Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI MATA KULIAH PROFESI KEPENDIDIKAN

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU: D

NAMA KELOMPOK:

1. ANGGRAITA PERMATA SARI (212026)


2. RETNO SULISTYOWATI (212040)
3. NOVALIA LARASATI (212013)
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DAN PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH

A. DEFINISI MANAJEMEN SEKOLAH


Manajemen sekolah yaitu sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu dari sekolah tersebut. Mnajemen bertugas untuk
mengatur serta mengelola agar kegiatan di dalamnya berjalan dengan lancar dan teratur. Tanpa
adanya manajemen sekolah, maka kegiatan yang berlangsung di sekolah tersebut tidak akan
dapat berjalan dengan lancar dan efisien sebagaimana mestinya.
B. DEFINISI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Manajemen berbasis sekolah merupakan suatu pengelolaan yang wewenangnya telah dipegang
penuh oleh pihak pengelola sekolah tersebut, jadi sekolah tersebut bertanggung jawab atas
program program yang sedang direncanakan atau dijalankan oleh sekolah tersebut.Sedangkan
pengertian dari sekolah sendiri adalah suatu organisasi yang letaknya berada dalam urutan
paling bawah di dalam urutan Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS).
C. KARAKTERISTIK MBS
Dalam menjalankan suatu manajemen berbasis sekolah, agar dalam pelaksanaanya terdapat
kelancaran, kesuksesan dan juga keberhasilan kedepanya maka pihak sekolah yang akan
menjalankan ini harus faham akan karakteristik karakteristik dalam manajemen berbasis sekolah
ini. Karakteristik karakteristik yang terdapat dalam manajemen berbasis sekolah ini terbagi
menjadi 3, yaitu:

INPUT PROSES OUTPUT

PENJELASAN :
A. Input
Input pendidikan adalah segala macam sesuatu yang diperlukan dan harus tersedia demi
kelancaran suatu proses pendidikan. Input dalam dunia pendidikan dapat berupa sumber daya
manusia, sarana dan prasarana sekolah ataupun segala sesuatu yang tujuannya adalah
menunjang suatu proses pendidikan. Sumber daya manusia seperti guru, karyawan, kepala
sekolah dan juga peserta didik).sedangkan penunjang lainnya dapat berupa uang SPP, uang
gedung, dana BOSS dan sejenisnya. Kemudian ada juga sarana prasarana yang digunakan dalam
proses pendidikan seperti LCD proyektor, komputer sekolah, bis sekolah, kipas angin, lampu, dll.
B. Proses
Proses adalah kegiatan merubah segala sesuatu menjadi sesuatu yang lain dalam suatu
penyelenggaraan pendidikan, berikut adalah proses proses yang terdapat dalam
penyelenggaraan pendidikan:
1. Proses pengambilan keputusan
2. Proses kepengelolaan pendidikan
3. Proses pengelolaan program
4. Proses KBM (kegiatan belajar mengajar)
C. Output
Otput (keluaran) adalah hasil atau pencapaian dari suatu proses. Output dapat berupa hasil data
ataupun segala informasi yang telah di olah. Hasil hasil dari suatu proses akan menghasilkan
output, output ini kemudian diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna untuk
meningkatkan kualitas sekolah. Contoh output dalam pendidikan adalah ketika seorang peserta
didik sekolah di SMA jurusan IPA, maka diharapkan setelahnya peserta didik tersebut
melanjutkan sekolah di perguruan tinggi sesuai dengan keluaran jurusan yang ia ambil pada saat
ia SMA. Misalnya ia mengambil jurusan biologi, fisika, kimia dll.

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia dan Permasalahannya


Model manajemen berbasis sekolah di Indonesia disebut manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah, fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung
warga sekolah dan masyarakat untuk menigkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan
pendidikan nasional serta peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Pengimplementasian manajemen berbasis sekolah di Indonesia cenderung belum sesuai
apa yang diharapkan karena masih sebagian wilayah di indonesia yang dapat
mengimplementasikannya. Pemahaman tentang manajemen berbasis sekolah masih sangat sulit
dipahami oleh para pemangku kepentingan diluar sekolah, hal tersebut menjadi salah satu faktor
penghambat dalam mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah. Dengan demikian,
sumber daya manusia lah yang harus segera dibentuk agar mempunyai kemampuan yang
mumpuni.
Sebagaimana dikemukakan oleh Mahdayeni (2016 : 27) Implementasi Berbasis Sekolah
akan berjalan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional
untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu mengaji staf sesuai
fungsinya, sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran, serta
dukungan orang tua dan masyarakat yang tinggi. Hal ini merupakan persyaratan umum untuk
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah.
Dalam rangka mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah secara efektif dan
efisien guru harus berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru perlu siap dengan
segala kewajiban baik manajemen maupun persiapan isi materi pengajaran. Guru juga harus
mengorganisasikan kelasnya dengan baik, jadwal pelajaran, pembagian tugas peserta didik,
kenersihan , ketertiban kelas dan lain lain harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Implementasi Berbasis Sekolah juga dapat berjalan secara efektif dan efisien apabila
kepala sekolah memahami perannya sebagai manajer sekolah. Contohnya dalam
pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah yang menyorot tentang tugas kepala sekolah
sebagai manajer dilihat dalam TribunNews.com (2017) yang melakukan wawancara oleh kepala
sekolah pada sebuah SD di Batu, Jawa Timur dengan berjudul “Jamin Keberhasilan Belajar
Siswa dengan Trasparansi dan Partisipasi Masyarakat” dengan kutipan “Kemitraan dengan
USAID PRIORITAS dimanfaatkan kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
mengajar. Beliau melibatkan guru dan komite sekolah dalam merancang perubahan di sekolah.
Sebagai kepala sekolah juga terbuka dalam pengelolaan anggaran sekolah. Masyarakat dilibatkan
dalam merancang program, terlibat aktif dalam implementasi maupun evaluasi untuk mendukung
peningkatann kualitas pembelajaran”. Dengan demikian tugas pokok dari kepala sekolah harus
dapat dipahami karena kepala sekolah sebagai manajer mendapatkan wewenang dan kekuasaan
untuk mengatur kepentingan sekolah.
Masalah lain yang muncul adalah otoritas pengambilan keputusan. Sekolah mengiginkan
dimilikinya otoritas dalam pengambilan keputusan namun pemerintah pusat atau daerah sering
kali tetap menginginkan otoritas keputusan berada dipihaknya. Penghambat lain yang sering
muncul adalah kurangnya pengetahuan berbagai pihak tentang bagaimana Manajemen Berbasis
Sekolah bekerja dengan baik. Juga masalah kekurangan keterampilan untuk mengambil
keputusan.
Dengan meninjau beberapa pendapat mengenai implementasi manajemen berbasis
sekolah dan permasalahannya di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi manajemen
berbasis sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien apabila hubungan antar manusia dapat
terjalin dengan baik, yaitu antara kepala sekolah, guru, peserta didik, dan masyarakat.

Sinegritas Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah


(MBS)
A. Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah pemimpin dan manajer yang sangat menentukan dinamika sekolah
menuju gerbang kesuksesan dan kemajuan disegala bidang kehidupan. Kapasitas intelektual, emosional,
spiritual dan social kepala sekolah berpengaruh besar terhadap efektifitas kepemimpinannya.
Kedalaman ilmu, keluasan pikiran, kewibawaan dan relasi komunikasinya membawa perubahan
signifikan dalam manajemen sekolah.

Oleh karena itu, kepala sekolah harus terus menerus mematangkan intelektual, emosional,
spiritual dan sosialnya. Meneruskan jenjang yang lebih tinggi, aktif dalam forum diskusi, intens dalam
organisasi sosial, dan rajin beribadah adalah keniscayaan bagi kepala sekolah agar kepemimpinannya
sukses lahir batim. Artinya, kepemimpinannya tidak hanya membawa perubahan formal struktural, tapi
kultural yang membekas dalam perilaku seseorang.

B. Tugas Kepala Sekolah

A. Menyusun Program Kerja

1) Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.

2) Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.

3) Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan tujuan sekolah.

4) Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

5) Membuat rencana program induksi.


B. Pelaksanaan Rencana Kerja

1) Menuyusn pedoman kerja

2) Menyusun struktur organisasi sekolah.

3) Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan per tahun

4) Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi : melaksanakan penerimaan peserta didik baru,
memberikan layanan konseling kepada peserta didik, melaksanakan kegiatan ekstra kulikuler untuk para
peserta didik

5) Menyusun K.13, kalender pendidikan dan kegiatan pembelajaran.

6) Mengelola pendidik dan tenaga kependidikan

7) Mengelola sarana prasarana

8) Membimbing guru pemula

9) Mengelola keuangan pembiayaan

10) Mengelola budaya dan lingkungan sekolah

11) Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah

12) Melaksanakan program induksi

C. Supervisi dan Evaluasi

1) Menyusun program supervise

2) Melaksanakan program supervise

3) Melaksanakan evaluasi diri sekolah (EDS)

4) Melaksanakan evaluasi dan pengembangan K.13

5) Mengevaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

6) Menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah

C. Fungsi Kepala Sekolah

Ada 7 fungsi utama kepala sekolah :

1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

5. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)


6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

D. Peran kepala sekolah dalam MBS

a. Membuka Ruang Demokratisasi

Tugas utama kepala sekolah dalam mengaplikasikan MBS adalah membuka lebar ruang demokratisasi,
dimana silang pendapat dan gagasan berjalan secara dinamis, egaliter, dan kompetitif.

b. Mendorong Partisipasi Wali Murid dan Masyarakat

Masyarakat, khususnya wali murid mempunya peran besar dalam MBS. Oleh sebab itu, kepala sekolah
harus memberikan ruag bebas wali murid dan masyarakat utnuk menyampaikan ide, kritik, masukan,
pemikiran, dan paradigm yang membangun kemajuan sekolah.

c. Menyiapkan Tenaga Terampil Profesional

Tenaga terampil dan professional dalam melaksanakan MBS harus diwujudkan dengan baik dan
maksimal. Kepala sekolah harus pandai memilih personil personil yang mempunyai integritas yang
tinggi, kapabilitas intelektual yang memadai, dan komitmen total dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.

d. Sering Mengadakan Rapat Yang berkualitas

Meciptakan forum komunikasi untuk menciptakan ide, mencari masukan, dan menetapkan keputusan
adalah suatu keniscayaan bagi kepala sekolah. Rapat adalah media komunikasi untuk mendamaikan
konflik, memutuskan sesuatu, merekatkan hubungan, mendialogkan gagasan dan mengembangkan
imajinasi dan kreasi.

e. Menjadikan Peningkatan Kualitas sebagai Orientasi Utama

Semua langkah yang dilakukan di atas difoksukan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas itulah
yang menjadi parameter utama dan pertama dalam penyelenggaraan pendidikan.
SUMBER:

Diningsih Nining.2020.MBS:manajemen berbasis sekolah(aktualisasi partisipasi langsung warga


sekolah).Bandung.ALQAPRINT JATINANGOR.

Bambang, B. 2017. Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran.

Arinil, H. 2016. Sinegritas Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah
Dasar.

Mahdayeni. (2016). Manajemen Berbasis Sekolah.

Haryadi, M. 2017. Jamin Keberhasilan Belajar Siswa dengan Transparansi dan

Partisipasi masyarakat.

Berlian, I. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi.

Jakarta : Erlangga.

Pasaribu, A. 2017. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam

Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional di Madrasah.

Anda mungkin juga menyukai