-Guru lebih cenderung untuk menjadi atau ideal sebagai "pimpinan" dalam kegiatannya di
masyarakat.
Bersikap otoriter, menggurui dan sebagai orang yang serba tahu, seperti saat dia berada didalam
kelas dan akan memperlihatkannya diluar.
-Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan perilakunya pada norma yang
berkenaan dengan kedudukannya. Bagi dirinya/mereka, guru itu terhormat dan harus berkelakuan
sesuai dengan kedudukannya.
Profesi Keguruan
Istilah “guru sebagai profesi” bermula pada peringatan Hari Guru Nasional tanggal 2
Desember 2004. Pada saat itu Mendiknas dalam rangka penyampaian program 100
hari kerja kabinet, menegaskan satu tema, yaitu “guru sebagai profesi”. Tentu saja
pernyataan itu sendiri bukan sesuatu yang baru karena sejak awal munculnya
pekerjaan ini hakikatnya sudah diakui sebagai profesi, bahkan profesi terhormat.
Yang lebih menarik sebenarnya bahwa tema itu menunjukkan tekad Mendiknas untuk
meningkatkan harkat dan martabat guru yang sedang terpuruk. Keterpurukan
tersebut bisa dilihat antara lain pada realitas: menjadi guru tampaknya bukan pilihan
pekerjaan yang ideal (kalau ada peluang lain ini akan ditinggalkan), juga dari realitas
input siswa ke lembaga pendidikan guru bukan lulusan terbaik dari sekolah, yang
terlihat dari kelemahan penguasaan materi dari guru-guru yang dihasilkannya; dan
yang juga merupakan kenyataan bahwa guru-guru banyak yang melakukan pekerjaan
tambahan (yang sering bukan pekerjaan wajar) yang diakibatkan gaji/kesejahteraan
guru yang sangat rendah.
Inilah beberapa gambaran yang menjadi ciri stereotipe dari seorang guru pada umumnya, yang muncul karena pandangan pribadi guru sendiri,
contohnya, guru memandang guru-guru sebagai kelompok yang berbeda dari golongan pekerja lainnya. Kecenderungan ini pun turut menimbulkan
stereotipe guru maupun dari pandangan orang lain secara umum. Namun ciri-ciri diatas tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara komprehensif.
Tetapi pandangan ini yang menjadi umum dan nampak dari stereotipe seorang guru. Walaupun gambaran diatas tidak benar sepenuhnya, orang
akan berinteraksi dengan guru berdasarkan pandangan yang ada padanya.
Guru Sebagai Model