Anda di halaman 1dari 7

Hakikat Guru

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian.
Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang
tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang
diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam
belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam
dalam diri siswa.

A.    PENGERTIAN GURU
Guru itu kata orang Jawa dari kata digugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh).
Kehadiran seorang guru bukan sekedar mengajar dan berdiri di depan kelas,
melainkan seorang yang mampu menjadi seorang pendidik. Guru adalah manusia
yang rela menyumbangkan sebagian besar waktunya untuk berbagi ilmu kepada
semua anak didiknya. Guru bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik
dengan tetap berusaha mengupayakan seluruh potensi afektif, kognitif, maupun
prikomotorik demi kelangsungan sebuah proses pendidikan.
Guru merupakan manusia yang paling bertanggung jawab mencerdaskan
kehidupan anak didik, mengubah segala bentuk perilaku dan pola piker mnusia,
membebaskan manusia dari terbelenggu kebodohan.
Guru merupakan ujung tombak pelaksana pendidikan sekolah. Maju
mundurnya kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru.untuk
memperoleh murid dengan sumber daya manusia yang tinggi maka dibutuhkan guru
yang memiliki sumber daa manusia yang tinggi pula.

Walaupun bukan mrupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan,


guru tetapah merupakan titik sentral dalam keterlaksanaan pendidikan. Tanpa guru, proses
pedidikan akan timpang bahkan tidak terarah. Manusia tidak akan dapat membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk, karena mereka tidak mendapat bimbingan dari guru
Guru (dari Sanskerta: गु रू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah
"berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya
merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Arti umum Guru adalah
pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak
dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin
terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret
manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju
dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

B.     PERAN SEORANG GURU

a.      Dalam Proses Belajar Mengajar


Peran seorang guru sangat signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru
dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas,
supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah
peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:
1.      Demonstrator
2.      Manajer/pengelola kelas
3.      Mediator/fasilitator
4.      Evaluator

b.      Dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat
berperan sebagai:
1.      Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan
2.      Wakil masyarakat
3.      Ahli dalam bidang mata pelajaran
4.      Penegak disiplin
5.      Pelaksana administrasi pendidikan
c.       Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:
1.      Petugas sosial
2.      Pelajar dan ilmuwan
3.      Orang tua
4.      Teladan
5.      Pengaman

d.      Secara Psikologis
Peran guru secara psikologis adalah:
1.      Ahli psikologi pendidikan
2.      Relationship
3.       Catalytic/pembaharu
4.       Ahli psikologi perkembangan

C.    PERANAN GURU DALAM PENDIDIKAN

Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok
yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan  (sivic mission). Jika
dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan
estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan
seharusnya diketahui oleh anak.
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi
tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu
adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.
Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik,
turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara
lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan
organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi
seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan
tempat di mana ia bertempat tinggal.
Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus memberikan
nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang,
pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang kita berikan kepada
anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya mampu memilih nilai-nilai
hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan
sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak didik ini tidak akan hidup mengasingkan
diri.
Selanjutnya, pembinaan prajabatan melalui pendidikan guru ini harus mampu
mendidik mahasiswa calon guru atau calon tenaga kependidikan untuk menjadi manusia,
person (pribadi) dan tidak hanya menjaditeachers (pengajar) atau (pendidik) educator, dan
orang ini kita didik untuk menjadi manusia dalam artian menjadi makhluk yang berbudaya.
Sebab kebudayaanlah yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk hewan.
Oleh karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan; jadi pendidikan dapat
berfungsi melaksanakan hakikat sebagai bagian dari kebudayaan kalau yang
melaksanakannya juga berbudaya. Untuk menyiapkan guru yang juga manusia berbudaya ini
tergantung 3 elemen pokok yaitu :
1.      Orang yang disiapkan menjadi guru ini melalui prajabatan (initial training) harus mampu
menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang akan diajarkannya di sekolah melalui jalur
pendidikan, paling tidak pendidikan formal.
2.      Guru tidak hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus dapat
diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar untuk aspek
manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk mampu menguasai pengetahuan
yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat menguasai satu dasar kebudayaan yang
kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu diberikan dasar pendidikan umum.
3.      Pendidikan terhadap guru atau tenaga kependidikan dalam dirinya seharusnya merupakan
satu pengantar intelektual dan praktis kearah karir pendidikan yang dalam dirinya (secara
ideal kita harus mampu melaksanakannya) meliputi pemagangan. Mengapa perlu
pemagangan, karena mengajar seperti juga pekerjaan dokter adalah seni.

Sedangkan WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1)
pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5)
komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan
terhadap lembaga.
a.       Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan
pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar
anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan
masyarakat.
b.      Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka
dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru,
orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh
masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah
Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
c.       Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru
harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah
seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku
pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan
dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak.
d.      Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya
tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas
pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas
kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
e.       Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat
membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya.
Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan
insidental.
f.       Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan
dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
g.      Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi
juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang
guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses
belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan
seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan
dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
D.    SYARAT – SYARAT MENJADI GURU
            Untuk dapat melakukan peranan  dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya,
guru memerlukan syarat – syarat tertentu. Syarat – syarat inilah yang akan membedakan
antara guru dengan manusia – manusia lain pada umumnya. Adapun syarat – syarat menjadi
guru itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok :
1.      Persyaratan administratif.
Syarat – syarat administratif ini antara lain meliputi : soal kewarganegaraan (warga negara
indonesia ), umur (sekurang – kurangnya 18 tahun ), berkelakuan baik, mengajukan
permohonan. Disamping itu masih ada syarat – syarat lain yang telah ditentukan sesuai
dengan kebijakan yang ada.
2.      Persyaratan teknis
Dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal, yakni harus berijazah pendidikan guru.
Hal ini mempunyai konotasi bahwa seseorang yang memilki ijazah pendidikan guru itu
dinilai sudah mampu mengajar. Kemudian syarat – syarat yang lain adalah menguasai cara
dan teknik mengajar, terampil mendesain program pengajaran serta memilki motivasi dan cita
– cita memajukan pendidikan /pengajaran.
3.      Persyaratan psikis
Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis , antara lain : sehat rohani, dewasa
dalam berpikir dan bertindak, maupun mengendalikan emosi, sabar, ramah, dan sopan,
memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban
dan memilki jiwa penagabdian. Disamping itu, guru juga  dituntut untuk bersifat pragmatis
dan realistis, tetapi juga memilki pandangan yang mendasar dan filosofis.
4.      Persyaratan fisik
Persyaratan fisik ini antara lain meliputi : berbadan sehat, tidak memilki cacat tubuh yang
mungkin mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala – gejala penyakit yang menular.
Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut kerapian dan kebersihan, termasuk bagaimana
cara berpakaian.
5.      Persyaratan mental
Persyaratan mental antara lain meliputi : memilki sikap mental yang baik terhadap pfofesi
keguruan, mencintai dan mengabdi pada tugas jabatan, bermental pancasila dan bersikap
hidup demokratis.
6.      Persyaratan moral
Guru harus mempunyai sifat sosial dan budi pekerti yang luhur, sanggup berbuat kebajikan,
serta bertingkah laku yang bisa dijadikan suri tauladan bagi orang – orang dan masyarakat di
sekelilingnya.

            Dari syarat – syarat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa mengingat tugas sebagai
guru adalah tugas yang berat tetapi mulia, maka dituntut  syarat – syarat jasmani, rohani dan
sifat – sifat lain yangdiharapkan dapat menunjang untuk memikul tugas itu dengan sebaik –
baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2004). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi


Aksara.
Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung :Remaja Rosdakarya.
Surya, Mohamad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Yayasan
Bhakti Winaya.
http://goooo.blogdetik.com/2011/02/16/syarat-syarat-menjadi-guru/
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_154.html#top

Anda mungkin juga menyukai