Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DASAR PENGERTIAN

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5

1. Good Meicel Mendrofa (209902007)


2. Putra Jaya Gea (209902022)
3. Kristop Falalini Hura (209902015)
4. Yuliman Dawolo (209902028)
5. Aguslinu Hulu (209902002)
6. Kristian Gea (209902014)

Dosen Pengampu:
ENVILWAN BERKAT HAREFA,S.Si.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP GUNUNGSITOLI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukut atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penyertaannya
kepada penulis makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan makalah berjudul
konsep dasar pengertian belajar dan pembelajaran bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah belajar dan pembelajaran pada makalah ini telah kami uraikan materi tentang
konsep dasar belajar dan pembelajaran.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis menyadari bahwa banyak hal yang kurang
pas atau sempurna dan tidak sesuai dengan kaidah yang seharusnya dalam makalah ini,
dengan demikian, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membagun demi
kesempurnaan pada masa yang akan datang.

Penulis,

KELOMPOK 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II ISI ................................................................................................................... 2

2.1 Pengertian/Konsep Belajar dan Konsep Mengajar ................................ 2


2.2 Hakikat Proses Belajar Mengajar ........................................................... 3
2.3 Ciri-Ciri Belajar Mengajar...................................................................... 4
2.4 Tujuan Belajar ........................................................................................ 6
2.5 Bahan Pembelajaran ............................................................................... 7
2.6 Prinsip-Prinsip Belajar ............................................................................ 9
2.7 Faktor Internal & Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar .................... 10

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan
berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Perubahan perilaku
yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan.
Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam
dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau
keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses
belajar. Proses belajar itu terjadi karena antara interaksi antara seseorang dengan
lingkungan.
Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda
bahwa seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu
yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan atau sikapnya. Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di
sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri
siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian, tujuan dan jenis belajar?
2. Bagaimana hakikat proses belajar mengajar?
3. Bagaimana ciri-ciri tujuan belajar?
4. Bagaimana bahan pembelajaran?
5. Bagaimana prinsip-prinsip belajar?
6. Apakah faktor yang mempengaruhi belajar?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian, tujuan dan jenis belajar
2. Menjelaskan hakikat proses belajar mengajar
3. Menjelaskan ciri-ciri tujuan belajar
4. Menjelaskan bahan pembelajaran
5. Menjelaskan prinsip-prinsip belajar
6. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi belajar

1
BAB II
ISI
2.1 Pengertian / Konsep Belajar dan Konsep Mengajar
a. Pengertian/Konsep Belajar
“Secara umum belajar adalah suatu upaya yang dimaksudkan untuk
menguasai/mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari
seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang dikenal dengan guru atau sumber-sumber
lain karena guru sekarang ini bukan merupakan satu-satunya sumber belajar.”(Sri hayati,
2017:1)
“Menurut psikologi belajar, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Contoh: belajar
membaca berarti individu mendapat pengalaman, dan terjadi perubahan dalam 3 ranah
yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pakar psikologi menjelaskan
bahwa perilaku belajar sebagai proses psikologis, individu dalam interaksinya dengan
lingkungan secara alami.”(Sri hayati, 2017:2)
Fontana menjelaskan belajar (learning) adalah proses perubahan yang relatif tetap
dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Dalam pengertian ini
memusatkan perhatian pada 3 hal yaitu:
1) bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu
2) bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman
3) bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin
“Dictionary of Psychology disebutkan bahwa belajar memiliki dua definisi. Pertama,
belajar diartikan sebagai “the process of acquiring knowledge”. Kedua, belajar diartikan
sebagai “a relatively permanent change potentiality which occurs as a result of
reinforced practice”. Pengertian pertama, belajar memiliki arti suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti suatu perubahan kemampuan
untuk bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Pengertian
belajar dari Dictionary of Psychology ini menekankan aspek proses serta keadaan
sebagai hasil belajar.”(Sri hayati, 2017:2)

b. Pengertian/Konsep Mengajar
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan
bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

2
Karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan
yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh
peserta didiknya.
Arifin mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan
penyampaian pelajaran kepada peserta didik agar dapat menerima, menanggapi,
menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut.
Tyson dan Caroll mengemukakan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah
proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan
kegiatan.
Dari definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengajar adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan
sehingga terjadi proses belajar dan tujuan pengajaran tercapai. Tujuan mengajar adalah
pengetahuan yang disampaikan pendidik dapat dipahami peserta didik, agar dijadikannya
perubahan tingkah laku terhadap dirinya.

