Anda di halaman 1dari 8

Judul Tugas 3

KRITERIS SEKOLAH EFEKTIF DAN PENERAPANNYA DI


INDONESIA

IDIK4012.85
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Nama : WIDIASARI
NIM : 857848716
Prodi :S1 PGSD
UPBJJ SURAKARTA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya
laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Berbasis Sekolah. Saya berharap dapat menambah wawasan dan
pegetahuan tentang kriteria sekolah efektif sebagai indikator bahwa
MBS telah diterapkan di Indonesia.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad Rifai,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Manajemen Berbasis Komputer yang
telah membimbing saya dalam mempelajari mata kuliah ini.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam menyusun tugas ini,karena
itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik untuk melengkapi
segala kekurangan dan kesalahan dari tugas ini.

Salatiga, 22 Mei 2023


PEMBAHASAN

Kriteria sekolah efektif indikator penerapan MBS yaitu


1. Sekolah memiliki visi misi yang jelas

Visi berarti kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan atau
wawasan ke depan, kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak
melalui kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan, apa yang tampak dalam
khayalan, atau penglihatan, pengamatan. Sedangkan misi adalah penjabaran
dan langkah-langkah untuk mewujudkan visi.
Contoh : setiap sekolah berhak untuk merumuskan sendiri visi dan misinya.
setiap sekolah pasti memiliki visi misi yang jelas agar dapat tercapai sekolah
yang efektif. Contoh visi misi antara lain TERDEPAN : Taqwa, ELegan,
Realistis, Disiplin, Efektif, dan Pandai

2. Kepala Sekolah yang Profesional


Dalam pelaksanaan MBS, kepala sekolah dituntut untuk bekerja profesioanl karena
posisi kepala sekolah sangatlah sentral dan strategis mempengaruhi kinerja
sekolah. Kepala sekolah yang profesioanl ditandai dengan memiliki 5 kompetensi
kepala sekolah, yaitu:

1. Kompetensi Kepribadian

 Memiliki kepribadian yang kuat sebagai pemimpin


 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri
 Bersikap terbuka
 Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
 Memiliki bakat dan minat dalam kepemimpinan

2. Kompetensi Manajerial

 Mampu menyusun perencanaan yang baik


 Mampu mengembangkan organisasi sekolah
 Mampu memberdayakan sumber daya manusia yang ada (guru dan
staf)
 Mampu mengelola sarana dan prasarana yang ada
 Mampu mengelola hubungan sekolah dan masyarakat
 Mampu mengelola kesiswaan
 Mampu mengelola kurikulum dan kegiatan belajar mengajar
 Mampu mengelola keuangan
 Mampu mengelola ketatausahaan
 Mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif
 Mampu mengelola sistem informasi sekolah
 Mampu memanfaatkan teknologi informasi
 Mampu melaksanakan pengawasan kegiatan sekolah

3. Kompetensi Supervisi

 Mampu melaksanakan supervisi sesuai prosedur dan teknik yang tepat


 Mampu melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan sesuai
prosedur yang tepat

4. Kompetensi Sosial

 Terampil bekerjasama dengan orang lain


 Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain

5. Kompetensi Kewirausahaan

 Menciptakan invoasi yang berguna bagi pengembangan sekolah


 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif
 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses
 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
 Memiliki nurani kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah

3. Guru yang profesional

MBS menuntut sekolah memiliki guru yang profesional. Guru yang


profesional ditandai dengan kualifikasi dan kompetensi pendidik sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007
tentang kompetensi pendidik. Kualifikasi akademik pendidik harus memiliki
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dari program
studi terakreditasi. Untuk itu, SMK Budiman Watukumpul mewajibkan
semua guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik tersebut untuk
dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi terakreditasi tetapi
tidak meninggalkan kewajibannya untuk mengajar.

4. Lingkungan belajar yang kondusif

MBS memaksa sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang


kondusif karena prestasi belajar siswa sedikit banyak terpengaruh oleh
lingkungan pendidikan yang baik. Dengan lingkungan pendidikan yang
kondusif siswa dapat belajar dengan nyaman. Lingkungan pendidikan yang
kondusif dapat dicapai dengan memenuhi standar sarana dan prasana yang
telah ditetapkan.

Contohnya : ruangan kelas yang nyaman, bersih dan rapi, fasilitas yang
memadai dan lingkungan yang bersih

5. Student oriented

Siswa adalah pengguna jasa pendidikan yang selenggarakan oleh sekolah.


Oleh sebab itu, siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang terbaik.
Ketika seorang siswa datang ke sekolah, maka siswa tersebut berada dalam
jaminan perlindungan oleh sekolah. Siswa memiliki beragam hak yang
melekat dalam dirinya seperti hak anak, hak mendapat pengajaran, hak asasi
manusia, dan sebagainya.

Jadi, sekolah harus benar-benar memastikan bahwa anak didiknya aman


ketika belajar di sekolah. Tidak boleh terjadi aksi kekerasan fisik maupun
mental seperti perundungan (bullying), tawuran, perkelahian, dan kejahatan
lainnya. Selain itu, kesehatan dan keselamatan siswa adalah hal utama yang
harus sekolah berikan dengan memastikan sekolah yang bersih, sehat, aman,
asri, dan nyaman untuk belajar.

6. Manajemen yang kuat

MBS menuntut sekolah dapat melaksanakan manajemen yang kuat.


Manajemen sekolah harus sesuai dengan standar pengelolaan sekolah yang
ditetapkan. Sekolah dalam melaksanakan fungsinya harus berpedoman pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 19 tahun 2007 tentang
standar pengelolaan pendidikan menengah.
Perencanaan harus dilakukan dengan melibatkan semua unsur sekolah,
masyarakat. Sekolah membentuk organisasinya secara mandiri, penempatan
orang yang berkompeten pada bidangnya sangatlah penting dilakukan agar
organisasi dapat berjalan. Kontrol dan supervisi dari kepala sekolah dan
pemerintah diperlukan untuk menjamin keterlaksanaan program sekolah.

Sekolah perlu membentuk tim SPMI (standar penjamin mutu internal) yang
diketuai oleh kepala sekolah yang bertugas menyusun visi misi dan tujuan
sekolah, menyusun rencana kerja jangka panjang, jangka menengah, dan
rencana tahunan yang kemudian dijabarkan dalam RKAS, melaksanakan
sistem informasi manajemen.

7. Kurikulum yang luas dan seimbang

Dalam pelaksanaan MBS, sekolah harus menyusun kurikulumnya sendiri


karena sekolah yang tahu tentang kekuatan, kelemahan, tujuan, dan potensi
yang dimilikinya.

8. Penilaian dan pelaporan prestasi siswa yang bermakna

Penilaian dan pelaporan prestasi siswa mencangkup hal yang sangat luas
karena penilaian tersebut melibatkan hampir seluruh kegiatan siswa di
sekolah. Setidaknya ada beberapa bagian yang merupakan penilaian dan
pelaporan prestasi siswa. Dengan adanya Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
selain itu ada penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian
ketrampilan. Jenis penilaian antara lain, ulangan harian, UTS,UAS, program
remidial atau pengayaan.

9. Pelibatan masyarakat yang tinggi

Masyarakat adalah pihak yang sangat berkepentingan dalam pengelolaan


sekolah. Masyarakat adalah objek dan subjek dari sekolah itu sendiri.
Kualitas sekolah ditentukan oleh peran serta masyarakat. Sebaliknya,
kualitas sekolah juga menentukan kualitas masyarakat melalui kompetensi
lulusan yang dihasilkan. Jadi terdapat hubungan yang saling berkaitan antara
sekolah dan masyarakat. Masyarakat harus terlibat dalam penyusunan
kurikulum, penyusunan rencana kegiatan sekolah (RKAS), pengawasan dan
kontrol sekolah seperti pelaporan dana BOS, pelaporan hasil belajar siswa
dan sebagainya. Contohnya dengan mengundang komite sekolah dan wali
murid dalam setiap pertemuan atau rapat sekolah.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

https://jendelaguru.com/kriteria-sekolah-efektif-indikator-penerapan-mbs/

Salatiga, 22 Mei 2023

Widiasari

Anda mungkin juga menyukai