Anda di halaman 1dari 4

Konsep Dasar Model-Model Pembelajaran

Benny Jonathan Sinurat (1504458)


Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
bennyjonathan@student.upi.edu

A. Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
toturial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya.
Joyce dan Weil (1992) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain.
Model pembelajaran memiliki empat ciri yang tidak dapat ditemukan pada strategi
ataupun prosedur tertentu lainnya, antara lain yaitu : 1) rasional teoritik yang disusun oleh
para pencipta atau pengembangnya. 2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan pembelajaran yang ingin dicapai). 3) tingkah laku pelajar yang diperlukan
agar model dapat dilaksanakan dengan berhasil. 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran tercapai.
Selain ciri di atas terdapat dua alasan dari penggunaan model pembalajaran, pertama
yaitu istilah model mempunyai makna lebih luas dari strategi, metode, atau prosedur. Kedua,
model dapat juga berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting dalam proses mengajar
dikelas. Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek. Diantaranya
berdasarkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, sintaks, dan sifat dari ligkungan
belajar sendiri.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat memungkinkan seorang guru
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Sintaks (pola urut) dari suatu model
pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang seharusnya dilakukan
oleh guru, siswa, urutan kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas khusus yang harus dilakukan
siswa. Sebenarnya dari banyaknya model pembelajaran tidak ada model yang lebih baik dari
model yang lainnya. Maka dari itu seorang guru harus memiliki banyak pertimbangan dalam
memilih model pembelajaran yang akan digunakan.Pertimbangan yang dimaksud antara lain :
materi pelajaran yang akan disampaikan, tingkat perkembangan kognitif siswa, maupun
sarana dan fasilitass yang tersedia sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai yang
ditetapkan.
B. Komponen dalam Model-model pembelajaran
Berbicara lebih jauh tentang model pembelajaran ini, Joyce dan Weil (1986) mengemukakan
beberapa key ideas yang perlu kita pahami sebagai komponen suatu model pembelajaran :
1. Sintaks (Syntax) daripada model, yaitu langkah-langkah, fase-fase, atau urutan kegiatan
pembelajaran. Jadi sintaks itu adalah deskripsi model dalam action. Setiap model mempunyai
sintaks atau struktur model yang berbeda-beda
2. Prinsip Reaksi (Principle of Reaction) yaitu reaksi pembelajar atas aktivitas-aktivitas
pebelajar. Jadi prinsip reaksi itu akan membantu memilih reaksi-reaksi apa yang efektif
dilakukan pebelajar.
3. Sistem-Sosial (social system)
Sistem sosial ini mencakup, 3 (tiga) pengertian utama yaitu :
· deskripsi rnacam-macam peranan pembelajar dan pebelajar
· deskripsi hubungan hirarkis/ otoritas pembelajar dan pebelajar,
· deskripsi macam-macam kaidah untuk mendorong pebelajar.
Sistem sosial sebagai unsur model agaknya kurang berstruktur dibandingkan dengan unsur
sintaks.
4. Sistem Pendukung (Support System)
Sistem pendukung ini sesungguhnya merupakan kondisi yang dibutuhkan oleh suatu model.
Jadi, bukanlah model itu sendiri. Sistem pendukungnya bertolak dari pertanyaan-pertanyaan
dukungan apa yang dibutuhkan oleh suatu model agar tercipta lingkungan khusus. Dalam
hubungan ini, sistem pendukung itu berupa kemampuan/keterampilan dan fasilitas-fasilitas
teknis. Sistem pendukung diturunkan dari dua sumber yaitu kekhususan-kekhususan peranan
pembelajar dan tuntutan pebelajar.Dalam proses pembelajaran umumnya membutuhkan
transkrip atau deskripsi peristiwa pembelajaran bagi pengguna model-model tertentu. Di
samping itu dibutuhkan pula analisis kesulitan pelajaran dan analisis kesulitan-kesulitan
khusus penggunaan model. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa setiap model mempunyai
kegunaan utama di samping kegunaan-kegunaan lainnya yang dapat diterima.
5. Dampak instuksional (Instructional effects)
Dalam hal ini beberapa model didesain untuk tujuan-tujuan yang amat spesifik dan beberapa
lainnya dapat dipergunakan secara umum. Penggunaan model manapun harus dapat memberi
efek belajar bagi pebelajar. Efek belajar ini dapat berupa direct atau instructional effects atau
berupa indirect. Instructional effects adalah pencapaian tujuan sebagai akibat kegiatan-
kegiatan instruksional. Biasanya beberapa pengetahuan Biasanya beberapa
pengetahuan/ketrampilan.
6. Dampak Pengiring (nurturant effect)
nurturant effect adalah efek-efek pengiring yang ditimbulkan model karena pebelajar
menghidupi (living in) sistem lingkungan belajar, misalnya kemampuan berpikir kreatif sikap
terbuka dan sebagainya.

C. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Sugiyanto (2008) mengemukakan bahwa ada banyak model pembelajaran yang


dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Model
pembelajaran tersebut antara lain terdiri dari:

1. Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran
ini juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa
diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika
siswa belajar.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang merujuk pada berbagai
macam metode pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran.

3. Model Pembelajaran Kuantum


Pembelajaran yang dirancang dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dengan
menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga
siswa dapat belajar secara mudah dan alami

4. Model Pembelajaran Terpadu

Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik


secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip secara holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan
beberapa pokok bahasan.

5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning – PBL)


Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Fokusnya
tidak banyak pada apa yang sedang dikerjakan siswa tetapi pada apa yang siswa pikirkan
selama mereka mengerjakannya. Guru memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilitator
sehingga siswa dapat belajar untuk berfikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
Daftar Pustaka

http://thesecondprinciple.com/teaching-essentials/models-of-teaching/[Online]
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/10234/Modul%20Indrawati.pd
f?sequence=1[Online]
http://103.23.244.11/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/197012101998022-
IIP_SARIPAH/Pengertian_Pendekatanx.pdf [Online]
http://www.wawasanpendidikan.com/2013/06/jenis-jenis-model-pembelajaran.html
[Online]
Joyce, B. & Weil, M. (2000). Models of Teaching. Sixth edition. Boston: Allyn and Bacon.

Anda mungkin juga menyukai