Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

(SCHOOL- BASED MANAGEMENT) DALAM RANGKA


DESENTRALISASI PENDIDIKAN

Oleh
Wahyudi

(IP, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Abstrak: Otonomi daerah membawa konsekuensi adanya


restrukturisasi kelembagaan pemerintah, termasuk di bidang
pendidikan. Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan
bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam rangka desentralisasi
pendidikan yang ditandai adanya kewenangan pengambilan
keputusan yang lebih luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat
yang lebih tinggi dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.
MBS bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, dan
pemerataan pendidikan.

Kata Kunci: Desentralisasi pendidikan, Manajemen berbasis masyarakat, Strategi


implementasi

A. Pendahuluan
Era otonomi daerah nasional, propinsi, dan kabupaten/kota
berdasarkan Undang-undang Repuplik yang tidak mempunyai hubungan
Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 hierarkis, (3) Komite Sekolah/
sebagai landasan pelaksanaan Madrasah, sebagai lembaga mandiri
otonomi daerah memiliki makna dibentuk untuk memberikan arahan
adanya pelimpahan wewenang yang dukungan, dan pengawasan pada
luas, nyata, dan bertanggungjawab tingkat satuan pendidikan.
kepada daerah dalam pemanfaatan Desentralisasi pengelolaan pen-
sumber daya nasional, secara otomatis didikan sejalan dengan otonomi daerah
membawa nuansa baru dalam sistem yang secara operasional dimulai pada 1
pengelolaan pendidikan. Selanjutnya Januari 2001, diawali dengan pelim-
dikuatkan dengan Undang-Undang pahan sebagian besar kewenangan
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pemerintah kepada pemerintah daerah
Tahun 2003. kabupaten dan kota yang membawa
Pada bagian ketiga, pasal 56 konsekuensi adanya restrukturisasi
UUSP mengisyaratkan bahwa, (1) kelembagaan pemerintah, termasuk di
Masyarakat berperan dalam peningkat- bidang pendidikan.
an mutu pelayanan pendidikan yang Desentralisasi pendidikan diha-
meliputi perencanaan, pengawasan, rapkan akan mendorong meningkatkan
dan evaluasi program pendidikan pelayanan di bidang pendidikan
melalui dewan pendidikan dan Komite kepada masyarakat yang bermuara
Sekolah/Madrasah,(2) Dewan pendi- pada upaya peningkatan kualitas
dikan sebagai lembaga mandiri pengelolaan pendidikan dalam tataran
dibentuk dan berperan dalam yang paling bawah (at the bottom)
peningkatan mutu,dukungan, dan yaitu sekolah melalui penerapan
pengawasan pendidikan di tingkat Manajemen Berbasis sekolah. MBS
sebagai suatu model implementasi mengeluarkan dana, melatih guru,
kebijakan desentralisasi pendidikan menyusun kurikulum, dan mengelola
merupakan suatu konsep inovatif, yang sekolah-sekolah setempat (Fiske, E.B.
bukan hanya dikaji sebagai wacana & Drost, S.J. (1998: 8). Terkait dengan
baru dalam pengelolaan pendidikan desentralisasi, MBS dikembangkan
tetapi sebaiknya juga dipertimbangkan untuk membangun sekolah yang
sebagai langkah inovatif dan strategis berkualitas. Konsep desentralisasi
ke arah peningkatan mutu pendidikan model MBS mengacu kepada sekolah
melalui pendekatan manajemen yang swa-manajemen (self-
bercirikan akar rumput (grass root). managing school), bukan pada
MBS bukan saja merupakan tuntutan penyelenggaraan sekolah mandiri
inovatif dalam manajemen sekolah, (self-governing school). Sedangkan
akan tetapi juga kebijakan nasional Depdiknas merumuskan pengertian
yang strategis sebagaimana dinyatakan MBS sebagai model manajemen yang
pada pasal 51 ayat 1 UU RI Nomor 20 memberikan otonomi yang lebih besar
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan kepada sekolah dan mendorong
Nasional yang berbunyi “Pengelolaan pengambilan keputusan partisipatif
satuan pendidikan anak usia dini, yang melibatkan secara langsung
pendidikan dasar, dan pendidikan warga sekolah (guru, siswa, kepala
menengah dilaksanakan berdasarkan sekolah, karyawan, orang tua, dan
standar pelayanan minimal dengan masyarakat) untuk meningkatkan mutu
prinsip manajemen berbasis sekolah berdasarkan kebijakan
sekolah/madrasah”. pendidikan nasional.
Dalam otonomi pendidikan,
B. Pengertian Manajemen Berbasis sekolah memiliki kewenangan yang
Sekolah lebih besar dalam mengelola
Manajemen Berbasis Sekolah sekolahnya, sehingga sekolah lebih
(MBS) atau dalam terminologi bahasa mandiri. Konsep MBS Departemen
Inggris lazim disebut “School Based Agama RI mengembangkan
Management” dipahami sebagai salah “Madrasah Mandiri”. Mandiri dalam