2.2 Hakekat Proses Belajar Mengajar


Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan
dijalankan secara profesional. Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua
pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi
belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan
anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar
yang diciptakan guru.
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan
memanfaatkan bahan ajar sebagai medianya. Pada kegiatan belajar mengajar, siswa dan
guru saling mempengaruhi dan memberi masukan. Karena itu kegiatan belajar mengajar
harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan.
Rumusan belajar mengajar tradisional selalu menempatkan anak didik sebagai obyek
pembelajaran dan guru sebagai subyeknya. Rumusan seperti ini membawa konsekuensi
terhadap kurang bermaknanya kedudukan peserta didik dalam proses pembelajaran.

3
Sedangkan guru menjadi faktor yang sangat dominan dalam keseluruhan proses belajar
mengajar.
Pendekatan modern memandang bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan milik
guru dan murid dalam kedudukan yang setara, namun dari segi fungsi berbeda. Anak
merupakan subjek pembelajaran dan menjadi inti dari setiap kegiatan pendidikan. Proses
pengajaran yang mengesampingkan martabat anak bukanlah proses pendidikan yang
benar. Bahkan merupakan kekeliruan yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena itu,
inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai
suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran dapat tercapai jika peserta didik berusaha
secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan peserta didik disini tidak hanya dituntut dari
segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik siswa yang aktif, tetapi
pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak
tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak
merasakan perubahan di dalam dirinya.
Mengajar merupakan kegiatan di mana keterlibatan individu peserta didik mutlak
adanya. Apabila tidak ada peserta didik atau obyek didik, tidak ada yang diajar oleh
guru. Hal ini perlu sekali disadari oleh guru agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap
kegiatan pengajaran. Karena itu, belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah
baku dan menyatu dalam konsep pengajaran atau pendidikan. Biasanya permasalahan
yang guru hadapi ketika berhadapan dengan sejumlah peserta didik adalah masalah
pengelolaan kelas. Apa, siapa, bagaimana, mengapa, kapan dan di mana adalah
serentetan pertanyaan yang perlu dijawab dalam hubungannya dengan pengelolaan kelas.
Peranan guru setidaknya adalah mengelola suasana kelas yang kondusif bagi kegairahan
dan kesenangan belajar peserta didik. Jadi, masalah penagturan kelas selalu terkait
dengan kegiatan guru. Semua kegiatan yang dilakukan guru tidak lain demi kepentingan
peserta didik dan demi keberhasilan belajar itu sendiri.
Proses belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang disepakati dan
dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Perlu
dibedakan antara mengajar dan mendidik. Mengajar lebih berorientasi pada transfer of
knowledge, sedangkan mendidik lebih menekankan pada keteladanan yaitu sikap dan
perilaku guru dan siswa.

4
2.3 Ciri-Ciri Belajar Mengajar
Belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan yang berlangsung secara bersamaan,
simultan dan memiliki fokus yang dipahami bersama. Sebagai suatu aktivitas yang
terencana, belajar memiliki tujuan yang bersifat permanen, yaitu terjadinya perubahan
pada peserta didik. Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slameto
meliputi:
a) Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa
pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang .
b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang
statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna
dan guna yang praktis.
c) Perubahan belajar bersifat positifdan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang
lebih baik.
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan
itu bersifat sementara.
e) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya
sudah menyadari apa yang akan berubah dalam dirinya melalui proses belajar.
f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan sekedar bagian-bagian
tetentu saja atau parsial.
Perubahan perilaku pada siswa, dalam konteks pengajaran jelas merupakan produk
dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar
merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru untuk menolong dan
membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan keterampilan, sikap,
penghargaan dan pengetahuan.
Sejalan dengan fungsi utama guru sebagai motivator belajar peserta didik, terdapat
beberapa prinsip mengajar yang perlu diperhatikan, yaitu perhatian, aktivitas mengajar,
apersepsi (menghubungkan pengetahuan siswa supaya memiliki makna), peragaan,
repetisi (pengulangan materi), korelasi (mengkaitkan inti pelajaran), konsentrasi (fokus
materi), sosialisasi (watak berteman), individualisasi (penerimaan diri) dan evaluasi
untuk umpan balik.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar memiliki ciri-ciri umum sebagai
berikut:
1) Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk peserta didik dalam suau perkembangan
tertentu.

