Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“Prinsip-prinsip Dalam Belajar”

Oleh :
Veronika
Angela Milanisti Pongmakamba
Raihanah Mardatillah
Sri Devikha Wahyuliana Az

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019

i
DAFTAR ISI

HalamanJudul ..................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Prinsip-prinsip Belajar .................................................................................. 2

A. Pengertian Prinsip Belajar .............................................................................. 2

B. Prinsip-prinsip dan Implikasi Prinsip-prinsip Belajar dalam Pembelajaran .. 3

1. Prinsip Perhatian dan Motivasi .................................................................. 4

2. Prinsip Balikan dan Penguatan .................................................................. 6

3. Prinsip Keaktifan ....................................................................................... 9

4. Prinsip Tantangan ...................................................................................... 10

5. Prinsip Pengulangan ................................................................................... 11

6. Prinsip Perbedaan Individual ..................................................................... 12

7. Prinsip Keterlibatan Langsung ................................................................... 14

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada bagian sebelumnya Anda telah diajak membahas tentang tujuan
belajar dan pembelajaran. Pencapaian tujuan belajar merupakan muara dari
seluruh aktivitas pembelajaran. Agar tujuan belajar dapat tercapai
sebagaimana diharapkan, maka guru hendaknya memperhatikan secara cermat
berbagai faktor yang dapat didayakan secara optimal untuk mendukung
tercapainya tujuan tersebut.
Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan guru adalah
berkenaan dengan prinsip-prinsip belajar. Pemahaman dan keterampilan
menerapkan prinsip-prinsip belajar akan membantu guru untuk mampu
mengelola proses pembelajaran secara tepat, sesuai dengan karakteristik siswa
dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Mempertimbangkan
pentingnya hal ini maka pada bagian Anda akan diajar untuk membahas secara
mendalam prinsip-prinsip belajar, dengan menitikberatkan pembahasan pada
pengertian prinsip-prinsip belajar, prinsip-prinsip belajar, implikasi prinsip-
prinsip belajar dalam pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan maksud prinsip-prinsip belajar.
2. Menjelaskan beberapa prinsip belajar yang terkait dengan proses belajar.
3. Menjelaskan implikasi prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan sub-sub topik yang dibahas pada bagian ini sebagaimana
disebutkan diatas, maka setelah mengkaji bagian ini, mengerjakan tugas-tugas
latihan dan berdiskusi dengan rekan-rekan, diharapkan Anda memiliki
kompetensi :
1. Mengetahui pengertian dari prinsip-prinsip belajar.
2. Mengetahui prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran.
3. Mengetahui implikasi prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR


A. Pengertian Prinsip Belajar
Prinsip Belajar Menurut Gestalt Adalah suatu transfer belajar antara
pendidik dan peserta didik sehingga mengalami perkembangan dari proses
interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan
diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan
sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah
diterimanya.
Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies adalah Suatu komunikasi
terbuka antara pendidik dengan peserta didik sehingga peserta didik
termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh dan
kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan
peserta didik.
Berdasarkan Pendapat para Ahli, disimpulkan bahwa Prinsip Belajar
adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar Proses
Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan
peserta didik.
Agar aktivitas yang dilakukan pendidik dalam proses pembelajaran terarah
pada upaya peningkatan potensi peserta didik secara komprehensip, maka
pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar,
yang bertolak dari kebutuhan internal peserta didik untuk belajar. Davies
(1991:32), mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar
bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu :

2
1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri.
Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut
untuknya.

2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk


setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.

3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera


diberikan penguatan (reinforcement).

4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran,


memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.

5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka


ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih
baik.

Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan


guru agar terjadi proses belajar terhadap siswa sehingga proses pembelajaran
yang dilakukan dapat mencapai hasil yang optimal. Prinsip-prinsip belajar juga
memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para
siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran, sehingga terbentuk
kepribadian yang aktif, mandiri dan cerdas.

B. PRINSIP - PRINSIP BELAJAR DAN IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP


BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai
prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum
yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi
peserta didik yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru
dalam apaya meningkatkan mengajarnya.

3
Secara umum prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan :

1. Prinsip Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian


terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya.

Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki keterkaitan


yang sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya motivasi.
Sejumlah hasil penelitian bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika anak
memiliki motivasi yang kuat untuk belajar.

Motivasi terkait erat dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang


akan sesuatu yang ingin ia capai, maka akan semakin kuat motivasi untuk
mencapainya. Kebutuhan yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang
untuk mencapainya dengan sekuat tenaga. Hanya dengan motivasilah anak didik
dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang lain
(Djamarah, 2006:148).

Motivasi dapat bersifat internal dan eksternal. Beberapa penulis atau ahli
yang lain seperti pada paparan di atas menyebutnya motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi internal atau motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam
diri individu untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi eksternal adalah dorongan
yang berasal dari luar diri individu. Motivasi eksternal melalui proses belajar dan
interaksi individu dengan lingkungannya dapat berubah menjadi motivasi internal.
Proses perubahan dari motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik pada
seseorang disebut “transformasi motif” (Dimyati dan Mudjiono, 1994:41).

Penerapan prinsip-prinsip motivasi dalam proses pembelajaran akan dapat


berlangsung dengan baik, bilamana guru memahami beberapa aspek yang
berkenaan dengan dorongan psikologis sebagai individu dalam diri siswa sebagai
berikut :

4
a. Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan aspek biologis, sosial
dan emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk mencapai
sesuatu yang lebih dari yang ia miliki saat ini.

b. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan


mendorong terjadinya peningkatan usaha.

c. Motivasi dipengaruhi oleh unsr-unsur kepribadian.

d. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung


meningkatkan motivasi belajar.

e. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa
sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.

f. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terdapat
motivasi dan perilaku.

g. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas,


memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah
dan bukan karena memang ingin belajar.

h. Kompetisi dan insentif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan motivasi.

i. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam
suasana belajar yang memuaskan.

j. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu
dapat mempertinggi motivasi.

Agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru harus
berusaha:

1. Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik.

5
2. Mengkondisikan proses belajar aktif.
3. Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang
menyenangkan.
4. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar
(misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan, dsb)
5. Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi.
6. Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera
mungkin pula memberitahukan hasilnya kepada siswa.
7. Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa
dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari.

Implikasi prinsip-prinsip perhatian dan motivasi belajar bagi siswa adalah


1. Siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang
dipelajari, baik dalam bentuk rangsangan suara, warna, gerak.dll.
2. Siswa dapat melatih indranya untuk memperhatikan rangsangan yang
muncul dalam proses pembelajaran.
3. Disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar harus dikembangkan
terus menerus.
4. Dapat menentukan target/sasaran penyelesaian tugas belajar dan
perilaku sejenisnya.

2. Prinsip Balikan dan Penguatan

Prinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan implementasi dari


teori belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui Teori Operant Conditioning
dan salah satu hukum belajar dari Thorndike yaitu “law of effect”. Menurut
hukum belajar ini, siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik. Hasil belajar, apalagi hasil yang baik merupakan
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh positif bagi upaya-upaya belajar
berikutnya. Namun dorongan belajar, menurut Skinner tidak hanya muncul
karena penguatan yang menyenangkan, akan tetapi juga terdorong oleh

6
penguatan yang tidak menyenangkan, dengan kata lain penguatan positif dan
negatif dapat memperkuat belajar.

Memberi penguatan (reinforcement) merupakan tindakan atau respon terhadap


suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas
tingkah laku pada waktu yang lain.

Sumantri dan Permana (1999:274) mengemukakan secara khusus beberapa


tujuan dari pemberian penguatan, yaitu:

a. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

b. Merangsang peserta didik berpikir lebih baik.

c. Menimbulkan perhatian peserta didik.

d. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.

e. Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar


ke arah perilaku yang mendukung belajar.

Terdapat beberapa jenis penguatan yang dapat dilakukan guru:

1) Penguatan verbal, yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata-


kata/kalimat yang diucapkan, seperti: “bagus”, “baik”, “smart”, “tepat”
dan sebagainya.

2) Penguatan gestural, yaitu penguatan berupa gerak tubuh atau mimik muka
yang memberi arti/kesan baik kepada peserta didik. Penguatan gestural
dapat berupa; tepuk tangan, acungan jempol, anggukan, tersenyum, dan
sebagainya.

3) Penguatan dengan cara mendekati, yaitu perhatian guru terhadap perilaku


peserta didik dengan cara mendekatinya. Penguatan dengan cara

7
mendekati ini dapat dilakukan ketika peserta didik menjawab pertanyaan,
bertanya, berdiskusi atau sedang melakukan aktivitas-aktivitas lainnya.

4) Penguatan dengan cara sentuhan, yaitu penguatan yang dilakukan guru


dengan cara menyentuh peserta didik, seperti menepuk pundak, menjabat
tangan, mengusap kepala peserta didik, atau bentuk-bentuk lainnya.

5) Penguatan dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan.


Memberikan penghargaan kepada kepada kemampuan peserta didik
dalam suatu bidang tertentu, seperti peserta didik yang pandai bernyanyi
diberikan kesempatan untuk melatih vokal pada temannya.

6) Penguatan berupa tanda atau benda, yaitu memberikan penguatan kepada


peserta didik berupa simbol-simbol atau benda-benda. Penguatan ini
dapat berupa komentar tetulis atas karya peserta didik, hadiah, piagam,
lencana, dan sebagainya.

Implikasi prinsip-prinsip balikan dan penguatan bagi guru antara lain ;

1. Memberikan kepada siswa jawaban yang benar.


2. Mengoreksi dan membahas pekerjaan siswa.
3. Memberikan catatan pada hasil pekerjaan siswa baik berupa angka maupun
komentar-komentar tertentu.
4. Memberikan catatan pada hasil pekerjaan siswa baik berupa angka maupun
komentar-komentar tertentu.
5. Memberikan lembar jawaban atau kerja siswa.
6. Mengumumkan atau menginformasikan peringkat secara terbuka,
7. Memberikan penghargaan.

Implikasi prinsip- prinsip balikan dan penguatan bagi siswa :

8
1. siswa akan lebih semangat dalam belajar bilamana setiap langkah selalu
diberi penguatan, hal ini karena adanya kesadaran akan kebutuhan untuk
memperoleh balikan.

3. Prinsip Keaktifan

Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik


intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. Pandangan mendasar yang perlu
menjadi kerangka pikir setiap guru adalah bahwa pada prinsipnya anak-anak
adalah makhluk yang aktif. Individu merupakan manusia belajar yang aktif dan
selalu ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat
berkembang ke arah yang positif bilamana lingkungannya memberikan ruang
yang baik untuk tumbuh suburnya keaktifan itu.

Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer begitu saja dari
pikiran orang yang mempunyai pengetahuan ke pikiran orang yang belum
mempunyai pengetahuan. Bahkan bila seorang guru bermaksud mentransfer
konsep, ide dan pegertian kepada seorang murid, pemindahan itu harus
diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh si murid lewat pengalamannya
(Glasersferld dalam Battencourt, 1989).

Dalam proses konstruksi itu menurut Glasersferld, diperlukan beberapa


kemampuan;

● Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman,


● Kemampuan membandingkan, mengambil keputusan (justifikasi) mengenai
persamaan dan perbedaan, dan
● Kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu daripada
pengalaman yang lain.

Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran
adalah :

9
a. Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk
berkreativitas dalam prose pembelajarannya.

b. Memberikan kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri


dan eksperimen.

c. Memberikan tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.

d. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan
respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

e. Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran.

Implikasi prinsip keaktifan bagi guru :

1. terwujud nya sikap yang aktif dalam segala hal, terutama keiginan untuk
terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

4. Prinsip Tantangan

Deporter (2000:23) mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan bahwa


siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang serta
ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan keputusan. Bilamana
anak merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan
aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Beberapa bentuk
kegiatan berikut dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan
tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu :

1) Merancang dan mengelola kegiatan inquiry dan eksperimen.

2) Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa.

3) Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi


pembelajaran.

10
4) Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik.

5) Membimbing siswa menemukan fakta, konsep, prinsip, dan


generalisasi.

6) Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.

Implikasi prinsip tantangan bagi siswa :

1. siswa mampu lebih mandiri dan termotivasi dalam menyelesaikan segala


tantangan pembelajaran diantaranya melakukan eksperimen,
melaksanakan tugas bimbingan maupun mandiri, atau mencari tahu
pemecahan suatu masalah.

5. Prinsip Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang


dikemukakan oleh teori Psikologi Dava. Menurut teori ini belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya
mengamat, menanggap, mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir. dan
sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka dasya-daya tersebut
akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi
tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-
pengulangan akan menjadi sempurna.
Banyak tingkah laku manusia yang terjadi karena kondisi,
misalnya peserta didik berbaris masuk ke kelas karena mendengar bunyi
lonceng, kendaraan berhenti ketika lampu Ialu lintas berwarna merah.
Menurut teori ini perilaku individu dapat dikondisikan, dan belajar
merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons
terhadap sesuatu. Mengajar adalah membentuk kebiasaan, mengulang-
ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan

11
pembiasaan tidak perlu selalu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi
dapat juga oleh stimulus penyerta.

Implikasi prinsip-prinsip pengulangan bagi guru adalah:

a. Memilah pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan.

b. Merancang kegiatan pengulangan.

c. Mengembangkan soal-soal latihan.

d. Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan yang bervariasi.

Sedangkan implikasi prinsip belajar pengulangan pada siswa :

1. sangat dituntut untuk memiliki kesadaran yang mendalam agar bersedia


melakukan pengulangan latihan-latihan baik yang ditugaskan oleh guru
maupun atas inisiatif dan dorongan diri sendiri demi kemajuan hasil dari
proses pembelajaran yang ada..

6. Prinsip Perbedaan Individual

Hasil sejumlah riset menunjukkan bahwa keberagaman faktor, seperti sikap


siswa, kemampuan dan gaya belajar, pengetahuan serta memberikan dan konteks
pembelajaran merupakan komponen yang memberikan dampak sangat penting
terhadap apa yang sesungguhnya harus siswa-siswa pelajari (Killen, 1998:5).

Dalam pandangan DePorter & Hernacki (2001:117) terdapat tiga


karakteristik atau modalitas belajar siswa yang perlu diketahui oleh setiap
pendidik dalam proses pembelajaran, yaitu:

a. Orang-orang yang visual, yang sering kali ditandai suka mencoret-coret


ketika berbicara di telpon, berbicara dengan tepat, lebih suka melihat peta
daripada mendengar penjelasan.

12
b. Orang-orang yang auditorial, yang sering ditandai suka berbicara sendiri,
lebih suka mendengarkan ceramah atau seminar daripada membaca buku,
lebih suka berbicara daripada menulis.

c. Orang-orang yang kinestetik, yang sering ditandai berpikir lebih baik


ketika bergerak atau berjalan, banyak menggerakkan anggota tubuh ketika
berbicara, sulit untuk duduk dan diam.

Peserta didik adalah individual yang memiliki keunikan, berbeda satu sama
lain dan tidak satupun yang memiliki ciri-ciri persis sama meskipun mereka itu
kembar. Setiap individu pasti memiliki karakteristik yang berbeda dengan
individu lainnya. Perbedaan individual ini merupakan kodrat manusia yang
bersifat alami.

Pembelajaran yang bersifat klasikan yang mengabaikan perbedaan-


perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Cara-cra yang dapat
ditempuh oleh guru antara lain penggunaan metode atau pendekatan secara
bervariasi sehingga semakin besar memberikan peluang tumbuhnya perhatian
siswa di dalam latar belakang perbedaan individual. Upaya lain yang dapat
dilakukan guru adalah dengan menambah waktu belajar bagi siswa-siswa yang
memiliki kemampuan rendah, atau memberikan pengayaan bagi siswa-siswa
yang memiliki kemampuan lebih dari yang lain.

Implikasi atau penerapan prinsip-prinsip perbedaan individual dalam proses


pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru sebagai
berikut:

1) Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan
dirinya dan untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan
belajar yang mereka butuhklan.

2) Para siswa harus terus didorong memahami potensi dirinya dan untuk
selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan.

13
3) Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang
selaras dengan minat, tujuan, dan latar belakang mereka. Hal ini terutama
disebabkan para pesrta didik cenderung memilih kegiatan belajar yang sesuai
dengan pengalaman masa lampau yang mereka rasakan bermakna untuk
dirinya.

4) Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan
dirinya serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang berbeda
dengan siswa-siswa yang lain.

5) Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih diperkuat


bilamana para siswa tidak merasa terancam oleh proses yang ia ikuti serta
lingkungannya sehingga mereka memiliki keleluasan untuk berpartisipasi
secara efektif dalam kegiatan belajar.

Implikasinya bagi siswa :

1. Para siswa yang telah memahami kekuatan dirinya dibandingkan teman-teman


yang lain akan lebih cenderung memiliki dorongan dan minat untuk belajar
secara lebih sungguh-sungguh.

7. Prinsip Keterlibatan Langsung

Sejumlah hasil penelitian membuktikan lebih dari 60% sesuatu yang


diperoleh dari kegiatan belajar didapatkan dari keterlibatan langsung. Edgar Dale
dalam penggolongan pengalaman belajarnya yang dituangkan di dalam kerucut
pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar
melalui pengalaman langsung. Keterlibatan langsung siswa memberi banyak
sekali manfaat yang langsung dirasakan pada saat terjadinya proses pembelajaran
tersebut.

Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah:

14
a. Mengaktifan peran individual atau kelompok kecil di dalam penyelesaian
tugas.

b. Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk


melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.

c. Memberi keleluasaan kepada siswa untuk melakukan berbagai percobaan


atau eksperimen.

d. Memberikan tugas-tugas praktek.

Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa adalah:

1. Siswa harus terdorong aktif untuk mengalami sendiri dalam melakukan


aktivitas pembelajaran.
2. Siswa dituntut untuk aktif mengerjakan tugas-tugas sendiri tanpa bantuan
orang lain, sehingga dalam hal praktek atau belajar di luar kelas siswa
dapat terjun langsung menyaksikan bagaimana proses sehingga
mndapatkan pengalaman yang tentu nya bermanfaan untuk siswa
tersebut.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik
antara pendidik dengan peserta didik.
Agar aktivitas yang dilakukan pendidik dalam proses pembelajaran terarah
pada upaya peningkatan potensi peserta didik secara komprehensip, maka
pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar,
yang bertolak dari kebutuhan internal peserta didik untuk belajar.
Secara umum, prinsip-prisip belajar yaitu :1) Perhatian dan Motivasi 2)
Balikan dan penguatan (law of effect) 3) Keaktifan 4) Tantangan 5) Pengulangan
6) Perbedaan individual. 7) Keterlibatan langsung.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rieneka Cipta:


Jakarta.

Atang Kusdinar dkk., 1989.Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.


Bandung:Remaja Karya CV

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Bumi Aksara

17

Anda mungkin juga menyukai