Tugas Kelompok
Semester : 5
Kelas 5 B Non-Regules (Kelas sore)
PENYUSUN :
1. Irna Shelia Dewi 20211017
2. Lia Amelia 20211068
3. Irhamna Faiq Azrul Noor 20211063
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan ilham-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga maklah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka
untuk melaksanakan tugas dari dosen kami Bapak Drs. Asikin selaku pengampu materi
Sosiologi Pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual atau
berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar mengajar, melainkan juga oleh
interaksi murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi sosial yang
Pendidikan dipandang sebagai sosialisasi, yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka
karena itu sudah sewajarnya seorang pendidik harus berusaha menganalisis lapangan
pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusiawi dalam keluarga, di
Selain memandang anak sebagai individu, guru harus pula mempelajarinya sebagai
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Struktur Sosial
Sekolah dan penulisan makalah ini juga untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu
Sosiologi pendidikan.
C. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui bagaimana struktur sosial sekolah, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR SOSIAL
dan (3) bangunan itu dalam keseluruhannya sebagai gedung sekolah, kantor, dan
orang, pria, wanita, dewasa, anak, guru, murid, dan sebagainya), (2) hubungan
antara bagiannya (apa yang diharapkan guru dari murid dan sekolahnya, dan
dan peranan.
anggota kelompok yang kebanyakan bersifat hierarkis, yakni dari kedudukan yang
tinggi yang memegang kekuasaan paling banyak sampai kedudukan yang paling
yang paling tinggi dan pesuruh kedudukan yang paling rendah. Dalam kelas guru
memiliki kedudukan yang paling tinggi dari pada murid. Biasanya murid-murid
kelas rendah merasa mempunyai kedudukan yang paling rendah daripada murid-
Dengan demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat dijamin kelancaran
yakni menentukan hubungannya dengan orang lain, misalnya apa yang dapat
diharapkan oleh seorang suami dari istrinya, apa yang diharapkan majikan dari
pekerjaan pegawainya, bagaimana orang tua atau guru memperlakukan anak atau
dari pribadinya sebagai individu, apakah ia peramah, keras, pandai, rajin atau
kelakuan tertentu dari murid, siapa pun guru itu dan siapa pun murid itu.
murid mempunyai kedudukan sebagai pelajar, ketua murid, anggota regu sepak
bola atau sebagai kakak terhadap murid-murid yang lebih rendah kelasnya,
terhadap kakaknya dan diluar rumah ia menjadi teman teman bagi sejumlah anak-
anak lainnya. Demikian pula guru itu berkedudukan sebagai suami atau istri,
bapak atau ibu bagi anaknya, anggota paduan suara atau ada kalanya menjadi
mendidik anak dan berhak untuk mengharuskannya belajar dan bila perlu
harus mematuhi guru dengan hak untuk menerima pelajaran. Kita lihat bahwa
peranan selalu mempunyai segi timbale balik. Guru hanya dapat menjalankan
peranannya antara lain menyuruh anak belajar bila murid mematuhinya dan mau
mematuhinya. Maka dapat dikatakan bahwa peranan adalah serangkaian hak dan
kewajiban yakni bersifat timbale balik dalam hubungan antar individu. Hak
adalah kesempatan atau kemungkinan untuk bertindak yang
tindakan itu. Hak sesorang dimungkinkan dan dibatasi oleh kewajiban pihak lain
untuk mematuhinya.
Orang lahir sebagai anak raja, anak kasta Brahmana atau Paria, dan
kenyataan itu menetukan peranannya. Demikian juga seorang lahir sebagai pria
atau wanita, anak berkulit putih atau berkulit hitam. Individu lahir sebagai bayi,
antara lain melalui pendidikan. Juga dalam negara kita yang merdeka ini boleh
dikatakan tidak ada lagi jabatan yang ditentukan oleh keturunan dan kebangsaan
seperti dulu terdapat pada zaman feudal-kolonial. Pada prinsifnya setiap warga
kelahiran seseorang menurut seks, agama, suku bangsa, status sosialdan lain-lain
masih ada pengaruhnya seklaipun tidak sesuai dengan UUD 1945. Kedudukan
berdasarkan kelahiran dan usaha terdapat dalam tiap masyarakat. Makin maju
suatu masyarakat makin bnayak kesempatan bagi setipa orang untuk menduduki
gambaran tentang kedudukan ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Demikian
guru-guru, staf administrasi, pesuruh dan murid-murid sendiri serta hungan antara
kedudukan itu bercorak pribadi dan berkaitan dengan tokoh tertentu. Namun yang
akan kita selidiki bukanlah yang bersifat pribadi itu, melainkan yang bersifat
umum. Kita ketahui kedudukan seorangayah pada umumnya dalam keluarga serta
ayah menjalankan peranannya denagn cara yang khas menurut pribadinya dalam
umumnya walaupun tipa kepala sekolah mempunyai pribadi tersendiri yang unik
tertentu.
tertentu.
Pada umumnya dapat kita bedakan dua tingkat dalam struktur sosial
sekolah yakni yang berkenaan dengan orang dewasa serta hubungan diantara
itu.
seluruh sekolah .disamping hak itu ia memikul tanggung jawab penuh atas kelancaran
mutu sekolah.
kepala sekolah dapat dibantu oleh guru.Akan tetapi disekolah menengah biasanya
Kedudukan guru lebih rendah dari pada kepala sekolah dan karena itu ia harus
baik dari kepala sekolah dank arena itu banyak sedikitnya masa depannya di tentukan
Kedudukan guru juga turut ditentukan oleh lama masa kerja.Berkat usia dan
pengalamannya mengajar guru lama mengharapkan rasa hormat dari guru-guru baru
F. HUBUNGAN GURU-MURID
Hubungan antara guru dan murid mempunyai sifat yang relatif stabil.
1. Ciri has dari hubungan ini adalah bahwa terdapat status yang tak sama antara
Salah satu ciri dari sebuah profesi adalah adanya kode etik yang menjadi
senantiasa menjunjung tinggi Kode Etik Guru, agar kehormatan dan martabat
Guru berisi seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan
tugas dan layanan profesional guru, sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan,
siswanya secara optimal, agar mereka dapat mandiri dan berkembang menjadi
emosional, moral dan spiritual. Sebagai konsekuensi logis dari tugas yang
yang diikat oleh kode etik. Berikut ini disajikan nilai-nilai dasar dan operasional
yang membingkai sikap dan perilaku etik guru dalam berhubungan dengan siswa,
pembelajaran.
didik.
8. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya
secara adil.
11. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
12. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan
didiknya.
14. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk
keuntungan pribadi.
hanya terjadi pada saat sedang melaksanakan tugas atau selama berlangsungnya
tidak menjalankan tugas, atau sudah lama meninggalkan tugas (purna bhakti),
kalangan masyarakat tertentu masih terbangun “sikap patuh pada guru” (dalam
bahasa psikologi, guru hadir sebagai “reference group”). Meski secara formal,
guru dengan siswanya masih relatif kuat, dan sang siswa pun tetap berusaha
bertemu dengan siswanya yang sudah sekian lama tidak bertemu. Pada
umumnya, sang guru akan tetap menampilkan sikap dan perilaku keguruannya,
meski dalam wujud yang berbeda dengan semasa masih dalam asuhannya.
Dukungan dan kasih sayang akan dia tunjukkan. Aneka nasihat, petatah-petitih
Begitu juga dengan sang siswa, sekalipun dia sudah meraih kesuksesan
hidup yang jauh melampaui dari gurunya, baik dalam jabatan, kekayaan atau ilmu
pengetahuan, dalam hati kecilnya akan terselip rasa hormat, yang diekspresikan
menganggukkan kepala, hingga memberi kado tertentu yang sudah pasti bukan
dihitung dari nilai uangnya. Inilah salah satu kebahagian seorang guru, ketika
Rasa hormat dari para siswanya itu bukan muncul secara otomatis tetapi justru
terbangun dari sikap dan perilaku profesional yang ditampilkan sang guru ketika
Jangankan setelah mereka lulus, semasa dalam pengasuhan pun mereka kadang
bersikap kurang ajar. Jika memang benar adanya, tentu hal ini sangat
memprihatinkan. Adalah hal yang kurang bijak jika kita hanya bisa menyalahkan
mereka, tetapi mari kita berusaha merefleksi kembali hubungan kita dengan
putera-puteri didik kita, sejauhmana kita telah menjalin hubungan dengan putera-
puteri didik kita, dengan didasari nilai-nilai sebagaimana diisyaratkan dalam kode
hanya dikemas dalam bahasa profesional tetapi juga dalam konteks kultural. Oleh
karena itu, mari kita (saya dan Anda semua) terus belajar untuk sedapat mungkin
berusaha menjaga kode etik guru, kita jaga hubungan dengan putera-puteri didik kita
secara profesional dan kultural, agar kita tetap menjadi guru yang sejatinya.
G. KLIK DI KALANGAN GURU
a. Jenis kelamin
b. Minat professional
c. Sosial
struktur sosial ini lebih bersifat tak formal.Kedudukan murid hanya dikenal dalam
lingkungan sekolah saja. Ada juga kedudukan murid yang lebih formal seperti
ketua OSIS. Akan tetapi kebanyakan kedudukan murid bersifat tak formal dan
pertanyaan lalu dari hasil pertanyaan itu diajukan kepada setiap murid dalam
kelas atau kelompok murid dapat disusun suatu diagram yang disebut
sosiogram.
2. Metode partisipasi-observasi yaitu sambil turut berpartisipasi dalam kegiatan
Kelompok Elite
Murid-murid suatu kelas pada umumnya mempunyai usia yang sama untuk
menjadi suatu kelompok yang kompak dakam menghadapi kelas lain. Terhadap kelas
yang lebih tinggi mereka merasa dirinya orang bawahan sebagai adik terhadap kakak
Kedudukan atasan dan kekuasaan murid-murid kelas tinggi diperkuat oleh tugas
kehormatan yang diberikan kepada mereka,sebagai ketua OSIS,ketua regu olah raga
yang sama. Disana sini terdapat perbedaan kecil, misalnya sepak bola hanya di
ikuti oleh murid pria dan ketrampilan menjahit oleh murid wanita. Bidang studi
K. PENGELOMPOKAN DI SEKOLAH
klik terbentuk bila dua orang atau lebih saling merasa persahabatan yang akrab
dan melakukan kegitan yang sama didalam maupun di luar sekolah bila klik ini
mempunyai sikap anti sosial maka klik itu dapat menjadi “geng”
pada jangka waktu tertentu, misalnya dengan jarak waktu 1,2 atau 3 tahun.
yang terjadi.
Faktor yang paling penting dalam pembentukan klik adalah usia atau
sebagainya.
Berbagai hal diluar sekolah yang dapat mempengaruhi system sekolah antara lain:
Peranan murid antara lain ditentukan oleh guru akan tetapi oleh pandangan
masyarakat tentang peranan murid antara lain oleh keluarga murid, kelompok
masa. Orang tua dapat mempengaruhi sikap anak terhadap otoritas guru,dapat
guru. Akan tetapi pihak luar dapat mempengaruhi peranannya, antara lain:
b. Perkumpulan guru
Walaupun orang tua jarang berhadapan muka dengan guru kecuali dalam
hal-hal khusus, namun pengaruh orang tua sangat besar atas kelakuan guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian struktur sosial sekolah adalah (1) materialnya, yakni, kepala sekolah,
mempunyai kedudukan dan peranan. (2) hubungan antara bagian-bagiannya, yakni apa
yang diharapkan guru dari murid dan sekolahnya dan sebagainya. (3) hakikat masyarakat
sekolah sebagai keseluruhan yakni cara bagian-bagian tersebut menjadi kesatuanyang
2. Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni
menentukan hubungannya dengan orang lain, misalnya apa yang dapat diharapkan oleh
suami dari isterinya, apa yang diharapkan majikan dari pekerjaan pegawainya, bagaimana
orang tua atau guru memperlakukan anak dan sebaliknya. Peranan padalah serangkaian
hak dan kewajiban yakni bersifat timbal balik dalam hubungan antar individu.
Jadi, dimasyarakat sekolah dari kepala sekolah, guru, murid, pegawai sekolah diharapkan
rendah daripada kepala sekolah dan karena itu ia harus menghormatinya dan bersedia
formal seperti ketua OSIS yang telah mempunyai bentuk resmi menurut ketentan
Pemerintah. Akan tetapi kebanyakan kedudukan murid bersifat tak formal dan hanya
5. Hubungan guru dan murid. Ciri khas dari hubungan ini ialah bahwa terdapat
status yang tak sama antara guru dan murid. Dalam hubungan guru-murid biasanya hanya
murid diharapkan mengalami perubahan kelakuan sebagai hasil belajar, perubahan
“klik” (clique) yang bersifat informal. Ada kelompok yang dibentuk berdasarkan jenis
kelamin, misalnya guru-guru wanita mempunya kelompok atau klik sendri untuk tujuan –
tujuan yang khas bagi wanita. Klik ini lebih bersifat sosial.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan masyarakat sekolah khususnya guru dan murid
memahami akan struktur sosialnya di sekolah. Karena setiap orang memiliki kedudukan
diharapkan menurut kedudukan itu. Dengan demikian dapat dicegah berbagai konflik dan
DAFTAR PUSTAKA
http://ms.wikipedia.org/wiki/Sosiologi_pendidikan
Anonim. 2013. Pengertian Struktur Sosial . [Online].
Tersedia: http://ssbelajar.blogspot.com/2013/01/pengertian-struktur-sosial.html.
[3 April 2015].
Tersedia: http://dilihatya.com/1184/pengertian-struktur-sosial-menurut-para-ahli.
[3 April 2015].
Tersedia: http://tammimsyafii.blogspot.com/2013/10/struktur-sosial-sekolah.html.
[3 April 2015].
Tersedia: http://yastin22.blogspot.com/2014/04/makalah-struktur-sosial.html.
[3 April 2015].