5
2) Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang
direncanakan dan disesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3) Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.
4) Adanya aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar.
5) Tindakan guru yang cermat dan tepat.
6) Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan peserta didik dalam proporsi masing-
masing.
7) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8) Evaluasi, baik proses maupun hasil belajar mengajar.

2.4 Tujuan Belajar


Tujuan belajar yang paling utama adalah meningkatkan pengetahuan dan
memperbaiki cara berpikir. Belajar memang lebih populer dilakukan oleh siswa dan
mahasiswa. Meski demikian, sebenarnya belajar harus dilakukan siapa saja dan di mana
saja. Ada beberapa tujuan belajar secara umun, Yaitu :
a) Melatih kemampuan berpikir
Tujuan belajar adalah untuk melatih kemampuan berpikir. Mempelajari berbagai
ilmu dan bidang pengetahuan dapat memberikan kesempatan untuk mengasah dan
melatih kemampuan berpikir. Kegiatan dapat membentuk kebiasaan yang sangat
penting dari pemikiran logis, sistematisasi, generalisasi dan pembuktian.
b) Mengembangkan kecerdasan
Tujuan belajar adalah untuk mengembangkan kecerdasan. Mempelajari berbagai
macam ilmu dan pengetahuan dapat mengembangkan pemikiran dan kecerdasan.
Belajar juga dapat meningkatkan kemampuan logis dan ketrampilan dalam membuat
keputusan hidup.
c) Melatih kemandirian
Tujuan belajar adalah untuk meningkatkan kemandirian. Belajar juga dapat
melatih seseorang menjadi lebih mandiri dan disiplin. Untuk melakukan kegiatan
belajar secara rutin, seseorang harus meluangkan waktu khusus untuk mempelajari
suatu bidang. Seseorang akan mengesampingkan kegiatan-kegiatan lain terlebih
dahulu dan fokus pada kegiatan belajar.
d) Beradaptasi

6
Tujuan belajar adalah mengembangkan kemampuan beradaptasi dengan lebih
baik. Kegiatan belajar dapat membuka wawasan seseorang dan memberikan
pandangan atau pemikiran yang lebih luas. Hal ini akan sangat berguna untuk
menghadapi berbagai macam perubahan yang akan terjadi di waktu yang akan
datang.
e) Keterampilan sosial
Tujuan belajar adalah meningkatkan kemampuan keterampilan sosial.
Pendidikan dinamis merupakan interaksi antara manusia yaitu, guru dan siswa.
Sekolah dan universitas adalah tempat mengasah keterampilan sosial dan menjalin
hubungan yang berharga.
f) Meningkatkan penghasilan
Tujuan belajar adalah meningkatkan penghasilan. Semakin seseorang banyak
belajar dan membuka diri pada pengetahuan maka semakin banyak bidang yang
dapat dikuasai. Hal ini akan membuka peluang lebih besar untuk berbagai tawaran
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian bidang yang dimiliki.
g) Punya banyak kebebasan
Tujuan belajar adalah untuk memiliki lebih banyak kebebasan. Pengetahuan
bukan hanya kekuatan; itu juga kebebasan. Semakin banyak tahu, semakin banyak
fleksibilitas yang dimiliki. Kemungkinan baru terbuka hanya dengan pengetahuan
dan informasi baru.

2.5 Bahan Pembelajaran


Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar adalah seperangkat
sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya, Widodo dan Jasmadi menjelaskan
bahwa suatu bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena
akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. Bahan
atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata
pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya.
peran seorang guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar sangatlah
menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar.

7
Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara
sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri dan dirancang sesuai
kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam
mengajarkan materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan
sebelumnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu
membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses
pembelajaran sebagai berikut.
1) Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung
pemaparan materi pembelajaran.
2) Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur
penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan,
tugas dan sejenisnya.
3) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas
dan lingkungan siswa.
4) Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan
bahan ajar ketika belajar secara mandiri.
"Ada pun jenis jenis bahan ajar yang digunakan saat ini yang dapat di kelompokan
antara lain :
a) Bahan ajar cetak
Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang di proses pembuatannya melali
pencetakan, misalnya : handout , buku, modul, lembar kerja peserta didik, brisur,
selebaran, wallchart, foto atau gambar, dan model atau mockup,
b) Bahan ajar dengar ( Audio)
Bahan ajar dengar merupakan bahan ajar yang berbentuk audio, diantaranya: kasel,
radio, kaset dan CD audio,
c) Bahan ajar untuk pandang dengar ( Audio visual)
Bahan ajar dengar merupakan bahan ajar yang dapat dipandang dan dilihat misalnya
CD video dan flm
d) Bahan ajar interaktif
Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang mendorong peserta didik untuk aktif.
Contohnya bahan ajar interaktif diantaranya CC interaktif ,
jenis bahan ajar ini akan sangat berguna dalam proses pembelajaran jika digunakan
dengan benar dan sesuai dengan tujuan pembelajarn.”(Nana, 2019)

8
2.6 Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar dan mengajar adalah berbagai hal yang harus dijadikan patokan atau
pedoman dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan kegiatan belajar dan
mengajar. Prinsip – Prinsip belajar antara lain :
a) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Tanpa adanya
perhatian tidak mungkin akan terjadi sebuah proses belajar. Perhatian terhadap pelajaran
akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar
lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan membangkitkan
motivasi untuk mempelajarinya. Di samping perhatian, motivasi juga mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang, tanpa adanya motivasi seseorang tidak dapat
melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, dengan perhatian dan
motivasi maka siswa akan melakukan proses belajar atau membiasakan diri dengan
belajar dengan baik, sehingga ia dapat memperoleh hasil yang ia inginkan.
b) Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu
beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai
kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar,
menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya..
c) Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan proses mengamali,
dan belajar tiak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Menurut Edgar Dale dalam Dimyati
“belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung”. Dalam belajar melalui
pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus
menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap
hasilnya. Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan
belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.
d) Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua
adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan

9
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, dan juga apabila daya-daya
tersebut dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan maka akan menjadi
sempurna. Selain itu dengan adanya pengulangan maka akan membentuk respons yang
benar dan akan dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan.

“Berbagai prinsip belajar tersebut dapat dikerucutkan pada prinsip-prinsip yang lebih
singkat dan operasional (mudah dicerna) sebagaimana pendapat Davies yaitu
1. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu
siswalah yang harus bertindak aktif.
2. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap
langkah yang dilakukan selama proses belajar.
4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat
proses belajar lebih berarti.
5. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan
kepercayaan penuh atas belajarnya.”(Husamah, 2016)

2.7 Faktor Internal dan Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar


a. Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-
fungsi fisiologis.
1. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatarbelakangi aktivitas belajar.
Keadaan jasmani yang sehat akan berpengaruh lain dibanding jasmani yang
keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat,
nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan
mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk
dan lelah.
2. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor
tersebut diantaranya:
 Adanya keinginan untuk tahu
 Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
 Untuk memperbaiki kegagalan
 Untuk mendapatkan rasa aman.

10
b. Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar
anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
1) Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai cara mendidik
orang tua terhadap anaknya. Ada beberapa tanggapan mengenai faktor yang
mempengaruhi belajar yang berasal dari orang tua, tipe seperti ini mendidik
sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas.
Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu
dalam.
Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan
bertindak “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri
handayani”. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua
juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak
langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan
yang kurang tertib dalam belajar.
2) Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang
ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab
kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan
mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan
perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang
diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan,
dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur
tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak
dalam belajar.
3) Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat
kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit
dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak,
masyarakat juga ikut mempengaruhi.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu peranan penting dalam
keberhasilan pengajaran dalam proses pelaksanaan pengajaran yang baik, sangat
dipengaruhi oleh perencanaan yang baikpula. Keefektifan dan keefesien proses
pelaksanaan pengajaran dibutuhkan sebuah perencanaan yang tersusun secara baik dan
sistematis sehingga proses belajar mengajar (PBM) akan lebih bermakna dan siswa
menjadi lebih aktif dalam belajar.
Proses belajar adalah tahapan perubahan prilaku yang terjadi dalam diri siswa.
Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju dari
pada keadaan sebelumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hayati Sri. 2017. Belajar & Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning. Magelang: DIPA
Universitas
Nana. 2019. Pengembangan Bahan Ajar. Klaten: Lakeisha
Husamah, Pantiwati Yuni. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang

13
HAL 2

14
HAL 2

HAL 2

15
HAL 8

16
HAL 8

17
HAL 10

18

Anda mungkin juga menyukai