Disusun Oleh
Kelompok 6 B
Nama : NIM :
Dosen Pembimbing
BENGKULU
1438 H/ 2017
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahirnya UU No.22/1999 tentang otonomi daerah berimplikasi kepada
otonomi pendidikan dan otonomi sekolah, maka jadilah Indonesia menganut
konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah (school based
management)atau biasa disingkat MBS.
Sebelum adanya otonomi daerah ini pengelolaan pendidikan yang
dianut Indonesia sangat bersifat sentralistik, dimana pusat sangat dominan
dalam pengambilan kebijakan dan daerah bersifat pasif; hanya sebagai
penerima dan pelaksana pemerintah pusat.
MBS memberiksn keluasan bagi sekolah untuk menentukan arah dan
kebijakan yang relevan dengan situasi dan kondisi lingkungannya. MBS juga
memberikan peluang yang sangat besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Penting bagi guru, calon guru, maupun pemerhati pendidikan untuk
benar-benar memahami konsep MBS ini agar nantinya bisa menjalankan
manajeman pendidikan di sekolah sesuai dengan apa yang tertuang dalam
konsep MBS. Untuk itu dalam makalah ini akan dikupas mengenai pengertian
MBS, alasan mengapa perlu adannya MBS,ciri-ciri MBS, tujuan MBS,
manfaat MBS, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam MBS, dan model-
model MBS.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna Manajemen Berbasis Sekolah / MBS?
2. Apa fungsi Manajaemen Berbasis Sekolah / MBS?
3. Apa tujuan dari Manajemen Berbasis Sekolah?
4. Apa subtansi dari Manajemen Berbasis Sekolah ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui makna dari MBS
2. Untuk mengetahui fungsi dari MBS
3. Untuk mengetahui tujuan dari MBS
4. Untuk mengetahui subtansi dari MBS
BAB II
PEMBAHASAN
7 Supriono, Sapari A, Manajemen Berbasis Sekolah, ( Jawa Timur: SIC, 2001) hlm 13
BAB III
12 Supriono, Sapari A, Manajemen Berbasis Sekolah, ………….. hlm 16
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan makna leksikal tersebut maka MBS dapat diartikan sebagai
penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam
proses pengajaran atau pembelajaran.
2. Beberapa hal yang tercakup, dalam aspek fungsi : Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actualing (pelaksanaan,
Controling (pelaksanaan), Evaluationg dan leading.
3. MBS yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan masyarakat
merupakan respons pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di
masyarakat, bertujuan utuk meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan
pendidikan.
4. Subtansi MBS adalah : bidang teknis edukatif, bidang ketenagaan, bidang
keuangan, bidang sarana prasarana, bidang kesiswaan, bidang
ketatalaksanaan sekolah.
B. SARAN
· Dalam pelaksanaannya di Indonesia, perlu ditekankan bahwa kita tidak
harus meniru secara persis model-model MBS dari negara lain. Sebaliknya
Indonesia akan belajar banyak dari pengalaman-pengalaman pelaksanaan
MBS di negara lain, kemudian memodifikasi, merumuskan dan menyusun
model dengan mempertimbangkan berbagai kondisi setempat seperti sejarah,
geografi, struktur masyarakat, dan pengalaman-pengalaman pribadi di bidang
pengelolaan pendidikan yang telah dan sedang berlangsung selama ini
DAFTAR PUSTAKA
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model, dan Aplikasi, Jakarta :
Grasindo, 2006