Anda di halaman 1dari 6

Laporan Hasil Presentasi Kelompok 4

“PRINSIP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH”

Mata Kuliah :
Manajemen Berbasis Sekolah
Dosen :
Patrisia Hana Supit, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Fransisca Watung
Pricilia Pilando
Dinda Dianomo
Yunus Piligame
Desi Ogolmagay

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PRODI PGSD
PELAKSANAAN PRESENTASI
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 9 Maret 2023
Tempat Pelaksanaan : Room II.2B
Peserta Presentasi : Anggota Kelompok ( Lengkap )

PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah merupakan model penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program
pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhannya melalui pemberdayaan sumber-
sumber daya yang ada termasuk partisipasi masyarakat sehingga lebih mencerminkan
adanya upaya peningkatan pemberian pelayanan penyelenggaraan pendidikan secara
demokratis, transparan dan akuntabel secara nyata untuk mencapai tujuan pendidikan
yang lebih efisien dan efektif tanpa mengesampingkan tujuan Pendidikan Nasional.
Berikut definisi dan pengertian manajemen berbasis sekolah dari beberapa sumber
buku:
 Menurut Depdiknas (2003), Manajemen berbasis sekolah adalah model
manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan
mendorong pengambilan keputusan bersama/partisipatif dari semua warga
sekolah dan masyarakat untuk mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.
 Menurut Danim (2007), manajemen berbasis sekolah adalah suatu proses
kerja komunitas sekolah dengan cara menerapkan kaidah kaidah otonomi,
akuntabilitas, partisipasi, dan sustainability untuk mencapai tujuan pendidikan
dan pembelajaran secara bermutu.
 Menurut Mulyasa (2006), manajemen berbasis sekolah adalah konsep yang
menggambarkan perubahan formal struktur penyelenggaraan sekolah sebagai
suatu bentuk desentralisasi yang mengidentifikasi sekolah itu sendiri sebagai
unit utama peningkatan serta bertumpu pada redistribusi kewenangan
pembuatan keputusan sebagai sarana penting yang dengannya peningkatan
dapat di dorong dan dipotong.

B. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah


Menurut Subakir dan Sapari (2001), tujuan utama penerapan manajemen berbasis
sekolah adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dan meningkatkan relevansi
pendidikan di sekolah, dengan adanya wewenang yang lebih besar dan lebih luas bagi
sekolah untuk mengelola urusannya sendiri.

Sedangakan menurut Mulyasa (2006), tujuan manajemen berbasis sekolah yaitu:


 Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola
sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
 Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah,
fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru
dan kepala sekolah.
 Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui peningkatan
partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi
pada kelompok tertentu.

C. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah


Pelaksanaan MBS di sekolah bermanfaat untuk memandirikan atau memberdayakan
sekolah melalui pemberian kewenangan, keluwesan, dan sumber daya untuk
meningkatkan mutu sekolah. Menurut Depdiknas (2000), manfaat manajemen
berbasis sekolah adalah sebagai berikut:
 Sekolah sebagai lembaga pendidikan lebih mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman bagi dirinya dibandingkan dengan lembaga-lembaga
lainnya, sehingga dia dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan lembaganya.
 Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses
pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
 Sekolah bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada
pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga
dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai
sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan.
 Sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan sekolah lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan
dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah
setempat.

D. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah


Menurut Depdiknas (2005), konsep dasar pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
adalah:
 Otonomi. Otonomi adalah kewenangan sekolah dalam mengatur dan
mengurus kepentingan sekolah dalam mengatur dan mengurus kepentingan
sekolah dalam mencapai tjuan sekolah untuk menciptakan mutu pendidikan
yang baik.
 Kemandirian. Kemandirian adalah langkah dalam pengambilan keputusan,
tidak tergantung pada birokrasi yang sentralistik dalam mengelola sumber
daya yang ada, mengambil kebijakan, mengambil strategi, dan metode dalam
memecahkan persoalan yang ada, sehingga mampu menyesuaikan dengan
kondisi lingkungan dan dapat memanfaatkan peluang peluang yang ada.
 Demokratis. Demokratis adalah keseluruhan elemen elemen sekolah yang
dilibatkan dalam menetapkan, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi
pelaksanaan untuk mencapai tujuan sekolah demi memungkinkan tercapainya
pengambilan kebijakan yang mendapat dukungan dari seluruh elemen elemen
sekolah.
E. Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah

a. Princical Ekuifinalitas ( Principle of Equifinality)


Prinsip ini didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa terdapat
beberapa cara yang berbeda – beda untuk mencapai suatu tujuan. Manajememn
Berbasis Sekolah ( MBS ) menekankan fleksibilitas sehinnga sekolah harus dikelolah
oleh warga sekolah menurut kondisi mereka masing – masing. Kerena kompleksnya
pekerjaan sekolah saat ini dan adanya perbedaan yang besar antara sekolah yang satu
dengan yang lain, misalnya perbedaan tingkat akademik siswa dan situasi
komunitasnya, sekolah tak dapat dijalankan dengan struktur yang standar di seluruh
kota, provinsi, apalagi negara. Pendidikan sebagai entitas yang terbuka terhadap
berbagai pengaruh eksternal. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bila
sekolah akan mendapatkan berbagai masalah seperti halnya institusi umum lainnya.
Pada zaman yang lingkungannya semakin komleks ini maka sekolah akan semakin
mendapatkan tantangan permasalahan seperti, masalah kenakalan remaja, narkoba,
tawuran masal, masalah criminal, hingga kejahatan intelektual akan menjadi masalah
disekolah saat ini hingga masa yang akan datang. Sekolah harus mampu
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya dengan cara yang paling tepat
dan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Walaupun sekolah yang berbeda memiliki
masalah yang sama, cara penanganannya akan berlainan antar satu dengan yang lain.

b. Prinsip Desentralisasi ( Principle of Desentralization )


Desentralisasi adalah gejalah yang penting dalam reformasi manajemen sekolah
modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip ekuifinalitas. Prinsip
desentralisasi dilandasi oleh teori dasar bahwa pengelolaan sekolah dan aktivitas
pengajaran tak dapat diletakan dari kesulitan dan permasalahan. Pendidkan adalah
masalah yang rumit dan kompleks sehingga memerlukan desentralisasi dalam
pelaksanaanya. Oleh karena itu, sekolah harus diberi kekuasaan dan tanggung jawab
untuk memecahkan masalahnya secara efektif dan secepat mungkin ketika masalah
itu muncul. Dengan kata lain tujuan prinsip desentralisasi adalah efisiensi dalam
pemecahan masalah, bukan menghindari masalah. Oleh karena itu, MBS harus
mampu menemukan masalah, memecahkannya tepat waktu dan memberi sumbangan
yang lebih besar terhadap efektivitas aktivitas pengajaran dan pembelajaran. Tanpa
adanya desentralisasi kewenangan kepada sekolah itu sendiri, sekolah tidak dapat
memecahkan masalahnya secara cepat, tepat, dan efisiensi.

c.  Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principal of Self Managing System)


Prinsip ini terkait dengan prinsip sebelumnya, yaitu prinsip ekuifinalitas dan prinsip
desentralisasi. Ketika sekolah menghadapi permasalahan maka harus diselesaikan dengan
caranya sendiri. Sekolah dapat menyelesaikan masalahnya bila telah terjadi pelimpahan
wewenang dari birokrasi di atasnya ke tingkat sekolah. Dengan adanya kewenangan di
tingkat sekolah itulah maka sekolah dapat melakukan sistem pengelolaan mandiri.

d.  Prinsip Inisiatif Manusia (Principal of Human Initiative)


Prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya yang statis, melainkan
dinamis. Oleh karena itu, potensi sumber daya manusia harus selalu digali, ditemukan,
dan kemudian dikembangkan. Sekolah dan lembaga pendidikan yang lebih luas tidak
dapat lagi menggunakan istilah staffing yang konotasinya hanya mengelola manusia
sebagai barang yang statis. Lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan human
recources development yang memiliki konotasi dinamis dan menganggap serta
memperlakukan manusia di sekolah sebagai aset yang amat penting dan memiliki potensi
untuk terus dikembangkan.

Sesi Tanya Jawab


Sesi 1
1. Melliana Uamang ( Kelompok 3 )
Coba kalian jelaskan pelayanan penyelenggaraan Pendidikan secara demokratis itu
seperti apa !
2. Theresia ( Kelompok 5 )
Coba sebutkan manajemen apa saja yang harus dikelola dalam MBS !
3. Agustina Banua ( Kelmpok 1 )
Sumber daya statis dan dinamis itu seperti apa dan berikan contoh dari masing –
masing nya !
4. Finna Uamang ( Kelompok 2 )
Jelaskan lebih rinci tentang prinsip ekuifinalitas !

Sesi 2

1. Nathan Lamonge
Birokrasi yang sentralistik itu seperti apa ?
2. Marius Dolame
Coba kelompok mendeskripsikan meningkatkan efisiensi dan relefensi itu seperti apa!
3. Finna Uamang
Efisien dan efektif itu sama atau tidak dan jelaskan !

Anda mungkin juga menyukai