Anda di halaman 1dari 18

ULANGAN TENGAH SEMESTER

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

Manajemen dan Supervisi Pendidikan

dibina oleh Ibu Cindya Alfi, M. Pd.

Disusun Oleh :

Mochammad Dwi Irvan Safi’i (1986206013)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL

S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Januari 2021
Soal
A. Jawablah pertanyaan tersebut dengan tepat!
1. Berikan alasan yang tepat mengapa pendidikan perlu dikelola?
2. Silahkan membaca dari berbagai sumber terkait kualitas pendidikan di negara kita.
Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil membaca anda? Berikan alasan yang
tepat dan mengapa hal tersebut biasa terjadi dan kaitkan dengan manajemen
pendidikan? (cantumkan sumber bacaan terpercaya minimal 5 misal:
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/mendikbud-pendidikan-milik-
masyarakat-bukan-hanya-pemerintah)
3. Jelaskan dan uraikan ruang lingkup manajemen pendidikan dan kegiatan
manajemen yang dilakukan?
4. Uraikan masing-masing standar nasional pendidikan dan aspek manajemen yang
mana yang mendukung pendidikan karakter?
5. Silahkan membuat resume dari 5 jurnal yang anda cari kemarin? Sertakan
identitas jurnal meliputi penulis, judul jurnal, nama jurnal, volume, tahun.

Jawaban
1. Pendidikan merupakan proses transfer ilmu (pengetahuan, keterampilan) dari
individu kepada individu lain, atau dari individu kepada kelompok lain dengan
berbagai metode dan cara untuk mencapai tujuan. Mengapa sebuah pendidikan
perlu dikelola, pada dasarnya pendidikan merupakan dasar sebuah peradaban
bangsa. Pendidikan bisa diperbaharui, bisa berkembang dan bisa bertumbuh. Maka
dari itu, perlunya pengelolaan terhadap pendidikan ialah pendidikan memberikan
peran cukup banyak bagi peradaban bangsa atau dalam membangun bangsa maka
aspek pendidikan perlu dikelola agar professional.

2. Beberapa sumber yang saya baca


https://news.detik.com/foto-news/d-5320772/potret-pendidikan-di-desa-terpencil-
kerinci/1\

https://news.detik.com/kolom/d-5303652/ancaman-kemunduran-pendidikan-di-
perdesaan

https://www.kompasiana.com/tati00351/5fdae32ad541df10107d8042/kondisi-
pendidikan-di-indonesia-pada-masa-pandemi?page=all#sectionall

https://www.gatra.com/detail/news/499409/info-satgas-covid19/wabah-covid-
pemerintah-diminta-dekatkan-pendidikan-ke-desa
https://www.kompasiana.com/ramadhanifirmansah9368/5ff340c58ede4833a26183
d8/upaya-peningkatan-kualitas-pendidikan-siswa-siswi-di-desa-krikilan-untuk-
menciptakan-lingkungan-belajar-yang-menyenangkan-di-masa-pandemi-covid-19

https://www.validnews.id/Masyarakat-Masih-Nilai-Rumah-Bukan-Pusat-
Pendidikan-xYl

Berkaitan dengan pendidikan dimasa covid didaerah perkotaan maupun


dipedesaan. Simpulannya adalah dimasa covid banyak terjadi perubahan dalam
proses belajar mengajar. Dengan diberlakukannya peraturan baru mengenai covid,
yang dahulu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan tatap muka sekarang
menggunakan perangkat teknologi laptop, smartphone dan sebagainya. Masalah
lain juga dihadapi oleh ibu-ibu yang semula menyerahkan anaknya kesekolah
untuk dididik dan diajarkan oleh para bapak ibu guru, sekarang ibu-ibu harus terjun
langsung untuk mendidik anaknya langsung. Masalah di pedesaan juga begitu
rumitnya didaerah pedesaan sinyal yang tidak tersedia juga menjadi salah satu
faktor anak – anak putus harapan sekolah mereka lebih memilih ikut bekerja
bersama orang tua dibanding berurusan dengan tugas sekolah. Dampak Covid
memang dialami oleh semua warga, bahkan semua bangsa. Namun, yang paling
terdampak, terutama soal akses pendidikan, adalah warga perdesaan. Membereskan
masalah ini tentu bukan pekerjaan mudah.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi karena adanya pandemi Covid 19


menjadikan tatanan yang sudah ada harus dirubah dengan kebiaasaan yang baru
sesuai dengan protokol kesehatan. Karena Covid 19 sangat rentang dengan yang
namanya kontak fisik sehingga menjadikan kegiatan yang berkaitan tatap muka
dialihkan dengan pertemuan online atau via daring (dalam jaringan) yang berimbas
kepada sistem pembelajaran dirumah oleh para orang tua serta imbasnya kepada
pedesaan yang kurang kuat dengan sinyal.

Berkaitan dengan manajemen pendidikan, pemerintah sudah berusaha sekuat


tenaga untuk mengatasi solusi pendidikan dimasa pandemi covid ini akan tetapi,
masalah yang dihadapi pemerintah tidak hanya satu permasalahan akan tetapi,
beberapa masalah yang dihadapi. Mulai dari diberikan bantuan kuota, pecairan
dana bos, dan berbagai solusi lainnya. Pihak sekolah pun tidak bisa memasukkan
seluruh siswanya untuk masuk sekolah karena akan berdampak bahaya pada
seluruh siswanya. Salah satu solusi adalah dengan menggunakan via pertemuan
online dengan aplikasi yang tersedia diperangkat teknologi. Dengan begitu
pendidikan akan terus berjalan dengan tidak membahayakan siswa sembari
menanti Covid-19 sudah dinyatakan hilang.

3. Ruang lingkup manajemen pendidikan terbagi menjadi 4 :


Pertama, menurut objek manajemen. Objek manajemen disini memiliki makna
semua yang terlibat atau bersinggungan langsung maupun tidak langsung dengan
kegiatan mendidik. Beberapa objek yang masuk diantaranya manajemen
kurikulum, manajemen siswa, manajemen pembiayaan, manajemen sarana dan
prasarana, manajemen karyawan sekolah, manajemen lembaga pendidikan.
Kedua, ruang lingkup menurut fungsi manajemen. Fungsi manajemen ialah peran
manajemen dalam suatu pendidikan. Beberapa fungsi manajemen antara lain
Merencanakan, Mengarahkan, Mengkoordinasikan, Mengkomunikasikan,
Mengevaluasi, serta mengorganisasikan.
Ketiga, ruang lingkup menurut wilayah kerja. Menurut wilayah kerja adalah
pengelolaan berdasarkan pembagian daerah kerjanya. Bagian yang termasuk
manajemen wilayah kerja: Manajemen Pendidikan seluruh Negara adalah
manajemen pendidikan yang membidangi urusan nasional. Manajemen ini tidak
hanya membidangi sekolah saja tetapi hal hal yang berkaitan dengan pendidikan
juga ikut kedalam bagian manajemen ini seperti penyelenggaraan penelitian,
pendidikan luar sekolah dan masih banyak lagi. Manajemen Pendidikan satu
Provinsi adalah manajemen yang membidangi satu provinsi tertentu dan
membawahi beberapa kabupaten/kota. Manajemen Pendidikan satu
Kabupaten/kota adalah manajemen yang membidangi satu kabupaten/kota dan
menaungi semua jenjang atau jenis pendidikan dalam satu kabupaten/kota.
Manajemen Pendidikan satu Unit Kerja adalah manajemen yang langsung
menangani kegiatan mendidik dalam hal ini misalnya sekolah, kursus pelatihan,
pusat pendidkan. Manajemen Pendidikan Kelas adalah manajemen paling dasar
dalam sebuah pendidikan, dimana dalam manajemen ini terjadi proses transfer ilmu
yang didalamnya ada namanya pengelolaan kelas atau bagaimana cara mengelola
kelas yang baik.
4. Standar Isi. Berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum. Penyusu
nan dan pengembangan telah diatur standar ini. Perkembangan zaman
mengakibatkan harus disesuaikannya kurikulum mengikuti perkembangan zaman
Standar Proses. Berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran. Standar proses
mengatur bagaimana proses selama pembelajaran berlangsunng.
Standar Penilaian Pendidikan. Berkaitan dengan penilaian, analisis, dan evaluasi
hasil belajar peserta didik. Standar penilaian mengatur pendidik dalam menilai dan
menrefleksi hasil belajar peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan. Berkaitan dengan pencapaian standar, hasil belajar
peserta didik. Dalam standar ini menjelaskan syarat-syarat seorang peserta didik
bisa dianggap lulus.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Berkaitan dengan kualifikasi dan
kompetensi tenaga pendidik. Seorang pendidik dan tenaga kependidikan pun juga
harus memiliki kualifikasi yang ditentukan karena berkaitan dengan idealnya
proses pembelajaran di dalam kelas
Standar Pengelolaan. Berkaitan dengan pengelolaan seluruh elemen di institusi
pendidikan. Standar pengelolaan memiliki peran untuk mengatur semua yang
terlibat didalam lembaga pendidikan
Standar Pembiayaan Pendidikan. Berkaitan dengan anggaran sekolah. Dalam hal
anggaran sekolah juga diatur pemerintah salah satunya melalui standar ini.
Standar Sarana dan Prasarana. Berkaitan dengan infrastruktur institusi pendidikan.
Berkaitan fasilitas dalam bidang pendidikan juga telah diatur dalam standar sarana
dan prasarana, bagaimana fasilitas yang baik dan sesuai untuk lingkup pendidikan.
Kemudian aspek manajemen mana yang membangun pendidikan karakter,
menurut saya aspek – aspek dalam manajemen pendidikan yang membangun
pendidikan karakter ada aspek perencanaan atau planning, aspek pengorganisasian
atau organizing, aspek pemimpinan atau leading, aspek pengawasan atau
controlling dari keempat aspek diatas semuanya saling berkaitan dalam
mewujudkan pendidikan karakter harus merencanakan tujuan dengan baik, setelah
itu siapa saja yang berperan dalam mewujudkan tujuan tersebut masuk kedalam
aspek pengorganisasian, aspek pemimpin adalah siapa yang mengkoordinir
organisasi tersebut agar bisa mewujudkan tujuan, setelah semua terealisasi
perlunya pengawasan dan evaluasi kekurangan dan masukan-masukan bisa
dijadikan bahan evaluasi untuk mewujudkan pendidikan karakter. Intinya keempat
aspek manajemen pendidikan tersebut saling berkaitan untuk mewujudkan
pendidikan karakter.
5. Resume Jurnal
Oleh : Mochammad Dwi Irvan Safii

