Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BELAJAR

KELOMPOK 2

NUR FADILA (190250301017)

DEDI NURSAID (190250301010)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt.Atas limpahan


rahmat,hidayah serta inayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti.Tidak lupa
sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi Allah
Muhammad SAW Yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju
zaman islamiah seperti yang kita rasakan sekarang ini.Adapun tujuan
dari penyusunan makalah yang berjudul “Belajar” adalah sebagai
pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah direncakan.Tidak lupa ucapan terima kasih kami tunjukan
kepada pihak-pihak yang mendukung terselesaikannya makalah ini
anatara lain:

1. dosen pembimbing mata kuliah Teori Belajar Bahasa Indonesia

2. Rekan-rekan sekelompok,yang bekerja sama menyelesaikan


makalah ini.

3. Semua pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah
dengan baik selanjutnya.Dan semoga dengan hadirnya makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kami dan pembaca sekalian.

Mamuju 10 Januari 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

SAMPUL.................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar belakang.............................................................................................1

B. Rumusan masalah.......................................................................................2

C. Tujuan masalah.............................................................................................2

D. Kegunaan..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Kajian teori....................................................................................................3

B. Pembahasan.................................................................................................11

1. Apa pengertian dari belajar..........................................................................12


2. Apa saja jenis-jenis belajar...........................................................................20
3. Apa itu teori belajar bahasa..........................................................................21
4. Bagaimana prinsip-prinsip belajar dan prinsip belajar
bahasa..........................................................................................................22

BAB III PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................22

B. Saran............................................................................................................23

DAFTAR PUSATAKA............................................................................................24
BAB l

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Kegiatan belajar mengajar merupakan bagian penting dalam proses pendidikan di


sekolah. Salah satu keberhasilan pencapaian pendidikan di antaranya tergantung
pada kualitas proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terdiri dari pendidik dan
peserta didik yang di dalamnya melibatkan aspek intelektual, emosional dan perilaku
yang menghasilkan suatu produk hasil belajar. Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pencapaian dalam pendidikan salah satunya
dipengaruhi oleh kualitas kegiatan dalam belajar mengajar. Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Belajar merupakan
suatu proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang kearah yang positif dan
memiliki manfaat baginya. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan pengetahuan,
pemahaman sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan,
serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang sedang belajar.
Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa menguasai
kompetensi dasar dari suatu materi pelajaran. Substansi kompetensi memuat
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan pemahaman (attitude). Namun
dalam kenyataannya tidak semua siswa mampu mencapai prestasi belajar sesuai
dengan yang Diharapkan

Sucie Nuryani, 2018 Penerapan Cooperative Learning Tipe Stad Untuk


Mengoptimalkan Kemampuan Membuat Peta Konsep Dan Prestasi Belajar Siswa
Kelas Viii Pada Materi Tekanan Universitas Pendidikan Indonesia |
Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
B.Rumusan masalah

1.Apa pengertian belajar?

2.Apa saja jenis-jenis belajar?

3.Apa itu teori belajar bahasa?

4.Bagaimana prinsip-prinsip belajar dan prinsip belajar bahasa?

C. Tujuan

1.Mengetahui pengertian dari belajar.

2.Mengetahui jenis-jenis belajar

3.Mengetahui teori belajar

4.Mengetahui prinsip-prinsip belajar dan prinsip belajar bahasa

D.Kegunaan.

1.Memberi pengetahuan kepada pembaca megenai belajar

2.Pembaca dapat mengetahui apa saja jenis-jenis belajar,teori


belajar,dan prinsip-prinsip belajar dan prinsip belajar bahasa.
BAB ll

PEMBAHASAN

A.Kajian teori

1.Belajar

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam


kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia
menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang
sesuatu. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar
mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang
dilakukan siswa sebagai anak didik. Slameto (2003:13) menyatakan “belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Untuk mendapatkan
sesuatu seseorang harus melakukan usaha agar apa yang di inginkan dapat
tercapai. Usaha tersebut dapat berupa kerja mandiri maupun kelompok dalam suatu
interaksi. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.

2. Ciri-ciri belajar

Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar menurut Djamarah
(2002:15-16) sebagai berikut : a) Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang
belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurangkurangnya individu
merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. b) Perubahan dalam
belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
indiviu berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi
akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau
proses belajar berikutnya. c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usah belajar dilakukan, makin
banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. d) Perubahan dalam belajar
bukan bersifat sementara Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk
beberapa saat saja seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya.
Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. e)
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu
setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku
jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilam, pengetahuan. 3.
Prinsip-prinsip belajar a) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar,
bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif. b) Setiap siswa
belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. c) Siswa akan dapat belajar dengan
baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama
proses belajar. d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. e) Motivasi belajar siswa akan
lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas
belajarnya.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

a) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi:
1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor ini ada dua macam yaitu : (a) Keadaan jasmani.
Keadaan ini sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang
sehat dan bugar akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan belajar. (b)
Keadaan fungsi fisiologis. Selama proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologis
pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar terutama panca indra. 2)
Faktor psikologis Keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar
adalah sebagai berikut: (a) Kecerdasan/intelegensi siswa merupakan faktor
psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar
peluang individu meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. (b)
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. (c) Minat adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. (d) Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya. (e) Bakat adalah kemampuan
seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses
belajar. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya,
maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar
akan berhasil. b) Faktor Eksternal 1) Lingkungan sosial (a) Lingkungan sosial
sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
proses belajar siswa. (b) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. (c) Lingkungan
sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak yang
harmonis akan membantu siwa melakukan aktivitas belajar dengan baik. 2)
Lingkungan non sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah :
(a) Lingkungan alamiah, kondisi udara yang segar dan suasana yang sejuk dan
tenang. Lingkungan alamiah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi belajar
siswa. Bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung proses belajar siswa akan
terhambat. (b) Faktor instrumental, perangkat belajar yang dapat digolongkan 2
macam yaitu : Pertama, hardware seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas
belajar, lapangan olahraga. Kedua, software seperi kurikulum sekolah, peraturan-
peraturan,buku panduan,silabi dan sebagainya. (c) Faktor materi pelajaran, faktor
yang hendak disesuaikan dengan usai perkembangan siswa dengan metode
mengajar guru disesuaikan dengan kondisi siswa.

B.Pembahasan
1. Pengertian Belajar,jenis-jenis belajar,teori belajar bahasa,prinsip-prinsip
belajar dan prinsip belajar bahasa.

1. Belajar

Skinner (dalam Mudjiono dan Dimyati, 2006) : Belajar didefenisikan sebagai


suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik,
sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Belajar sebagai any
relatively permanen change in an organism behavioral repertoire that accurs as a
result of experience (belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi
dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman).

Tujuan Belajar

Melihat pentingnya pendidikan baik untuk individu dan bangsa, menjadikannya


sebagai salah satu peluang bisnis. Sekarang banyak marak usaha yang bergerak di
bidang pendidikan, seperti lembaga bimbingan belajar dan konsultan pendidikan.
Banyak orang tua yang mengambil keuntungan dari adanya upaya untuk membuat
anak-anak mereka memahami pelajaran. Dengan demikian, anak-anak bisa
mendapatkan nilai bagus di sekolah. Dikutip dari: http://www.duniapelajar.com/

Tahapan belajar

 Inkompetensi bawah sadar

Kondisi pada saat ini kita tidak tahu kalau ternyata kita tidak tahu. Contohnya adalah
banyak pembalap muda ketika mulai belajar mengemudi sering terjadi kecelakaan.
Itu dikarenakan pembalap muda lebih memiliki dari driver yang lebih tua dan
berpengalaman.

Orang-orang yang berada dalam situasi ini cenderung mengambil risiko, membuka
diri untuk bahaya atau merugikan, karena alasan sederhana bahwa mereka tidak
menyadari bahwa apa yang mereka lakukan.

 Inkompetensi sadar
 Kompetensi sadar
Menyadari bahwa kita tahu, bahwa adalah ketika kita mulai memiliki keahlian pada
subjek, tetapi tindakan kami belum berjalan secara otomatis. Belajar dari ini, kita
harus melaksanakan semua tindakan di tingkat sadar. Ketika belajar mengemudi,
misalnya, kita harus sadar tahu di mana tangan dan kaki, berpikir dalam setiap
keputusan apakah akan menginjak rem, putar, atau gigi. Ketika kita melakukannya,
kita berpikir secara sadar tentang bagaimana melakukannya. Pada tahap ini, reaksi
kita jauh lebih lambat dibandingkan reaksi dari para ahli.

 Kompetensi bawah sadar

Tahapan ahli yang hanya melakukannya, dan bahkan mungkin tidak tahu
bagaimana dia melakukannya secara rinci. Dia tahu apa yang dia lakukan, dengan
kata lain, ada sesuatu yang dia lakukan dalam hidup ini untuk orang lain tampak
berisiko, tetapi baginya bebas dari risiko. Hal ini terjadi karena ia telah membangun
pengalaman dan mencapai kompetensi sadar dalam kegiatan selama beberapa
tahun. Dia tahu apa yang dia lakukan, dan dia juga tahu apa yang dia tidak bisa
lakukan. Untuk seseorang yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman, apa
yang tampak berisiko.Dikutip dari : https://id.wikipedia.org/

Penjelasan dari perubahan dalam definisi belajar

 Perubahan karena pembelajaran dapat berlangsung dalam berbagai bentuk


perilaku, kognitif, afektif, dan / atau psikomotor. Tidak terbatas pada
penambahan pengetahuan saja.

 Sifat perubahan yang relatif permanen, tidak akan kembali ke keadaan


semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti
perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.

 Proses perubahan perilaku yang dinyatakan dalam bentuk kontrol,


penggunaan, dan penilaian sikap dan nilai-nilai pengetahuan yang
terkandung dalam berbagai bidang studi, atau lebih luas dalam berbagai
aspek kehidupan.
 Perubahan tidak harus segera mengikuti pengalaman belajar. Perubahan
yang terjadi segera umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama
hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.

 Perubahan terjadi sebagai hasil dari pengalaman, praktek atau latihan.


Berbeda dengan segera berubah karena perilaku refleks atau insting.

 Perubahan akan lebih mudah terjadi ketika penguat, dalam bentuk imbalan
yang diterima – hadiah atau hukuman – sebagai konsekuensi dari perubahan
perilaku.

 Perubahan dalam proses pembelajaran menuju tujuan yang lebih baik dan
bermanfaat bagi dirinya sendiri atau orang lain.

 Kebanggaan dalam diri mereka karena dapat dipahami dan akan mengerti
apa yang dipelajari.

Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:250), hasil belajar merupakan hal yang dapat


dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa,  hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan
pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil
belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan


terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi
Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua
diantaranya adalah kognitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut :
1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian
2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia


menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat
tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan
tingkah laku yang lebih baik lagi Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:

1. Keterampilan dan kebiasaan


2. Pengetahuan dan pengertian
3. Sikap dan cita-cita

2. Jenis-jenis belajar

1. Belajar isyarat

Belajar isyarat atau signal learning merupakan proses menguasai pola


perilaku dasar yang tidak disadari dan tanpa tujuan. Belajar isyarat adalah tidak
melakukan atau melakukan karena adanya suatu isyarat. Terdapat reaksi emosional
dalam tipe belajar isyarat dan terdapat kaitan karena adanya suatu stimulus signal.
Beberapa contoh dari belajar isyarat.

2. . Belajar Stimulus-Respon

Belajar stimulus-respons atau stimulus-response learning adalah ketika seseorang


mendaptkan rangsangan dari luar. Belajar tipe ini yaitu dengan memberikan respon
yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Berikut ini beberapa contoh dari belajar
stimulus respon.

3. Belajar Rangkaian 
Belajar rangkaian atau chaining learning adalah suatu tipe belajar dengan membuat
Gerakan motorik hingga membentuk rangakaian gerak dalam urutan tertentu.
Berikut ini beberapa contoh tipe belajar rangkaian.

4. Belajar Asosiasi Verbal 

3. Teori Belajar

1. Teori Kognitif

Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini


menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa
proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving,
analisis, prediksi, dan perasaan. 

Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat komputer.
Proses awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya hingga
mendapatkan hasil akhir. Beberapa tokoh yang berperan mengembangkan teori ini
adalah Jean Piaget, Bruner, dan Ausubel. 

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh penerapan teori kognitif adalah
guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi
ruang bagi mereka untuk saling bicara serta diskusi dengan teman-temannya.

2. Teori Behavioristik

Teori yang dianut sejumlah ilmuwan, seperti Gage dan Berliner ini menyatakan
bahwa sebuah pengalaman mampu mengubah tingkah laku (kebiasaan atau proses
berpikir) seseorang sebagai hasil proses belajar dari pengalaman itu sendiri. 

Untuk mengaplikasikan teori ini, seorang guru perlu melakukan beberapa proses,
seperti memberikan dorongan supaya muridnya dapat merasakan rasa ingin tahu,
melakukan stimulus guna memperoleh respons siswa, dan melakukan penguatan
(reinforcement)—pengulangan stimulus dalam bentuk berbeda. 
Teori behavioristik dinilai terlalu fokus pada pendidik. Jadi, tantangannya adalah
guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan suatu materi agar siswa tidak bosan. 

3. Teori Humanis

Teori belajar selanjutnya adalah humanistik yang berkembang dari teori


behavioristik. Tokoh dari teori humanis adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow.
Dilihat dari definisinya, teori humanis adalah metode pembelajaran yang fokus pada
peserta didik guna mengembangkan potensinya. 

Ada beberapa faktor yang mendukung teori humanis, yaitu peran kognitif—
pemahaman seseorang tentang ilmu pengetahuan, dan peran afektif—faktor mental
yang membentuk individu. 

Dengan mengaplikasikan teori humanis, siswa akan merasa senang selama proses
belajar dan bisa menguasai materi dengan gampang. 

4. Teori Konstruktif

Teori konstruktif sejatinya sudah ada dari dulu, namun masih digunakan sampai
sekarang  karena bersifat efektif dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap
perubahan zaman. Lewat teori konstruktif, peserta didik diajak untuk mendalami
pengetahuan secara bebas atau juga bisa memaknainya sesuai pengalaman. 

Dalam praktiknya, siswa akan diberi ruang untuk membuat ide atau gagasan
menggunakan bahasanya sendiri. Dampaknya, lewat penjelasan yang familier,
orang lain diharapkan mampu menerima ide yang disampaikan dan merangsang
imajinasinya. 

5. Teori Gestalt

Teori Gestalt merupakan percabangan dari teori kognitif. Teori ini muncul dari buah
pikiran seorang psikolog Jerman, yaitu Max Wertheimer. Dalam teori gestalt, proses
belajar seseorang dimulai dari mendapatkan informasi, kemudian melihat
strukturnya secara menyeluruh. 
Setelah itu, proses dilanjutkan dengan menyusun kembali informasi yang didapat
dalam struktur yang lebih sederhana hingga individu tersebut mampu memahami
informasi yang coba disampaikan.  

Menariknya, konsep ini tak hanya diaplikasikan dalam proses belajar mengajar antar
guru dan murid, tapi juga biasa dimanfaatkan dalam proses desain. 

4. Prinsip-prinsip pembelajaran dan prinsip bahasa

Pengertian Prinsip

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prinsip berarti dasar atau asas.


Maksudnya kebenaran yang  menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan
sebagainya.

Dengan kata lain prinsip adalah berbagai hal yang harus dijadikan patokan atau
pedoman dalam menentukan berbagai hal. Bila dalam menentukan berbagai hal
tersebut tidak berpedoman pada prinsip, maka hal yang terjadi kemudian adalah
tujuan yang tidak tercapai karena pada hakekatnya prinsip merupakan ciri dari
sesuatu.

Dengan demikian yang dimaksud prinsip belajar dan mengajar adalah berbagai hal
yang harus dijadikan patokan atau pedoman dalam menentukan berbagai hal yang
terkait dengan kegiatan belajar dan mengajar.

Pengertian Belajar

            Banyak para ahli yang mendefinisikan belajar. Pada kesempatan ini hanya
satu definisi belajar yang dikemukakan sebab pembahasan utama dalam makalah
ini bukanlah masalah konsep belajar.

Menurut Gagne (1984), belajar ialah suatu proses di mana suatu organisma berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Seseorang dikatakan belajar bila terjadi
perubahan perilaku. Sedangkan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
proses fisiologis, meka-nik, dan kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai
belajar.

Perubahan dalam sifat-sifat fisik, misalnya tinggi dan berat, tidak termasuk belajar.
Karena perubahan semacam itu termasuk perubahan fisiologis. Demikian juga
dengan perkembangan berbicara dan berjalan pada manusia tidak dapat dikatakan
sebagai belajar karena perkembangan berbicara dan berjalan pada manusia pada
umumnya lebih banyak disebabkan oleh kematangan daripada belajar.

Pengertian Mengajar

Pandangan lama menyatakan bahwa mengajar ialah proses pemberian atau


penyam-paian pengetahuan. Pandangan demikian berdampak pada proses belajar
mengajar ysng bersifat teacher-centered. Pengajaran menjadi berpusat pada guru,
mengajar lebih dominan daripada belajar.

Seiring dengan perkembangan global yang tidak  mengenal kompromistis, pan-


dangan lama tentang mengajar pun berubah. Mengajar tidak dipandang lagi sebagai
proses penyampaian pengetahuan, melainkan sebagai upaya atau proses yang
dilakukan oleh guru untuk membuat siswa-siswanya belajar (Depdiknas, 2003).
Pengajaran tidak lagi bersifat teacher-centered, tetapi telah bergeser pada
pengajaran yang bersifat student-centered.

Prinsip-Prinsip Belajar

Adapun prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan terutama oleh pendidik ada 8
yaitu:

1. Perhatian

Sebelum pembelajaran dimulai, guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa
berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.

2.Motivasi
Jika perhatian siswa sudah terpusat, maka langkah selanjutnya adalah memotivasi
siswa. Walaupun siswa sudah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengon-
disikan agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang ber-
langsung, namun guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan
pembelajaran berlangsung agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

3 Keaktifan Siswa

Pembelajaran akan bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan
pembela-jaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang
disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu
menciptakan si-tuasi yang menimbulkan aktivitas siswa.

4. Keterlibatan Langsung

Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih
dan mempersiapkan kegaitan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

5. Pengulangan Belajar

Penguasaan materi oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa perlu
melakukan pengulangan-pengulangan supaya materi yang dipelajari tetap  ingat.

6. Materi Pelajaran yang Merangsang dan Menantang

Kadang siswa merasam bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajar-
kan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengor-
ganisir materi sedemikian rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk
memperlajarinya.

7 .Balikan atau Penguatan

Penguatan atau reinforcement yang mempunyai efek yang besar jika sering diberi-
kan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun hendaknya ditanggapi
dengan memberikan penghargaan.
8. Karakteristik Siswa

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik secara
fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut,
sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada
siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran, dll.
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Seseorang dikatakan belajar,


bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

Adapun jenis-jenis belajar adalah belajar rasional,yaitu proses belajar


menggunakan kemampuan berpikir sesuai dengan akal sehat (logis dan rasional)
untuk memecahkan masalah,belajar abstrak yaitu proses belajar menggunakan
brbagai cara berpikir abstrak untuk memecahkan masalah yang tidak nyata.

Teori belajar adalah suatu teori yang didalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun luar kelas.

Prinsip-prinsip belajar dan prinsip belajar bahasa adalah landasan berpikir, dan
sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya
pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang
diinginkan.

B.Saran

Dari Penulisan ini, yang kami kutip dari referensi-referensi yang kami anggap
terpercaya semoga dapat menambah wawasan, terutama bagi penulis dan bagi
pembacanya, Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang
membangun perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan dari pembaca, guna
untuk memperbaiki dan meningkatkan pembuatan makalah atau tugas yang lainnya
pada waktu mendatang.

Anda mungkin juga menyukai