satu alternatif pilihan formal untuk mengelola program dan sumberdaya
mengelola penyelenggaraan pendidik- seperti: pengetahuan, teknologi,
an yang terdesentralisasi dengan kekuasaan, material, manusia, waktu
menempatkan sekolah sebagai unit dan keuangan. Dengan sistem ini,
utama peningkatan kualitas pendidikan sekolah-sekolah dideregulasi oleh
(Abu,I & Duhou, 2002: 16). MBS pemerintah pusat, sementara kontrol
ditawarkan sebagai salah satu alternatif dan pengaruh lokal diperluas dengan
jawaban pemberian otonomi daerah di tujuan sekolah diberi tanggungjawab
bidang pendidikan, mengingat prinsip yang lebih besar untuk mengurus
dan kecenderungannya yang segala keperluan dan mengembangkan
mengembalikan pengelolaan programnya.
manajemen sekolah kepada pihak-
pihak yang dianggap paling C. Tujuan Manajemen Berbasis
mengetahui kebutuhan riel di sekolah. Sekolah
Desentralisasi persekolahan adalah Manajemen berbasis sekolah
sebuah proses yang komplek dan dapat merupakan salah satu upaya
membawa perubahan-perubahan pemerintah untuk mencapai keunggul-
penting tentang cara sistem an masyarakat dalam penguasaan ilmu
persekolahan untuk menciptakan pengetahuan dan teknologi serta
kebijakan, mendapatkan sumberdaya, jatidiri sebagai bangsa yang beragama
dan berbudaya. Manajemen berbasis 5. Memberdayakan potensi sekolah
sekolah bertujuan agar otonomi yang ada agar menghasilkan lulusan
sekolah dan partisipasi masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan dan
atau local stakeholders memunyai harapan masyarakat.
keterlibatan yang tinggi, dan Dengan demikian, MBS
memberikan kerangka dasar bahwa merubah sistem pengambilan
setiap unsur akan dapat berperan dalam keputusan dan pengelolaan ke setiap
meningkatkan mutu, efisiensi dan kelompok yang berkepentingan di
pemerataan kesempatan pendidikan setiap lokasi penyelenggaraan
(Fatah, N. 2004: 12). Hal senada pendidikan dan diharapkan setiap
dikemukakan oleh Mulyasa (2002: 25) sekolah dapat melakukan perbaikan
bahwa tujuan manajemen berbasis mutu yang berkelanjutan dan memiliki
sekolah (MBS) untuk meningkatkan kemandirian sehingga dapat lebih
efisiensi, mutu, dan pemerataan akuntabel.
pendidikan. MBS memberikan peluang
kepada guru dan kepala sekolah dalam D. Manfaat Manajemen Berbasis
mengelola satuan pendidikan Serkolah
persekolahan menjadi lebih efektif Keleluasaan sekolah dalam
karena adanya partisipasi dan rasa mengelola sumberdaya dan dalam
kepemilikan dan keterlibatan yang menyertakan masyarakat untuk
tinggi dalam membuat keputusan. berpartisipasi meningkatkan mutu
Dengan demikian rasa kepemilikan sekolah merupakan karakteristik
mereka terhadap sekolah menjadi lebih manajemen berbasis sekolah (MBS).
tinggi,yang pada gilirannya akan Selanjutnya SBM dapat menjamin
menimbulkan sikap positif dalam partisipasi personel sekolah, orang tua,
memanfaatkan sumber-sumber daya siswa, dan masyarakat yang lebih luas
yang ada untuk dapat meningkatkan dalam perumusan-perumusan
kualitas proses dan keluaran keputusan tentang pendidikan di
pendidikan. sekolah. Dan pada akhirnya dapat
Secara lebih khusus, tujuan mendukung efefktivitas dalam
manajemen berbasis sekolah memiliki mencapai tujuan sekolah. Secara
tujuan sebagai berikut: umum, manfaat yang bisa diraih dalam
1. Meningkatkan mutu pendidikan melaksanakan MBS antara lain,
melalui kemandirian dan inisiatif 1. Sekolah dapat mengoptimalkan
sekolah dalam mengelola dan sumberdaya yang tersedia untuk
memberdayakan sumberdaya yang memajukan sekolah,karena lebih
tersedia. mengetahui peta kekuatan,
2. Meningkatkan kepedulian warga kelemahan,peluang, dan ancaman
sekolah dan masyarakat dalam yang mungkin dihadapi.
penyelenggaraan pendidikan 2. Sekolah lebih mengetahui
melalui pengambilan keputusan kebutuhan lembaganya, khususnya
bersama. input dan output pendidikan yang
3. Meningkatkan tanggung jawab akan dikembangkan dan
sekolah kepada orangtua, didayagunakan dalam proses
masyarakat, dan pemerintah tentang pendidikan sesuai dengan tingkat
mutu sekolah perkembangan dan kebutuhan
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat peserta didik.
antar sekolah untuk pencapaian 3. Pengambilan keputusan partisipatif
mutu pendidikan yang diharapkan yang dilakukan dapat memenuhi
kebutuhan sekolah, karena sekolah
lebih tahu apa yang terbaik bagi peluang yang luas kepada sekolah
sekolahnya. untuk mengelola sumberdaya sekolah
4. Penggunaan sumber daya menurut strategi-strategi yang unik
