Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid
secara individual atau berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar
mengajar, melainkan juga oleh interaksi murid dengan lingkungan
sosialnya dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya didalam maupun
diluar sekolah. Anak itu berbeda-beda bukan hanya karena berbeda bakat
atau pembawaannya akan tetapi terutama karena pengaruh lingkungan
sosial yang berlain-lainan. ia datang ke sekolah dengan membawa
kebudayaan rumah tangganya, yang mempunyai corak tertentu,
bergantung antara lain pada golongan atau status sosial, kesukuan, agama,
nilai-nilai dan aspirasi orang tuanya. Di sekolah akan memilih teman,
kelompok yang pada suatu saat akan sangat mempengaruhi tingkah
lakunya.
Kepribadian guru mempengaruhi suasana kelas, kebebasan yang
dinikmati anak dalam mengeluarkan buah pikirannya dan
mengembangkan kreativitasnya atau perkembangan dan keterbatasan yang
dialaminya dalam pengembangan pribadinya. Guru juga terbatas dalam
kebebasannya menurut pribadi kepala sekolah dalam sikapnya terhadap
atasannya.
Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan. Sejumlah ahli
merumuskan sosiologi pendidikan sebagai aplikasi sosiologi terhadap
masalah masalah pendidikan, yakni mengenai struktur social di sekolah,
dan manajemen kepemimpinan sekolah dan sebagainya.
B. Rumusan masalah
1) Bagaimana pengertian struktur sosial di sekolah ?
2) Bagaimana hubungan antar guru dengan murid dan guru dengan guru?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Struktur Sosial Sekolah

Beberapa pakar memberikan definisi mengenai struktur sosial, yaitu :

Menurut E. Kast dan James E. Rosenzweig (1974) dalam Nanang Fattah,


struktur diartikan sebagai pola hubungan komponen atau bagian suatu organisasi.
Struktur merupakan system formal hubungan kerja yang membagi dan
mengkoordinasikan tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan. Simon (1958)
menambahkan, strukur itu sifatnya relatif stabil, statis dan berubah lambat atau
memerlukan waktu untuk penyesuaian-penyesuaian.

Adapun struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan


masyarakat, yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan
peranan yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat.
Struktur sosial mencakup berbagai hubungan sosial antara individu-individu
secara teratur pada waktu tertentu yang merupakan keadaan statis dari suatu
sistem sosial. Perangkat struktur sosial yang paling utama adalah status sosial.
Material bagi sekolah/ struktur sosial sekolah yaitu kepala sekolah, guru, pegawai,
pesuruh, murid laki-laki maupun murid perempuan yang masing-masing memiliki
kedudukan dan peranan yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Kemudian dalam struktur sosial terdapat sistem kedudukan dan peranan


anggota-anggota kelompok yang kebanyakan bersifat hierarkis, yakni dari
kedudukan yang tinggi yang memegang kekuasaan sampai pada kedudukan yang
paling rendah. Struktur itulah yang memungkinkan sekolah menjalankan
fungsinya sebagai lembaga edukatif dengan baik. Masing-masing mempunyai
kedudukan tertentu dan menjalankan peranan seperti yang diharapkan menurut
kedudukan itu sehingga hal ini dapat mencegah terjadinya berbagai konflik dan
dapat menjamin kelancaran segala usaha pendidikan.

2
Berdasarkan pengertian diatas, apabila struktur sosial dikaitkan dengan
sekolah maka akan membentuk suatu pengertian bahwa struktur sosial sekolah
yaitu tatanan sosial dalam ruang lingkup sekolah yang di dalamnya terdapat
hubungan timbal balik antara sesama warga sekolah mengenai status dan
perannya yang di dalamnya terdiri dari kepala sekolah, guru, pegawai, pesuruh,
dan murid Struktur itu memungkinkan sekolah menjalankan fungsinya sebagai
lembaga edukatif dengan baik. Masing-masing mempunyai kedudukan tertentu
dan menjalankan peranan seperti yang diharapkan menurut kedudukan itu.
Dengan demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat dijamin kelancaran
segala usaha pendidikan.

B. Berbagai Kedudukan Masyarakat Sekolah

Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial,


yakni menentukan hubungannya dengan orang lain, misalnya apa yang dapat
diharapkan, oleh suami dari istrinya, apa yang diharapkan majikan dari pekerjaan
pegawainya, bagaimana orang tua. atau guru memperlakukan anak dan
sebaliknya. Status atau kedudukan menentukan kelakuan orang tertentu. Dalam
kedudukannya sebagai guru ia mengharapkan kelakuan tertentu dari murid, lepas
dari pribadinya sebagai individu, apakah ia peramah, keras, pandai, rajin atau
pemalas. Setiap guru dalam kedudukannya sebagai guru dapat mengharapkan
kelakuan tertentu dari murid,siapa pun guru itu dan siapa pun murid itu.
Kedudukan atau status akan menentukan posisi seseorang dalam struktur
sosial, yakni menentukan hubungannya dengan orang lain. Status atau kedudukan
juga menentukan kelakuan orang tertentu. Semakin tinggi status seseorang maka
ia akan menempati struktur sosial paling atas, begitu pun sebaliknya. Sedangkan
peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang dalam
suatu struktur sosial. Begitu pun dengan struktur sosial dalam sekolah, setiap
orang yang memiliki kedudukan atau status di dalam sekolah tersebut akan
memiliki peranan yang harus dijalankan sebagai konsekuensi dari status sosial
yang melekat padanya. Peranan struktur sosial dalam sekolah meliputi tugas,

3
peran, dan tanggung jawab dari para warga sekolah yang antara lain terdiri dari
kepala sekolah, guru, dan murid sebagai berikut :
sebagai guru dapat mengharapkan kelakuan tertentu dari murid, siapa pun
guru itu dan siapa pun murid itu. Status atau kedudukan individu, apakah ia diatas
atau dibawah status orang lain mempengaruhi peranannya. Peranan adalah
konsekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang. Seorang mandor
diharapkan memberikan perintah kepada pekerja. Guru diharapkan mematuhi
instruksi kepala sekolah akan tetapi menuntut agar murid-murid belajar.
Dalam mempelajari struktur sekolah akan kita selidiki berbagai jenis
anggota menurut kedudukannya masing-masing dalam sistem
persekolahan.Dengan kedudukan atau posisi dimaksud kategori atau tempat
seseorang dalam sistem klasifikasi sosial.Tiap individu dapat mempunyai
berbagai kedudukan menurut sistem klasifikasi dalam pergaulan.

Kepala sekolah menduduki posisi yang paling tinggi disekolah


berkatkedudukannya, tetapi juga sering karena pengalaman, masa kerja dan
pendidikannya. ialah yang berhak mengambil keputusan yang harus dipatuhi oleh
seluruh sekolah. Di samping hak itu ia memikul tanggung jawab penuh atas
kelancaran pendidikan di sekolah.

Sebagai pengelola pendidikan berarti kepala sekolah bertanggung jawab


terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara
melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Di samping itu
kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang
ada agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu
sebagai pengelola, kepala sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan kinerja
para personal (terutama para guru) kearah profesionalisme yang diharapkan.

Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah


yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada
umumnya direalisasikan.

4
Kepala sekolah juga berkedudukan sebagai konsultan yang memberikan
petunjuk, nasihat, saran-saran kepada guru-guru dalam usaha untuk memperbaiki
mutu sekolah.

kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga
ketatausahaan sekolah, siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orangtua
siswa. Tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada
kebijaksanaan yang diterapkan kepala sekolah terhadap seluruh personal sekolah.

Guru yang meminta nasihatnya tentang tindakan terhadap anak sebenarnya


memindahkan tanggung jawab kepada kepala sekolah dan mengharapkan agar
kepala sekolah memberi dukungannya. Jadi guru menggunakan kepala sekolah
sebagai pelindung dan perisai terhadap reaksi dari pihak orang tua. Kepala
sekolah juga memegang kepemimpinan di sekolah dan ia diharapkan sanggup
memberi pimpinan dalam segala hal yang mengenai sekolah, dalam menghadapi
masyarakat, murid-murid maupun guruguru.Pada satu pihak guru-guru
mengharapkan keputusan dan tindakan yang tegas, di lain pihak mereka
menginginkan agar keputusan diambil dengan cara musyawarah.

Kepala sekolah harus dapat bergerak di antara harapan-harapan yang


bertentangan itu.Tak semua keputusan perlu dirundingkan lebih dahulu. Banyak
pula putusan yang diterima dari atasan yang harus dilaksanakan. Tidak ada sifat-
sifat universal tertentu yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin.
Kepemimpinan itu tidak umum, artinya tak ada orang yang dapat menjadi
pemimpin dalam segala macam situasi, kepemimpinan itu spesifik bagi situasi
tertentu.

Kepala sekolah pemimpin di sekolah mengenai soal-soal pendidikan,


sedangkan dalam situasi informal di luar sekolah mungkin sekali ia bukan orang
yang paling sesuai untuk bertindak sebagai pemimpin, walaupun seorang dapat
menjadi pemimpin dalam berbagai macam situasi di luar sekolah.

Di sekolah yang kecil, khususnya yang tidak mempunyai pegawai


administrasi, kepala sekolah sering hares berfungsi sebagai petugas administrasi,
5
mengurus korespondensi, mengantar surat kepada berbagai instansi, membuat
laporan-laporan, dan sebagainya, karena biasanya ia mempunyai jam mengajar
yang dikurangi, bahkan dapat dibebaskan dari tugas mengajar. Dalam pekerjaan
administrasi itu kepala sekolah dapat dibantu oleh guru.Akan tetapi di Sekolah
Menengah biasanya kepala sekolah dibantu oleh pegawai administrasi

Dalam tiap kedudukan individu diharapkan menunjukkan pola kelakuan


tertentu.Perbuatannya,ucapannya,perasaannya,nilai-nilainya,dan sebagainya harus
sesuai dengan apa yang diharapkan.Menurut kedudukan atau posisinya ia harus
menjalankan peran tertentu.Peranan menentukan kelakuan yang diharapkan dalam
situasi sosial tertentu.
Dalam tiap kelompok orang mengenal kedudukan atau posisi masing-
masing.Orang mempunyai gambaran tentang kelakuan yang diharapkan dari
masing-masing menurut kedudukan yang ditempatinya . jadi, dimasyarakat
sekolah dari kepala sekolah,guru,murid,pegawai sekolah diharapkan kelakuan
tertentu.

C. Kedudukan Murid

Seorang murid mempunyai kedudukan sebagai pelajar, ketua murid, anggota


regu sepak bola atau sebagai kakak terhadap murid-murid yang lebih rendah
kelasnya, sedangkan di rumah ia berkedudukan sebagai anak terhadap
orangtuanya, adik terhadap kakaknya dan di luar rumah ia menjadi teman bagi
sejumlah anak-anak lainnya.

Sekolah bagi murid-murid dapat dipandang sebagai sistem persahabatan


dan hubungan-hubungan sosial. Bedanya dengan orang dewasa ialah, bahwa
struktur sosial ini lebih bersifat tak formal.Struktur sosial pada orang dewasa lebih
formal, karena kedudukan mereka yang berkaitan dengan jabatannya telah
ditentukan dan dapatdirumuskan serta merupakan suatu bagian dari sistem sosial
dalam masyarakat.

Pada umumnya orang dalam masyarakat mengetahui kedudukan seorang


guru di suatu sekolah. Tak demikian halnya dengan kedudukan murid sebagai
6
misalnya anggota regu basket atau ketua kelompok belajar. Kedudukan murid
hanya dikenal dalam lingkungan sekolah saja. Ada juga kedudukan murid yang
lebih formal seperti ketua OSIS yang telah mempunyai bentuk resmi menurut
ketentuan Pemerintah. Akan tetapi kebanyakan kedudukan murid bersifat tak
formal dan hanya diketahui dalam kalangan sekolah itu saja.

Kedudukan atasan dan kekuasaan murid-murid kelas tinggi diperkuat oleh


berbagai tugas kehormatan yang diberikan kepada mereka, sebagai ketua OSIS,
ketua regu olah raga atau berbagai panitia, pengurus berbagai perkumpulan
lainnya atau pemimpin berbagai kegiatan siswa. Dalam berbagai kegiatan sekolah
senantiasa murid kelas tertinggi ditunjuk sebagai pemimpin.Dalam tiap kelas
terdapat pula macam-macam kumpulan,akan tetapi perkumpulan itu hanya
terbatas pada murid-murid di kelas itu Baja. Namun ada perkumpulan dan
kegiatan yang melewati batas- batas kelas, misalnya regu olah raga, band musik,
dan lain-lain. Oleh sebab murid- murid yang menonjol prestasi atau
keterampilannya tersebar di semua kelas

Di suatu sekolah dapat kita temukan macam-macam kedudukan murid dan


hubungan antar- murid, antara lain:

a) Hubungan dan kedudukan berdasarkan usia dan tingkat kelas.


b) Struktur sosial berhubungan dengan kurikulum.
c) Klik atau kelompok persahabatan di sekolah.
d) Hubungan antara struktur masyarakat dengan pengelompokan di
sekolah.
e) Kelompok elite.
f) Kelompok siswa yang mempunyai organisasi formal.

D. Kedudukan Guru
Kedudukan guru lebih rendah dari pada kepala sekolah dan karena itu ia harus
menghormatinya dan bersedia untuk mematuhinya dalam hal-hal mengenai
sekolah. Dalam kenaikan pangkat ia bergantung pada rekomendasi yang baik dari

7
kepala sekolah dan karena itu banyak sedikitnya masa depannya ditentukan oleh
hubungannya dengan kepala sekolah itu. Sebagai pegawai atau bawahan ia
dibawah kekuasaan kepala sekolahnya. Guru mempunyai kedudukan sebagai
pegawai, dan dalam kedudukan itu harus mematuhi segala peraturan yang
ditetapkan oleh atasan Pemerintah ataupun yayasan.

Pelanggaran dapat diberi tindakan yang setimpal, bahkan dipecat yang berarti
pencabutan sumber pendapatannya. Kedudukan guru tidak sama. Pada umumnya
dianggap bahwa kedudukan guru SMP lebih tinggi daripada guru SD akan tetapi
lebih rendah daripada guru SMA. Petugas inspeksi yang mengawasi sekolah
dianggap lebih tinggi pula kedudukannya daripada guru maupun kepala sekolah.
Di dalam Sekolah Menengah sendiri kedudukan guru juga tidak sama. Guru yang
mengajarkan bidang studi tertentu dianggap lebih tinggi daripada yang lain. Pada
umumnya bidang studi akademis seperti matematika, fisika, kimia menduduki
tempat yang lebih terhormat daripada yang memegang bidang studi agama, PKK
atau Pendidikan Jasmani yang tidak termasuk mata ujian dalam tes masuk
Perguruan Tinggi.

Kedudukan guru juga turut ditentukan oleh lama masa kerja. Berkat usia dan
pengalamannya mengajar guru lama mengharapkan rasa hormat dari guru-guru
baru atau yang lebih muda. Kegagalan untuk memenuhi harapan ini akan
bertentangan dengan bayangan golongan tua tentang kedudukan golongan muda.
Sebaiknya hal- hal tersebut harus dihilangkan, apalagi kalau guru itu tidak
menguasai alat-alat teknologi. Pendidikan merupakan usaha yang sungguh
sungguh untuk memperbaiki metode mengajar dengan membuktikan keberhasilan.

E. Hubungan Guru Dengan Murid

Hubungan antara guru dan murid mempunyai sifat yang relatif stabil. Ciri
khas dari hubungan ini ialah bahwa terdapat status yang tak sama antara guru dan
murid. Dalam hubungan guru dengan murid biasanya hanya murid yang
diharapkan mengalami perubahan kelakuan sebagai hasil belajar. Kemudian siswa

8
diharapkan mengalami perubahan kelakuan mengenai hal-hal tertentu yang lebih
spesifik, misalnya agar anak menguasai bahan pelajaran tertentu.

Ciri-cirinya sebagai berikut

1. Ciri khas dari hubungan ini ialah bahwa terdapat status yang tak sama
antara guru dan murid. Guru itu secara umum diakui mempunyai status
yang lebih tinggi dan karena itu dapat menuntut murid untuk menunjukkan
kelakuan yang sesuai dengan sifat hubungan itu. Bila anak itu meningkat
disekolahnya ada kemungkinan ia mendapat kedudukan yang lebih tinggi
dan sebagai siswa pasca sarjana ia dapat diperlakukan sebagai manusia
yang matang dan dewasa, jadi banyak sedikit dengan status yang
mendekati status dosen. Namun hubungan guru-murid dari masa
sebelumnya masih melekat dan masih susah dihilangkan, setidaknya di
negara kita ini. Guru atau dosen banyak sedikit masih turut berkuasa atas
nasib siswa dan selalu dapat berlindung di belakang posisinya yang serba
kuasa itu.
2. Dalam hubungan guru-murid biasanya hanya murid diharapkan
mengalami perubahan. kelakuan sebagai hasil belajar. Setiap orang yang
mengajar akan mengalami perubahan dan menambah pengalamannya,
akan tetapi ia tidak diharuskan atau diharapkan menunjukkan perubahan
kelakuan, sedangkan murid harus memperlihatkan dan membuktikan
bahwa ia telah mengalami perubahan kelakuan.
3. Aspek ketiga ini bertalian dengan aspek kedua, yakni bahwa perubahan
kelakuan yang diharapkan mengenai hal-hal tertentu yang lebih spesifik,
misalnya agar anak menguasai bahan pelajaran tertentu. Mengenai hal-hal
yang umum, misalnya apakah guru harus menunjukkan cinta kasih kepada
murid, apakah ia harus bertindak sebagai orang tua, atau sebagai sahabat.
Karena sifat tak-sama dalam kedudukan guru-murid, maka sukar bagi guru
untuk mengadakan hubungan akrab, kasih sayang atau sebagai teman
dengan murid. Demi hasil belajar yang diharapkan diduga guru itu harus

9
dihormati dan dapat memelihara jarak dengan murid agar ia dapat
berperan sebagai model bagi muridnya.

Guru akan lebih banyak mempengaruhi kelakuan murid bila dalam memberi
pelajaran dalam kelas hubungan itu tidak sepihak, seperti terdapat dalam metode
ceramah, akan tetapi hubungan interaktif dengan partisipasi yang sebanyak-
banyaknya dari pihak murid. Hubungan itu akan lebih efektif dalam kelas yang
kecil daripada di kelas yang besar.

F. Hubungan Guru Dengan Guru

Seringkali kita temui masalah yang terjadi antara guru atau pendidik yang satu
dengan yang lain. Penggolongan atau pengelompokan seringkali muncul di
permukaan diantaranya : dibedakan oleh jenis kelamin, minat, keprofesionalan
mereka, ataupun berdasarkan kondisi sosial.

Faktor lain yang juga membantu pembentukan kelompok-kelompok diantara


para guru adalah letak geografis tiap-tiap guru, sesama pengajar di tingkat
menengah ataupun dasar, mungkin bisa juga dipengaruhi karena kesamaan mata
pelajaran yang dibebeankan setiap sekolah kepadanya.

Maka besar faedahnya bila kepala sekolah mengetahui adanya berbagai


kelompok serta hubungan antar kelompok itu ataupun pertentangan diantaranya.
Pengetahuan itu dapat membantu kepala sekolah dalam menggerakan seluruh staff
guru untuk tujuan tertentu. Ia dapat bekerja dan mencapai tujuannya dari
kelompok-kelompok informal ini. Guru-guru lebih mudah menerima sesuatau
melalui guru-guru  yang dipandangnya  sebagai sahabatnya.

Hubungan antar guru memang dapat dimanfaatkan seorang kepala sekolah


untuk dapat memudahkan tugasnya selain untuk mencapai tujuan tertentu
pastinya. Selaian itu kepala sekolah dapat menunjukan powernya bahwa
atasannya baik itu pemerintah maupun yayasan menunjuknya sebagai pemimpin
sekolah tidak salah memilihnya. Namun meskipun sudah semaksimal mungkin
dalam bekerja seringkali kepala sekolah kecolongan karena masalah yang timbul

10
antar kelompok-kelompok tersebut. Karena bila masalah yang timbul tak kunjung
disesesaikan maka akan berdampak pada citra sekolah tersebut yang berujung
minimnya peserta didik pada tahun ajaran yang akan datang, efek ini bisa
berdampak pendek maupun panjang.

Mungkin juga terdapat persaingan antar kelompok yang dapat dimanfaatkan


kepala sekolah untuk berlomba-lomba meraih prestasi yang lebih baik. Akan
tetapi persaingan antar kelompok dapat mempunyai pengaruh yang merugikan.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Sistematika penyusunan struktur sosial di sekolah adalah diawali dengan
kedudukan atau posisi seseorang dalam struktur sosial di sekolah, yakni
kepala sekolah, guru-guru, kepala tata usaha, tenaga tata usaha, bendahara,
siswa, masyarakat, dan semua yang dianggap yang mempunyai keterkaitan
dengan struktur sosial di sekolah.
2. struktur sosial adalah suatu susunan bagan-bagan vertikal dari yang
tertinggi sampai yang terendah, yang dimana sistem ini dibuat guna
mengkondisiskan suatu masyarakat supaya terwujudnya suatu
kesejahteraan bagi masyarakat tersebut. Karena dalam konteks ini yang
dibicarakan ialah pendidikan, maka masyarakat yang dibicarakan disisni
ialah sekolah.
3. Material bagi sekolah/ struktur sosial sekolah yaitu kepala sekolah, guru,
pegawai, pesuruh, murid laki-laki maupun murid perempuan yang masing-
masing memiliki kedudukan dan peranan yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
4. Dalam struktur sosial terdapat sistem kedudukan dan peranan anggota-
anggota kelompok yang kebanyakan bersifat hierarkis, yakni dari
kedudukan yang tinggi yang memegang kekuasaan sampai pada
kedudukan yang paling rendah. Kedudukan atau status menentukan posisi
seseorang dalam struktur sosial, yakni menentukan hubungannya dengan
orang lain dan menentukan kelakuan orang tertentu
5. Sedangkan peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status
seseorang. Dalam hal ini status atau kedudukan individu, apakah ia di atas
atau di bawah status orang lain sangat mempengaruhi peranannya. Sebagai
contoh yakni sang guru diharapkan dapat mematuhi instruksi kepala
dengan menuntut agar murid-murid dapat belajar.

12
6. Kedudukan guru tidak sama anatara guru SD, SMP, dan SMA. Guru yang
mengajarkan bidang studi tertentu dianggap lebih tinggi daripada yang
lain. Pada umumnya bidang studi akademis seperti: matematika, fisika,
kimia menduduki tempat yang lebih terhormat daripada yang memegang
bidang studi agama, PKK yang tidak termasuk mata ujian dalam tes masuk
perguruan tinggi.
7. Kebanyakan kedudukan murid bersifat tidak formal dan hanya diketahui
dalam kalangan sekolah saja, akan tetapi ada juga kedudukan murid yang
bersifat lebih formal seperti kedudukan ketua OSIS yang telah mempunyai
bentuk resmi menurut ketentuan yang ada dalam sekolah itu .
B. Saran
Menyadari bahwa dalam penulisan makalah sosiologi pendidikan
ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih baik lagi
dalam penulisan tentang makalah sosiologi pendidikan di atas dengan
menyempurnakanya melalui sumber–sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat menambah ilmu pengetahuan tentang sosiologi
pendidikan,dengan ini penulis mengharapkan kritikan dari pembaca agar
makalah tentang sosiologi pendidikan ini lebih berkualitas. Terimakasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2009. Sosiologi (Surabaya: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan


Nasional).

file:///C:/Users/Windows/Downloads/129-220-1-PB.pdf

https://ghulamista.blogspot.com/2014/10/stuktur-sosial-di-sekolah.html

Muhammad Rifa’i. Struktur Interaksi Sosial Didalam Institut Pendidikan.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.

Nanang Fattah. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Remaja Rosdakarya


Offset: Bandung

Nasution S, Sosiologi Pendidikan, Cet, I; Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Nurkatikaaa.blogspot.com/2016/12/berbagai-kedudukan-dalam-masyarakat html?
m=1

14

Anda mungkin juga menyukai