Beranda
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya,
jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur
inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi
sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak
didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.
Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya
kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan kosong dari
materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum, visi misi, dan kekuatan
financial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas lembaga pendidikan akan merosot
tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apa pun sebuah kurikulum, visi misi,dan kekuatan
financial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif, maka kualitas lembaga pendidikan akan
maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif,
maka kualitas lembaga pendidikan semakin dahsyat.
Guru memiliki peranan, tugas dan tanggungjawab terhadap peserta didiknya. Peran guru
tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Karena tugas guru menyangkut
pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang
unik dalam arti berbeda satu dengan yang lainnya.
Mengingat pentingnya pemahaman tentang tugas, peran dan tanggungjawab guru, maka
dalam makalah ini akan dibahas mengenai tugas, peran dan tanggungjawab guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Apa saja yang menjadi tugas seorang guru?
2. Apa saja yang menjadi peran seorang guru?
3. Apa saja yang menjadi tanggungjawab seorang guru?
C. Tujuan
Tujuan penuliasan makalah yang berjudul Tugas, Peran, dan Tanggungjawab Guru
antara lain:
1. Untuk memahami tugas seorang guru
2. Untuk memahami peran seorang guru
3. Untuk memahami tanggungjawab seorang guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tugas Guru
1. Hakekat Tugas Guru
Tugas guru adalah pekerjaan yg menjadi kewajiban seseorang guru.
2. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk
jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru
bertugas mempersiapkan manusai susila yang dapat diharapkan membanguun dirinya dan
membangun bangsa dan Negara.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan menengah.
Tugas guru secara umum adalah mendidik. Dalam oprasionalisasinya, mendidik adalah
rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh
dan membisakan.
Tugas khusus seorang guru antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai pengajar (Intruksional)
Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran, melaksanakan
progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah progam itu dilaksanakan
b. Sebagai pendidik (Edukator)
Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan
yang berkepribadian sempurna.
B. Peran Guru
1. Hakekat Peran
Guru
Peran guru
adalah
seperangkat
tingkah laku yang
diharapkan dari
seorang guru.
2. Peran Guru
a. Peran Guru
dalam Proses
Belajar-
Mengajar
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada
guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada dasarnya proses belajar-
mengajar dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi
guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat
optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal
sebagaimana dikemukakan oleh Adams & Decy dalam Basic Principles of Student Teaching
antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,
partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Beberapa peranan yang
dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Guru Sebagai Organisator
Guru berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan,
baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara
moral(kepada sasaran didik,serta Tuhan yang menciptakannya).
2) Guru sebagai Demonstrator
Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan
atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti
bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya
dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar
dan demonstrator serta mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis sehingga
apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
Seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan TPK serta memahami
kurikulum. Selain itu, guru juga harus memahami dirinya sebagai sumber belajar dan terampil
dalam memberikan informasi kepada peserta didik. Sebagai pengajar ia pun harus membantu
perkembangan peserta didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu
pengetahuan. Dengan demikian seorang guru akan dapat memainkan peranannya sebagai
pengajar dengan baik.
3) Guru sebagai Pengelola kelas
Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta mengorganisasikan lingkungan sekolah.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan
pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat
menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas bergantung pada banyak faktor,
antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara peserta didik di dalam kelas, serta kondisi umum
dan suasana di dalam kelas.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan
tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil
yang diharapkan.
Sebagai manajer guru harus memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa
menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual dan
sosial di dalam kelasnya. Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siwa belajar, tetapi
juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di kalangan peserta didik.
Selain sebagai manajer, guru juga harus membimbing pengalaman-pengalaman peserta
didik sehari-hari ke arah self directed behavior. Salah satu manajemen yang baik adalah
menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi
kebergantungannya pada guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.
Peserta didik harus belajar melakukan self control dan self activity melalui proses bertahap.
4) Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
5) Guru Sebagai Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pendidikan merupakan dasar yang sangat
diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Guru tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus
memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik.
Untuk menjadi guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik
melalui pre-service maupun inservice training. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, kemampuan guru serta minat dan
kemampuan peserta didik.
Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk
keperluan itu guru harus terampil menggunakan pengetahuan tentang bagaiman orang
berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal
kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan
oleh guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan
gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan positif dengan para peserta didik.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna
serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara
sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
6) Guru Sebagai Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta didik.
Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik.
C. Tanggungjawab Guru
1. Hakekat Tanggungjawab Guru
Tanggung Jawab Guru adalah perbuatan yang merupakan perwujudan dari kewajiban
guru.
2. Tanggungjawab Guru
Tanggung jawab para guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal
mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah di tempatnya bertugas, tetapi juga
bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya masing-masing untuk ikut
berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di
daerah tergantung kinerja para dewan guru, pengawas ekolah dan komite sekolah, karenanya
diharapkan semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya yang disertai keikhlasan
hati dalam mengemban amanah yang diberikan.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui
tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional
hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta
didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
Tanggungjawab seorang Guru (professional) antara lain:
a. Tanggungjawab Intelektual
Tanggungjawab intelektual guru diwujudkan melalui penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya.
b. Tanggungjawab Profesi/Pendidikan
Tanggungjawab profesi/pendidikan diwujudkan melalui pemahaman guru terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c. Tanggungjawab Sosial
Tanggungjawab sosial guru diwujudkan melalui kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
d. Tanggungjawab Moral dan Spiritual
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai
makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.
e. Tanggungjawab Pribadi
Tanggung jawab pribadi diwujudkan melalui kemampuan untuk memahami dirinya,
mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tugas utama seorang guru dikelompokkan menjadi tiga yaitu, tugas profesi/professional, tugas
kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.
2. Peran guru dikelompokkan menjadi empat, yaitu peran guru dalam proses belajar mengajar,
peran guru dalam pengadministrasian, peran guru secara pribadi, dan peran guru secara
psikologi.
3. Tanggung jawab guru dikategorikan menjadi lima, yaitu tanggung jawab intelektual, profesi,
sosial, moral dan spiritual, dan pribadi.
B. Saran
1. Seorang guru harus selalu memahami dan menjalankan tugas dengan baik, agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Seorang guru harus selalu memahami dan melaksankan peran dengan baik, sehingga dapat
menciptakan pendidikan yang berkualitas.
3. Seorang guru harus selalu melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya dapat
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya,
jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur
inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi
sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak
didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.
Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya
kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan kosong dari
materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum, visi misi, dan kekuatan
financial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas lembaga pendidikan akan merosot
tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apa pun sebuah kurikulum, visi misi,dan kekuatan
financial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif, maka kualitas lembaga pendidikan akan
maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif,
maka kualitas lembaga pendidikan semakin dahsyat.
Guru memiliki peranan, tugas dan tanggungjawab terhadap peserta didiknya. Peran guru
tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Karena tugas guru menyangkut
pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang
unik dalam arti berbeda satu dengan yang lainnya.
Mengingat pentingnya pemahaman tentang tugas, peran dan tanggungjawab guru, maka
dalam makalah ini akan dibahas mengenai tugas, peran dan tanggungjawab guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Apa saja yang menjadi tugas seorang guru?
2. Apa saja yang menjadi peran seorang guru?
3. Apa saja yang menjadi tanggungjawab seorang guru?
C. Tujuan
Tujuan penuliasan makalah yang berjudul Tugas, Peran, dan Tanggungjawab Guru
antara lain:
1. Untuk memahami tugas seorang guru
2. Untuk memahami peran seorang guru
3. Untuk memahami tanggungjawab seorang guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tugas Guru
1. Hakekat Tugas Guru
Tugas guru adalah pekerjaan yg menjadi kewajiban seseorang guru.
2. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk
jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru
bertugas mempersiapkan manusai susila yang dapat diharapkan membanguun dirinya dan
membangun bangsa dan Negara.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan menengah.
Tugas guru secara umum adalah mendidik. Dalam oprasionalisasinya, mendidik adalah
rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh
dan membisakan.
Tugas khusus seorang guru antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai pengajar (Intruksional)
Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran, melaksanakan
progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah progam itu dilaksanakan
b. Sebagai pendidik (Edukator)
Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan
yang berkepribadian sempurna.
B. Peran Guru
1. Hakekat Peran
Guru
Peran guru
adalah
seperangkat
tingkah laku yang
diharapkan dari
seorang guru.
2. Peran Guru
a. Peran Guru
dalam Proses
Belajar-
Mengajar
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada
guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada dasarnya proses belajar-
mengajar dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi
guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat
optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal
sebagaimana dikemukakan oleh Adams & Decy dalam Basic Principles of Student Teaching
antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,
partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Beberapa peranan yang
dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Guru Sebagai Organisator
Guru berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan,
baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara
moral(kepada sasaran didik,serta Tuhan yang menciptakannya).
2) Guru sebagai Demonstrator
Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan
atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti
bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya
dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar
dan demonstrator serta mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis sehingga
apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
Seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan TPK serta memahami
kurikulum. Selain itu, guru juga harus memahami dirinya sebagai sumber belajar dan terampil
dalam memberikan informasi kepada peserta didik. Sebagai pengajar ia pun harus membantu
perkembangan peserta didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu
pengetahuan. Dengan demikian seorang guru akan dapat memainkan peranannya sebagai
pengajar dengan baik.
3) Guru sebagai Pengelola kelas
Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta mengorganisasikan lingkungan sekolah.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan
pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat
menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas bergantung pada banyak faktor,
antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara peserta didik di dalam kelas, serta kondisi umum
dan suasana di dalam kelas.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan
tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil
yang diharapkan.
Sebagai manajer guru harus memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa
menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual dan
sosial di dalam kelasnya. Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siwa belajar, tetapi
juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di kalangan peserta didik.
Selain sebagai manajer, guru juga harus membimbing pengalaman-pengalaman peserta
didik sehari-hari ke arah self directed behavior. Salah satu manajemen yang baik adalah
menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi
kebergantungannya pada guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.
Peserta didik harus belajar melakukan self control dan self activity melalui proses bertahap.
4) Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
5) Guru Sebagai Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pendidikan merupakan dasar yang sangat
diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Guru tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus
memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik.
Untuk menjadi guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik
melalui pre-service maupun inservice training. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, kemampuan guru serta minat dan
kemampuan peserta didik.
Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk
keperluan itu guru harus terampil menggunakan pengetahuan tentang bagaiman orang
berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal
kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan
oleh guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan
gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan positif dengan para peserta didik.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna
serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara
sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
6) Guru Sebagai Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta didik.
Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik.
C. Tanggungjawab Guru
1. Hakekat Tanggungjawab Guru
Tanggung Jawab Guru adalah perbuatan yang merupakan perwujudan dari kewajiban
guru.
2. Tanggungjawab Guru
Tanggung jawab para guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal
mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah di tempatnya bertugas, tetapi juga
bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya masing-masing untuk ikut
berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di
daerah tergantung kinerja para dewan guru, pengawas ekolah dan komite sekolah, karenanya
diharapkan semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya yang disertai keikhlasan
hati dalam mengemban amanah yang diberikan.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui
tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional
hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta
didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
Tanggungjawab seorang Guru (professional) antara lain:
a. Tanggungjawab Intelektual
Tanggungjawab intelektual guru diwujudkan melalui penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya.
b. Tanggungjawab Profesi/Pendidikan
Tanggungjawab profesi/pendidikan diwujudkan melalui pemahaman guru terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c. Tanggungjawab Sosial
Tanggungjawab sosial guru diwujudkan melalui kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
d. Tanggungjawab Moral dan Spiritual
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai
makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.
e. Tanggungjawab Pribadi
Tanggung jawab pribadi diwujudkan melalui kemampuan untuk memahami dirinya,
mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tugas utama seorang guru dikelompokkan menjadi tiga yaitu, tugas profesi/professional, tugas
kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.
2. Peran guru dikelompokkan menjadi empat, yaitu peran guru dalam proses belajar mengajar,
peran guru dalam pengadministrasian, peran guru secara pribadi, dan peran guru secara
psikologi.
3. Tanggung jawab guru dikategorikan menjadi lima, yaitu tanggung jawab intelektual, profesi,
sosial, moral dan spiritual, dan pribadi.
B. Saran
1. Seorang guru harus selalu memahami dan menjalankan tugas dengan baik, agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Seorang guru harus selalu memahami dan melaksankan peran dengan baik, sehingga dapat
menciptakan pendidikan yang berkualitas.
3. Seorang guru harus selalu melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya dapat
meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.