Anda di halaman 1dari 23

TATA KELOLA SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Oleh: Maruntung PB BP PAUD dan Dikmas Kalbar

A. Latar belakang
Manajemen pendidikan merupakan suatu bentuk tata cara kerjasama antar
pihak pendidikan demi pencapaian target yang telah ditetapkan berkaitan dengan
manajer yang melakukan tugas administrasi pendidikan penataan, pengaturan,
pengelolaan. Kita mengetahui ilmu manajemen memberikan pemahaman tentang
tata cara penelitian, menganalisis serta pemecahan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajerial dan telah dilakukan dari dulu hingga berkembang
pesat seiring kemajuan teknologi di era globalisasi.

Aktivitas manajemen pendidikan anak usia dini mencakup banyak bagian


dan sub bagiannya yang diklasifikasikan satu diantaranya adalah tata kelola PAUD.
Tata kelola terdiri atas dua suku kata; tata dan kelola. Arti tata di KBBI adalah cara
mengurus (menjalankan) perusahaan dan sebagainya. Selanjutnya, dalam kelas
nomina atau kata benda tata dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau
semua benda dan segala yang dibendakan atau kata benda. Sedangkan kelola
artinya mengendalikan, mengurus dan menjalankan. Jadi Tata Kelola Satuan
Pendidikan Anak Usia Dini mengandung arti sering disebut manajemen pengelolaan
lembaga sekolah PAUD, namun dalam aksi kegiatannya tidak hanya hal-hal di atas
saja, tapi semua berhubungan dengan informasi-informasi masa kini (up to date)
kapasitas kompetensi sekolah atau keterangan penting yang terkait perkembangan
suatu organisasi satuan sekolah atau lembaga PAUD.

Tata kelola PAUD sangat komplek dan banyak diantara komponen kegiatan-
kegiatan yang saling terkait satu sama lain misalnya; menyangkut administrasi
murid, administrasi kurikulum include rancang bangun RPPH, RPPM, Prosem,
jadwal kegiatan, melakukan supervisi monitoring, membuat daftar hadir,
melaksnakan penilaian, menyiapkan administrasi guru dan tenaga kependidikan,

1
penataan lingkungan sekolah dan inventaris, sarana dan prasarana, segala bentuk
surat menyurat, pencatatan dokumen keuangan-perencanaan belanja, uang
masuk/ keluar, serta administrasi dokumen kerja sama dengan orangtua,
pemerintah, perusahaan, dan pecinta peduli pendidikan, tokoh adat/ budaya,
tokoh agama.

Dalam kegiatan implementasi pendidikan dibutuhkan relasi kemitraan yang


intensif, berkesinambungan antara pihak sekolah sebagai lembaga pendidikan
dengan komunitas masyarakat baik secara intern maupun ekstern. Sekolah sebagai
wadah penanaman nilai-nilai karakter tak mungkin bisa lepas dari peran
masyarakat, dan itu untuk mendukung Tata Kelola sekolah yang baik, transparan
serta akuntabel yang merupakan cerminan pendidikan berkarakter. Sehingga
semua warga sekolah terutama kepala sekolah harus memiliki kemampuan
mewujudkannya dengan optimal melibatkan masyarakat yang merupakan sebagai
mediator dalam memperoleh informasi resmi dari instansi yang dibutuhkan oleh
sekolah. Jika tata kelola satuan sekolah baik maka kualitas pendidikan di sekolah
pun akan baik. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa manajemen yang diatur oleh
sekolah tidak terlepas hubungannya dengan masyarakat sekitar sekolah.

Varn Meter dan Van Horn (dalam Wahab, 2005: 65) menyatakan
implementasi adalah tindakan yang dilakukan individu/ birokrasi pemerintah atau
swasta untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Ini berarti bahwa pengaruh
keberhasilan maupun kegagalan proses implementasi kebijaksanaan merupakan
tanggungjawab administrator-kepala sekolah, perilaku badan-badan administratif
dan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial. Keberhasilan implementasi
program pendidikan dapat diukur berdasarkan dampak positifnya dalam rangka
menyelenggarakan insvestasi sumber daya manusia. Masalah mutu pelayanan
pendidikan terdapat pada pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, pendidik,
tenaga kependidikan, peserta didik, dan komite lembaga satuan pendidikan sekolah

2
menjadi ujung tombak penerapan terakhir terlaksananya program pendidikan yang
digulirkan pemerintah, seperti program BOP, PKG PAUD, PAUD HI, Cendikiawan cilik

Dari paparan di atas, maka tulisan ini diberi judul “Tata Kelola Pendidikan
Anak Usia Dini”, dalam upaya mewujudkan salah satu kunci pengembangan
karakter sederhana yang merupakan gambaran keteladanan lembaga sekolah.
Semoga ini bermanfaat bagi kita serta menambah khasanah pengetahuan.

B. Batasan Masalah

Lembaga satuan sekolah/pendidikan merupakan pilar terdepan dan


penentu layanan pendidikan yang bermutu. Sehingga, sekolah mesti dikembalikan
kepada fungsinya tempat anak-anak belajar maupun wadah bermain yang
menciptakan kenyamanan, keamanan, kegembiraan bereksplorasi bersama teman
sebayanya, serta dapat digunakan sebagai pengembangan seluruh potensi peserta
didik secara representatif dan bukan sebagai tempat bisnis atau suatu kegiatan
diluar lingkup standarisasi pendidikan anak usia dini. Standar Nasional PAUD terdiri
atas; (1) Standar pengelolaan tingkat pencapaian perkembangan anak; (2) Standar
isi; (3) Standar Proses; (4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) Standar
sarana dan prasarana; (6) Standar pengelolaan ; (7) Standar pembiayaan ; (8)
Standar penilaian. Selain itu kedudukan kepala satuan PAUD/ kepala satuan
pendidikan mesti difungsikan sedemikian rupa dan secara maksimal.

Kepala lembaga sekolah selaku penanggungjawab aktivitas


penyelenggaraan program pendidikan dipandang perlu diperhatikan secermat
mungkin. Mulai dari tahap rekrutmen sampai dengan pembinaan pengembangan
kompetensinya, mengapa? karena kepala satuan pendidikan tersebut merupakan
salah satu pemeran utama pengambil kebijakan dalam tata kelola lembaga sekolah.

Dengan demikian satuan pendidikan harus mulai mendapatkan perhatian


serius dari semua pihak supaya kondisi lembaga tersebut semakin baik dalam

3
penyelenggaraan investasi sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan
kurikulum yang baku.

C. Fokus Masalah

Berdasarkan argumentasi dan uraian yang telah dikemukakan di atas pada


latar belakang, batasan masalah, maka fokus masalah dalam artikel ini sebagai
berikut: (1) Kompetensi kepala satuan PAUD program TK; (2) Kompetensi pendidik
PAUD; (3) Good Governance

D. Pembahasan

1. Kompetensi kepala satuan (kepala sekolah)

Tugas Kepala satuan sekolah pada umumnya merupakan suatu tugas tambahan
yang diberikan untuk diemban seorang pendidik yang dan membutuhkan
perhatian maupun tanggungjawab serius. Disamping itu yang tidak kala
pentingnya adalah tugas dan kewajiban mentrasformasikan nilai-nilai edukasi
kepada siswanya. Kepala sekolah PAUD disyaratkan memiliki kompetensi
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 137 Tahun 2014, yaitu: (a) kompetensi kepribadian; (b) kompetensi
manajerial; (c) kompetensi kewirausahaan; (d) kompeten supervisi; (e)
kompetensi sosial. Mari kita perhatikan dan kaji lebih mendalam, apakah semua
kepala sekolah PAUD KB, TK, SPS, PBK memiliki kelima kompetensi tersebut?
Jawabannya tidak. Jadi tidak semuanya pendidik PAUD diberikan tugas
tambahan mengelola manajemen administrasi sekolah sehingga perlu dilakukan
suatu assesmen rekrutmen kepala satuan PAUD untuk mengetahui sampai
seberapa jauh kompetensi, karakter dan litersi yang dimiliki dan khususnya
dalam organisasi PAUD plat merah-PAUD Negeri.

Tahapan-tahapan test yang dilakukan itu misalnya, dimulai dari;

4
(a) seleksi administrasi, membuat curikulum vitae berisi data calon, pengalaman
mengajar, prestasi /penghargaan yang telah diperoleh, sertifikat dokumen
pelatihan kewirausahaan, sosial, keperibadian dan supervisi evaluasi
terhadap guru-pendidik dan lain-lain
(b) tes tertulis, membuat kisi-kisi test, menyusun dan memformulasikan test
tertulis sedemikian rupa sesuai dengan perkembangan globalisasi
(c) Sosiometri, menyusun soal sosio metri misalnya isinya mengandung, visi ke
depan, kreavitas bekerja, pengetahuan dan wawasan, kinerja, motivasi
bekerja dan mengabdi, pengasuhan dan pembimbingan kepada anak dan
lain-lain
(d) test wawancara, terkait literasi dasar, nilai-nilai karakter yang dimiliki,
loyalitas, keterampilan dan atau kemampuan menggunakan teknologi tepat
guna.

Dengan digunakan suatu standar alat ukur dalam rekrutmen kepala satuan
PAUD, maka akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siapa saja dari
mereka pendidik yang memiliki multi talenta untuk memenej organisasi sekolah
menuju peningkatan, pengembangan mutu pendidikan yang berdaya saing tinggi
dan memiliki nilai jual yang mahal.

Disamping itu akan mengikis dan menghilangkan pola-pola bisa saja terjadi,
dengan pendekatan secara khusus tanpa seleksi sehingga akibatnya
menggambarkan citra dunia pendidikan kurang bermutu maksimal di tanah
dikarenakan banyak terdapat dilapangan kepala sekolah tidak mengerti bagaimana
melakukan supervisi dan melakukan pengawasan serta program-program yang
termasuk dalam kegiatan supervisi terhadap guru-guru yang sedang mengajar, hal
itu dikarenakan tidak kepahaman akan kompetensinya.

Jabatan strategis kepala sekolah PAUD selain sebagai tugas tambahan


sekolah, melakukan Dikdaktik dan pengelola satuan pembelajaran, juga merupakan

5
tugas penentu yang amat sangat penting menentukan kualitas pendidikan itu
sendiri secara berkesinambungan. Baik itu dalam rangka mengelola bantuan
pemerintah jenis BOP PAUD, BOP fisik partisipasi aktif pada PKG PAUD, PAUD HI,
dan jenis bantuan lainnya.
Adapun beberapa hal deskripsi pengetahuan yang semestinya dimiliki oleh
kepala sekolah adalah merupakan kecerdasan membangun tiga pilar pendidikan.
Misalnya, bersikap cermat dalam upaya meningkatkan dan membangun kerjasama
dengan dinas pendidikan, pusat kesehatan masyarakat, komunitas masyarakat,
orangtua dan atau lintas sektoral dapat mendeskripsikan secara luas arti dan
maksud serta tujuan kerjasama sesuai visi, misi dan tujuan satuan yang dikelola
dengan membentuk dan melibatkan komunitas orangtua anak usia dini ikut serta
membangun pendidikan yang bermartabat, dapat mengindentifikasikan dan
memetakan bagaimana faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menciptakan
pola kerja kemitraan serta mengembangkannya secara holistik integratif mencakup
aspek-aspek pembelajaran pendidikan anak usi dini. Selanjutnya sebagai kepala
sekolah bisa merekapitualisasi dan mendokumenterkan seluruh alumnus satuan
PAUD yang kelak akan dijadikan partner dalam kerjasama yang saling
menguntungkan kedua belah pihak serta memiliki kecakapan mengidentifikasikan
atau mengevaluasi manfaat yang dipetik dari pembangunan kerjasama tiga pilar
pendidikan tidak saja secara finansial tetapi secara non finansial.

Mari kita perhatikan rincian kelima kompetensi kepala sekolah satuan PAUD
yang harus dipahaminya:

1. Kepribadian

a. Menunjukkan akhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak


mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi warga disatuan/program
PAUD.
b. Menunjukkan integritas kepribadian sebagai pemimpin.

6
c. Menunjukkan keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
kepala PAUD.
d. Menunjukkan sikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
e. Menunjukkan pengendalian diri dalam menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala PAUD.
f. Menunjukkan bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
2. Manajerial
a. Menyusun perencanaan satuan/ program PAUD untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
b. Mengembangkan organisasi satuan/program PAUD sesuai dengan
kebutuhan.
c. Memimpin satuan/program PAUD dalam pendayagunaan sumberdayanya
secara optimal.
d. Mengelola perubahan dan pengembangan lembaga menuju organisasi
pembelajaran yang efektif.
e. Menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran anak usia dini.
f. Mengelola guru dan tenaga administrasi satuan/program PAUD dalam
rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
h. Mengelola hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan
sekolah/madrasah.
i. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
j. Mengelola keuangan satuan/program PAUD sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

7
k. Mengelola ketatausahaan satuan/program PAUD dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
l. Mengelola unit layanan khusus satuan/program PAUD dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik disekolah/madrasah.
m. Mengelola sistem informasi satuan/ program PAUD dalam upaya
mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.
3. Kewirausahaan
a. Melakukan inovasi yang berguna bagi pengembangan
satuan/programPAUD.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan satuan/program PAUD sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi satuan/program PAUD.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi /jasa
satuan/program PAUD sebagai sumber belajar bagi AUD.
f. Kreatif mengembangkan usaha lembaga PAUD.
g. Terampil memanfaatkan jejaring kemitraan.
h. Memberdayakan potensi warga di sekitar satuan/program PAUD.
4. Supervisi
a. Merencanakan program supervisi akademik.
b. Merencanakan program supervisi manajerial.
c. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru PAUD.
d. Melaksanakan supervisi manajerial terhadap tenaga administrasi sekolah.
e. Menyusun laporan hasil supervisi akademik.
f. Menyusun laporan hasil supervisi manajerial.
g. Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi akademik guru untuk
peningkatan profesionalisme.

8
h. Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi manajerial.
5. Sosial
a. Bekerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholder)
satuan/program PAUD.
b. Menunjukkan partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c. Memprakarsai kegiatan yang mencerminkan kepekaan social.
d. Peduli terhadap kebutuhan warga satuan/program PAUD.
e. Melestarikan dan memberdayakan lingkungan satuan/program PAUD.
f. Berkomunikasi secara santun dan efektif.
g. Menunjukkan empati kepada sesama warga satuan/program PAUD.

Dari argumentatif di atas diperlukan seleksi kepala sekolah agar sekolah


memiliki program-program inovatif, kebijkan-kebijakan yang baik yang bermanfaat
bagi dunia pendidikan serta masyarakt sekitarnya dan meningkatnya mutu
pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang pada gilirannya akan
meningkatkan ilmu pengetahuan, karakter, literasi dasar yang harus diserap oleh
peserta didik secara sederhanan sebagai pijakan dasar pengembangan ilmu dan
pengetahuan ke masa depan yang gemilang.

2. Kompetensi Pendidik PAUD

Disamping kegiatan pembelajaran di satuan lembaga sekolah, peserta didik


juga perlu mendapatkan pembinaan di luar sekolah atau kegiatan di rumah
melibatkan kerja sama dengan orangtua. Hanya saja yang terjadi selama ini
masih sangat kurang. Oleh karena itu lembaga sekolah mesti sangat
memerlukan kebutuhan pendidik yang memiliki pengetahuan, keterampilan
kreatif dan inovatif. Dan tidak menutup kemungkinan melakukan
Kegiatanpembelajaran kepantai, kunjungan sosial ke pati asuhan, kunjungan ke
kantor polisi/ tentera dan pusat perbelanjaan – mall, pembinaan di luar jam
sekolah adalah kegiatan pembinaan sosial, finansial dan literasi serta karakter
yang sangat penting bagi pengembangan potensi anak usia dini

9
3. Good Governance (tata kelola)

Salah satu kunci kesuksesan sekolah adalah berpijak pada program


– program pembelajaran yang diluncurkannya, seperti pengembangan
kompetensi, karakter, dan literasi bagi peserta didiknya. Kepala sekolah
harus mempelajari tata kelola sekolah. Tata kelola sekolah yang baik, harus
transparan dan akuntabel, dan tepat sasaran. Dan tidak hanya sebagai fgur
Keteladanan yang sekedar menjadi contoh panutan bagi warga belajar,
melainkan juga sebagai penguat moralitas bagi peserta didik dalam
berprilaku. Oleh karena itu, semua warga sekolah terutama kepala sekolah
dapat bekerja sama dengan pengelola pendidikan dan pendidik untuk
mewujudkan tata kelola sekolah yang baik, transparan dan akuntabel.
Sehingga pelayanan pendidikan di sekolah semakin bermutu. Jika tata
kelola sekolah baik, maka kualitas pendidikan di sekolah pun akan baik.

Sesuai Standar Internasional untuk Praktik Profesional Audit


Internal (“Standar”), lingkup aktivitas audit internal di antaranya adalah Tata
Kelola (governance). Untuk meningkatkan proses tata kelola organisasi
dalam rangka pemenuhan tujuan-tujuan sebagai berikut: (1)
mempromosikan etika dan nilai-nilai yang pantas di dalam organisasi (2)
memastikan manajemen dan akuntabilitas kinerja yang efektif, (3)
mengkomunikasikan informasi risiko dan pengendalian ke area-area yang
terkait di dalam organisasi, (4) mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan terkait
sekolah, dewan komite, serta mengkomunikasikan informasi di antara
mereka, auditor eksternal dan internal, dan manajemen administrasi
perkantoran.

Kepala sekolah sebagai manajer pengendalian organisasi warga


sekolah sebaiknya memperhatikan dan mempertimbangkan dengan cermat

10
hubungan antara tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal
agar supaya sekolah semakin representatif unggul.

Rujukan

H.E. Mulyasa. 2016. Manajemen PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Wahab, A. Solichin. 1990. Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara

Jakarta: Rineka Cipta.

Internet...

1. Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 19 tahun 2005
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Presiden R.I. No. 60 Tahun 2013 tentang perkembangan
anak usia dini holistik – integratif
4. Peraturan MENDIKBUD R.I. No. 146 Tahun 2014 Tentang K13 PAUD
5. Peraturan MENDIKBUD R.I. No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar
Nasional PAUD

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai