Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UTS

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


GUNA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH

Nama : Bambang Adji Sukarno, S.H.


Nim : 7772143526
Mata Kuliah : Manajemen Sup. & Ev. Pendidikan
Kelas : 3C/TPM-MP
Nama Dosen : Dr. M. Syadeli Hanafi, M.Pd.

FAKULTAS PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG BANTEN
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Manajemen Berbasis Sekolah atau sering disebut sebagai MBS merupakan


suatu paradigma baru dalam pendidikan di Indonesia. Manajemen Berbasis
Sekolah memungkinkan adanya pengembangan pendidikan yang mampu
mencetak generasi-generasi unggulan yang mampu bersaing dalam dunia global.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) mendasarkan pada adanya otonomi yaitu
adanya kebebasan tiap daerah untuk mengembangkan dan meningkatkan apa-apa
yang dipunyai termasuk dalam hal pendidikan.

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk


mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi,
yang ditunjukkan dengan pernyataan politik dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN). Hal ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam
pengembangan pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik
secara makro, meso, dan mikro.

Manajemen Berbasis Sekolah mensaratkan adanya keikutsertaan dan


partisispasi dari berbagai pihak yaitu mulai dari warga sekolah itu sendiri, orang
tua atau wali siswa, hingga pada lingkungan sekitar agar pendidikan dapat
berjalan dengan baik dan dapat tercipta pembelajaran yang efektif di dalamnya.
Pembelajaran yang efektif inilah yang akan mengorientasikan pada dihasilkannya
output yang berkualitas baik. Karena output yang dihasilkan tidak dapat lepas dari
pengaruh proses pembelajaran yang berlangsung maka prosesnya pun perlu
dukungan dari berbagai pihak.
Manajemen Berbasis Sekolah  merupakan suatu program pemerintah
berkaitan dengan adanya asas desentralisasi maka muncullah otonomi
pendidikan.  Dimana sekolah diberikan kewenangan untuk mengelola sekolahnya
sendiri tanpa meninggalakan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat.

Adapun standar yang ditetapkan oleh pusat meliputi standar kompetensi


siswa, standar materi pelajaran pokok, standar penguasaan minimum, stamdar
pelayanan minimum, standar pelayanan minimum, penetapan kalender
pendidikan, dll.

Adanya otonomi pendidikan menuntut partisipasi dan pemberdayaan seluruh


komponen pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. School Based
Management (Manajemen Sumber Daya Manusia) adalah merupakan suatu
pendekatan dalam peningkatan mutu pendidikan melalui kebijakan otonomi
daerah.

Isi dari Manajemen Berbasis Sekolah adalah bentuk dari alternatif sekolah
dalam program desentralisasi di bidang pendidikan, yang ditandai oleh adanya
otonomi yang luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan dalam kerangka
pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tangap
terhadap kebutuhan masyarakat setempat. Partisipasi masyarakat dituntut agar
lebih memahami pendidikan, membantu, serta mengontrol pengelolaan
pendidikan. Oleh karena itu, dalam hal ini sekolah mempunyai tanggung jawab
yang besar baik kepada orang tua, masyarakat, maupun pemerintah. Partisipasi
orang tua juga tidak hanya sekedar dari segi finansial, tapi juga dari segi motivasi
dan dorongan agar pendidikan di sekolah tersebut lebih maju.

Uraian di atas memberikan gambaran bahwa sekolah yang menggunakan


Manajemen Berbasis Sekolah mensaratkan adanya pembelajaran yang efektif
dengan adanya partisipasi dari banyak pihak yang terkait dengan pendidikan itu.
Oleh karena itu, ada beberapa karakteristik Manajemen Berbais Sekolah yang
perlu diperhatikan dan dipenuhi dalam rangka penggunaan Manajemen Berbasis
Sekolah tersebut dengan baik dan sukses. karakteristik tersebut juga dapat menjadi
pegangan dan arahan dalam rangka tercapainya Manajemen Berbasis Sekolah
dengan memusatkan pada perkembangan anak bukan hanya tau, tapi juga paham
akan nilai dan sadar akan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Manajemen Berbasis Sekolah juga memungkinkan penggunaan teknik


pembelajaran dengan mengikuti paradigma baru terkait dengan pengembangan
kemampuan peserta didik yang mempunyai karakter serta nilai yang baik yang
kemudian dilaksanakan dan diterapkan dalamkehidupan sehari-hari dalam
masyarakat. Namun tidak sedikit yang tidak tahu atau kurang paham dengan
beberapa karakteristik yang melekat pada sistem Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS).

B.  Rumusan Masalah

1.    Apakah yang dimaksud manajemen berbasis sekolah?

2.    Apakah yang dimaksud Analisis SWOT?

3.     Bagaimana susunan rencana strategi MBS?

4.    Bagaimana cara meningkatkan kualitas pendidikan berdasarkan


implementasi manajemen berbasis sekolah?

C.   Tujuan Penulisan

1.     Menjelaskan pengertian manajemen berbasis sekolah.

2.     Mengetahui dan menjelaskan landasan hukum manajemen berbasis


sekolah.

3.     Mengetahui dan menjelaskan rencana implementasi manajemen berbasis


sekolah.
4.    Mengetahui dan menjelaskan cara meningkatkan kualitas pendidikan
berdasarkan implementasi manajemen berbasis sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN

Proses manajemen strategik sekolah dapat di analisis melalui analisis


SWOT. Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategik yang
merupakan pendekatan analisis lingkungan. Analisis lingkungan terdiri dari dua
unsur yaitu lingkungan eksternal dan internal. Jika keputusan diterapkan secara
efektif akan memungkinkan sekolah mencapai tujuannya.
Analisis SWOT dalam penyelenggaraan sekolah membantu pengalokasian
sumber daya seperti anggaran, sarana dan prasarana, sumber daya manusia,
fasilitas sekolah, potensi lingkungan dan sebagainya yang lebih efektif. Selain itu
salah satu strategi yang dapat meningkatkan kualitas yang diimplementasikan
pada berbagai perusahaan bisnis besar adalah model balanced scorecard yang
dikemukakan Kaplan dan Norton dalm buku Sagala (2010:141) mengembangkan
seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran financial kinerja
masa lalu dengan ukuran pendorong kinerja masa datang. Hal-hal yang menjadi
kekuatan bagi sekolah adalah sebagai berikut:
1. Hubungan antar guru dan kepala sekolah yang solid
2. Sikap personal sekolah yang ramah dan akrab terhadap masyakat
menjadikan kekuatan untuk menarik minat warga memasukkan anaknya
ke Sekolah
3. Anggota komite sekolah merupakan orang yang dipercaya di masyarakat
hal ini sering dijadikan alat oleh sekolah untuk membantu dalam
pengambilan kebijakan sekolah
4. Bangunan sekolah yang cukup dan memadai untuk kegiatan belajar
mengajar
5. Terseidanya lapangan yang cukup luas
6. Lokasi sekolah yang strategis untuk belajar karena letaknya tidak terlalu
ramai dan jalur lalu lintas.
Adapun kelemahan-kelemahan dari Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan yang lemah


2. Profesionalitas guru yang rendah
3. Visi dan Misi sekolah kurang jelas
4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk proses mengajar
5. Tidak memiliki peraturan dan tata tertib yang jelas
6. Latar belakagn keluarga peserta didik yang pada umumnya kurang peduli
terhadap pendidikan
7. Latar belakang ekonomi menjadi prioritas dalam menjalankan pendidikan.

Setiap sekolah memiliki kesempatan untuk memajukan kualitas peserta


didiknya. Adapun kesempatan yang dimiliki oleh sekolah ini dalam memajukan
sekolahnya dapat tercapai melalui:

1. Kerjasama antar personil sekolah, karena hubungan antar personil sekolah


cukup solid
2. Perbaikan kepemimpinan karena inilah yang menjadi dasar kemajuan
sekolah
3. Pendayagunaan bangunan sekolah serta sarana dan prasarana secara
maksimal.

Dilihat dari aspek yang berada di dalam maupun di luar sekolah, Sekolah
akan sulit untuk dapat memajukan diri sebagai lembaga formal pendidikan,
kecuali apabila ada usaha keras dan kemauan dari personil sekolah disertai
dukungan dari berbagai pihak.
D.    Treats (ancaman)
Hal-hal yang dapat mengancam eksistensi Sekolah sebagai lembaga
formal pendidikan dapat timbul dalam maupun luar sekolah itu sendiri.

1. Faktor dari dalam sekolah

-       Kepemimpinan yang kurang tegas


-       Kualifikasi pedidikan para guru yang tidak sesuai dengan tuntutan dunia
pendidikan sekarang
-       Tidak adanya personil yang bertanggungjawab dalam hal administrasi sehingga
pelaksanan oragnaisasi selalu kurang maksimal.

2. Faktor dari luar sekolah

-       Kompetisi antar sekolah yang semakin ketat


-       Kurangnya dukungan dari masyarakat terhadap proses pendidikan di sekolah
-       Kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah terhadap kemajuan pendidikan di
daerah
-       Tidak adanya koordinasi antar sekolah dna masyarakat serta pemerintah.

Peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan


manajerial  para kepala sekolah. Sekolah perlu berkembang maju dari tahun ke
tahun. Kerena itu, hubungan baik antar guru perlu diciptakan akan terjalin iklim
dan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya penataan
penampilan fisik dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi
lingkungan pendidikan yang dapat menumbuhkan kreatifitas., disiplin, dan
semangat belajar peserta didik. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya
implementasi MBS.

            Untuk mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara efektif


dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan,
perencanaan, dan pandangan luastentang sekolah dan pendidikan. Lebih lanjut
lagi, kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai menejer sekolah
dalam meningkatkan proses belajar-mengajar, dengan melakukan supervisi kelas,
membina, dan memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu,
kepala sekolah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi
banding antarsekolah untuk menyerap kiar-kiat kepemimpinan dari kepala sekolah
yang lain. 
Dalam mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisen, guru juga
harus berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru adalah teladan dan
panutan langsung para peserta didik di kelas. Oleh karena itu, guru perlu siap
dengan segala kewajiban, baik manajemen maupun persiapan isi materi
pengajaran.
Rencana Implementasi MBS di sekolah tersebut dengan melibatkan
beberapa unsur dalam organisasi yaitu unsur-unsur sebagai berikut:
a. Men (manusia, orang-orang, tenaga kerja)
Tenaga kerja ini meliputi tenaga kerja eksekutif maupun operatif. Dalam kegiatan
manajemen faktor manusia adalah yang paling menentukan. Titik pusat dari
manajemen adalah manusia, sebab mnusia membuat tujuan dan diapulalah yang
melakukan proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu.
Tanpa tenaga kerja tidak akan ada proses kerja. Hanyasaja manajemen tidak akan
timbul apabila setiap orang bekerja untuk dirinya sendiri tanpa mengadakan
kerjasama dengan yang lain. Manajemen timbul karena adanya orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
b. Money (uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan)
Uang merupakan unsur yang penting dalam mencapai tujuan disamping faktor
manusia yang menjadi unsur paling penting dan faktor-faktor lainnya. Dalam
dunia modern yang menjadi faktor penting sebagai alat tukar dan alat pengukur
nilai suatu usaha. Uang digunakan pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai
tujuannya. Terlebih dalam pelaksanaan manajemen ilmiah, harus ada perhatian
yang sungguh-sungguh terhadap faktor uang karena segala sesuatu diperhitungkan
secara rasional yaitu memperhitungkan berapa jumlah tenaga yang harus dibayar,
berapa alat-alat yang dibutuhkan yang harus dibeli dn berapa pula hasil yang
dapat dicapai dari suatu intervestasi.

c. Methods (metode atau cara yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan).
Cara untuk melaksanakan pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah
ditetpkan sebelumnya sangat menentukan hasil kerja seseorang . metode ini
diperlukan dalam setiap kegiatan manajemen yaitu dalam kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Dengan cara kerja yang baik
akan mempermudah dan memperlancar dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
Tetapi walaupun metode kerja yang telah dirumuskan atau ditetapkan itu baik,
kalau orang yang diserahi tugas pelaksanaannya kurang mengerti atau tidak
berpengalaman maka hasil kerjanyapun kurang baik, oleh karena itu hasil
penggunaan atau penerapan suatu metode tergantung pula pada orangnya.

d. Materials (bahan atau perlengkapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan )


Manusia tanpa material atau bahan-bahan tidak akan dapat mencapai tujuan yang
dikehendakinya, sehingga unsur material dalam manajemen tidak dapat diabaikan.
Sekolah memerlukan pedoman-pedoman sebagai pendukung untuk
menjamin terlaksananya pengelolaan MBS yang mengakomodasi kepentingan
otonomi sekolah, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat. Implementasi
MBS memerlukan seperangkat peraturan dan pedoman-pedoman ( guadelines)
umum yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan, monitoring, dan
evaluasi, serta laporan pelaksanaan. Rencana sekolah merupakan salah satu
perangkat terpenting dalam pengelolaan MBS. Rencana sekolah merupakan
perencanaan sekolah untuk jangka waktu tertentu, yang disusun oleh sekolah
sendiri bersama dewan sekolah.
Keberhasilan Implementasi MBS sangat bergantung pada kemampuan dan
kemauan politik pemerintah ( political will) sebagai penanggung jawab
pendidikan. Kalau kemauan politik pemerintah sudah ada, pelaksanaannya sangat
bergantung pada bagaimana kesiapan pelaksana dan perumus kebijakan dapat
memperkecil kelemahan yang mungkin muncul dan mengeksplorasi manfaat
semaksimal mungkin.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Implementasi manajemen berbasis sekolah dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dengan strategi yang tepat dan sesuai dengan sekolah. Sekolah dapat
melibatkan unsur-unsur diatas guna meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Unsur tersebut harus dilaksanakan secara urut dan sesuai. Didukung dengan
semua komponen sekolah, kualitas pendidikan dalam suatu sekolah akan tercapai
dengan hasil yang memuaskan.

B.     Saran
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan salah satu manajemen yang dapat
digunakan dalam meningkatkan proses pembelajaran yang nanti pada akhirnya
meningkatkan kualitas output yang dihasilkan maka perlu adanya pendalaman dan
pemahaman dengan membaca referensi lain agar lebih paham dan mengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. (http://pakguruonline.pendidikan.net/mpmbs4.html). Diunduh


pada 6 November 2015.
Malik, Halim. 2011. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (Hardiknas-Rangkat),
(online), (http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/02/konsep-manajemen-
berbasis-sekolah-hardiknas-rangkat/, diakses tanggal 6 November 2015)
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Manajemen Berbasis Sekolah: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan:2011

Anda mungkin juga menyukai