Anda di halaman 1dari 12

Peran Guru

Dr. Wiworo Retnadi Rias Hayu, M.Pd


Guru

guru adalah orang yang memberikan pengetahuan kepada anak didik.1


Sementara dalam bahasa Indonesia, terminologi guru umumnya merujuk
pada pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. 2
Berdasar pada tugas utama ini, maka guru harus menunjukkan kelakuan
yang layak menurut harapan masyarakat, yakni sosok yang layak
diteladani oleh anak didiknya.
S. Nasution mengatakan bahwa guru dituntut
mempunyai sikap etis, intelektual, dan sosial lebih tinggi
dari tuntutan orang dewasa lainnya. Guru sebagai
pendidikan dan pembina generasi muda harus menjadi
teladan, di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus
senantiasa sadar akan kedudukannya selama 24 jam
sehari. Di mana dan kapan saja ia akan selalu dipandang
sebagai guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang
dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh anak didik
Peranan Guru

Guru umumnya merujuk pada pendidik dengan tugas utama


mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik. Peran guru di sekolah adalah
menciptakan interaksi edukatif yang mendidik kepada murid.
Interaksi edukatif merupakan proses atau interaksi belajar-mengajar,
memiliki ciri-ciri yakni memiliki tujuan, direncanakan, materi
pelajaran, adanya aktivitas siswa, guru sebagai pembimbing, adanya
kedisiplinan, dan ada batas waktunya.
Kedudukan Guru

Kedudukan guru di sekolah tidak dapat dilepaskan dari hubungannya dengan


murid. Keduanya merupakan unsur paling vital di dalam proses belajar-
mengajar. Sebab seluruh proses, aktivitas orientasi serta relasi-relasi lain
yang terjalin untuk menyelenggarakan pendidikan selalu melibatkan
keberadaan pendidik dan peserta didik sebagai aktor pelaksana. Hal itu
sudah menjadi syarat mutlak atas terselenggaranya suatu kegiatan
pendidikan. Dengan mendasarkan pada pengertian bahwa pendidikan berarti
usaha sadar dari pendidik yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas
peserta didik, terkandung suatu makna bahwa proses yang dinamakan
pendidikan itu tidak akan pernah berlangsung apabila tidak hadir pendidik dan
peserta didik dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Sehingga bisa
dikatakan bahwa pendidik dan peserta didik merupakan pilar utama
terselenggaranya aktivitas pendidikan
Striotipe Guru
Stereotipe adalah kombinasi dari ciri-ciri yang paling
sering diterapkan oleh suatu kelompok terhadap
kelompok lain atau seseorang kepada orang lain.
Secara lebih tegas dapat dikatakan stereotipe sebagai
generalisasi kesan yang kita miliki mengenai
seseorang/kelompok, terutama karakter psikologis atau
sifat kepribadian.
Ciri-ciri stereotipe guru
gambaran mengenai yang menjadi stereotipe dari seorang guru. Diantaranya dapat diklasifikasikan
kedalam beberapa poin yang terlihat dan nampak secara umum:
-Guru dalam pandangan umum adalah tegas, lembut berwibawa dan bijaksana.
-Dalam pandangan sisi penampilan seorang guru lebih menampilkan tenang, sederhana, percaya
diri.
-Pada sisi interaksinya dengan masyarakat, guru pandai memahami diri dan cenderung
menjauhkan diri ( sangat berhati-hati) untuk tidak terlalu masuk dalam pergaulan orang ( bebas),
atau dapat dikatakan menjaga "image"...?

-Guru lebih cenderung untuk menjadi atau ideal sebagai "pimpinan" dalam kegiatannya di
masyarakat.
Bersikap otoriter, menggurui dan sebagai orang yang serba tahu, seperti saat dia berada didalam
kelas dan akan memperlihatkannya diluar.
-Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan perilakunya pada norma yang
berkenaan dengan kedudukannya. Bagi dirinya/mereka, guru itu terhormat dan harus berkelakuan
sesuai dengan kedudukannya.
Profesi Keguruan

Istilah “guru sebagai profesi” bermula pada peringatan Hari Guru Nasional tanggal 2
Desember 2004. Pada saat itu Mendiknas dalam rangka penyampaian program 100
hari kerja kabinet, menegaskan satu tema, yaitu “guru sebagai profesi”. Tentu saja
pernyataan itu sendiri bukan sesuatu yang baru karena sejak awal munculnya
pekerjaan ini hakikatnya sudah diakui sebagai profesi, bahkan profesi terhormat.
Yang lebih menarik sebenarnya bahwa tema itu menunjukkan tekad Mendiknas untuk
meningkatkan harkat dan martabat guru yang sedang terpuruk. Keterpurukan
tersebut bisa dilihat antara lain pada realitas: menjadi guru tampaknya bukan pilihan
pekerjaan yang ideal (kalau ada peluang lain ini akan ditinggalkan), juga dari realitas
input siswa ke lembaga pendidikan guru bukan lulusan terbaik dari sekolah, yang
terlihat dari kelemahan penguasaan materi dari guru-guru yang dihasilkannya; dan
yang juga merupakan kenyataan bahwa guru-guru banyak yang melakukan pekerjaan
tambahan (yang sering bukan pekerjaan wajar) yang diakibatkan gaji/kesejahteraan
guru yang sangat rendah.
Inilah beberapa gambaran yang menjadi ciri stereotipe dari seorang guru pada umumnya, yang muncul karena pandangan pribadi guru sendiri,
contohnya, guru memandang guru-guru sebagai kelompok yang berbeda dari golongan pekerja lainnya. Kecenderungan ini pun turut menimbulkan
stereotipe guru maupun dari pandangan orang lain secara umum. Namun ciri-ciri diatas tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara komprehensif.
Tetapi pandangan ini yang menjadi umum dan nampak dari stereotipe seorang guru. Walaupun gambaran diatas tidak benar sepenuhnya, orang
akan berinteraksi dengan guru berdasarkan pandangan yang ada padanya.
Guru Sebagai Model

Memilih seseorang yang dikagumi, dicintai, atauditakuti sebagai


model dari perilakunya adalah bentuk dari proses pencarian
identitas seseorang terhadap perannya. Model yang dipilih ini
merupakan bagian dari pembentukkan kepribadian seseorang dan
perkembangannya sebagai seorang personal maupun
keterlibatannya dalam masyarakat. Pengaruh yang mendalam dari
model adalah perkembangannya dari perilaku individu untuk sama
dengan modelnya. Akan tetapi dalam masyarakat yang semakin
kompleks kemungkinan model yang dipilih tidak hanya seorang.
Peran guru sebagai model dan teladan yaitu guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan
semua orang yang menganggap dia seperti guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang
menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

Anda mungkin juga menyukai