pendidikan lebih efisien dan efefktif dalam mencapai tujuan yang
bilamana masyarakat turut serta ditetapkan.
mengawasi. Prinsip pengelolaan mandiri,
5. Keterlibatan warga sekolah dalam memberikan kewenangan sekolah
pengambilan keputusan sekolah untuk mengelola secara mandiri
menciptakan transparansi dan dengan kebijakan yang telah
demokrasi yang sehat. ditetapkan secara kolaboratif. Dengan
6. Sekolah bertanggungjawab tentang demikian, sekolah memiliki otonomi
mutu pendidikan di sekolahnya untuk mengembangkan tujuan
kepada pemerintah,orang tua, pengajaran, strategi manajemen,
peserta didik dan masyarakat. distribusi sumberdaya manusia dan
7. Sekolah dapat bersaing dengan sumberdaya lainnya, memecahkan
sehat untuk meningkatkan mutu masalah, dan mencapau tujuan
pendidikan. berdasarkan kondisi masing-masing.
8. Sekolah dapat merespon aspirasi Prinsip inisiatif manusia,
masyarakat yang dinamis dengan mengakui bahwa manusia bukanlah
pendekatan kolaboratif. sumberdaya yang statis, melainkan
dinamis. Karena itu potensi
E. Prinsip-prinsip Manajemen sumberdaya manusia harus selalu
Berbasis Sekolah (MBS) digali, ditemukan, dan kemudian
Pedoman yang digunakan dikembangkan. Lembaga pendidikan
manajemen berbasis sekolah (MBS) harus menggunakan pendekatan
untuk mengelola sekolah didasarkan human resources development, yang
pada prinsip-prinsip yang dapat memiliki konotasi dinamis dan
mendukung ketercapaian tujuan. menganggap serta memperlakukan
Sebagaimana dikemukakan oleh manusia di sekolah sebagai aset yang
Nurkolis (2005: 52-55) bahwa prinsip- amat penting dan memiliki potensi
prinsip MBS adalah (1) ekuifinalitas untuk terus dikembangkan.
(equifinality), (2) desentralisasi Secara lebih operasional,
(decentralization), (3) pengelolaan Depdiknas (2001: 6--7) menetapkan
mandiri (self-managing system), (4) prinsip-prinsip manajemen berbasis
Inisiatif manusia (human initiative). sekolah (MBS) sebagai berikut: (1)
Prinsip ekuifinalitas berasumsi keterbukaan, (2) kebersamaan,
bahwa terdapat beberapa cara yang berkelanjutan, (3) menyeluruh, (4)
berbeda-beda untuk mencapai suatu pertanggungjawaban, (5) demokratis,
tujuan. MBS menekankan fleksibilitas (6) demokratis, (7) kemandirian, (8)
sehingga sekolah harus dikelola oleh berorientasi pada mutu, (9) pencapaian
warga sekolah menurut kondisi standar pelayanan minimal, (10)
masing-masing, walaupun sekolah pendidikan untuk semua.
yang berbeda dihadapkan masalah Prinsip-prinsip dimaksud
yang sama, cara penanganannya akan apabila dapat dipenuhi, maka
berlainan antara sekolah yang satu implementasi manajemen berbasis
dengan yang lain. sekolah dapat meningkatkan pelayanan
Prinsip desentralisasi adalah dan mutu pendidikan di sekolah
efisiensi dalam pemecahan masalah, dengan melibatkan sumberdaya
bukan menghindari masalah. sekolah dan masyarakat.
Desentralisasi pendidikan memberikan
F. Strategi Pelaksanaan Manajemen masyarakat, sekolah, dan pemangku
Berbasis Sekolah kepentingan lainnnya.
Strategi pada dasarnya d) Pengembangan sekolah model
merupakan cara yang ditempuh untuk MBS adalah sekolah yang telah
mencapai tujuan. Tujuan manajemen berhasil menerapkan manajemen
berbasis sekolah dapat dicapai melalui berbasis sekolah dan selanjutnya
tahapan sebagai berikut. sebagai sekolah percontohan atau
1. Penyiapan konsep MBS, yaitu rujukan bagi sekolah lainnya dalam
penyiapan buku panduan sebagai melaksanakan MBS.
rujukan utama dalam memahami e) Monitoring dan evaluasi
manajemen berbasis sekolah (MBS) dilakukan untuk mengetahui
didalamnya berisi latar belakang, hambatan dan kendala dalam
tujuan, manfaat, karakteristik, melaksanakan tahapan manajemen
prinsip-prinsip, serta strategi berbasis sekolah guna dilakukan
implementasi manajemen berbasis perbaikan dan penyempurnaan
sekolah serta kriteria dalam aspek prosedur, organisasi,
keberhasilannya. personalia dan lainnya.
2.Tahap Pelaksanaan, yaitu kegiatan f) Desiminasi manajemen berbasis
seminar dan lokakarya, pelatihan sekolah ke satuan pendidikan
manajemen berbasis sekolah bagi (sekolah) di wilayah
para Kepala sekolah, pembentukan kabupaten/kota.
komite sekolah, pengembangan 3. Evaluasi dan Perbaikan
sekolah model manajemen berbasis berkelanjutan, walaupun telah di-
sekolah, monitoring dan evaluasi, kembangkan sekolah model MBS
desiminasi MBS ke sekolah di dan dibuat panduan untuk
kabupaten/kota. pelaksanaan manajemen berbasis
a) Kegiatan seminar dan lokakarya sekolah, perlu kiranya dilakukan
dilakukan diskusi, curah pendapat evaluasi terhadap pencapaian tujuan
antara kelompok kerja MBS dengan pada setiap sekolah. Beragamnya
berbagai unsur terkait di Dinas tingkat pendidikan dan kemampuan
Pendidikan Kabupaten/Kota, para ekonomi masyarakat akan
praktisi pendidikan (guru, kepala berpengaruh terhadap keberhasilan
sekolah, pengawas),serta para manajemen berbasis sekolah (MBS).
akademisi dari FKIP, para
cendikiawan, pemerhati pendidikan, G. Indikator Keberhasilan
tokoh masyarakat, dunia usaha, Implementasi MBS
anggota legislatif, dan pihak lain Keberhasilan implementasi
yang peduli terhadap kemajuan manajemen berbasis sekolah dapat
dunia pendidikan. dilihat dari indikasi-indikasi sebagai
b) Pelatihan MBS bagi para kepala berikut.
sekolah untuk menyiapkan leader 1. Orientasi Ke Arah Efektivitas Proses
yang mampu memahami konsep Pembelajaran tercermin dalam
MBS sekaligus kompeten dalam apresiasi guru terhadap pengem-
melaksanakan tahapan MBS sesuai bangan kurikulum dan implikasinya,
standar yang ditetapkan. kreativitas guru dalam aplikasi
c) Pembentukan komite sekolah model pembelajaran dan teknologi
dilaksanakan di setiap satuan pembelajaran.
pendidikan, dengan mempertim- 2. Kepemimpinan Sekolah yang
bangkan keterwakilan unsur-unsur Efektif, kepala sekolah memiliki
peran penting dalam merealisasikan
MBS, terutama dalam mengkoordi- Bahkan sekolah mampu menyesuai-
nasikan, menggerakkan sumberdaya kan terhadap perubahan dan
pendidikan yang tersedia, dan dinamika yang terjadi pada masa
memadukan dukungan pihak-pihak kini dan masa mendatang.
pemangku kepentingan. Kepemim- 9) Sekolah memunyai akuntabilitas,
pinan kepala sekolah merupakan yaitu pertanggung-jawaban pihak
salah satu faktor yang dapat sekolah terhadap pencapaian
mendorong sekolah untuk dapat program yang telah dilaksanakan
mewujudkan visi, misi, tujuan dan kepada pemerintah dan utamanya
sasaran sekolah melalui program- kepada masyarakat selaku
program yang dilaksanakan secara pemangku kepentingan.
sistematis dan terencana. 10) Kepuasan warga sekolah, kepuasan
3. Pengelolaan tenaga pendidik dan (satisfaction) dapat dicapai apabila
kependidikan secara berdaya guna, warga sekolah diberi kewenangan,
mengingat guru merupakan salah tanggungjawab, dan kepercayaan
satu faktor dominan dalam untuk melaksanakan tugas-tugas
pencapaian keberhasilan sekolah. Perasaan senang, bahagia
pendidikan di sekolah. Kepala tercermin dalam perilaku kerja yang
sekolah mampu menciptakan giat, tekun dan motivasi yang tingi.
suasana kerja yang kondusif yang
memungkinkan para guru dapat H. Penutup
tumbuh kemampuan Manajemen berbasis sekolah
profesionalnya. (MBS) sebagai bentuk reformasi
4. Sekolah memiliki budaya mutu, pendidikan menuntut adanya dukungan
yaitu kebutuhan untuk melakukan dan aspirasi dari pemerintah,
perbaikan secara berkelanjutan, masyarakat dan pemangku kepentingan
kolaborasi menjadi dasar pengam- lainnya. Reformasi pendidikan muncul
bilan keputusan dan perbaikan karena adanya ketidakpuasan dalam
proses pembelajaran, personil penyelenggaraan pendidikan dan hasil
sekolah merasa meiliki sekolah. yang dicapai.
5. Sekolah memiliki kemandirian, Kajian tentang implementasi
artinya sekolah mampu manajemen berbasis sekolah
mengambil keputusan untuk memberikan gambaran keterlibatan
melakukan perbaikan tanpa pihak-pihak yang berkepentingan
dipengaruhi oleh pihak luar yang dalam bidang pendidikan. Untuk
tidak mengetahui masalah dan mengukur keberhasilan MBS harus
kenutuhan sekolah. dilihat dari perspektif yang lebih luas
6. Partisipasi warga sekolah dan baik prestasi akademik maupun
masyarakat tinggi, dengan suatu nonakademik siswa, kuantitas dan
asumsi bahwa makin tinggi tingkat kualitas layanan pendidikan, efisiensi,
partisipasi, makin besar pula efektivitas dan produktivitas
tanggungjawab dan rasa memiliki penyelenggaraan pendidikan dan
terhadap sekolah. kualitas kerja guru, staf dalam
7. Sekolah semakin transparan, menjalankan tugas di sekolah serta
keterbukaan ditunjukkan kepada terciptanya demokratisasi dalam
masyarakat dalam pengambilan penyelenggaraan pendidikan.
putusan, penggunaan uang, Manajemen berbasis sekolah
ketercapaian program sekolah. (MBS) adalah suatu alat dan bukan
8. Sekolah responsif terhadap tujuan akhir. Tujuan akhirnya untuk
kebutuhan, maknanya sekolah membentuk manusia yang berkualitas
tanggap terhadap aspirasi yang
muncul bagi peningkatan mutu.
yang sanggup menghadapi tantangan Tilaar, H.A.R. (1992). Manajemen
hidup di masa depan yang semakin Pendidikan Nasional. Bandung:
kompleks. Remaja Rosdakarya.

Daftar Pustaka
Abu, Ibtisan & Duhou. (2002). School-
Based Management. Paris: United
Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization.

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.


(2003). Implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah di Jawa Barat.
Bandung: CV. Parahyangan Lestari.

Fattah, N. (2004). Konsep Manajemen


Berbasis Sekolah (MBS) dan
Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka
Bani Quraisy.

Fiske, E.B. (1998). Decentralization of


Education, Politics and
Consensus. Washington, D.C. :
The International Bank for
Reconstruction.

Gumelar, A. & Dahyat, Tjep. (2002).


Kapita Selekta MBS: Pengelolaan
Pendidikan yang Profesional
Berwawasan Masa Depan,
Relevan dan Lebih Bermutu.
Bandung: CV Gatar Karya Prima.

Mulyasa, E. (2003). Manajemen


Berbasis Sekolah: Konsep,
Strategi, Dan Implementasi.
Bandung. Remaja Rosdakarta.

Nurkolis. (2003). Manajemen Berbasis


Sekolah: Teori, Model, dan
Aplikasi. Jakarta: PT Grasindo.

Permadi, D. (2001). Manajemen


Berbasis Sekolah
dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah:
Strategi Baru Dalam Rangka
Peningkatan Sekolah Yang
Bermutu. Bandung: PT Sarana
Panca Karya Nusa.

Anda mungkin juga menyukai