Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASAS-ASAS PEMBELAJARAN
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:Metodologi
Pembelajaran MI)

Dosen Pembimbing:
Moh. Muhajir, M. Pd

Oleh:
Luthfiyatur Rizqi (2018143260098)
Mia Dwi Rahmawati (2018143260101)
Moh. Nur Afdzi (2018143260102)
Mualifah (2019143260157)
Shofia dwi yulianti (2018143260109)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TANWIR
TALUN SUMBERREJO BOJONEGORO
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas izin Allah swt kami akhirnya mampu menyusun dan
menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk tanggung jawab kami sebagai
mahasiswa terhadap tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah “metodologi
pembelajaran MI”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda
Rasulullah saw beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikut beliau hingga
akhir zaman. Amin.
Makalah ini berjudul “Asas-Asas Pembelajaran” Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya ilmu dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun amat
saya hargai dan perlukan demi sempurnanya susunan makalah yang sederhana ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu selama penyusunan makalah ini
terutama sekali kepada dosen mata kuliah “metodologi pembelajaran MI” Bpk
Moh. Muhajir. M. Pd yang telah tulus ikhlas mengajarkan kami ilmu pengetahuan
memberikan bimbingan dan saran-saran.
Terakhir kami penyusun makalah ini berharap, semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis sendiri terutamanya dan bagi pembaca lainnya. Amin.

Bojonegoro, 1 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan penulisan........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Aas Apersepsi............................................................................................5
B. Asas Motivasi............................................................................................6
C. Asas Aktivitas............................................................................................7
D. Asas individualism....................................................................................8
E. Asas Peragaan............................................................................................9
F. Asas Modivikasi........................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai usaha dasar yang sistematik-sistemik selalu bertolak dari sejumlah
asas tertentu. Asas asas tersebut berperan sangat penting, kerna fungsi pendidikan merupakan
pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat tertentu.
Asas asas pendidikan ketentuan yang harus dipedomani atau menjadi pegangan dalam
melaksanakan pendidikan agar tercapai tujuannya dan asas pendidikan merupakan sesuatu
kebenaran yang menjadi dasar ataupun tumpuan berfikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Khusus Indonesia, terdapat bebrapa asas pendidikan yang member arah
dalam merancang dan melaksanakan pendidikan nasional. Asas asas tersebut bersumber dari
pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia.
Saat ini pendidikan dituntut untuk dapat memainkan perannya sebagai basis dan benteng
yang akan menjaga dan memperkukuh etika dan moral bangsa. Pendidikan merupakan suatu
media sosialissi nilai-nilai luhur. Sementara itu, kualitas dari pendidikan sangat dipengaruhi oleh
mutu proses belajar mengajar, dan mutu proses belajar mengajar ditentukan oleh berbagai
komponen yang terkait satu sama lain, yaitu input peserta didik, kurukulum, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana prasarana, dana, manajemen, dan lingkungan.
Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan guru sebagai pendidik adalah
berkenaan dengan prinsip-prinsp belajar dan asa-asas pembelajaran. Pemahaman dan
ketreampilan menerapkan prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran akan membentuk guru
untuk mampu mengelola proses pembelajaran secara tepat, sesuai dengan karakteristik siswa dan
tujuan pembeajaran.

3
B. Rumusan Masalah
adapun rumusaan masalah yaitu:
1. Apa yang di maksud Asas Apersepsi ?
2. Apa yang di maksud Asas Motivasi ?
3. Apa yang di maksud Asas Aktivitas?
4. Apa yang di maksud Asas Individualisme ?
5. Apa yang dimaksud Asas Peragaan?
6. Apa yang di maksud Asas Modifikasi ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan masalah ini untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui Asas Apersepsi.
2. Untuk mengetahui Asas Motivasi
3. Untuk mengetahui Asas Aktivitas
4. Untuk mengetahui Asas Individualisme
5. Untuk mengetahui Asas Peragaan
6. Untuk mengetahui Asas Modifikasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asas-Asas Pembelajaran

1. Asas Apersepsi

Apersepsi berasal dari kata apersepsi (Inggris), yang berarti menafsirkan buah pikiran,
jadi menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki
dan dengan demikian memahami dan menafsirkannya.1 Apersepsi disebut sering "batu loncatan",
maksudnya sebelum dimulai untuk menyajikan bahan pelajaran baru, guru diharapkan dapat
terhubung lebih dahulu dari bahan pelajaran sebelumnya / kemarin yang menurut guru telah
dikuasai oleh peserta didik. Baik melalui pertanyaan apakah peserta didik masih ingat / lupa,
sudah dikuasai / belum, hasilnya untuk menjadi titik tolak dalam memulai memulai yang baru.
Apersepsi itu dapat membangkitkan minat dan perhatian terhadap suatu pagar. Maka
bangun harus dibangun melalui pengetahuan, sikap, keterampilan yang telah ada.2 Herbart
mengembuskan 4 langkah langkah:
1) Kejelasan: Sesuatu diperlihatkan untuk memperdalam pengertian. Disini guru
yang terutama aktif (memberi) dan murid pasif (menerima). Cara mengajar
memberitahukan.
2) Asosiasi : Anak-anak diberi kesempatan untuk terhubung dengan pengalaman-
pengalaman lama. Anak-anak disini lebih aktif. Metode mengajar tanya jawab
pertanyaan.
3) System: Disini bahan baru itu ditempatkan dalam hal-hal lain. Ini hanya mungkin
jika bahan itu telah terwujud.
4) Metode: Anak-anak mendapat tugas untuk di kerjakan. Guru memperbaiki dengan
memberi petunjuk dimana yang diperlukan

Yang lebih terkenal adalah 5 langkah yang dikemukakan oleh Rein (seorang pengikut
Herbart) yaitu:

1
Nasution, Didaktik Asas-Asas Menghajar,hlm.156.
2
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi,Pengelolaan pengajaran,hlm.26.

5
1) Anak-anak di persiapkan untuk menerima bahan baru dengan membangkitkan
bahan apersepsi. Dengan demikian dibangkitkan pula minat anak.
2) Presentasi (penyajian),pada fase ini guru menyodorkan bahan pelajaran baru.
3) Asosiasi,bahan baru di analisis dan dibandingkan dengan hal-hal yang
berhubungan dengan bahan itu.
4) Generalisasi,pada fase ini diambil dari sebuah prinsip-prinsip dan pengertian-
pengertian.
5) Aplikasi (penggunaan),anak-anak diberi kesempatan untuk menggunakan dan
melatih bahan yang di gunakan itu,agar bahan itu benar-benar menjadi minat
anak.3
2. Asas motivasi
Motivasi bersal dari bahasa latin “movere”, yang berarti menggerakkan. Berdasarkan
pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi
sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi
arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hakikat motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk
perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang member semangat belajar, arah, dan
kegigihan perilaku. Dalam artian, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy,
terarah, dan bertahan lama.
Menurut Prasetya Irawan dkk. mengutip hasil penelitian Fyan dan Maehr bahwa dari tiga
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau konteks
sekolah, dan motivasi. Maka faktor terakhir merupakan faktor yang paling baik4.
Dalam hal ini motivasi belajar sangat berperan mendorong peserta didik mencapai
keberhasilan belajar mereka. Keberhasilan yang diraihnya tentu akan menghasilkan kepuasan
pada diri peserta didik. Oleh karena itu, arti penting keberhasilan belajar mendorong guru harus
terampil mengembangkan strategi motivasi khususnya yang berkaitan dengan pencapaian belajar.
Cara yang dapat dilakukan guru antara lain:

3
Nasution,Didaktik Asas-Asas Menghajar,hlm.158-159.
4
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm.
162-163.

6
a. Menggunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif bukan
ancaman atau sejenisnya.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk segera menggunakan
atau mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajarinya.
c. Meminta kepada peserta didik yang telah menguasai suatu keterampilan atau
pengetahuan untuk membantu teman-temanya yang belum berhasil.
d. Membandingkan prestasi peserta didik dengan dirinya di masa lalu atau
dengan suatu standar tertentu, bukan dengan peserta didik yang lain5.

3. Asas aktivitas

Dimana dalam asas ini prinsip dasar dari suatu pelajaran yaitu dimana seorang guru
memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa untuk belajar, fungsinya untuk
mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar bengajar. Pendidikan modern sekarang ini lebih
menitik beratkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja
siswa memperoleh pengertahuan, pemahaman dan keterampilanserta perilaku lainnya, termasuk
sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, system pembelajaran dewasa ini sangat
menekan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar mengajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani
atau rohani”. Aktifitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktifitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang
terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas –
tugas, dapat menjawab pertanyaan dari guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Menurut Oemar Hamalik (2001:21) penggunaan asas aktifitas besar nilainya bagi
pembelajaran kepada siswa karena :
a. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalaminya
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral

5
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm. 171.

7
c. Memupuk kerjasama yang harmonis antara siswa
d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis
f. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat dan guru dengan orang tua
g. Pelajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret, sehingga mengembangkan
pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas
h. Pembelajaran disekolah menjadi sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat
i. Dalam proses belajar anak didik harus diberikan kesempatan untuk aktif dalam
pengajaran yang akan diberikan, secara individu maupun kolektif. Asas ini
menghindari adanya verbalistik bagi anak didik.

4. Asas Individualisme

Siswa merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama
persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada
karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.6 Setiap guru tentu menyadari bahwa
menghadapi 30 siswa dalam satu kelas misalnya, berarti menghadapi 30 macam keunikan atau
karakteristik. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik
lainya, akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan
tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru
dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan
segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pembelajaran.7
Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut untuk memberikan perhatian
kepada semua keunikan yang melekat pada tiap siswa, misalnya dengan:
a. Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani
kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
b. Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran.
c. Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan
pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan.

6
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 75
7
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 50

8
d. Memberikan remidiasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.8

5. Asas Peragaan

Peragaan meliputi semua pekerjaan panca indra yang bertujuan untuk memiliki
pengertian pemahamn suatu hal secara lebih tepat dengan menggunakan alat-alat indra. Alat indra
itu termasuk sebagai pintu gerbang pengetahuan. Untuk memilikin suatu kesan yang terang dari
peragaan,maka individu harus mengamati bendanya secara tidak terbatas pada luarnya saja tetapi
harus sampai padaa intinya.

Menurut Prof. A. Ghazali,M. A. mengatakan agar peserta didik mudah


mengingat,menceritakan, dan melaksanakan suatu (pengajaran) yang pernah diamati(diterima
atau di alami)di dalam kelas,Hal demikian perlu di dukung dengan peragaan peragaan(media
pengajarann)yang konkrit. Maka:

a. Peserta didik harus di beri peragaan dan perbendaharaan tanggapan yang besar,serta
harus memberikan tanggapan yang sebanyak-banyak nya dengan pengajaran berupa
alat atau peraga.
b. Kalau guru hendak mengajarkan sesuatu pada peserta didik haruslah hal itu di
pertautkan pada tanggapan-tanggapan yang telah ada pada mereka.
c. Bila guru hendak mengajarkan kata-kata atau istilah baru ,murid harusslah di suruh
Melihatnya,mendengarkannya,mengucapkannya,atau menyuruh menulisnya.9

Alat –alat peraga diantaranya yaitu:

1. Barang-barang,contoh-contoh dan gambarnya.


Diantara alat peraga ini ialah seperti membawa biji-biji atau tumbuh-tumbuhan
dalam pelajaran ilmu tumbuh-tumbuhan. Jika sulit membawaa barang-barang
kedalam kelas bawahlah contohnya sepertti kapal terbang,motor,kereta api dan
sebagainya.kalu tidak ada contoh barang-barang itu bawahlah potretnya atau
gambarkan di papan tulis.

8
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, hlm. 82.
9
Ahmad rohani dan abu ahmadi,pengelolaan,hlm.22-23

9
2. Film(gambar hidup)..
Salah satu alat peraga yang baik ialah menggunakan film atau gambar hidup untuk
penerangan prlajaran,seperti ilmu tumbuh-tumbuhan,hewan,manusia dan
sebagainya.10
Menggunakan film dalam pendidikan dan pengajaran berguna untuk
mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa,menambah daya ingat pada
pelajaran,menumbuhkan minat dan motivasi belajar.11
3. Berjalan-jalan(bertamasya)
Diantara alat peraga ialah berjalan-jalan melihat sesuatu yang harus dilihat
sendiri,seperti melihat pasar,pelabuhan,pabrik-pabrik,perusahaan-perusahaan dan
lain saebagainya.12
4. Demonstrasi
Biasanya dilakukan dengan menggunakan alat-alat pembantu seperti papan
tulis,papan flannel dan sebagainya. Dalam demonstrasi guru memperlihatkan
bagaimana sesuatu harus dilakukan,misalnya membuat Es atau membuat hitunagn
aljabar.13

6. Asas Modifikasi
Dimana guru melakukan perubahan baik terhadap alat, peraturan yang ada. Hal ini
memiliki tujuan supaya pembelajaran yang dilakukan yang awalnya dianggap susah dapat
menjadi lebih mudah untuk diterima.

BAB III

10
Ahmad yunus,pendidikan dan pengajaran,(Jakarta:hidakarya agung),hlm 125-126.
11
Nana Sudjana,Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung:Sinnar Baru Agensindo,2009)hlm.102.
12
Mahmud Yunus,Pendidikan dan Pengajaran,hlm.126.
13
Nasution,Didaktik Asas-Asas Mengajar,(Jakarta:Bumi Aksara,1995)hlm.103.

10
PENUTUP
A Kesimpulan
a. Asas Apersepsi
Apersepsi menurut Herbart adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan
bantuan tanggapan yang telah ada. Dalam hal ini terjadi sosiasi antara tanggapan yang
baru dengan tanggapan yang lama.
b. Asas Motivasi
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hakikat motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar
untuk perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang member semangat belajar,
arah, dan kegigihan perilaku. Dalam artian, perilaku yang termotivasi adalah perilaku
yang penuh energy, terarah, dan bertahan lama.
c. Asas Aktivitas
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani
atau rohani”. Aktifitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
d. Asas Individualis
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik
lainya, akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang
sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. dalam pembelajaran.
e. Asas peragaan
Peragaan meliputi semua pekerjaan panca indra yang bertujuan untuk memiliki
pengertian pemahamn suatu hal secara lebih tepat dengan menggunakan alat-alat
indra. Alat indra itu termasuk sebagai pintu gerbang pengetahuan. Untuk memilikin
suatu kesan yang terang dari peragaan,maka individu harus mengamati bendanya
secara tidak terbatas pada luarnya saja tetapi harus sampai padaa intinya.
f. Asas modivikasi
Dimana guru melakukan perubahan baik terhadap alat, peraturan yang ada. Hal ini
memiliki tujuan supaya pembelajaran yang dilakukan yang awalnya dianggap susah
dapat menjadi lebih mudah untuk diterima.
DAFTAR PUSTAKA

11
Nasution, Didaktik Asas-Asas Menghajar,hlm.156.
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi,Pengelolaan pengajaran,hlm.26.
Nasution,Didaktik Asas-Asas Menghajar,hlm.158-159.
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar), hlm.
162-163.
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm. 171.
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 75
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 50
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, hlm. 82.
Ahmad rohani dan abu ahmadi,pengelolaan,hlm.22-23
Ahmad yunus,pendidikan dan pengajaran,(Jakarta:hidakarya agung),hlm 125-126.
Nana Sudjana,Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung:Sinnar Baru
Agensindo,2009)hlm.102.
Mahmud Yunus,Pendidikan dan Pengajaran,hlm.126.
Nasution,Didaktik Asas-Asas Mengajar,(Jakarta:Bumi Aksara,1995)hlm.103.

12

Anda mungkin juga menyukai