Judul : Realisasi Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah dalam


Peningkatan Pelayanan

Nama Penulis : Mohamad Muspawi, Hafzahtul Robi’ah

Volume : 4 (Empat)

Nomor : 3 (Tiga)

Kode Akreditasi : 2541-4429 (Online)


2580-3417 (Print)
Jurnal (ISSN)

Halaman : 232 - 239

Tahun Terbit : 2020

Jurnal +
: http://journal2.um.ac.id/index.php/jmsp/article/view/12403
(Website)
: Lembaga sekolah merupakan sarana pendidikan yang pada
dasarnya adalah bertujuan untuk
menjadikan sumber daya manusia yang bermoral dan
berakhlak, atas dasar yang berfondasikan pada
tujuan dasar negara itulah maka lembaga pendidikan
didirikan dan diolah sedemikian rupa agar menjadi
penunjang untuk menghasilkan atau melahirkan insan-
Latar Belakang
insan yang bermoral sesuai dengan kepribadian,
karakter bangsa Indonesia pada khususnya. Untuk
mencapai pendidikan yang bermutu tentu diperlukan
iklim sekolah yang mendukungnya. Keberhasilan sebuah
sekolah dalam mencapai tujuannya sangat
dipengaruhi oleh iklim sekolah.
: Bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk
kinerja yang dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah di
SMP Negeri 8 Kota Jambi dalam meningkatkan
Tujuan
mutu sekolah, serta faktor pendukung dan penghambat
Penelitian
tenaga administrasi dalam meningkatkan mutu
sekolah.

: Tenaga administrasi di SMP Negeri 8 Kota berjumlah 5


Subjek
orang
Penelitian
: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
Metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus
Penelitian (case study).
: disimpulkan bahwa upaya tenaga administrasi SMP Negeri
8 Kota Jambi dalam meningkatkan mutu pelayanan
Hasil Penelitian sekolah melalui tiga tahap yaitu: perencanaan kerja,
pelaksanaan tugas rutin, dan evaluasi kegiatan.
: dalam meningkatkan mutu pelayanan sekolah ini yaitu
adanya sarana dan prasarana yang sudah sangat membantu
dalam peningkatan mutu pelayanan sekolah yang baik dan
Kelebihan
kepala sekolah selalu mengupayakan untuk memenuhi
kebutuhan sekolah
: masih kurangnya tenaga administrasi khususnya yang
PNS, hal ini menyebabkan rangkap jabatan, karena tenaga
untuk penanggung jawab masih kurang. Kemudian
kurangnya pelatihan ataupun diklat untuk tenaga
Kekurangan administrasi, menjadi menyebabkan belum optimalnya
pengelolaan sistem IT, terlebih lagi diera globalisasi,
banyak aplikasi-aplikasi baru untuk menunjang kegiatan
sekolah.
: Saran kepada kepala sekolah agar selalu meningkatkan
mutu tenaga administrasi dalam meningkatkan
Saran mutu sekolah. Kepada tenaga administrasi agar terus
mencari dan mengembangkan strategi program
yang sudah berjalan, sebaiknya ada penambahan jumlah
pegawai tenaga administrasi agar kinerja
tenaga administrasi yang dijalankan bisa optimal, serta
pelayanan bisa menjadi lebih cepat. Serta kepada
staf tenaga administrasi agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik agar lebih meningkatkan mutu
pelayanan sekolah.
1. Daryanto. (2008). Administrasi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
2. Fatah, Nanang. (2013). Landasan Manajemen
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fitriani, Umi. (2014). Kinerja Tenaga Administrasi
Sekolah di SMA Negeri 1 Kasihan dan SMA
Muhammadiyah 1 Bantul. Skripsi. Yogyakarta:
UNY
3. Gozali, Ahmad & Syamsuddin BA. (1997).
Administrasi Sekolah. Jakarta: Cahaya Budi.
4. Hidayah, S.P & Nurhikmahyanti, D. (2014). Peran
Daftar Pustaka
Tenaga Administrasi Sekolah Dalam Meningkatkan
Mutu Pelayanan Sekolah Di Man 1 Kota Mojokerto:
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol. 4 No.
4, April
2014: 152-162.
5. Linda. (2017) Kinerja Pegawai Tenaga Tata Usaha
di SMP N 4 Lappariaja Kabupaten Bone. . Makasar:
UIN
6. Alauddin Moleong, Lexy. J. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

: Analisis Sistem Zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik


Judul
Baru sebagai Pemerataan Pendidikan
Nama Penulis : Thomas Joni Verawanto Aristo, Ferdinanda Itu Meo

Volume : 4 (Empat)

Nomor : 3 (Tiga)

Kode Akreditasi : 2541-4429 (Online)


2580-3417 (Print)
Jurnal (ISSN)

Halaman : 249 - 254

Tahun Terbit : 2020

Jurnal +
: http://journal2.um.ac.id/index.php/jmsp/article/view/12797
(Website)
: Kebijakan pemerintah dalam melaksanakan upaya
pemerataan pendidikan adalah Sistem Zonasi
Sekolah PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 14 Tahun 2018
tentang Sistem Zonasi sekolah PPDB.
Latar Belakang
Salah satu daerah yang terkena dampak dari kebijakan
sistem zonasi sekolah adalah Kabupaten Sintang, sebagai
salah satu daerah yang baru saja menerapkan sistem zonasi
PPDB sekolah, dapat dipastikan akan banyak mengalami
permasalahan dan kendala selama pelaksanaannya.
: untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan sistem zonasi
sekolah yang dilaksanakan oleh Kabupaten Sintang, serta
Tujuan untuk mengetahui dampak positif dan negatif terhadap
Penelitian partsispasi pendidikan di Kabupaten Sintang terutama
untuk pendidikan menengah pertama dan menengah atas.
: PPDB jenjang SMP dan SMA dilakukan secara serentak di
Subjek seluruh sekolah Kabupaten Sintang, prioritasnya adalah
Penelitian anak usia 12 - 15 tahun.
: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
Metode
dengan pendekatan studi kasus.
Penelitian
: pemerataan pendidikan di Kabupaten Sintang setelah
berlakukannya sistem zonasi masih dalam angka yang
sama dalam partisipasi, yaitu sekitar 90%. Tetapi
untuk jenjang menengah, pendidikan menengah kejuruan
masih mengalami keterbatasan, dikarenakan beberapa
kecamatan masih belum memiliki SMK, sehingga sistem
Hasil Penelitian
zonasi menghambat beberapa
kecamatan untuk melanjutkan sekolah kejuruan, tetapi hal
tersebut masih dapat diatasi dengan adanya
kuota penambahan siswa dari luar kecamatan dengan
sistem rangking atau prestasi
: Pelaksanaan sistem zonasi PPDB di Kabupaten Sintang
telah memberikan dampak yang baik untuk pemerataan
Kelebihan pendidikan, beberapa daerah mengalami peningkatan
dalam partsispasi pendidikan
: pelaksanaan dari sistem zonasi juga belum terlaksanakan
dengan maksimal, hal tersebut dikarenakan keadaan
geografis yang masih menjadi kendala di Kabupaten
Sintang, jumlah rasio guru bersertifkasi yang masih
menumpuk
diperkotaan, jumlah sekolah-sekolah yang terakreditasi
Kekurangan
masih mayoritas terdapat di kabupaten kota, serta jumlah
Sekolah Kejuruan yang masih belum ada dibeberapa
kecamatan dan masih kurangnya sarana dan prasarana
diberbagai sekolah didaerah. Sehingga pelaksanaan sistem
zonasi masih belum dapat diberlakukan secara maksimal..
: pemerataan guru yang bersertifikasi harus ditambah ke
desa desa, dan penambahan sarana dan prasarana di
Saran
sekolah menengah kejuruan harus ditambah lagi.
1. Aristo, T. J. V. 2019. Analisis Permasalahan
Pemerataan Pendidikan di Kabupaten Sintang.
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan,
(online), Jilid 7 No. 1 (https://journal.uny.ac.id,
diakses 20 Januari 2020)
2. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2014.
Daftar Pustaka
Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi
Makro dan Pembiayaan Pembangunan. Jakarta:
Bappenas
3. Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten sintang
dalam angka. Sintang: BPS

: Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Dalam


Judul Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Sd
Negeri 2 Calang Kabupaten Aceh Jaya

Nama Penulis : Zulfikar, Yusrizal, Sakdiah Ibrahim.

Volume : 5 (Lima)

Nomor : 3 (Tiga)

Kode Akreditasi
: ISSN 2302-0156
Jurnal (ISSN)

Halaman : 192 - 198

Tahun Terbit : 2017

Jurnal + (Website) : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/9354/7344


: Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Diantara pegawai
sekolah yang ada, guru merupakan jajaran terdepan
Latar Belakang
dalam menentukan kualitas pendidikan, Oleh karena
itu, peningkatan kompetensi profesional guru
merupakan hal penting untuk dilakukan, agar
tercapainya tujuan pendidikan nasional. Perilaku
supervisi akademik secara langsung berhubungan dan
berpengaruh terhadap perilaku guru.
: mengkaji lebih mendalam berkaitan dengan
pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah
dalam meningkatkan kompetensi profesional guru,
Tujuan Penelitian
khususnya di SD Negeri 2 Calang Kabupaten Aceh
jaya.
: kepala sekolah, wakil kepala, dan dua orang guru SD
Subjek Penelitian Negeri 2 Calang Kabupaten Aceh Jaya.
: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
Metode Penelitian pendekatan kualitatif.
: supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala
sekolah adalah pengembangan kurikulum atau silabus,
pelaksanaan pembelajaran yang baik, dan pencapaian
kriteria ketuntasan minimal. Sasaran dalam
Hasil Penelitian perencanaan supervisi akademik kepala sekolah
adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran, mulai dari merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
: Kepala sekolah dapat mengetahui sejauh mana target
yang sudah dicapai dalam pelaksanaan peningkatan
Kelebihan
kemampuannya.
: masih adanya kekurangan tenaga administrasi sekolah,
Adanya kegiatankegiatan eksternal yang sifatnya
mendadak, Adanya guru yang tidak hadir pada jadwal
Kekurangan kunjungan kelas yang sudah ditetapkan, Adanya guru
yang disupervisi merasa takut dan kaku saat akan
disupervisi.
: Kepala sekolah terlebih dahulu mengkomunikasikan
Saran kepada guru guru
1. Barinto. 2012. Hubungan Kompetensi Guru dan
Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru SMP
Negeri SeKecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal
Tabularasa PPs Unimed, 2 (9), 201- 214.
2. Daryanto, M. 2010. Administrasi pendidikan.
Daftar Pustaka Rineke Cipta, Jakarta
3. Depdiknas. 2008. Metode dan teknik supervisi.
Depdiknas, Jakarta
4. Kemendiknas .2010. Supervisi akademik.
Kemendiknas, Jakarta

Judul : Evaluasi Pelaksanaan Program Full Day School di


Sekolah Menengah Kejuruan
Nama Penulis : Nila Oktaviana Kumang, Bambang Suteng Sulasmono
Volume : 4 (Empat)
Nomor : 3 (Tiga)
Kode Akreditasi
: 2541-4429 (Online)
Jurnal (ISSN) 2580-3417 (Print)
Halaman : 191 - 197
Tahun Terbit : 2020
Jurnal +
: http://journal2.um.ac.id/index.php/jmsp/article/view/12852
(Website)
: Masalah pendidikan yang dialami Indonesia pada masa ini
seiring dengan arus globalisasi yakni
dihadapkan pada kecendrungan semakin merosotnya
karakter bangsa dan khususnya generasi muda
ditandai dengan perilaku-perilaku yang menunjukan
Latar Belakang
gejala-gejala tindakan amoral yaitu berperilaku
tidak sopan, terjadinya kriminalitas, sexs bebas, tawuran,
kasus bullying di sekolah dan tindakan kekerasan lainnya.
Bentuk upaya langsung pencegahan degradasi moral anak
yaitu dengan menciptakan pendidikan moral di sekolah
sebagai upaya meningkatkan karakter siswa disekolah
yaitu dengan adanya program penguatan pendidikan
karakter (PPK). Penerapan PKK pada 5 hari sekolah dapat
disebut dengan program full day school (FDS), yang
tertuang pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017
tentang Lima Hari Sekolah disebutkan bahwa FDS ialah
program untuk menyiapkan siswa untuk menghadapi
pelbagai tantangan yang ada seiring dengan
berkembangnya globalisasi.
: untuk mengetahui full day shcoll dapat memberikan
dampak yang positif bagi perkembangan anak yakni pada
Tujuan penanaman nilai-nilai karakter dengan didukung oleh
Penelitian situasi atau suasana lingkungan sekolah yang tidak
membuat jenuh atau menyenangkan serta adanya
pengawasan oleh guru
: kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
Subjek satu guru bimbingan konseling,
Penelitian serta masing-masing satu perwakilan perserta didik kelas
X, XI, XII pada SMK Negeri 1 Pabelan.
: Penelitian evaluatif ini menggunakan metode kualitatif
Metode
deskriptif. Teknik pengumpulan data yakni wawancara,
Penelitian
observasi serta dokumentasi.
: hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari komponen
konteks, program FDS di SMK 1 Pabelan termasuk dalam
kategori baik karena penerapan FDS tidak hanya semata-
mata melaksanakan kebijakan dari pemerintah namun FDS
Hasil Penelitian dibutuhkan oleh seluruh stakeholder atau sekolah yakni
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembentukan
karakter siswa serta menjawab kebutuhan orangtua yang
sebagian besar sibuk bekerja yakni membantu pengawasan
anak.
: program FDS di SMK 1 Pabelan termasuk dalam kategori
Kelebihan
cukup karena kegiatan-kegiatan berjalan dengan lancar
dan sesuai dengan perencanaan, sumber daya cukup
fungsional dikarenakan guru-guru mengayomi dan
memfasilitasi kebutuhan siswa, memiliki keahlian dalam
bidangnya
: dari segi jumlah guru masih kurang dan masih banyak
guru yang tidak tetap. Sarana dan prasarana masih ada
Kekurangan kurang yakni ada beberapa peralatan praktikum/bengkel
yang dari segi jumlah ada yang kurang terutama peralatan
tertentu..
: penambahan guru diperlukan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran peserta didik dan sarana dan prasarana juga
Saran
perlu di tambah agar peserta didik tidak bosan dalam
melakukan pembelajaran.
4. Ananda, R., & Rafda, M. (2017). Pengantar
Evaluasi Program Pendidikan. Medan: Perdana
Publishing, 53(9).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
5. Apriyani, A., Fatimah, N., & Wicaksono, H. (2019).
Dari Full Day School ke Kebijakan Enam Hari
Sekolah: Rasionalisasi Praktik dan Evaluasi
Pembelajaran Pasca Full Day School di SMA
Daftar Pustaka Negeri 1 Kedungreja Kabupaten Cilacap. Sosietas,
8(2), 532–542.
https://doi.org/10.17509/sosietas.v8i2.14740.
6. Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2010). Evaluasi
Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis
bagi Mahasiswa dan Praktis Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
7. Baharuddin. (2010). Pendidikan dan Psikologi
Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Judul : Implementasi Supervisi Akademik di Lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini
Nama Penulis : Yari Dwikurnaningsih
Volume : 4 (Empat)
Nomor : 3 (Tiga)
Kode
Akreditasi : 2541-4429 (Online)
2580-3417 (Print)
Jurnal (ISSN)
Halaman : 182 - 190
Tahun Terbit : 2020
Jurnal +
: http://journal2.um.ac.id/index.php/jmsp/article/view/12824
(Website)
: Sebuah lembaga PAUD memiliki kepala sekolah, pendidik
dan tenaga kependidikan. Orang
yang berhubungan langsung dengan peserta didik adalah
pendidik atau guru. Agar dapat menjaga
dan meningkatkan kualitas pembelajaran, pengasuhan dan
melindungi siswa, guru perlu mendapat
Latar Belakang supervisi dan pemantauan oleh Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah perlu menguasai atau memiliki
kompetensi, salah satunya adalah melakukan
supervisi. Tugas pokok Kepala Sekolah adalah memimpin
sekolah, bertanggung jawab dalam semua
kegiatan sekolah dan melakukan supervisi bagi guru dan
staf.
: untuk mengetahui pelaksanaan supervisi
yang dilakukan Kepala Sekolah, memperoleh kesimpulam
Tujuan bahwa pelaksanaan supervisi akademik
Penelitian yang dilakukan oleh Kepala Sekolah belum dapat
dikatakan baik dan belum berjalan lancar, karena
Kepala Sekolah tidak melaksanakan supervisi secara rutin
bahkan belum memiliki agenda khusus dalam
melaksanakan supervisi akademik.
: Kepala Sekolah PAUD Kabupaten Blora yang mengikuti
Subjek
Program Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Kepala
Penelitian
Sekolah, sejumlah 81 orang.
: Metode penelitian ini menggunakan mix method, yang
Metode
mengkombinasikan dua metode penelitian yaitu kualitatif
Penelitian
dan kuantitatif.
: Kepala sekolah sudah menggunakan pendekatan dan
metode supervisi, yang sebagian besar menggunakan
Hasil Penelitian
observasi kelas, belum menggunakan macam-macam
teknik supervisi.
: implementasi supervisi akademik oleh Kepala Sekolah
PAUD yang sudah mengikuti kegiatan pendidikan dan
Kelebihan
pelatihan Kepala Sekolah Kabupaten Blora pada aspek
perencanaan berada pada kategori sangat baik
: Perencanaan supervisi Kepala Sekolah sudah dilakukan
namun belum seluruh aspek direncanakan. Pada aspek
pelaksanaan supervisi, Kepala Sekolah sangat sering
Kekurangan
menggunakan teknik supervisi individu melalui observasi
kelas, namun belum menggunakan secara bervariasi
dengan teknik yang lain.
: Kepala Sekolah perlu memotivasi dan mempersilakan guru
Saran
untuk melakukan refleksi setelah pembelajaran.
1. Abadi, Y., Akhyak, & Fuadi, I. (2019). Supervisi
Pembelajaran Kepala Madrasah dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. JMSP (Jurnal
Manajemen dan Supervisi Pendidikan), (online), Vol
Daftar Pustaka 3, No 2 (2019). http://
journal2.um.ac.id/index.php/jmsp/article/view/12207.
Diakses tanggal 29 Maret 2020.
2. Burhanuddin. (2007). Supervisi Pendidikan dan
Pengajaran. Malang: Rosindo.
3. Egwu, S. O. (2015). Principals’ Performance in
Supervision of Classroom Instruction in Ebonyi State
Secondary Schools. Journal of Education and
Practice, 6(15), 99-105.
4. Glickman, C. D., Gordon, S. P., & Ross-Gordon, J.
M. (2007). Supervision and Instructional
Leadership: A Development Approach. Boston:
Perason.

Anda mungkin juga menyukai