Anda di halaman 1dari 4

FAIQ ALWAN FAUZAN

1901025406
PGSD 7H SOAL UAS
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
KELAS 7 C dan 7H
DOSEN : Prof. Dr. H. Abd Rahman A Ghani, M.Pd

1. Dalam pasal 51 ayat (1) UUSPN nomor 20 tahun 2003 dan pasal 49 ayat (1) PP No.19
tahun 2005, menjelaskan bahwa dalam pelakanaan manajemen berbasis sekolah perlu
penekanan pada kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas
Sekolah., silahkan kalian jelaskan !
2. Dalam pelaksanan Manajemen berbasis sekolah silahkan kalian Analisa penyebab
keberhasilan dan kegagalan dalam implementasi MBS !
3. evalusi diri sekolah sangat diperlukan untuk mengetahui pencapaian sekolah dalam
mengelola sekolah khususnya dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, dalam
evaluasi sekolah perlu pendekatan CIPP evaluasi yaitu Conteks, input, proses dan product
silahkan kalian jelaskan maksud dari CIPP evaluasi !
4. Peringkat Indonesia merosot dalam evaluasi Programme for International Student
Asessment (PISA). Berdasarkan laporan PISA yang baru rilis, Selasa 3 Desember 2019,
skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor matematika ada di
peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara. Dengan
kondisi tersebut, manajemen sekolah apa yang harus dilakukan pemerintah dalam
memperbaiki pendidikan di Indonesia !
5. Manajemem Berbasis Sekolah adalah istilah terjemahan dari School-Based Management
yang merupakan sebuah kebijakan didalam dunia pendidikan dengan memberikan
kewenangan penuh kepada sekolah untuk mengelola sumber daya yang tersedia. Tujuan
utama dibentuknya Manajemen Berbasis Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Dalam pelaksanaan MBS perlu adanya Strategi perbaikan internal
dan eksternal sekolah agar pelaksanaan MBS berjaln efektif, strategi perbaikan internal
dan eksternal apa yang harus dilakukan sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah ?
JAWABAN

1. Mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui kolaborasi dan partisipasi dari sistem yang
ada di sekolah yaitu peserta didik, guru, orangtua, warga sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Dalam implementasi MBS bertujuan untuk meningkatkan dalam
penyelenggarakan pendidikan, meningkatkan tanggung jawab kepala satuan pendidikan.
Terdapat 5 prinsip pelaksanaan MBS antara lain: Pertama, kemandirian dapat dartikan
sekolah mampu menyelesaikan segala masalah dan mampu menciptakan solusi untuk
masalah yang dihadapi dengan membangun kerja sama dengan berbagai pihak. Kedua,
kemitraan dapat diartikan suatu bentuk kolaborasi dan bentuk kerja sama dengan kondisi
dan kebutuhan sekolah sesuai dengan yang dibutuhkan. Ketiga, partisipasi dapat diartikan
berperan aktif seperti mengambil keputusan, membuat kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan di sekolah. Keempat, keterbukaan adalah
memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat sekitar dan mampu menjaga
kepercayaan warga masyarakat terhadap program-program pendidikan yang dijalankan
oleh sekolah. Kelima, akuntabilitas adalah suatu hal yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan menyusun rencana pengembangan sekolah dan memberikan tanggapan terhadap
saran dan pengaduan warga masyarakat.

2. Penyebab keberhasilan dalam implementasi MBS: Pertama, kepemimpinan dan


manajemen sekolah yang baik. MBS akan berhasil jika pemimpin memiliki rasa
profesional yang tinggi dalam mengelola sekolah secara efektif dan mampu menciptakan
situasi yang kondusif untuk proses belajar mengajar. Kedua, Kondisi sosial, ekonomi dan
apresiasi masyarakat terhadap pendidikan. Faktor eksternal turut menentukan keerhasilan
MBS dalam segi membiayai pendidikan, serta tingkat apresiasi dalam mendorong anak
untuk terus belajar. Ketiga, Dukungan pemerintah dengan menyumplai dari segi alokasi
dana pemerintah yang diberikan kepada sekolah dan pemberian wewenang dalam
pengelolaan sekolah.

Penyebab hambatan dalam implementasi MBS: Pertama, Penerapan MBS hanya


mangadopsi model MBS tanpa adanya upaya membrikan kreatif dan inovasi, sekolah
harus mengadopsi model MBS sesuai dengan kondisi sekolah di lingkungan sekolah
masing-masing. Kedua, Kepala sekolah bekerja berdasarkan agendanya sendiri tanpa
memperhatikan aspirasi. Sekolah harus mengajak warga sekolah dan seluruh elemen
untuk membuat agenda. Ketiga, pengambilan keputusan terpusat pada satu pihak dan
cenderung semna-mena.

3. Evaluasi CIPP :
a. Context, mampu menilai dan mengidentifikasi seluruh keadaan organisasi
mengidentifikasi dari segala kelemahan dan kelebihan, mampu melihat dan
mendiagnosis masalah-masalah yang dihadapi dan mampu mencari solusinya.
b. Input, mampu mengidentifikasi maslaah dan peluang untuk mengambil keputusan
yang akan dipilih dengan tujuan membantu mencapai tujuan yang ditargetkan.
c. Process, melaksanakan memberikan masukan dalam menjalankan program sesuai
dengan tujuan dan rencana.
d. Product, menilai keberhasilan yang dicapai dalam memenuhi kebutuhan suatu
program.

4. Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah menghapuskan Ujian Nasional dan
menggantinya dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Jika dilihat
dari isinya, asesmen ini mirip dengan Taksonomi Bloom yang terdiri dari kemampuan
bernalar menggunakan bahasa (literasi), matematika (numerasi), dan penguatan
pendidikan karakter. Langkah perbaikan yang menyeluruh baik aspek peraturan, regulasi,
masalah anggaran, masalah infrastruktur, masalah manajemen sekolah, masalah kualitas
guru, dan beban administratif guru. Jadi, guru tidak fokus pada kegiatan belajar-
mengajar, tetapi lebih banyak dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan administrasi.

5. Strategi perbaikan internal sekolah agar pelaksanaan MBS berjalan efektif adalah
Pertama, kepemimpinan yang kuat oleh kepala sekolah. Keuda, harapan tinggi dari
kinerja siswa. Ketiga, oenekanan pada keterampilan dasar. Keempatm suasana tertib dan
terkendali. Kelima, Sering menguji kinerja siswa. Strategi perbaikan eksternal sekolah
agar pelaksanaan MBS berjalan efektif adalah keterlibatan pihak lain seperti orangtua dan
warga sekitar dalam mengelola pendidikan di sekolah. Tanpa dukungan pihak lain maka
tidak akan berjalan dengan baik dan efektif. Perencanaan pembelajaran yang kolaboratif
sangat berpengaruh karena siswa lebih terarah dalam minat dan bakat juga otonomi
sekolah dengan sesuai kondisi sekolah dan mengembangkan aspek keunggulan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai