Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DAN MANAJEMEN

PENINGKATAN BERBASIS SEKOLAH

ARTIKEL

Disusun guna memenuhi tugas akhir semester

Mata kuliah : Manajemen pendidikan

Dosen pengampu : Mulasih tary, S.Pd.

Disusun Oleh:

Ahmad Ainul Yaqin Nim. 40421029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

BUMIAYU

2023
1

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

Oleh:

Ahmad Ainul Yaqin

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa


Indonesia Universitas Peradaban Bumiayu

Sebuah lembaga atau instasi agar dapat berkembang perlu adanya


manajemen begitu juga sekolah, sekolah dapat dikatan berhasil meningkatkan
mutu apabila dapat melakukan manajem dengan baik. Manajemen berbasis
sekolah adalah untuk meningkatkan semua kinerja sekolah baik mutu, relevensi,
inovasi, dan pemerataan akses pendidikan sedangkan manajemen peningkatan
mutu berbasis sekolah adalah lebih fokus pada peningkatan mutunya jadi MBS
dan MPBS itu sama. Menurut Modelu dan Siti (2019: 128) MPMBS adalalah
model manajemen yang memberikan otonomi lebih luas pada sekolah dan
mendorong pengambilan keputusan partisipatif, melibatkan secara langsung
semua warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan
pendidikan nasional. Jadi dalam hal ini, sebuah sekolah diberikan kebebasan
otonomi untuk meningkatkan mutu sekolah dan tentunya semua warga sekolah
ikut andil dalam menyukseskan peningkatan mutu sekolah.

Ada beberapa alasan kenapa sebuah manajemen berbasi sekolah perlu


dilakukan.Pertama, sekolah dipandang sebagai suatu lembaga layanan jasa
pendidikan yang mempromosikan kepala sekolah sebagai manajer pendidikan,
Kepala sekolah merupakan seorang pemimpin baik itu intermal maupun eksternal
didalam sekolah. Oleh karena itu, dengan adanya MBS dapat mempromosikan
akan tugas dan wewenang kepala sekolah. Kedua, MBS dapat efektif
penerapannya jika didukung oleh sistem berbagi kekuasaan (power sharing) antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/ kota) dalam
pengelolaan sekolah. Dalam hal ini, perlu adanaya campur tangan anatara
2

pemertintah pusat atau daerah agar sebuah peningkatan mutu sekolah dapat
terwujud salah satunya dengan memberikan bantuan dan untuk peningkatkan
fasilitas sekolah. Ketiga, sekolah saling mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman bagi dirinya sendinri, sehingga dia dapst mngoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya salah
satunya kesiapan sekolah dalam mengahadapi semua tantangan yang akan
datanga. (Inayah, Siti, Yeni, dan Ria, 2022: 5000).

Tujuan MBS termuat dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang


Sidiknas yaitu: “pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potonsi agar
menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.” Tujuan dar MBS yaitu:

1. Untuk mencerdaskan anak bangsa


2. Meningkatkan mutu sekolah
3. Meningkatkan mutu pendidikan
4. Memberikan kewenangan kinerja dan tanggung jawab kepala sekolah.

Manfaat dari penerapan MBS menurut Tuala (2017: 129)


yaitu:Memberikan manfaat besar bagi satuan penddikan, memberikan
kewenangan dan pengelolaan sumber daya sesuai dengan kondisi
setempat,zmengikut sertakan masyarakat untuk berpartisipas, mendorong
profesionalisme kepala sekolah, guru didorong untuk eksprementasi di lingkungan
sekolah, dan kesempatan kepala sekolah untuk menyusun kurikulum.Dalam
pelaksaan MBS terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan diantaranya:

1. Melakukan sosialisasi MBS


Dalam proses penerapan MBS perlu adanya sosialisai berupa
pencocokan budaya dan sumber daya yang dapat mendukung
penerapan MBS.
2. Memperbanyak mitra sekolah
3

Mitra sekolah berperan dalam terwujudnya MBS oleh karena itu,


perlu adanya memperbanyak mitra agar berpartisipasi dalam
menyukseskan penyelenggaraan MBS seperti: masyarakat, pemerintah
dan orang tua.
3. Merumuskan kembali aturan sekolah, peran unsur-unsur sekolah,
kebiasaan, dan hubungan antara unsur-unsur sekolah
4. Menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik
5. Mengklafikasi fungsi dan aspek manajemen sekolah
6. Meningkatkan kapisitas sekolah
7. Mendistribusikan kewenangan dan tanggung jawab
8. Menyusun rencana pengembangan sekolah (RPS/ RKAS),
melaksanakan, dan memonitor serta mengevaluasinya (Tuala, 2017:
135-136).

Manajemen berbasis sekolah dalam mempunyai karakteristik atau hasil


yang ingin dicapai oleh sekolah yaitu: Menurut Tuala (2017: 130-131).

1. Output yang diharapkan


Sebuah lembaga atau sekolah pasti memili output yang
diharapakan seperti dalam hal prestasi baik itu akademik maupun non-
akademik contoh prestasi dalam lomba penulisan karya ilmiah, cerdas
cermat, lomaba lari, sepak bola dan lain-lain.
2. Proses
Sekolah dapat dikatakan efektif pada umumnya memiliki
karasteristik proses sebagai berikut:
a) Proses belajar mengajar yang evektivitas tinggi
b) Kepemimpinan sekolah yang kuat
c) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
d) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
e) Sekolah memiliki budaya mutu
f) Sekolah memilik team work yang kompak, cerdas, dan dinamis
g) Sekolah memiliki kewenangan
4

h) Partisipasi yang tinggi warga sekolah dan masyarakat


i) Sekolah memiliki kemauan berubah
j) Sekolah memiliki melakukan evaluasi dan perbaikan
k) Sekolah responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan
l) Memiliki komunikasi yang baik
m) Sekolah memiliki akuntabilitas
n) Manajemen lingkungan hidup
o) Sekolah memiliki kamampuan sustainablititas
3. Input pendidikan
Input yang dimilikioleh sekolah MBS mempunyai karakteristik yaitu:
a) Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas
b) Sumberdaya tersedia dan siap
c) Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi
d) Memiliki harapan prestasi yang tinggi
e) Fokus pada pelanggan (siswa)
f) Itput manajemen.

Disisilain terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam


proses penerapan MBS. Faktor pendukung diantaranya:
1. Kepemimpinan kepala sekolah: seorang pemimpin mampu menciptakan
kondisi kondusif, mendorong untuk berprilaku positif, kreatif, inovatif, dan
bertangggung jawab bagi warga sekolah dan komite sekolah.
2. Komitmen warga sekolah: keinginan atau komitmen warga sekolah
untuk memajukan dan meningkatkan mutu sekolah.
3. Kerja sama yang baik antara warga sekolah dan komite sekolah:
terjalinnya kerjasama yang baik antar warga sekolah dan komite sekolah
dalam merenvanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program sekolah.
4. Peran serta orang tua siswa dalam pengelolaan sekolah; adana ikutserta
orang tua dalam pengelolaan sekolah seperti dibentuknya paguyuban
kelas.
5. Dukungan pemerintah: seperti kebijakan, pembiayaan,dan supervise
monitoring kegiatan sekolah.
5

6. Dukungan dunia usaha dan indrustri (Saade, 2011: 26).


Faktor penghambat proses penerapan MBS:
1. Persepsi masyarakat tentang pendidikan gratis masih keliru
Masyarakat menganggap pendidikan gratis adalah semua
pembiayaan sekolah gratis namun, pada kenyaatannya tidak seperti itu
terkadang pendidikan grastis hanya mencakum pembiayaan uang
Gedung, spp, dan sebagainya tetapi untuk buku, seragam itu berbayar
ataupun sebaliknya.
2. Distribusi penempatan guru yang tidak merata
Adanya penempatan guru yang tidak merata disekolah sehingga
menimbulkan kekerungan tenaga pendidik.
3. Latar belakang sosial dan ekonomi
Latar belakang sosial seperti masih adanya anggapan cukup
sekolah sampai SD setelah itu bekerja atau menikah, masalah ekonomi
juga ikut mempengaruhi yang menyebabkan peserta didik putus
sekolah dan memilih untuk bekerja (Taula, 2011: 26).
4. Sumberdaya
Sumberdaya disini adalah sumberdaya sekolah seperti buku-buku
pelajaran, fasilitas sekolah dan fasilitas kelas apabila sumberdaya nya
kuranng atau tidak cukup maka akan mempengaruhi penerapan MBS.
Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
1. Melakukan sosialisasi sistem pendidikan gratis kepada masyakat
2. Melakukan pemeratan penempatan tenaga pendidik di sekolah
sekolah
3. Memberikan bantuan terhadap peserta didik yang tidak mampu
4. Bekerja sama dengan pemerintah desa dan pusat seperti dalam segi
bantuan dana oprasional maupun bansos.

Anda mungkin juga menyukai