Anda di halaman 1dari 35

IMPLEMENTASI PAUD HI

PADA DINAS PENDIDIKAN


DAN SATUAN PAUD
Fungsi Peserta Didik Direktorat PAUD 2021

Direktorat PAUD
Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Implementasi Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik Integratif (PAUD-HI) di Dinas
Pendidikan
PENDAHULUAN

1 2 3
Pemahaman mengenai pentingnya Berbagai penelitian telah Pentingnya periode ini sebagai penentu
periode usia dini pada anak telah menunjukkan bahwa usia lahir perkembangan seseorang di usia dewasa, sudah
berkembang secara signifikan sampai dengan delapan tahun adalah secara nyata diakui oleh negara-negara di dunia
dalam dekade terakhir dengan usia yang sangat penting bagi (UNESCO, 2006). Dalam kesepakatan
basis disiplin ilmu yang semakin pembentukan fondasi dari berbagai pembangunan dunia yang berkelanjutan atau
kaya dan mencakup kesehatan, kemampuan dasar anak mulai dari dikenal dengan “Sustainable Development
nutrisi, pendidikan, perkembangan kemampuan motorik, kognitif, Goals” (SDG), akses dan kualitas pendidikan dan
linguistik serta pola pengasuhan. hingga kemampuan sosial (UNICEF, perkembangan anak usia dini menjadi salah satu
2018; Garcia et al., 2016; Britto et target prioritas untuk masa lima belas tahun
al., 2011). mendatang (tahun 2016 s.d 2030).
PENDAHULUAN

4 5
Indonesia berkomitmen memenuhi tujuan SDGs, melalui Secara spesifik, upaya peningkatan kualitas
hadirnya Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 layanan untuk anak usia dini, menjadi Sasaran
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan 4.2 di dalam SDGs. Sasaran 4.2 SDGs
Berkelanjutan. Peningkatan akses dan kualitas layanan menyatakan bahwa pada tahun 2030 menjamin
pendidikan bagi masyarakat Indonesia akan memacu bahwa semua anak perempuan dan laki-laki
pencapaian terhadap tujuan dan sasaran lainnya dalam memiliki akses terhadap perkembangan dan
tujuan lain di dalam SDGs, terutama untuk meningkatkan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan,
indeks pembangunan manusia Indonesia dalam hal pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas,
peningkatan daya saing. sehingga mereka siap untuk menempuh
pendidikan dasar.
Kondisi Anak-anak Indonesia
Saat ini
Pengasuhan,
Akses dan Partisipasi
Kesehatan Perlindungan dan
ke PAUD
Kesejahteraan Anak
• 37.52% (0-6 tahun) • 27,7% mengalami • Kepemilikan akta
• Yang kelompok 5-6 tengkes, stunting, kelahiran pada anak
tahun perlu disebut atau gagal tumbuh usia 0-17 tahun di
khusus – 55.38% rumah tangga
termiskin dua kuintil
terbawah baru
mencapai 80%
Konsep Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik Integratif Kronosistem
(PAUD-HI) Berubah Seiring Waktu

Ekosistem
Lingkungan Tidak Langsug

Mekosistem
Koneksi

Mikrosistem
Lingkungan Terdekat

Anak
“PAUD-HI merupakan upaya untuk memenuhi hak
anak di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Gizi,
Perlindungan, Pengasuhan, dan Kesejahteraan Anak”
Beberapa pengertian dalam PAUD-HI
Menurut Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013, terdapat dua hal penting dalam pengertian
PAUD-HI, yaitu:

• Anak usia dini adalah anak sejak janin (usia 0 tahun) dalam kandungan sampai dengan usia 6
(enam) tahun yang dikelompokkan atas janin dalam kandungan sampai lahir. Lahir sampai
dengan usia 28 (dua puluh delapan) hari, usia 1 (satu) sampai dengan 24 (dua puluh empat)
bulan, dan usia 2 (dua) Sampai dengan 6 (enam) tahun.

