Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Disusun oleh kelompok 1

NAMA: 1.ANGGY IRENE MAIRIMA (202135014)

2.MARLEN F WATWAHAN (202135006)

3.MULIANA B. LOLOLUAN (202135092)

4.NERFADILAH T KAPLUDIN (202135002)

5.VERONIKA S. RAHALUS (202135006)

6.SUMARNI L. MELMAMBESSY (202135088)

7.SITI J.H. ANGKOTASAN (202135044)

8.SRI H. SAMPULAWA (202135054)


KATA PENGANTAR
Pujih syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berisikan tentang “Hakikat belajar dan
pembelajaran” tetap pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banya kekurangan
karena pengetahuan yang kami miliki cukup terbatas. Oleh
karena itu kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
DAFTAR ISI

Kata pengantar.....................................................................

Daftar isi..............................................................................

BAB1...................................................................................

1.1. LATAR belakang......................................................

1.2. Rumusan masalah...................................................

1.3. Tujuan...................................................................

BAB2...................................................................................

Pembahasan materi.......................................................

BAB3....................................................................................

Penutup................................................................................

A.Kesimpulan...............................................................

B.Saran........................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena
pengalaman., Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu,
yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami) oleh orang yang
sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa.
Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran
yang berprestatif dan menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni
prinsip-prinsip maupun teori belajar.
Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik
dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya
pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil
yang diinginkan.
Bahasa merupakan hal yang tidak asing bagi kita .Istilah tersebut setiap saat
kita dengar, baca ataupun digunakan sebagai komunikasi secara lisan maupun
tertulis . Bahasa diperoleh dan dipelajari secara alamiah bagi anak-anak untuk
memenuhi kebutuhan dalam lingkungan. Bahasa mampu mengubah dan
mengontrol perilaku perilaku tidak hanya pada anak,tetapi tingkah laku yang
lain.Bahasa juga memfasilitasi dan kadang -kadang bertanggung jawab untuk
pertumbuhan kognitif . Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan
intelektual, sosisal, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

1.3 Rumusan Masalah


 Pengertian dari Prinsip
 Pengertian dari Belajar
 Pengertian dari Prinsip Belajar
 Prinsip-Prinsip Belajar yang terkait dengan proses belajar
 Implikasi dalam Pembelajaran
 Hakikat pembelajaran bahasa
 Pembelajaran bahasa
 Strategi pembelajaran bahasa
 Teknik pembelajaran
 Manfaat mempelajari bahasa

1.4Tujuan Penulisan
 Untuk memenuhi tugas kelompok Belajar dan Pembelajaran
 Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan Diskusi
 Untuk mengetahui Prinsip belajar dan Implikasinya dalam pembelajaran
serta Hakikat pembelajarab bahasa dan Manfaat mempelajari bahasa

BAB II PEMBAHASAN
2.1 PRINSIP BELAJAR

2.1.1 Pengertian prinsip


Prinsip adalah sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama dan menjadi
dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru dalam upaya
mencapai hasil yang diinginkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik antara pendidik dan peserta didik.

2.1.2 Pengertian belajar


Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dari kita yang tidak tahu apa-apa
menjadi tahu. Belajar bukan suatu penguasaan latihan melainkan perubahaan
kelakuan, kegiatan belajar dapat dialami oleh orang yang sedang belajar dan juga
diamati oleh orang lain. Dan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik
dalam pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai sebagai hasil interaksinya
dengan lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.3 Pengertian prinsip belajar

Prinsip Belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan
pendidik agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri.
Dan juga, prinsip belajar dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan
berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan
dengan baik antara pendidik dan peserta didik.

2.1.4 Prinsip-prinsip belajar yang terkait dengan proses belajar


Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita \pakai sebagai
dasar dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan
upaya belajarnya maupun bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya
mengajarnya. Berikut ini adalah contoh prinsip-prinspnya:

 Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan
siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.

 Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah
kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.

 Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi
oleh perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan
caranya sendiri yang berbeda dari yang lain.

 Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan ini
harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta
didik dalam proses pembelajaran itu terjadi.

 Prinsip Perbedaan Individual


Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas
dan dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya.
Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi
kebutuhan seluruh siswa.

 Prinsip Transfer dan Retensi


Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan
dalam situasi yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer.
Sedangkan yang dimaksud dengan Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk
menggunakan lagi hasil belajar.

 Prinsip Belajar Kognitif


Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan
masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk
perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan
melibatkan proses pengenalan dan penemuan.

 Prinsip Belajar Afektif


Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan, minat
dan sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.

 Prinsip Belajar Evaluasi


Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya
pelaksanaan pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji
kemajuan dalam pencapaian tujuan.

 Prinsip Belajar Psikomotor


Proses belajar psikomotor individu menetukan bagaimana ia mampu
mengendalikan aktifitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental
dan fisik.

Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:


1. Perhatian dan Motivasi
2. Keaktifan
3. Keterlibatan langsung atau pengalaman
4. Pengulangan
5. Tantangan
6. Balikan dan Penguatan (law of effect)
7. Perbedaan individual

2.1.5 Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan sangat penting dalam kegiatan belajar peserta didik.
Perhatian dalam proses belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya. Apabila perhatian ini tidak ada pada siswa, maka
siswa ini perlu dibangkitkan lagi perhatiannya. Selain itu juga, perhatian digunakan
sebagai pemusatan energi psikis (fikiran dan perasaan) terhadap suatu terhadap
suatu objek. Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses belajar tersebuat akan
semakin baik dan hasilnya akan semakin baik juga. Dan oleh sebab itu, guru harus
selalu berupaya agar perhatian siswa terpusat pada pelajaran.

Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam


kegiatan belajar antara peserta didik dengan pendidik. Motivasi yaitu tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi juga mempunyai
tujuan yang merupakan salah satu tujuan dari proses belajar. Motivasi merupakan
salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat
menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan
keterampilan. Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat
dipisahkan.

2.1.6 Keaktifan belajar


Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu
beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati
sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,
mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh
kegiatan psikis misaInya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam
memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang
lain, menyimpulkan basil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain. Seperti yang
telah dibahas di depan bahwa belajar iu sendiri adalah akivitas, yaitu aktivitas
mental dan emosional.

2.1.7 Keterlibatan langsung dalam belajar

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati secara
langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab tehadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar
membuat tempe, yang paling baik apabila ia terlihat secara langsng dalam
perbuatan, bukan sekadar melihat bagaimana orang menikmati tempe, apalagi
sekadar mendengar orang bercerita bagaimana cara pembuatan tempe.

2.1.8 Pengulangan Belajar


Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan mempunyai maksud untuk
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat,
menanggap, mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir. dan sebagainya. Dengan
mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti
halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih
dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempuma.

2.1.9 Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi
selalu terdapat hambatan yang mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif
untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahasa belajar tersebut.
Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia
akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Agar pada
anak timbul motif yang Kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan
belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar
haruslah menantang.tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa
bergairah untuk mengatasinya.

2.1.10 Balikan dan penguatan


Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan.
Nilai yamg baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik
dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak
yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak
naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat. Di
sini nilai buruk dan rasa takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk
belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.

3.1 IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR


3.1.1 Perhatian dan Motivasi
Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa
motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan
mengembangkan secara terus menerus. Untuk dapat membangkitkan dan
mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus menerus, siswa dapat
melakukannya dengan menentukan atau mengetahui tujuan belajar yang hendak
dicapai. menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain,
menentukan target atau sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis
lainnya. Dari contoh-contoh perilaku siswa untuk meningkatkan dan
membangkitkan motivasi belajar, dapat ditandai bahwa perilaku-perilaku tersebut
bersifat psikis.

3.1.2 Keaktifan
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung
siswa dalam proses pembelajaran.

3.1.3 Keterlibatan Langsung atau Pengalaman


Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan
segala tugas belajar yang dibeerikan kepada mereka. Dengan keterlibatan langsung
ini, secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau
berpengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip
keterlibatan langsung bagi siswa misalnya adalah siswa ikut dalam pembuatan
lapangan bola voli, siswa melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk
membuat laporan, siswa membaca puisi di depan kelas, dan perilaku sejenis
lainnya. Bentuk perilaku keterlibatan langsung siswa tidak secara mutlak
menjamin terwujudnya prinsip keaktifan pada diri siswa. Namun demikian,
perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar pembelajaran
dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.

3.1.4 Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah kemungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti. Dari pemyataan inilah pengulangan masih diperlukan
merasa bosan dalam melakukan pengulangan. Itulah yang merupakan implikasi
dari prinsip pengulangan.

3.1.5 Tantangan

Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada
diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses. Dan
mengolah pesan. Sclain itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar
terhadap segala permasalahan yang dihadapinya. Bentuk-bentuk perilaku siswa
yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan ini diantaranya adalah melakukan
eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu
pemecahan suatu masalah.

3.1.6 Balikan dan Penguatan

Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah
benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan
tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce)
bagi penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan diantaranya
adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima
kenyataan terhadap skor atau nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari
gurulorang tua karena hasil belajar yang jelek.

3.1.7 Perbedaan Individual

Implikasi adanya prinsip perbedaan individual diantaranya adalah menentukan


tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi
adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun
psikis. Untuk memperjelas implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa, anda dapat
mengidentifikasi dari kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai
indikatornya.

4.1Hakikat Pembelajaran Bahasa


4.1.1 Pembelajaran Bahasa
Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang strategi
pembelajaran Bahasa Indonesia dan efektivitasnya terhadap pencapaian tujuan
belajar, kajian pustaka penelitian ini akan difokuskan pada
a. Pembelajaran bahasa
b. Strategi pembelajaran Bahasa Indonesia, meliputi metode dan teknik
pembelajaran Bahasa Indonesia
c. Hasil pembelajaran

 Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989).
Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu
dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis
tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan
strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian
pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan
prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus
memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran
yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan
belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan bahwa peran
pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan
dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam
berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Hal ini relevan dengan kurikulum 2004
bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu
membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah
keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang
dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan
mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi
kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2004
untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pemelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia secara umum meliputi:
 Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (nasional) dan bahasa negara
 Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan
fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-
macam tujuan, keperluan, dan keadaan
 Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan
kematangan sosial
 Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis)
 Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
 Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui
prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan
pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam
kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai
berikut. Pebelajar akan belajar bahasa dengan baik bila
 Diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat
 Diberi kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara
komunikatif dalam berbagai macam aktivitas
 Bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk,
keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa
 Ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan
budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran
 Jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya
 Jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka
 Jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri.
4.1.2 Strategi Pembelajaran Bahasa
Pembicaraaan mengenai strategi pembelajaran bahasa tidak terlepas dari
pembicaraan mengenai pendekatan, metode, dan teknik mengajar. Machfudz
(2002) mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen and Robert,
1972) menjelaskan sebagai berikut.
 Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori
tentang hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber
landasan/prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan
asumsi-asumsi dan tesisi-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-
unsur bahasa, serta fungsi dan pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam
suatu masyarakat bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis
dalam belajar bahasa sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguistil. Pendekatan
pembelajaran lebih bersifat aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori
linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Dari
pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa. Misalnya dari pendekatan
berdasarkan teori ilmu bahasa struktural yang mengemukakan tesis-tesis linguistik
menurut pandangan kaum strukturalis dan pendekatan teori belajar bahasa
menganut aliran behavioerisme diturunkan metode pembelajaran bahasa yang
disebut Metode Tata Bahasa (Grammar Method).
 Metode Pembelajaran
Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti penerapan
suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-
langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan
pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil
belajar.
Dalam strategi pembelajaran, terdapat variabel metode pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
 Strategi pengorganisasian isi pembelajaran
 Strategi penyampaian pembelajaran
 Startegi pengelolaan pembelajaran
2.2.3 Teknik Pembelajaran
Istilah teknik dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pengertian
implementasi perencanaan pengajaran di depan kelas, yaitu penyajian pelajaran
dalam kelas tertentu dalam jam dan materi tertentu pula. Teknik mengajar berupa
berbagai macam cara, kegiatan, dan kiat (trik) untuk menyajikan pelajaran dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran bersifat implementasi,
individual, dan situasional.
Saksomo (1983) menyebutkan teknik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
antara lain
 Ceramah
 Tanya—jawab
 Diskusi
 Pemebrian tugas dan resitasi
 Demonstrasi dan eksperimen
 Meramu pendapat (brainstorming)
 Mengajar di laboratorium
 Enduktif, inkuiri, dan diskoveri
 Peragaan, dramatisasi, dan ostensif
 Simulasi, main peran, dan sosio-dram
 Karya wisata dan bermain-main
 Eklektik, campuran, dan serta—merta.

5.1 MANFAAT MENPELAJARI BAHASA


Ada keuntungan sehari-hari yang jelas untuk berbicara bahasa, seperti
mengesankan teman-teman Anda, membalikkan kencan yang berjalan buruk, dan
salah satu rasa bangga dan pencapaian terkuat yang dapat Anda miliki. Hal ini juga
dapat membuka banyak pintu karir potensial, tidak hanya dari segi jangkauan
pekerjaan, tetapi juga jangkauan tujuan untuk mencari pekerjaan.
 Menjadi lebih dapat dipekerjakan
Mempelajari bahasa adalah cara yang bagus untuk membuat diri Anda menonjol
dari kompetisi.
Ketika dunia menjadi semakin mengglobal, permintaan akan penutur bahasa dari
perusahaan meningkat seiring mereka memperluas operasi ke pasar baru. Oleh
karena itu, perusahaan-perusahaan ini membutuhkan penutur bahasa untuk
memenuhi permintaan klien mereka.
 Tingkatkan keterampilan Anda
Mempelajari bahasa juga menunjukkan bahwa Anda memiliki sejumlah
keterampilan lain. Menurut penelitian,bahasa lebih baik dalam pemecahan
masalah, lebih kreatif dan lebih baik multitasker. Semua keterampilan ini sangat
menarik bagi calon pemberi kerja.
Pembelajaran bahasa juga membantu membuat Anda lebih toleran – multibahasa
biasanya lebih berpikiran terbuka dan menerima perubahan.
Ini juga dapat membantu Anda mempelajari bahasa dengan lebih mudah. Bagi
banyak orang, hambatan rasa malu awal benar-benar dapat menghambat
pembelajar untuk menguasai bahasa. Melewati penghalang ini dapat membantu
meningkatkan kepercayaan diri Anda dan membantu Anda terus belajar bahasa
lebih lanjut. Kepercayaan diri yang Anda peroleh juga dapat membantu
memberikan dorongan untuk melakukan hal-hal yang belum pernah Anda lakukan
sebelumnya.
Alasan penting lainnya untuk belajar bahasa adalah karena itu membuat Anda lebih
menarik.

 Manfaat otak dari belajar bahasa


Mungkin manfaat terpenting dari belajar bahasa bukanlah yang paling terkenal.
Menurut penelitian di Swedia, belajar bahasa menyebabkan area otak yang terkait
dengan memori, yaitu korteks serebral dan hippocampus, bertambah besar. Seperti
halnya otot di tubuh, melatih otak secara teratur dapat membuatnya lebih kuat dan
lebih fleksibel.
Terlebih lagi, telah disarankan bahwa belajar bahasa kedua membantu mencegah
penyakit otak seperti demensia dan Alzheimer, dan bahkan dapat memiliki efek
mendalam pada kemampuan Anda untuk memahami musik.
Belajar bahasa baru tidak pernah semudah ini. Jumlah alat pembelajaran bahasa
online gratis sangat bervariasi dan mendalam sehingga Anda kehabisan alasan
untuk menjadi seorang monolingual di zaman sekarang ini. Mengapa tidak
memeriksa? bahasa apa yang harus kamu pelajari
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Melalui pemaparan makalah yang telah disampaikan dimuka, maka
dapat ditarik suatu kesimpulan, antara lain :
1. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai
hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang relative permanen karena adanya pengalaman
2. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi
perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor,
beserta tingkatan aspek-aspeknya

B.SARAN
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata
sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar
harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangsi pada suatu saat terhadap makalah tema yang
sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua selaku pelajar.

Anda mungkin juga menyukai