Anda di halaman 1dari 4

Pengembangan Manajemen PTMT di Sekolah Dasar 1

Pengembangan Manajemen PTMT di Sekolah Dasar


1
Danar Abwandi, 2Delia Putri Anjani, 3Dewi Apriliyani, 4M. Yaufan Firdaus, 5Rara Mustikawati.
Universitas Muhammadiyah Tangerang
1
abwandid@gmail.com 2 deliaaputri08@gmail.com 3 dewaprlyani11@gmail.com 4 yopanfirdaus19@gmail.com
5
raramustikawati482@gmail.com

Abstrak –  Manajemen berbasis sekolah merupakan hasil terjemahan dari School Based Management (SBM) adalah suatu
pendekatan politik yang bertujuan untuk merancang kembali pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada
Kepala Sekolah dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa, kepala sekolah dan meningkatkan
partisipasi masyarakat. Manajemen berbasis sekolah merupakan model penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhannya
melalui pemberdayaan sumber-sumber daya yang ada termasuk partisipasi masyarakat sehingga lebih mencerminkan adanya
upaya peningkatan pemberian pelayanan penyelenggaraan pendidikan secara demokratis, transparan dan akuntabel secara
nyata untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih efisien dan efektif tanpa mengesampingkan tujuan Pendidikan Nasional.

Abstract – School-based management is the result of a translation of School Based Management (SBM) is a political approach
that aims to redesign school management by giving power to the Principal in an effort to improve school performance which
includes teachers, students, principals and increasing community participation. School-based management is a model of
education that provides flexibility for schools to develop and implement educational programs in schools according to their
needs through empowering existing resources including community participation so that it better reflects efforts to improve the
delivery of educational services in a democratic, transparent and accountable manner. in a real way to achieve educational
goals that are more efficient and effective without compromising the goals of National Education.

Keywords: Pengembangan Manajemen PTMT

PGSD Universitas Muhammadiyah Tangerang


Pengembangan Manajemen PTMT di Sekolah Dasar 2

I. PENDAHULUAN Sekolah (MBS) adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh
untuk memberikan bimbingan dan pertolongan dalam melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada,
mengembangkan potensi anak baik jasmani ataupun rohani partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi.
yang dimana di berikan oleh orang dewasa kepada anak Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua,
untuk mencapai kedewasaannya serta mencapai tujuan anak kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan
menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai
kreatif dan mandiri yang dapat di terima di dalam kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan
masyarakat. suasana yang kondusif. Pemerataan pendidikan nampak
Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas adalah pada tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan melalui tatap mampu dan peduli, sementara yang kurang mampu akan
muka antara peserta didik dengan pendidik, secara terbatas menjadi tanggung jawab pemerintah.
dengan protocol kesehatan yang ketat. Arti terbatas meliputi,
jumlah siswa maksimal 50%, aktivitas dalam sekolah sesuai Berdasarkan hasil Observasi di SD Negeri
protocol kesehatan 5 M, durasi jam pembelajaran ditentukan Ketapang, sekolah sudah mampu dalam hal manajemen
oleh satuan Pendidikan, materi pembelajaran yang bersifat pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di sekolahnya.
esensial, prasyarat, karakter dan kecakapan hidup, Hal ini dapat dilihat dari cara sekolah mempersiapkan
Menggunakan metode blended learning (campuran PJJ dan pebelajaran tatap muka terbatas. Dalam hal penerimaan
PTM); dan Mengikuti Instruksi Mendagri Nomor 14 Tahun peserta didik baru sekolah memiliki beberapa ketentuan
2021 tentang Perpanjangan pemberlakuan pembatasan tertentu. Di antaranya yaitu dalam pendaftaran sekolah atau
kegiatan masyarakat Berbasis mikro dan mengoptimalkan peserta didik baru dilakukan secara online dengan ketentuan
posko penanganan Corona Virus Disease 2019 di tingkat syarat pada umumnya. Namun begitupun pada pembelajaran
desa dan kelurahan Untuk pengendalian penyebaran Corona tatap muka terbatas juga memiliki ketentuan khusus yaitu
Virus Disease 2019. orangtua/wali murid dan para jajaran sekolah telah
Manajemen berbasis sekolah merupakan hasil melakukan vaksinasi, bagi orangtua/wali murid diwajibkan
terjemahan dari School Based Management (SBM) adalah untuk mengumpulkan bukti atau sertifikat vaksinasi minimal
suatu pendekatan politik yang bertujuan untuk merancang dosis ke-1 pada pihak sekolah atau wali kelas masing-
kembali pengelolaan sekolah dengan memberikan masing, melakukan 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak,
kekuasaan kepada Kepala Sekolah dalam upaya perbaikan dan Memakai masker).
kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa, kepala sekolah Dalam hal itu penulis melakukan penelitian untuk
dan meningkatkan partisipasi masyarakat. mengetahui hal atau kegiatan apa saja yang menunjang
Manajemen berbasis sekolah merupakan model akademik siswa dalam pembelajaran tatap muka terbatas di
penyelenggaraan pendidikan yang memberikan keleluasaan masa pandemic covid-19 dan bagaimana kolaborasi
kepada sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program manajemen sekolah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhannya melalui pembelajaran.
pemberdayaan sumber-sumber daya yang ada termasuk
partisipasi masyarakat sehingga lebih mencerminkan adanya II. LANDASAN TEORI
upaya peningkatan pemberian pelayanan penyelenggaraan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari
pendidikan secara demokratis, transparan dan akuntabel tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah.
secara nyata untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara
efisien dan efektif tanpa mengesampingkan tujuan efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata
Pendidikan Nasional. dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah
Menurut Departemen Pendidikan Nasional lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima
Republik Indonesia, tujuan Manajemen Berbasis Sekolah dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal
(MBS) dengan model Manajemen Peningkatan Mutu tersebut maka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat
Berbasis Sekolah (MPMBS) adalah pertama meningkatkan diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan
mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang pembelajaran.
tersedia. Kedua, meningkatkan kepedulian warga sekolah Condoli memandang Manajemen Berbasis Sekolah
dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui (MBS) sebagai alat untuk “menekan” sekolah mengambil
pengambilan keputusan bersama. Ketiga, meningkatkan tanggung jawab apa yang terjadi terhadap anak didiknya.
tanggung jawab kepala sekolah kepada sekolahnya. Dengan kata lain, sekolah mempunyai kewenangan untuk
Keempat, meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan
tentang mutu pendidikan yang akan dicapai. Selain itu, MBS kebutuhan anak didik di sekolah tersebut. Sedangkan
memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi siswa pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut E.
dikarenakan adanya peningkatan efisiensi penggunaan Mulyasa adalah pemberian otonomi luas pada tingkat
sumber daya dan personel, peningkatan profesionalisme sekolah agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan
guru, penerapan reformasi kurikulum serta meningkatkan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan
keterlibatan masyarakat dalam pendidikan. Sedangkan E. prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap dengan kebutuhan
Mulyasa menyebutkan tujuan utama Manajemen Berbasis setempat. Dalam konteks manajemen menurut Manajemen

PGSD Universitas Muhammadiyah Tangerang


Pengembangan Manajemen PTMT di Sekolah Dasar 3

Berbasis Sekolah (MBS), berbeda dari manajemen bentuk angka. Perumusan penelitian ini akan dilangsungkan
pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari dengan melakukan observasi atau pengamatan, sambil
pemerintah pusat. Sebaliknya, manajemen pendidikan model mengumpulkan data dan melakukan analisis.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini berpusat pada Sumber data utama (primer), yaitu sumber data
sumber daya yang ada di sekolah itu sendiri. Dengan yang langsung diterima oleh pengumpul data. Data primer
demikian, akan terjadi perubahan paradigma manajemen merupakan ragam kasus, baik berupa orang, barang atau
sekolah, yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar lainnya yang menjadi subjek penelitian. Dalam hal ini, data
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara
internal sekolah itu sendiri. Manajemen Berbasis Sekolah langsung dari informasi melalui pengamatan, catatan
(MBS) memberikan kekuasaan yang luas hingga tingkat lapangan dan interview dari:
sekolah secara langsung. Dengan adanya kekuasaan pada a. Guru Kelas I : Ibu Rohimah, S.Pd
tingkat lokal sekolah maka keputusan manajemen terletak b. Guru Kelas VI : Ibu Hj. Ahberiyah, S.Pd
pada stakeholder lokal, dengan demikian mereka
diberdayakan untuk melakukan segala sesuatu yang Sumber data sekunder adalah data-data yang
berhubungan dengan kinerja sekolah. Dengan Manajemen diperlukan guna melengkapi data primer. Data sekunder
Berbasis Sekolah (MBS) terjadi proses pengambilan merupakan ragam kasus, baik berupa orang, barang atau
keputusan kolektif ini dapat meningkatkan efektifitas lainnya yang menjadi sumber informasi penunjang berkaitan
pengejaran dan meningkatkan kepuasan guru. Walaupun dengan masalah penelitian. Dalam hal ini meliputi literatur-
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan literatur yang berhubungan dengan obyek penelitian. Dalam
kekuasaan penuh kepada sekolah secara individual, dalam teknik dan prosedur yang digunakan pada penelitian dalam
proses pengambilan keputusan sekolah tidak boleh berada di pengumpulan data di antaranya:
satu tangan saja. Ketika Manajemen Berbasis Sekolah 1. Metode Observasi dan survey
(MBS) belum ditetapkan, proses pengambilan keputusan Metode observasi ini digunakan untuk
sekolah seringkali dilakukan sendiri oleh pihak sekolah mengumpulkan data. Hasil Observasi ini diolah secara
secara internal yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah. cross check dengan hasil wawancara dan dokumentasi
Namun, dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah untuk mencari kesesuaian data penelitian, sehingga data
(MBS) proses pengambilan keputusan mengikutkan tersebut dapat diakui keabsahannya dan mudah untuk
partisipasi dari berbagai pihak baik internal, eksternal, diklasifikasikan. Metode observasi adalah metode
maupun jajaran birokrasi sebagai pendukung. Dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengambilan keputusan harus dilakukan secara kolektif menggunakan pengamatan dengan panca indra dan
diantara stakeholder sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah pencatatan terhadap objek yang di amati. Teknik
(MBS) adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari pengumpulan data dengan observasi apabila digunakan
desentralisasi pendidikan. Manajemen Berbasis Sekolah dalam penulisan yang berkenaan dengan perilaku
(MBS) pada prinsipnya bertumpu pada sekolah dan manusia dan proses kerja. Metode ini digunakan untuk
masyarakat serta jauh dari birokrasi yang sentralistik. memperoleh data tentang kondisi fisik,letak geografis,
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berpotensi untuk sarana dan prasarana, proses belajar mengajar, kegiatan
meningkatkan partisipasi masyarakat, pemerataan, efisiensi, siswa, dan yang paling pokok adalah kegiatan
serta manajemen yang bertumpu pada tingkat sekolah. MBS pembelajaran di SD Negeri Ketapang. Dengan hasil
dimaksudkan otonomi sekolah, menentukan sendiri apa yang diperoleh dari observasi tersebut, diharapkan
yang perlu diajarkan, dan mengelola sumber daya yang ada dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam sekolah.
untuk berinovasi. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) juga 2. Metode Interview (wawancara)
memiliki potensi yang besar untuk menciptakan kepala Wawancara adalah alat pengumpul data atau
sekolah, guru, administrator yang professional. Dengan mengenai pendapat, aspirasi, harapan, persepsi,
demikian, sekolah akan bersifat responsif terhadap keinginan, keyakinan, dari responden melalui
kebutuhan masing-masing siswa dan masyarakat sekolah. pertanyaan, percakapan, dan tanya jawab yang dijawab
Prestasi belajar siswa dapat dioptimalkan melalui partisipasi secara lisan oleh responden. Metode ini merupakan
langsung orang tua dan masyarakat. metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan
tanya jawab antara dua orang atau lebih yang dilakukan
III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN secara langsung. Wawancara digunakan sebagai teknik
Berdasarkan bentuknya penelitian ini menggunakan pengumpulan data apabila penulis ingin melakukan
penelitian lapangan (field research). Penelitian ini studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu yang harus di teliti dan mengetahui hal-hal dari
penelitian yang mengedepankan pengumpulan data atau responden yang lebih mendalam. Untuk mendapatkan
realita perosoalan dengan berlandaskan pada pengungkapan data yang valid dan detail, haruslah dengan salah satu
data yang diungkap oleh para informan dan kata-kata tertulis instrumen yaitu untuk menggali data secara lisan.
atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati Dengan metode ini penulis mengadakan komunikasi
dengan realitas yang sebenarnya. Jenis penelitian ini akan wawancara langsung dengan responden sebagai pihak
mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan yang memberikan keterangan. Metode ini penulis
deskriptif teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga dari gunakan untuk mengumpulkan data tentang
pada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam Implementasi penilaian pembelajaran di sekolah.

PGSD Universitas Muhammadiyah Tangerang


Pengembangan Manajemen PTMT di Sekolah Dasar 4

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa : proses pembelajaran tatap muka terbatas di SD
Sistem pembelajaran daring dan luring mau tidak Negeri Ketapang sudah berhasil, namun dalam hal
mau harus dilakukan di tengah wabah covid-19. Sebab, pembelajaran masih tergolong belum cukup efektif,
tidak mungkin peserta didik dibiarkan saja libur panjang dikarenakan masih memiliki beberapa hambatan di
hingga menggunggu covid 19 akan hilang. Dalam dalamnya, seperti dalam hal belajar peserta didik yang
pembelajaran daring dan luring di sekolah ini pada masa masih terbatas dalam waktu pembalajaran tatap muka
pandemi covid-19 terdapat beberapa kendala seperti terbatas ini.
terbatasnya waktu pembelajar karena waktu pembelajaran di
kurangi sehingga materi yang di sampaikan tidak tuntas. UCAPAN TERIMA KASIH
Untuk pembelajaran luring kelemahannya yaitu terkendala Terima kasih kami ucapkan kepada Allah SWT
internet yang lemot dan kuota internet yang terbatas. yang telah memberikan segala bentuk nikmat kelancaran
Ada dua alasan mengapa kebijkan pembelajaran dalam proses pembuatan karya jurnal ini, Terima Kasih juga
tatap muka di berlakukan menurut mentri pendidikan dan terhadap dosen Mata Kuliah Desain Pembelajaran Sekolah
Kebudayaan Nadiem Anwar Makrim yang pertama adalah Dasar Dr. Ina Magdalena, M.Pd, yang telah memberikan
para pendidik dan tenaga kependidikan telah di vaksinasi bimbingan kepada kami, serta kepada pihak sekolah SD
dan yang kedua adalah mencegah lost of learning karena Negeri Ketapang, yang telah memberikan izin dan
pendidikan di Indonesia sudah tertinggal dari negara lain kerjasamanya atas kelangsungan penerbitan jurnal ini, serta
selama pandemi. rekan-rekan yang sudah bekerjasama di dalamnya.
Sesuai dengan standar nasional pendidikan, capaian
pembelajaran merupakan bagian dari standar proses yaitu
standar penilaian yang akan mempengaruhi mutu kelulusan.
Manajemen sekolah dalam Pembelajaran tatap PUSTAKA
muka terbatas (PTMT) berdasarkan hasil wawancara dan
observasi kepada guru SD Negeri Ketapang dapat di Artikel jurnal:
jelaskam sebagai berikut :
Kegiatan yang menunjang pembelajaran dalam tatap muka 1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2022). Kebijakan
PTM Terbatas Menyambut Tahun Ajaran Baru 2021/2022. 1–
terbatas yaitu dengan memberlakukan jam belajar shift pada
45.
seluruh peserta didik dengan waktu pelaksanaan satu hari
satu kelas atau dalam satu minggu satu kelas memiliki satu 2) Pratama, R. E., & Mulyati, S. (2020). Pembelajaran Daring
pertemuan, yaitu dengan perincian : dan Luring pada Masa Pandemi Covid-19. Gagasan
a. Senin : Kelas VI (Pagi 07.00 s/d 08.40 Siang Pendidikan Indonesia, 1(2), 49.
09.00 s/d 12.00), https://doi.org/10.30870/gpi.v1i2.9405
b. Selasa : Kelas V (Pagi 07.00 s/d 08.40 Siang
09.00 s/d 12.00), 3) Anti Andini, N., & Enggar Kencana Dewi, S. (2021).
c. Rabu : Kelas IV (Pagi 07.00 s/d 08.40 Siang NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
IMPLEMENTASI MENEJEMEN PEMBELAJARAN TATAP
09.00 s/d 12.00),
MUKA DI MASA PANDEMI COVID-19 1. 8(5), 1013–1019.
d. Kamis : Kelas III (Pagi 07.00 s/d 08.40 Siang http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index
09.00 s/d 12.00),
e. Jumat : Kelas II (Pagi 07.00 s/d 08.40 Siang 4) Adiyono. (2021). Implementasi Pembelajaran: Peluang dan
09.00 s/d 12.00), Tantangan Pembelajaran Tatap Muka bagi Siswa Sekolah
f. Sabtu : Kelas I (Pagi 07.00 s/d 08.40 Siang Dasar di Muara Komam. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan,
09.00 s/d 12.00). 3(6), 5017–5023.
Dalam pembagian shif kelas dilakukan dengan
mengikuti absen, misalnya absen 1-10 sesi pertama 10-20
sesi kedua.
Pada hari dimana peserta didik tidak melakukan
pembelajaran tatap muka di sekolah, mereka tetap
melakukan pembelajaran jarak jauh yaitu dengan
menggunakan beberapa media pembelajaran daring.
Di sekolah SD Negeri Ketapang telah menggunakan
kurikulum K13, dalam hal ini sekolah telah mengikuti
aturan dari pemerintah. Dalam pencapaian penggunaan
Kurikulum 2013, SD Negeri Ketapang telah berhasil
menjalankan dan menggunakan Kurikulum 2013. Namun
ada sedikit habatan dari guru dalam hal penerapannya yaitu
dalam pengisian rapot, media pembelajaran, dan penilaian.
Bagi siswa tidak hambatan dalam hal pembelajaran

V. KESIMPULAN

PGSD Universitas Muhammadiyah Tangerang

Anda mungkin juga menyukai