha murid dalam belajar dan
suka memberi petunjuk kalau murid menghadapi kesulitan, akan dapat
menimbulkan perasaan sukses dalam diri muridnya dan hal ini akan menyuburkan
keyakinan diri dalam diri murid. Melalui contoh sikap sehari-hari, guru yang
memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh muridnya, sehingga murid-
muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang positif.
Guru yang kurang akrab dengan murid, kurang menghargai usaha-usaha
murid maka murid akan merasa kurang diperhatikan dan akan mengakibatkan
murid itu malas belajar atau kurangnya minat belajar sehingga anak itu akan
mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan seorang murid dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang harus benar-benar
memperhatikan peserta didiknya.
b. Keluarga
Masalah-masalah dalam keluarga dapat menyita pikiran dan konsentrasi anak
untuk fokus dalam belajar.
c. Lingkungan Sosial atau Teman Sebaya
Lingkungan sosial dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap siswa.
Tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh
teman sebayanya yang mampu memberi motivasi kepadanya untuk belajar.
d. Kurikulum Sekolah
Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai rangka atau
acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas
pembelajaran, maka dipastikan kurikulum tidak akan mampu memenuhi tuntunan
perubahan di mana perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan
masalah.
e. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya
iklim pembelajaran yang kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk
mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat
mendorong berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih
baik. Oleh karena itu sarana dan prasarana menjadi bagian yang penting untuk
tercapainya upaya mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan.
Upaya-upaya Penanggulangan Masalah Pembelajaran
1. Perhatikan Mood
Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan
kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam
keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan
dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba untuk
mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena pelajaran yang
sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas orangtua untuk
menyenangkan hati si anak.
inhi Abdullah, Eva marthinu, Endang Purwati. 2019. Lesson Study Berbasis
sekolah sebagai komunitas belajar guru abad 21. Jurnal penelitian
humano. Vol 10. No 1: 407-410