• PAUD-HI adalah upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan
terintegrasi. Kebutuhan esensial mencakup layanan pendidikan, kesehatan dan gizi,
perlindungan, pengasuhan, dan kesejahteraan anak.
TUJUAN
PAUD HI
Tujuan Khusus PAUD HI
a. Terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi kesehatan dan gizi,
rangsangan pendidikan, pembinaan sosial-emosional dan pengasuhan sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai kelompok umur; 

b. Terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah,
dan eksploitasi di manapun anak berada; 

c. Terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antar lembaga
layanan terkait, sesuai kondisi wilayah; dan 

d. Terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga, masyarakat,
pemerintah dan pemerintah daerah, dalam upaya pengembangan anak usia dini secara
holistik- integratif.
Miskonsepsi akan PAUD HI
1. Terkadang PAUD-HI dimaknai sebagai jenis unit baru, bukan sebagai peningkat
kualitas layanan PAUD di suatu satuan;
2. Satuan PAUD diharapkan untuk menyediakan layanan holistik integratif secara
mandiri, padahal penyediaan layanan tersebut memerlukan dukungan dari pihak lain,
khususnya dari pemerintah daerah; dan
3. Penambahan tugas bagi satuan dan pendidik PAUD sebagai penyedia berbagai layanan
esensial, sebelum pemastikan tugas utamanya (layanan pedidikan) sudah terlaksana.
Unsur-Unsur Kinerja
Layanan PAUD HI
di Satuan PAUD
Proses
Transformasi
Satuan PAUD
Hubungan PAUD HI dengan konsep PAUD
Berkualitas
Peran Dinas Pendidikan
Dalam Penyelenggaraan
PAUD HI

Pengembangan Advokasi dan


Penguatan potensi Pemantauan dan
tata kelola koordinasi dengan
Perencanaan kemitraan evaluasi 
pendukung berbagai macam
berbasis data (kapasitas dan
pelaksanaan pemangku
pendanaan) 
PAUD-HI kepentingan 
ALUR TATA KELOLA DAN INTERVENSI PROGRAM PAUD HI
Implementasi Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik Integratif (PAUD-HI) di Satuan
Pendidikan
Mengapa perlu PAUD-HI
1. Anak mempunyai kebutuhan-kebutuhan esensial yang harus dipenuhi untuk tumbuh
kembang yang optimal sebagai dasar untuk terciptanya SDM yang unggul.

2. Ketiadaan atau kurangnya layanan untuk memenuhi kebutuhan esensial yang kurang
optimal bisa berdampak pada tidak terpenuhinya hak-hak anak. Di antara hak-hak itu
adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan dan gizi, pengasuhan,
pelindungan, serta kesejahteraan.

3. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan esensial tersebut, satuan PAUD tidak


melakukannya sendiri tetapi bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang relevan, baik
lembaga pemerintah, orang tua, dan masyarakat.
PAUD HI
Pasal 1 ayat 2 Perpres No. 60/2013
PAUD-HI adalah upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi.
Simultan - Pemenuhan kebutuhan esensial anak yang beragam sering dilakukan tidak secara
berurutan, tetapi secara bersama-sama atau serentak.
Sistematis - Agar terarah, pemenuhan kebutuhan esensial anak dilakukan dengan cara atau metode
yang teratur melalui peraturan-peraturan atau dokumen formal yang ditetapkan baik di lingkungan
satuan PAUD, lembaga di lingkungan pemerintah daerah, maupun lembaga lainnya.
Terintegrasi – Untuk hasil yang lebih efektif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan esensial
anak, sejumlah program yang melibatkan beberapa pihak perlu dilakukan secara terpadu.
Kebutuhan-Kebutuhan Esensial Anak
Pendidikan
Layanan dasar ini menjadi tugas utama satuan
PAUD untuk mengembangkan berbagai
potensi anak yang mencakup nilai-nilai
agama dan moral, fisik-motorik, kognitif,
bahasa, dan sosial-emosional.

Kesehatan, gizi, dan perawatan


Satuan PAUD mengintegrasikan layanan
untuk ketiga hal ini dalam penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, termasuk dengan membiasakan
pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kebutuhan-Kebutuhan Esensial Anak
Pengasuhan - Pengasuhan oleh orang tua sangat penting
untuk memastikan lingkungan di rumah yang kondusif
untuk tumbuh kembang anak, contohnya penerapan
disiplin positif tanpa kekerasan, membangun komunikasi
yang efektif

Pelindungan - Agar anak terlindungi perlu ada upaya


untuk terus menciptakan lingkungan yang aman dan
memastikan anak terlindungi dari kekerasan baik fisik
maupun nonfisik.

Kesejahteraan – Untuk memastikan kesejahteraan anak


harus ada upaya pemenuhan hak anak atas kepastian
identitas, kebutuhan fisik, psikososial, dan kebutuhan
rohani.
Satuan PAUD bukan satu-
satunya lembaga yang
melaksanakan PAUD-HI.
Implementasi PAUD-HI melibatkan berbagai
pihak
LEMBAGA
01 SATUAN PAUD 02 PEMERINTAH
terutama pemerintah
kabupaten/kota

03 MASYARAKAT 04 ORANG TUA


baik individu maupun
organisasi
Peran Satuan PAUD sebagai Penghubung atau Hub

Satuan PAUD sebagai tempat berbagai aktivitas layanan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak, termasuk oleh
lembaga-lembaga lain.
Sebagai contoh, sarana dan prasarana di satuan PAUD bisa digunakan untuk:
- pengukuran berat dan tinggi badan, dan pemberian Vitamin A pada anak yang dilakukan oleh kader Posyandu;
- kelas orang tua untuk pencegahan dan penanggulangan tengkes/stunting.

PTK satuan PAUD mempunyai informasi tentang layanan pemenuhan kebutuhan anak oleh lembaga lain. Dengan
informasi ini mereka bisa menghubungkan anak/orang tua yang membutuhkan dengan lembaga yang relevan.
Beberapa contoh di antaranya adalah:
- menghubungkan orang tua yang anaknya belum mempunyai Akta Kelahiran dan Kartu Identitas Anak ke Dinas
Dukcapil;
- memberi info tentang layanan psikolog atau terapi untuk orang tua dengan anak dengan disabilitas.

PTK satuan PAUD yang relatif sudah bagus dalam pelaksanaan PAUD-HI bisa menjadi fasilitator untuk satuan-
satuan PAUD yang belum melaksanakan (mis. POS PAUD). Ini bisa dilakukan di antaranya dengan berbagi praktik
baik melalui pusat kegiatan gugus (PKG) PAUD, kelas orang tua, dan sosial media.
Pihak-pihak lain dalam Pelaksanaan PAUD-HI dan Contoh Program
Mereka yang Bisa Diintegrasikan di Satuan PAUD

 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota - membina  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


satuan PAUD untuk peningkatan akses dan layanan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
pendidikan, membangun kemitraan dengan OPD lain Berencana – memberi layanan anak yang menjadi
serta masyarakat untuk mendukung PAUD-HI korban kekerasan melalui P2TP2A, (Pusat
Pemberdayaan dan Perindungan Perempuan dan
 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota - mendorong Anak), Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarha), dan
satuan PAUD untuk melaksanakan PHBS, UKS, LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban),
danpencegahan tengkes/stunting
 Pemerintah Kecamatan dan Desa – memanfaatkan
 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sarpras pemerintah kecamatan/desa untuk kegiatan
Kabupaten/Kota – Kastu Identitas Anak dan Akta PAUD dan sebaliknya, menggunakan dana desa.
Kelahiran
 Bunda PAUD – menyosialisasikan PAUD-HI dan
 Dinas Sosial Kabupaten Kota – Dukungan uintuk mengupayakan kolaborasi antar pihak melalui Satgas
anak penyandang masalah kesejahteraan sosial PAUDHI.
(PMKS), dan anak dengan disabilitas
Pihak-pihak lain dalam Pelaksanaan PAUD-HI dan Contoh Program
Mereka yang Bisa Diintegrasikan di Satuan PAUD

 Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten/Kota dan  Tokoh Masyarakat – menyosialisasikan PAUD-HI


Kepolisian Sektor (Polsek) Kecamatan –
pencegahan kekerasan pada anak dan Polisi Sahabat  Orang Tua – Peserta dan narasumber kelas orang tua,
Anak kelas inspirasi

 Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan  Pemengaruh (Influencer) – menyosialisasikan


Pengendalian Obat dan Makanan (BPOM) – PAUD-HI
menyosialisasikan pencegahan konsumsi minum dan
makanan ter terlarang  Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) – kelas
inspirasi dan CSR
 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD)dan Pemadam Kebakaran – program
pengurangan resiko bencama

 Organisasi Mitra – menyosialisasikan PAUD-HI


Waktu Pelaksanaan PAUD HI di
Satuan PAUD
Sesuai dengan program semester dan program tahunan satuan PAUD
• Mengukur tinggi, berat badan, dan lingkar kepala anak sebulan sekali
• Melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
• Membiasakan PHBS di lingkungan sekolah dilakukan setiap hari

Sesuai dengan kesepakatan dan/atau ketentuan dengan lembaga/individu lain


• Pemberian vitamin A setiap enam bulan sekali di Posyandu/Puskesmas;
• Kunjungan dokter atau tenaga medis Puskesmas untuk pemeriksaan gigi anak;
• Kelas orang tua yang melibatkan narasumber dari OPD;
• Kelas inspirasi yang melibatkan narasumber orang tua atau lembaga/individu yang relevan
dengan tema pembelajaran
• Kunjungan ke tempat-tempat di sekitar sekolah yang sesuai dengan tema pembelajaran
(misalnya: kantor polisi, kolam ikan, pemadam kebakaran, sekolah dasar yang akan mereka
masuki)
“ Satuan PAUD melaksanakan PAUD-HI tidak
dari NOL

Perlu penguatan sebagai upaya untuk memenuhi


kebutuhan-kebutuhan esensial anak

Bangun kolaborasi dengan OPD dan lembaga pemerintah“


yang relevan, orang tua, dan masyarakat (lembaga atau
individu)
Banyak program/kegiatan terkait
dengan pemenuhan kebutuhan
esensial anak di satuan PAUD
yang sudah dilaksanakan, namun
ada pula yang baru dilakukan di
sedikit satuan PAUD.
Menghentikan eksploitasi pada anak melalui PAUD di
Bantaran Sungai Gajah Wong
 Kemiskinan sering berakibat pada eksploitasi anak. Sekolah di bantaran sungai Gajah Wong didirikan
pada tahun 2009 untuk memutus mata rantai kedua hal tersebut. Ini dilakukan setelah pendekatan
ekonomi dinilai kurang efektif.

 Sekolah ini berlokasi di permukiman yang sebagian besar dihuni oleh pemulung, pengemis, pekerja
seks, dan pengamen yang lebih dikenal sebagai kampung pemulung. Secara administratif
keberadaannya ilegal sehingga banyak layanan umum yang tidak tersedia. Akibatnya banyak anak lahir
tanpa akta kelahiran dan tanpa pendidikan yang layak.

 Upaya pengelola sekolah yang melibatkan orang tua dan masyarakat dalam menjalankan proses
pembelajaran mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Setelah beberapa tahun upaya ini membawa
hasil yang menggembirakan. Kesadaran orang tua untuk mengasuh dengan baik dan menyekolahkan
anaknya semakin baik.
Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=Ur2owxuEJjY
https://www.youtube.com/watch?v=K9xi-S5kFxg
Pembelajaran Tatap Muka di Satuan PAUD
Quantum Kids Pekanbaru, Riau
Atas desakan orang tua, pengelola satuan PAUD Quantum Kids memutuskan untuk melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk
semua kelompok usia sejak bulan Januari 2021 (sebelumnya hanya untuk TPA). Ini terjadi setelah melalui sejumlah persiapan fisik dan
spiritual yang melibatkan pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua.
Selain aturan terkait protokol kesehatan yang biasa dilakukan di tempat lainnya (3M), Quantum Kids mempunyai banyak aturan lain
untuk memastikan terhindarnya anak maupun para guru dari Covid-19 dan penyakit lainnya. Aturan-aturan itu di antaranya adalah
sebagai berikut.

 Selama di sekolah anak menggunakan sandal sekolah.


 Anak dibagi dalam beberapa kelompok dan anak berada di kelompok yang sama sepanjang hari. Jika satu anak dalam kelompok ada
yang positif terkena Covid-19, maka semua anak dan guru di kelompok ini wajib menjalani isolasi selama 14 hari.
 Anak membawa alat sholat masing-masing, selalu dibawa pulang, dan dicuci.
 Pembelajaran lebih banyak dilakukan di luar kelas.
 Menguatkan anak-anak bisa membaca pesan tubuhnya, peduli pada lingkungan,
 Setiap alat yang dipakai anak dilap terlebih dahulu sebelum dipakai anak lain.
 Anak membawa bekal masing-masing.
 Jika ada anak yang ketahuan sakit saat sudah di satuan PAUD, maka kelompok itu akan menghentikan PTM selama seminggu.
 Serupa dengan saat sebelum pandemi, satuan PAUD ini banyak bekerja sama dengan banyak pihak lain, terutama orang tua, untuk
mendukung pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan esensial anak.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VpsdPvd71t8
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaksanaan

 Pemantauan dan evaluasi ini  Kecuali memberi informasi  Untuk pelaporan,


dilakukan untuk memastikan yang diminta oleh mereka satuan PAUD bisa
program dan kegiatan yang ditugaskan melakukan menyampaikan
yang direncanakan bisa pemantauan, GTK satuan program dan kegiatan
mengarah pada pemenuhan PAUD bisa memanfatkannya yang nyata dilakukan.
kebutuhan esensial anak. Ini dengan membahas isu-isu yang
bisa dilakukan baik oleh Dinas muncul, memberi saran, dan
Pendidikan maupun oleh OPD meminta dukungan untuk
lain yan relevan. pelaksanaan yang lebih baik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai