Anda di halaman 1dari 28

Perpus Kecilku

Beranda

TUGAS, PERAN, DAN TANGGUNGJAWAB GURU

Senin, Juni 09, 2014 Profesi Kependidikan 1 comment

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya,
jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur
inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi
sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak
didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.

Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya
kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan kosong dari
materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum, visi misi, dan kekuatan
financial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas lembaga pendidikan akan merosot
tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apa pun sebuah kurikulum, visi misi,dan kekuatan
financial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif, maka kualitas lembaga pendidikan akan
maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif,
maka kualitas lembaga pendidikan semakin dahsyat.
Guru memiliki peranan, tugas dan tanggungjawab terhadap peserta didiknya. Peran guru
tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Karena tugas guru menyangkut
pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang
unik dalam arti berbeda satu dengan yang lainnya.
Mengingat pentingnya pemahaman tentang tugas, peran dan tanggungjawab guru, maka
dalam makalah ini akan dibahas mengenai tugas, peran dan tanggungjawab guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Apa saja yang menjadi tugas seorang guru?
2. Apa saja yang menjadi peran seorang guru?
3. Apa saja yang menjadi tanggungjawab seorang guru?

C. Tujuan
Tujuan penuliasan makalah yang berjudul Tugas, Peran, dan Tanggungjawab Guru
antara lain:
1. Untuk memahami tugas seorang guru
2. Untuk memahami peran seorang guru
3. Untuk memahami tanggungjawab seorang guru
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tugas Guru
1. Hakekat Tugas Guru
Tugas guru adalah pekerjaan yg menjadi kewajiban seseorang guru.
2. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk
jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru
bertugas mempersiapkan manusai susila yang dapat diharapkan membanguun dirinya dan
membangun bangsa dan Negara.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan menengah.
Tugas guru secara umum adalah mendidik. Dalam oprasionalisasinya, mendidik adalah
rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh
dan membisakan.
Tugas khusus seorang guru antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai pengajar (Intruksional)
Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran, melaksanakan
progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah progam itu dilaksanakan
b. Sebagai pendidik (Edukator)
Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan
yang berkepribadian sempurna.

c. Sebagai pemimpin (Managerial)


Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan
masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan, partisipasi atas progam yang dilakukan.
Menurut Debdikbud, tugas utama seorang guru antara lain:
a. Tugas bidang profesi/Tugas profesional
Guru merupakan profesi/jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis
pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup/kepribadian. Mengajar berarti meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.
b. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan
Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu
menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya. Pelajaran apapun yang
diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar.Bila seorang
guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah Ia tidak akan
dapat menambahkan benih pengajarannya itu kepada para peserta didiknya. Para peserta didik
akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran itu tidak dapat diserap sehingga
setiap lapisan (homoludens, homopuber, dan hompsapiens) dapat mengerti bila menghadapi
guru.

c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan


Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat dilingkungannya karena
dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa
guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berdasarkan Pancasila.
Tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya
merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju
kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condiso sine quanom yang tidak
mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih
pada era kontemporer ini.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang
sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan
perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran
nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam
kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan tugasnya, semakin terjamin tercipta dan
terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain,
potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan
gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-
tengah msyrakat.
Sejak dulu, guru menjadi panutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para
murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam
menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan
masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun, dan di belakang
memberi dorongan dan motivasi. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani.
Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan sampai
kapanpun diperlukan. Kedudukan guru seperti itu merupakan penghargaan masyarakat yang
tidak kecil. Artinya bagi para guru, sekaligus merupakan tantangan yang menuntut prestise dan
prestasi yang senantiasa terpuji dan teruji dari setiap guru, bukan saja di depan kelas, di batas-
batas pagar sekolah, tetapi juga di tengah-tengah masyarakat, (Ny. Nani Soedarsono, S.H., Suara
Daerah, No. 185, Agustus 1986).
Secara
singkat, tugas
guru dapat
digambarkan
melalui bagan
berikut:

B. Peran Guru
1. Hakekat Peran
Guru
Peran guru
adalah
seperangkat
tingkah laku yang
diharapkan dari
seorang guru.
2. Peran Guru
a. Peran Guru
dalam Proses
Belajar-
Mengajar
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada
guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada dasarnya proses belajar-
mengajar dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi
guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat
optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal

sebagaimana dikemukakan oleh Adams & Decy dalam Basic Principles of Student Teaching
antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,
partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Beberapa peranan yang
dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Guru Sebagai Organisator
Guru berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan,
baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara
moral(kepada sasaran didik,serta Tuhan yang menciptakannya).
2) Guru sebagai Demonstrator
Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan
atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti
bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya
dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar
dan demonstrator serta mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis sehingga
apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
Seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan TPK serta memahami
kurikulum. Selain itu, guru juga harus memahami dirinya sebagai sumber belajar dan terampil
dalam memberikan informasi kepada peserta didik. Sebagai pengajar ia pun harus membantu
perkembangan peserta didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu
pengetahuan. Dengan demikian seorang guru akan dapat memainkan peranannya sebagai
pengajar dengan baik.
3) Guru sebagai Pengelola kelas
Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta mengorganisasikan lingkungan sekolah.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan
pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat
menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas bergantung pada banyak faktor,
antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara peserta didik di dalam kelas, serta kondisi umum
dan suasana di dalam kelas.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan
tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil
yang diharapkan.
Sebagai manajer guru harus memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa
menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual dan
sosial di dalam kelasnya. Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siwa belajar, tetapi
juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di kalangan peserta didik.
Selain sebagai manajer, guru juga harus membimbing pengalaman-pengalaman peserta
didik sehari-hari ke arah self directed behavior. Salah satu manajemen yang baik adalah
menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi
kebergantungannya pada guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.
Peserta didik harus belajar melakukan self control dan self activity melalui proses bertahap.
4) Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
5) Guru Sebagai Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pendidikan merupakan dasar yang sangat
diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Guru tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus
memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik.
Untuk menjadi guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik
melalui pre-service maupun inservice training. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, kemampuan guru serta minat dan
kemampuan peserta didik.
Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk
keperluan itu guru harus terampil menggunakan pengetahuan tentang bagaiman orang
berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal
kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan
oleh guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan
gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan positif dengan para peserta didik.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna
serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara
sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
6) Guru Sebagai Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta didik.
Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik.

7) Guru Sebagai Motivator


Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar semangat dan aktif
belajar.
8) Guru Sebagai Klimator
Sebagai klimator, guru berperan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif dan
menyenangkan.
9) Guru Sebagai Inisiator
Sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan
dan pengajaran.
10) Guru Sebagai Informator
Sebagai informator, guru harus bisa menjadi sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum
11) Guru Sebagai Evaluator
Setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan, pada waktu tertentu selama satu periode
pendidikan, guru selalu mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil yang telah dicapai,
baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Demikian pula dalam satu kali proses belajar-mengajar, guru hendaknya menjadi seorang
evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan selalu cukup tepat. Semua
pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan
peserta didik terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain
dari penilaian diantaranya ialah untuk mengetahui kedudukan peserta didik di dalam kelas atau
kelompoknya. Dengan penilaian, guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang peserta didik
termasuk kelompok peserta didik yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika
dibandingkan dengan temaan-temannya.
Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah proses
belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau
sebaliknya. Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian
karena dengan penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh peserta didik setelah
ia melaksanakan proses pembelajaran.
Sebagai penilai hasil belajar peserta didik (evaluator), guru hendaknya terus menerus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi
yang diperoleh melalui evaluasi ini, merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar
mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengjar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar-mengajar akan terus-
menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
12) Guru sebagai Kulminator
Sebagai kulminator, Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap
dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap
kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan
belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.

b. Peran Guru dalam Pengadministrasian


Dalam hubungannya dengan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai
berilkut:
1) Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini berarti
guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.
2) Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota suatu
masyarakat. guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.
3) Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggungjawab untuk mewariskan kebudayaan
kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
4) Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.
5) Pelaksana administrasi pendidikan,. Di samping menjadi pengajar, guru pun bertanggungjawab
akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan
administrasi.
6) Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru. Guru berperan
sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk anggota masyarakat yang dewasa.
7) Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala
perkembanmgan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah-masalaha
pendidikan.

c. Peran Guru Secara Pribadi


Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriental), seorang guru harus berperan sebagai
berikut:
1) Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa sebagai petugas-petugas yang dapat dipercaya
untuk berpartisipasi di dalamnya.
2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap
guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
3) Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah
merupkan lembaga pendidikan sesudah keluarga sehingga dalam arti luas sekolah merupakan
keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi peserta didik-peserta didiknya.
4) Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk peserta didik bukan
untuk seluruh masyarakat. guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku.
5) Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi peserta didik. Guru
menjadi tempat berlindung bagi peserta didik-peserta didik untuk memperoleh rasa aman dan
puas di dalamnya.
d. Peran Guru Secara Psikologis
Peran guru secara psikologis, guru dipandang sebagi berikut:
1) Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan, yang melaksanakan
tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi.
2) Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relation), yaitu orang yang mampu
membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu dengan menggunakan teknik tertentu
khususnya dalam kegiatan pendidikan.
3) Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan.
4) Cattalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan.
Sering pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu)
5) Petugas kesehatan mental (mental hugiene worker) yang bertanggungjawab terhadappembinaan
kesehatan mental khusunya kesehatan mental peserta didik (Dr.Moh.Surya, Dr.Rochman
Natawidjaya, 1994 : 6-7).

C. Tanggungjawab Guru
1. Hakekat Tanggungjawab Guru
Tanggung Jawab Guru adalah perbuatan yang merupakan perwujudan dari kewajiban
guru.
2. Tanggungjawab Guru
Tanggung jawab para guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal
mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah di tempatnya bertugas, tetapi juga
bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya masing-masing untuk ikut
berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di
daerah tergantung kinerja para dewan guru, pengawas ekolah dan komite sekolah, karenanya
diharapkan semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya yang disertai keikhlasan
hati dalam mengemban amanah yang diberikan.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui
tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional
hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta
didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
Tanggungjawab seorang Guru (professional) antara lain:
a. Tanggungjawab Intelektual
Tanggungjawab intelektual guru diwujudkan melalui penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya.
b. Tanggungjawab Profesi/Pendidikan
Tanggungjawab profesi/pendidikan diwujudkan melalui pemahaman guru terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c. Tanggungjawab Sosial
Tanggungjawab sosial guru diwujudkan melalui kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
d. Tanggungjawab Moral dan Spiritual
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai
makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.
e. Tanggungjawab Pribadi
Tanggung jawab pribadi diwujudkan melalui kemampuan untuk memahami dirinya,
mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tugas utama seorang guru dikelompokkan menjadi tiga yaitu, tugas profesi/professional, tugas
kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.
2. Peran guru dikelompokkan menjadi empat, yaitu peran guru dalam proses belajar mengajar,
peran guru dalam pengadministrasian, peran guru secara pribadi, dan peran guru secara
psikologi.
3. Tanggung jawab guru dikategorikan menjadi lima, yaitu tanggung jawab intelektual, profesi,
sosial, moral dan spiritual, dan pribadi.
B. Saran
1. Seorang guru harus selalu memahami dan menjalankan tugas dengan baik, agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Seorang guru harus selalu memahami dan melaksankan peran dengan baik, sehingga dapat
menciptakan pendidikan yang berkualitas.
3. Seorang guru harus selalu melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya dapat
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya,
jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur
inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi
sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak
didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.
Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya
kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan kosong dari
materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum, visi misi, dan kekuatan
financial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas lembaga pendidikan akan merosot
tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apa pun sebuah kurikulum, visi misi,dan kekuatan
financial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif, maka kualitas lembaga pendidikan akan
maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif,
maka kualitas lembaga pendidikan semakin dahsyat.
Guru memiliki peranan, tugas dan tanggungjawab terhadap peserta didiknya. Peran guru
tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Karena tugas guru menyangkut
pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang
unik dalam arti berbeda satu dengan yang lainnya.
Mengingat pentingnya pemahaman tentang tugas, peran dan tanggungjawab guru, maka
dalam makalah ini akan dibahas mengenai tugas, peran dan tanggungjawab guru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Apa saja yang menjadi tugas seorang guru?
2. Apa saja yang menjadi peran seorang guru?
3. Apa saja yang menjadi tanggungjawab seorang guru?
C. Tujuan
Tujuan penuliasan makalah yang berjudul Tugas, Peran, dan Tanggungjawab Guru
antara lain:
1. Untuk memahami tugas seorang guru
2. Untuk memahami peran seorang guru
3. Untuk memahami tanggungjawab seorang guru

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tugas Guru
1. Hakekat Tugas Guru
Tugas guru adalah pekerjaan yg menjadi kewajiban seseorang guru.
2. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk
jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru
bertugas mempersiapkan manusai susila yang dapat diharapkan membanguun dirinya dan
membangun bangsa dan Negara.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan menengah.
Tugas guru secara umum adalah mendidik. Dalam oprasionalisasinya, mendidik adalah
rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh
dan membisakan.
Tugas khusus seorang guru antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai pengajar (Intruksional)
Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran, melaksanakan
progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah progam itu dilaksanakan
b. Sebagai pendidik (Edukator)
Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan
yang berkepribadian sempurna.

c. Sebagai pemimpin (Managerial)


Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan
masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan, partisipasi atas progam yang dilakukan.
Menurut Debdikbud, tugas utama seorang guru antara lain:
a. Tugas bidang profesi/Tugas profesional
Guru merupakan profesi/jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis
pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup/kepribadian. Mengajar berarti meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.
b. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan
Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu
menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya. Pelajaran apapun yang
diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar.Bila seorang
guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah Ia tidak akan
dapat menambahkan benih pengajarannya itu kepada para peserta didiknya. Para peserta didik
akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran itu tidak dapat diserap sehingga
setiap lapisan (homoludens, homopuber, dan hompsapiens) dapat mengerti bila menghadapi
guru.

c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan


Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat dilingkungannya karena
dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa
guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berdasarkan Pancasila.
Tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya
merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju
kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condiso sine quanom yang tidak
mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih
pada era kontemporer ini.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang
sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan
perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran
nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam
kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan tugasnya, semakin terjamin tercipta dan
terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain,
potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan
gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-
tengah msyrakat.
Sejak dulu, guru menjadi panutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para
murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam
menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan
masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun, dan di belakang
memberi dorongan dan motivasi. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani.
Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan sampai
kapanpun diperlukan. Kedudukan guru seperti itu merupakan penghargaan masyarakat yang
tidak kecil. Artinya bagi para guru, sekaligus merupakan tantangan yang menuntut prestise dan
prestasi yang senantiasa terpuji dan teruji dari setiap guru, bukan saja di depan kelas, di batas-
batas pagar sekolah, tetapi juga di tengah-tengah masyarakat, (Ny. Nani Soedarsono, S.H., Suara
Daerah, No. 185, Agustus 1986).
Secara
singkat, tugas
guru dapat
digambarkan
melalui bagan
berikut:

B. Peran Guru
1. Hakekat Peran
Guru
Peran guru
adalah
seperangkat
tingkah laku yang
diharapkan dari
seorang guru.
2. Peran Guru
a. Peran Guru
dalam Proses
Belajar-
Mengajar
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada
guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada dasarnya proses belajar-
mengajar dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi
guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat
optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal

sebagaimana dikemukakan oleh Adams & Decy dalam Basic Principles of Student Teaching
antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,
partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Beberapa peranan yang
dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Guru Sebagai Organisator
Guru berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan,
baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara
moral(kepada sasaran didik,serta Tuhan yang menciptakannya).
2) Guru sebagai Demonstrator
Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan
atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti
bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya
dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar
dan demonstrator serta mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis sehingga
apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
Seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan TPK serta memahami
kurikulum. Selain itu, guru juga harus memahami dirinya sebagai sumber belajar dan terampil
dalam memberikan informasi kepada peserta didik. Sebagai pengajar ia pun harus membantu
perkembangan peserta didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu
pengetahuan. Dengan demikian seorang guru akan dapat memainkan peranannya sebagai
pengajar dengan baik.
3) Guru sebagai Pengelola kelas
Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta mengorganisasikan lingkungan sekolah.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan
pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat
menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas bergantung pada banyak faktor,
antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara peserta didik di dalam kelas, serta kondisi umum
dan suasana di dalam kelas.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan
tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil
yang diharapkan.
Sebagai manajer guru harus memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa
menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual dan
sosial di dalam kelasnya. Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siwa belajar, tetapi
juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di kalangan peserta didik.
Selain sebagai manajer, guru juga harus membimbing pengalaman-pengalaman peserta
didik sehari-hari ke arah self directed behavior. Salah satu manajemen yang baik adalah
menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi
kebergantungannya pada guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.
Peserta didik harus belajar melakukan self control dan self activity melalui proses bertahap.
4) Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
5) Guru Sebagai Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pendidikan merupakan dasar yang sangat
diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Guru tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus
memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik.
Untuk menjadi guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik
melalui pre-service maupun inservice training. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, kemampuan guru serta minat dan
kemampuan peserta didik.
Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk
keperluan itu guru harus terampil menggunakan pengetahuan tentang bagaiman orang
berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal
kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan
oleh guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan
gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan positif dengan para peserta didik.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna
serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara
sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
6) Guru Sebagai Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta didik.
Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik.

7) Guru Sebagai Motivator


Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar semangat dan aktif
belajar.
8) Guru Sebagai Klimator
Sebagai klimator, guru berperan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif dan
menyenangkan.
9) Guru Sebagai Inisiator
Sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan
dan pengajaran.
10) Guru Sebagai Informator
Sebagai informator, guru harus bisa menjadi sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum
11) Guru Sebagai Evaluator
Setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan, pada waktu tertentu selama satu periode
pendidikan, guru selalu mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil yang telah dicapai,
baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Demikian pula dalam satu kali proses belajar-mengajar, guru hendaknya menjadi seorang
evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan selalu cukup tepat. Semua
pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan
peserta didik terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain
dari penilaian diantaranya ialah untuk mengetahui kedudukan peserta didik di dalam kelas atau
kelompoknya. Dengan penilaian, guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang peserta didik
termasuk kelompok peserta didik yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika
dibandingkan dengan temaan-temannya.
Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah proses
belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau
sebaliknya. Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian
karena dengan penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh peserta didik setelah
ia melaksanakan proses pembelajaran.
Sebagai penilai hasil belajar peserta didik (evaluator), guru hendaknya terus menerus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi
yang diperoleh melalui evaluasi ini, merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar
mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengjar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar-mengajar akan terus-
menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
12) Guru sebagai Kulminator
Sebagai kulminator, Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap
dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap
kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan
belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.

b. Peran Guru dalam Pengadministrasian


Dalam hubungannya dengan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai
berilkut:
1) Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini berarti
guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.
2) Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota suatu
masyarakat. guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.
3) Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggungjawab untuk mewariskan kebudayaan
kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
4) Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.
5) Pelaksana administrasi pendidikan,. Di samping menjadi pengajar, guru pun bertanggungjawab
akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan
administrasi.
6) Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru. Guru berperan
sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk anggota masyarakat yang dewasa.
7) Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala
perkembanmgan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah-masalaha
pendidikan.

c. Peran Guru Secara Pribadi


Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriental), seorang guru harus berperan sebagai
berikut:
1) Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa sebagai petugas-petugas yang dapat dipercaya
untuk berpartisipasi di dalamnya.
2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap
guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
3) Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah
merupkan lembaga pendidikan sesudah keluarga sehingga dalam arti luas sekolah merupakan
keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi peserta didik-peserta didiknya.
4) Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk peserta didik bukan
untuk seluruh masyarakat. guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku.
5) Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi peserta didik. Guru
menjadi tempat berlindung bagi peserta didik-peserta didik untuk memperoleh rasa aman dan
puas di dalamnya.
d. Peran Guru Secara Psikologis
Peran guru secara psikologis, guru dipandang sebagi berikut:
1) Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan, yang melaksanakan
tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi.
2) Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relation), yaitu orang yang mampu
membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu dengan menggunakan teknik tertentu
khususnya dalam kegiatan pendidikan.
3) Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan.
4) Cattalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan.
Sering pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu)
5) Petugas kesehatan mental (mental hugiene worker) yang bertanggungjawab terhadappembinaan
kesehatan mental khusunya kesehatan mental peserta didik (Dr.Moh.Surya, Dr.Rochman
Natawidjaya, 1994 : 6-7).

C. Tanggungjawab Guru
1. Hakekat Tanggungjawab Guru
Tanggung Jawab Guru adalah perbuatan yang merupakan perwujudan dari kewajiban
guru.
2. Tanggungjawab Guru
Tanggung jawab para guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal
mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah di tempatnya bertugas, tetapi juga
bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya masing-masing untuk ikut
berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di
daerah tergantung kinerja para dewan guru, pengawas ekolah dan komite sekolah, karenanya
diharapkan semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya yang disertai keikhlasan
hati dalam mengemban amanah yang diberikan.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui
tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional
hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta
didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
Tanggungjawab seorang Guru (professional) antara lain:
a. Tanggungjawab Intelektual
Tanggungjawab intelektual guru diwujudkan melalui penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya.
b. Tanggungjawab Profesi/Pendidikan
Tanggungjawab profesi/pendidikan diwujudkan melalui pemahaman guru terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c. Tanggungjawab Sosial
Tanggungjawab sosial guru diwujudkan melalui kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
d. Tanggungjawab Moral dan Spiritual
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai
makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.
e. Tanggungjawab Pribadi
Tanggung jawab pribadi diwujudkan melalui kemampuan untuk memahami dirinya,
mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tugas utama seorang guru dikelompokkan menjadi tiga yaitu, tugas profesi/professional, tugas
kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.
2. Peran guru dikelompokkan menjadi empat, yaitu peran guru dalam proses belajar mengajar,
peran guru dalam pengadministrasian, peran guru secara pribadi, dan peran guru secara
psikologi.
3. Tanggung jawab guru dikategorikan menjadi lima, yaitu tanggung jawab intelektual, profesi,
sosial, moral dan spiritual, dan pribadi.
B. Saran
1. Seorang guru harus selalu memahami dan menjalankan tugas dengan baik, agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Seorang guru harus selalu memahami dan melaksankan peran dengan baik, sehingga dapat
menciptakan pendidikan yang berkualitas.
3. Seorang guru harus selalu melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya dapat
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai