TUGAS 1
1. Manajemen menyiratkan cara berfikir yang teratur tentang apa yang harus dilakukan,
bagaimana hal itu harus dilakukan da bagaimana kita tahu kapan telah dilakukan.
Menurut DINDIKBUD-24/07/2019, rambu-rambu parameter mengenai indicator keberhasilan
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang bisa dijadikan acuan untuk pembelajaran, yaitu :
Adanya pemerataan Pendidikan
Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh Pendidikan, baik laki-laki
maupun perempuan, kaya ataupun miskin, cacat ataupun tidak cacat, di desa maupun di kota.
Kualitas Pendidikan (input, proses, output)
Dalam perihal input yang berkualitas, proses pembelajaran yang baik, dan hasil yang sesuai
dengan standar Pendidikan Indonesia.
Efektivitas dan efisiensi Pendidikan
Oembelajaran yang efektif dan angka kenaikan kelas dan angka kelulusan yang tinggi, dan
menurunnya angka siswa putus sekolah.
Tata pengelolaan sekolah yang baik
Termasuk diantaranya meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, keterlibatan
warga dalam setiap kegiatan sekolah, dan memastikan sekolah memiliki kepala sekolah yang
memiliki kompetensi yang baik.
2. 3 karakteristik MBS
Kemandirian
Sekolah yang mandiri dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu menyelesaikan segala
permasalahan tanpa terlalu mengandalkan campur tangan dari pemerintah pusat. Sekolah
diharapkan dapat berupaya menciptakan dan meningkatkan situasi, kondisi, dan budaya
kemandirian melalui berbagai cara seperti mengembangkan unit-unit usaha sekolah,
membangun Kerjasama dengan pihak lain dalam bidang komersial, dan upaya-upaya lain untuk
meningkatkan pemasukan pendanaan dan peningkatan program sekolah.
Partisipasi
Partisipasi dapat dimaknai sebagai keterlibatan para pemangku kepentingan secara aktif.
Konteks partisipasi dalam implementasi MBS antara lain dalam hal pengambilan keputusan,
pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Pendidikan di sekolah.
Tujuan utama peningkatan partisipasi antara lain untuk meningkatkan kontribusi,
memberdayakan kemampuan pemangku kepentingan, meningkatkan peran pemangku
kepentingan, dan menjamin agar setiap keputusan yang diambil mewakili aspirasi pemangku
kepentingan. Upaya peningkatan partisipasi di satuan Pendidikan dapat diwujudkan melalui
penyediaan sarana partisipasi, advokasi, publikasi sekaligus transparansi terhadap pemangku
kepentingan.
Kemitraan
Prinsip kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama antara sekolah dengan para pemangku
kepentingan. Esensi kemitraan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan keterlibatan,
kepedulian, kepemilikan, dan dari masyarakat baik berupa dukungan moral, pemikiran, tenaga,
material, maupun finansial. Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan dapat disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan sekolah sesuai kategori sekolah. Pastikan kemitraan yang terjalin saling
menguntungkan dan bersifat sejajar.
3.
NO Program Tujuan Sasaran Sumber Dana
1 Pemenuhan Guru Mendidik Siswa Pembiayaan Uang
Agama
2 Tempat Ibadah Pendidikan moral Siswa Pembiayaan Uang
Waka Urusan
Kurikulum & Kesiswaan
Kepala Tata Usaha
Pembina Pramuka
Salah satu SMP swasta di Kota Depok memiliki organ-organ sekolah meliputi :
a. Kepala Sekolah
b. Komite Sekolah
c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum & Kesiswaan
d. Kepala Tata Usaha
e. Staff Tata Usaha
f. Pembina OSIS
g. Pembina Ekstra Kurikuler
h. Pembina Pramuka
i. Wali Kelas
j. Peserta Didik
Struktur Organisasi adalah suatu struktur kepengurusan dalam sebuah organisasi dimana dapat dilihat
dengan mudah tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian hingga pada pengambilan
keputusan. Tanpa Struktur Organisasi yang jelas sebuah organisasi tidak akan dapat menjalankan
aktifitasnya dengan baik dimana akan terjadi tumpeng tindih kepentingan karena tidak adanya
koordinasi dan aturan yang terstruktur dalam mengambil keputusan.