Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERBANDINGAN KURIKULUM
KONSEP DASAR KURIKULUM

( Makalah ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Perbandingan Kurikulum Oleh Dosen Hoirul Pakih, M.Pd.)

DI SUSUN OLEH :

ZULKARNEIN NASUTION 20211004


SITI NADILA 20211083
INNAKI KHOIRUL FITRI 20211016
SITI RUKIAH 20211021
M DAVA AKBAR 20211048

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LATANSA MASHIRO


( STAI )
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kurikulum berasal dari bahasa Inggris “Curriculum” berarti Rencana

Pelajaran. (S. Wojowasito-WJS. Poerwadarminta, 1980 : 36.). Secara istilah,

kurikulum adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Depag. RI.

Dir. Jen. Kelembagaan Agama Islam, 2004 : 2). Dari pengertian tersebut

kurikulum sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar disekolah,

yang merupakan jembatan untuk tercapainya suatu tujuan Pendidikan

Nasional. Pada perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh

perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta seni dan

budaya. Perkembangan dan perubahan yang secara terus menerus menuntut

perlunya sistem Pendidikan Nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk

mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman tersebut. Penulisan makalah ini mempunyai alasan yaitu

kurikulum merupakan komponen yang amat penting di dunia pendidikan, karena

kurikulum merupakan suatu usaha yang menjembatani tercapainya Pendidikan

Nasional maka perlu dilakukan kajian-kajian tentang perkembangan kurikulum.

1
BAB II
KONSEP DASAR KURIKULUM

2.1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di akademi

yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat atau

ijazah. Menurut Harold b. Alberty. Al. Mendefenisikan kurikulum yakni semua

aktivitas yang dilakukan oleh sekolah terhadap para siswanya. Menurut

J.G. Taylor dan William H. Alexander (1956 ). Mendefinisikan segala usaha yang

dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi belajar anak, baik di dalam maupun

di luar kelas.

2.2. Pengembangan kurikulum

Sebenarnya apakah pengembangan kurikulum itu dan mengapa kurikulum

perlu dikembangkan? Pengembangan kurikulum terjadi akibat dari rasa

ketidakpuasan masyarakat terhadap suatu kurikulum yang sedang ataupun sudah

berlaku. Namun, tidak semua rasa tidak puas ini memicu pengembangan

kurikulum. Maka perlu diteliti lagi tentang konsep dari pengembangan kurikulum

itu. Istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu

alat atau cara yang baru dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan

penyempurnaan terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan. Kegiatan

pengembangan kurikulum mencakup penyusunan kurikulum, pelaksanaan

disekolah-sekolah disertai pengawasan secara intensif dan penyempurnanaan

terhadap komponen-komponen tertentu dari kurikulum atas hasil penelitian.

Pengembangan kurikulum juga perubahan dan peralihan total atau dari suatu

kurikulum ke kurikulum yang lain.

2
2.3. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum

Di bawah ini adalah pengembangan kurikulum secara umum yaitu pada

pokoknya ada dua prosedur utama untuk mengubah atau mengembangkan

kurikulum yaitu “administrative approach” yaitu yang direncanakan oleh pihak

atasan untuk kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai

kepada guru-guru, jadi”from the top down”, dari atas ke bawah, atas inisiatif para

administrator. Yang kedua yaitu “grass roots approach” yaitu yang dimulai dari

akar “from the bottom up” dari bawah ke atas yaitu pihak guru atau sekolah

dengan harapan akan meluas ke sekolah-sekolah lainnya. Untuk di Indonesia

digunakan administrative approach. Langkah-langkah pengembangan kurikulum

agar dapat berhasil dengan baik maka perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Pengaruh faktor-faktor yang pendorong pembaharuan kurikulum

2. Inisiasi pengembangan

3. Innovasi kurikulum baru

4. Difusi (penyebaran) pengetahuan dan pengertian tentang pengembangan

kurikulum di luar lembaga-lembaga pengembangan kurikulum

5. Implementasi kurikulum yang telah dikembangkan disekolah-sekolah

6. Evaluasi kurikulum

2.4. Posisi Kurikulum Dalam Pendidikan

3
Kurikulum memiliki posisi sentral dalam setiap upaya pendidikan Klein,

1989:15). Dalam pengertian kurikulum yang dikemukakan di atas harus diakui

ada kesan bahwa kurikulum seolah-olah hanya dimiliki oleh lembaga pendidikan

modern dan yang telah memiliki rencana tertulis. Sedangkan lembaga pendidikan

yang tidak memiliki rencana tertulis dianggap tidak memiliki

kurikulum. Pengertian di atas memang pengertian yang diberlakukan untuk semua

unit pendidikan dan secara administratif kurikulum harus terekam secara tertulis.

Posisi sentral ini menunjukkan bahwa di setiap unit pendidikan kegiatan

kependidikan yang utama adalah proses interaksi akademik antara peserta didik,

pendidik, sumber dan lingkungan. Posisi sentral ini menunjukkan pula bahwa

setiap interaksi akademik adalah jiwa dari pendidikan. Dapat dikatakan bahwa

kegiatan pendidikan atau pengajaran pun tidak dapat dilakukan tanpa interaksi dan

kurikulum adalah desain dari interaksi tersebut. Dalam posisi maka kurikulum

merupakan bentuk akuntabilitas lembaga pendidikan terhadap masyarakat. Setiap

lembaga pendidikan, apakah lembaga pendidikan yang terbuka untuk setiap orang

ataukah lembaga pendidikan khusus haruslah dapat mempertanggungjawabkan

apa yang dilakukannya terhadap masyarakat. Lembaga pendidikan tersebut harus

dapat memberikan "academic accountability" dan "legal accountability" berupa

kurikulum. Oleh karena itu jika ada yang ingin mengkaji dan mengetahui kegiatan

akademik apa dan apa yang ingin dihasilkan oleh suatu lembaga pendidikan maka

ia harus melihat dan mengkaji kurikulum. Jika seseorang ingin mengetahui

apakah yang dihasilkan ataukah pengalaman belajar yang terjadi di lembaga

4
pendidikan tersebut tidak bertentangan dengan hukum maka ia harus mempelajari

dan mengkaji kurikulum lembaga pendidikan tersebut.

2.5.  Fungsi Kurikulum

Fungsi kurikulum identik dengan pengertian kurikulum itu sendiri yang

berorientasi pada pengertian kurikulum dalam arti luas, maka fungsi kurikulum

mempunyai arti sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan pada suatu tingkatan

lembaga pendidikan tertentu dan untuk memungkinkan pencapaian tujuan

dari lembaga pendidikan tersebut.

2. Sebagai batasan daripada program kegiatan (bahan pengajaran) yang akan

dijalankan pada suatu semester, kelas, maupun pada tingkat pendidikan

tersebut.

3. Sebagai pedoman guru dalam menyelenggarakan Proses Belajar Mengajar,

sehingga kegiatan yang dilakukan guru dengan murid terarah kepada tujuan

yang ditentukan.

Dengan demikian fungsi kurikulum pada dasarnya adalah program

kegiatan yang tercantum dalam kurikulum yang akan mempengaruhi atau

menentukan bentuk pribadi murid yang diinginkan. Oleh karena itu

pengembangan kurikulum perlu memperhatikan beberapa hal:

a. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

b. Tuntutan dunia kerja.

5
c. Aturan agama, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

d. Dinamika perkembangan global.

e. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

2.6. Landasan Kurikulum

Lebih jauh sebelum kurikulum tersebut direncanakan atau dibuat ada 3 hal

pokok yang menjadi landasan dalam pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan

kurikulum, yakni :

a. Landasan Filosofis

b. Landasan Social Budaya

c. Landasan Fsikologis

a.         Landasan Filosofis Filsafat

Diartikan sebagai cara berfikir yang radikal dan menyeluruh, yakni suatu

cara berfikir yang mengkaji tentang objek secara mendalam. Tahap berikutnya

filsafat mempersoalkan tentang hidup manusia, sebagai makhluk beragama,

makhluk social, dan makhluk yang bebudaya. Pendidikan sebagai upaya sadar

dalam membina manusia (anak didik) tidak terlepas dari pandangan hidup dan

asas pancasiala tersebut, oleh karena itu segala upaya sadar yang dilakukan oleh

pendidik kepada anak didiknya harus mampu menjadikan manusia yang taqwa

kepada tuhan yang maha esa.

b.         Landasan Sosial Budaya

Pendidikan sebagai proses budaya adalah upaya membina dan

mengembangkan daya cipta, karsa, dan rasa manusia menuju ke peradaban

6
manusia yang lebih luas dan tinggi, yaitu manusia yang berbudaya. Semakin

meningkatnya perkembangan social budaya manusia akibat majunya ilmu

pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) yang merupakan bagian dari bidaya itu

sendiri, akan menjadi tuntutan hidup manusia yang semakin tinggi pula.

Kurikulum pendidikan harus dan sewajarnya dan disesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini, dan bahkan dapat mengantisipasi kondisi-kondisi yang

terjadi.

c.          Landasan Psikologi

Pendidikan adalah menyangkut perilaku manusia itu sendiri, mendidik

berarti merubah tingkah laku anak menuju kedewasaan. Beberapa teori belajar

yang dikenal antara lain :

a. behaviorisme

b. psikologi daya

c. perkembangan kognitif

d. teori lapangan ( teori gestalt )

e. teori kepribadian

1.         Teori Behaviorisme

Fungsi guru dalam kaitannya dengan teori ini adalah menyjikan stimulus

tertentu yang dapat membangkitkan respon siswa berupa hasil belajar yang

diinginkan. Untuk mengatur proses S-R secara sistematis, bahan pelajaran harus

dipilah-pilahkan menjadi butir-butir informasi, lalu diurut secara tepat, dimulai

dari yang sederhana sampai kepada yang paling kompleks. ( S ) = makanan ( R ) =

rangsangan untuk memakannya ( O ) = menimbulkan reaksi keluarnya air liur

7
2.         Teori Psikologi

Daya Belajar adalah mendisiplinkan dan menguatkan daya-daya mental

dan daya fakir melalui latihan yang ketat. Contoh bila otak dikembangkan melalui

studi mate-matika, maqka ia akan mampu mmentransfer pelajaran tersebut kepada

bidang lainnya, hal ini disebabkan oleh kemampuan daya fikir dan mentalnya

yang berkembang.

3.         Teori Pengembangan Kognitif

Menurut J. Pieget, ada 4 tahap perkembangan kognitif intelektual, yakni :

a.       Tahap senso-motoris ( umur 0-2 thn )

b.      Tahap pra-operasional ( umur 2-7 thn )

c.       Tahap operasional konkrit ( umur 7-11 thn )

d.      Tahap operasional ( umur 11 thn keatas )

4.         Teori Lapangan ( Teori Gestalt )

Teori ini lebih mementingkan individu anak, oleh karena itu para

penganutnya lebih cenderung kepada pendidikan yang bersifat humanistic dengan

memupuk konsep diri yang positif pada diri anak didik.

5.         Teori Kepribadian

Menurut freud ada 5 tipe watak yang berpengaruh terhadap pola motivasi

individu, antara lain :

1. Tipe a-moral ; anak sepenuhnya egosentris, ia memuaskan diri tanpa

menghiraukan orang lain

8
2. Tipe expedient ; anak egosentris, patuh tanpa memiliki system moral

internal dan dengan demikian dapat memuaskan kebutuhan diri, jadi ia

diatur oleh control eksternal

3. Tipe konformis ; anak berusaha memenuhi tuntutan eksternal karena takut ia

mendapat perhatian dan penghargaan, jadi anak masih belum mempunyai

system moral internal

4. Tipe irasional conscientious ; artinya ia memiliki system moral internal

tentang yang baik dan yang buruk, akan tetapi dalam pelaksanaannya ia

sangat ketat dan kaku.

5. Tipe altruistic rational ; pada saat ini system moral anak telah sangat

berkembang, ia menyadari kebutuhan dan keinginan orang lain dan ia sangat

sensitive danrela berkorban untuk orang lain.

2.7. Organisasi Kurikulum

Ada tiga tipe atau bentuk kurikulum, yakni :

a. Separated subject curriculum

b. Correlated curriculum

c. Integrated curriculum

a.       Separated Subject Curriculum

Pada bentuk ini bahan dikelompokkan pada mata pelajaran yang

sempit dimana antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain menjadi

terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan satu sama lainnya,

sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang likupnya.

b.       Correlated Curriculum

9
Suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan

antara satu sama lainnya, tetapi tetap memperhatikan cirri/ karkteristik tiap

baidang studi tersebut.

c.         Integrated Curriculum

Pelajaran dipusatkan pada suatu masalah topic tertentu, misalnya

suatu masalah dimana semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu

pada topic tertentu.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kurikulum merupakan sebuah salah satu alat untuk mencapai tujuan

pendidikan. Maka kurikulum merupakan alat penting dalam proses pendidikan.

Kurikulum hendaknya berperan dan bersifat anticipatory dan adaptif dalam

perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi. Kurikulum senantiasa

berubah itu wajar dan untuk mengubahnya kearah yang lebih baik, maka kita

perlu para ahli yang menguasai tentang kurikulum itu sendiri.

Daftar Pustaka

http://makalahuntukbersama.blogspot.com/2011/06/konsep-dasar-

kurikulum.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai