1 2 3
Pemahaman mengenai Berbagai penelitian telah Pentingnya periode ini sebagai penentu
pentingnya periode usia dini menunjukkan bahwa usia lahir perkembangan seseorang di usia dewasa,
pada anak telah berkembang sampai dengan delapan tahun sudah secara nyata diakui oleh negara-negara
secara signifikan dalam dekade adalah usia yang sangat penting di dunia (UNESCO, 2006). Dalam kesepakatan
terakhir dengan basis disiplin bagi pembentukan fondasi dari pembangunan dunia yang berkelanjutan atau
ilmu yang semakin kaya dan berbagai kemampuan dasar anak dikenal dengan “Sustainable Development
mencakup kesehatan, nutrisi, mulai dari kemampuan motorik, Goals” (SDG), akses dan kualitas pendidikan
pendidikan, perkembangan kognitif, hingga kemampuan sosial dan perkembangan anak usia dini menjadi
linguistik serta pola pengasuhan. (UNICEF, 2018; Garcia et al., 2016; salah satu target prioritas untuk masa lima
Britto et al., 2011). belas tahun mendatang (tahun 2016 s.d 2030).
PENDAHULUAN
4 5
Indonesia berkomitmen memenuhi tujuan SDGs, melalui Secara spesifik, upaya peningkatan kualitas
hadirnya Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 layanan untuk anak usia dini, menjadi
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Sasaran 4.2 di dalam SDGs. Sasaran 4.2 SDGs
Berkelanjutan. Peningkatan akses dan kualitas layanan menyatakan bahwa pada tahun 2030 semua
pendidikan bagi masyarakat Indonesia akan memacu anak perempuan dan laki-laki memiliki akses
pencapaian terhadap tujuan dan sasaran lainnya dalam terhadap perkembangan dan pengasuhan
tujuan lain di dalam SDGs, terutama untuk anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra-
meningkatkan indeks pembangunan manusia Indonesia sekolah dasar yang berkualitas, sehingga
dalam hal peningkatan daya saing. mereka siap untuk menempuh pendidikan
dasar.
Kondisi Anak-anak Indonesia
Saat ini
Pengasuhan,
Akses dan Partisipasi
Kesehatan Perlindungan dan
ke PAUD
Kesejahteraan Anak
• 37.52% (0-6 tahun) • 27,7% mengalami • Kepemilikan akta
• 55.38% (5-6 tahun) tengkes (stunting) kelahiran pada anak
atau gagal tumbuh usia 0-17 tahun di
rumah tangga
termiskin dua kuintil
terbawah baru
mencapai 80%
Konsep Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik Integratif Kronosistem
(PAUD-HI) Berubah Seiring Waktu
Ekosistem
Lingkungan Tidak Langsug
Mekosistem
Koneksi
Mikrosistem
Lingkungan Terdekat
Anak
“PAUD-HI merupakan upaya untuk memenuhi hak
anak di bidang pendidikan, kesehatan dan gizi,
perlindungan, pengasuhan, dan kesejahteraan anak”
Dua hal penting dalam pengertian PAUD-HI (Perpres No.
60 tahun 2013)
• Anak usia dini adalah anak sejak janin (usia 0 tahun) dalam kandungan sampai dengan usia
6 (enam) tahun yang dikelompokkan atas janin dalam kandungan sampai lahir. lahir sampai
dengan usia 28 (dua puluh delapan) hari, usia 1 (satu) sampai dengan 24 (dua puluh empat)
bulan, dan usia 2 (dua) sampai dengan 6 (enam) tahun.
• PAUD-HI adalah upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan
terintegrasi. Kebutuhan esensial mencakup layanan pendidikan, kesehatan dan gizi,
perlindungan, pengasuhan, dan kesejahteraan anak.
TUJUAN
PAUD HI
Tujuan Khusus PAUD HI
a. Terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi kesehatan dan
gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan sosial-emosional dan pengasuhan sehingga
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai kelompok umur;
c. Terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antar
lembaga layanan terkait, sesuai kondisi wilayah; dan
d. Terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga, masyarakat,
pemerintah dan pemerintah daerah, dalam upaya pengembangan anak usia dini
secara holistik- integratif.
Miskonsepsi akan PAUD HI
1. Terkadang PAUD-HI dimaknai sebagai jenis unit baru, bukan sebagai
upaya peningkatan kualitas layanan PAUD di suatu satuan;
2. Satuan PAUD diharapkan untuk menyediakan layanan holistik integratif
secara mandiri, padahal penyediaan layanan tersebut memerlukan
dukungan dari pihak-pihak lain, khususnya dari pemerintah daerah; dan
3. Penambahan tugas bagi satuan dan pendidik PAUD sebagai penyedia
berbagai layanan esensial, sebelum pemastikan tugas utamanya (layanan
pedidikan) sudah terlaksana.
Unsur-Unsur Kinerja
Layanan PAUD HI
di Satuan PAUD
Proses
Transformasi
Satuan PAUD
Hubungan PAUD HI dengan konsep PAUD
Berkualitas
Peran Dinas Pendidikan
Dalam Penyelenggaraan
PAUD HI
Simultan - Pemenuhan kebutuhan esensial anak yang beragam sering dilakukan tidak secara
berurutan, tetapi secara bersama-sama atau serentak.
Sistematis - Agar terarah, pemenuhan kebutuhan esensial anak dilakukan dengan cara atau
metode yang teratur melalui peraturan-peraturan atau dokumen formal (mis. Standar
operasional prosedur/SOP) yang ditetapkan baik di lingkungan satuan PAUD, lembaga di
lingkungan pemerintah daerah, maupun lembaga lainnya.
Terintegrasi – Untuk hasil yang lebih efektif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan esensial
anak, sejumlah program yang melibatkan beberapa pihak perlu dilakukan secara terpadu.
Kebutuhan-Kebutuhan Esensial Anak
Pendidikan
Layanan dasar ini menjadi tugas utama satuan
PAUD untuk mengembangkan berbagai
potensi anak yang mencakup nilai-nilai agama
dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan
sosial-emosional.
Satuan PAUD sebagai tempat berbagai aktivitas layanan untuk memenuhi kebutuhan
esensial anak, termasuk oleh lembaga-lembaga lain
Contoh
• Gedung dan/atau halaman satuan PAUD bisa digunakan untuk kegiatan Posyandu untuk
pengukuran berat dan tinggi badan, pemberian Vitamin A, dan pemberian makanan
tambahan. Bina Keluarga Balita (BKB) juga bisa diberi ruang untuk menggunakan
fasilitas satuan PAUD untuk kegiatan kelas orang tua dengan berbagai tema.
Peserta kegiatan ini bisa termasuk orang tua dan anak-anak yang tidak bersekolah di
satuan PAUD yang fasilitasnya digunakan.
PAUD-HI mendorong PTK pada satuan PAUD untuk mendapatkan informasi tentang layanan
pemenuhan kebutuhan anak, termasuk yang dilakukan oleh lembaga-lembaga lain. Dengan
informasi ini mereka bisa menghubungkan anak/orang tua yang membutuhkan layanan dari
lembaga yang relevan.
Contoh
• Menghubungkan orang tua yang anaknya belum mempunyai Akta Kelahiran dan Kartu
Identitas Anak ke Dinas Dukcapil;
• Menghubungkan orang tua dari anak yang mempunyai kebutuhan khusus dengan profesional
yang diperlukan, misalnya terapis, psikolog, dinas sosial, dan komunitas yang sesuai;
• Melibatkan berbagai pihak dari lembaga-lembaga yang ada untuk memberikan informasi
langsung kepada orang tua (kelas orang tua) atau anak (kelas inspirasi)
Satuan PAUD sebagai Penghubung atau Hub
PTK pada satuan PAUD yang dinilai bagus dalam melaksanakan PAUD-HI bisa menjadi
mentor atau fasilitator untuk satuan-satuan PAUD di sekitarnya yang belum
melaksanakan. Ini bisa dilakukan di antaranya dengan berbagi praktik baik melalui pusat
kegiatan gugus (PKG) PAUD, kelas orang tua, dan sosial media.
Pihak-pihak lain dalam Pelaksanaan PAUD-HI dan Contoh Program
yang Bisa Diintegrasikan di Satuan PAUD
Kepolisian Resor (Polres) dan Kepolisian Sektor Tokoh Masyarakat – menyosialisasikan PAUD-HI
(Polsek) – pencegahan kekerasan pada anak dan
Polisi Sahabat Anak Orang Tua – Peserta dan narasumber kelas orang
tua, kelas inspirasi
Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan
Pengendalian Obat dan Makanan (BPOM) – Pemengaruh (Influencer) – menyosialisasikan PAUD-
menyosialisasikan pencegahan konsumsi minum HI, menyebarkan praktik baik
dan makanan terlarang
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) – kelas
Badan Penanggulangan Bencana Daerah inspirasi, kelas orang tua, dan membangun satuan
(BPBD)dan Pemadam Kebakaran – program PAUD yang lebih nyaman melalui program CSR
pengurangan resiko bencama
Kemiskinan sering berakibat pada eksploitasi anak. Sekolah di bantaran sungai Gajah Wong
didirikan pada tahun 2009 untuk memutus mata rantai kedua hal tersebut. Ini dilakukan
setelah pendekatan ekonomi dinilai kurang efektif.
Sekolah ini berlokasi di permukiman yang sebagian besar dihuni oleh pemulung, pengemis,
pekerja seks, dan pengamen yang lebih dikenal sebagai kampung pemulung. Secara
administratif keberadaannya ilegal sehingga banyak layanan umum yang tidak tersedia.
Akibatnya banyak anak lahir tanpa akta kelahiran dan tanpa pendidikan yang layak.
Upaya pengelola sekolah yang melibatkan orang tua dan masyarakat dalam menjalankan
proses pembelajaran mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Setelah beberapa tahun
upaya ini membawa hasil yang menggembirakan. Kesadaran orang tua untuk mengasuh
dengan baik dan menyekolahkan anaknya semakin baik. Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=Ur2owxuEJjY
https://www.youtube.com/watch?v=K9xi-S5kFxg
Pembelajaran Tatap Muka di Satuan PAUD Quantum Kids
Pekanbaru, Riau
Atas desakan orang tua, pengelola satuan PAUD ini memutuskan untuk melakukan pembelajaran tatap muka
(PTM) untuk semua kelompok usia sejak bulan Januari 2021 (sebelumnya hanya untuk TPA). Ini terjadi setelah
melalui sejumlah persiapan fisik dan spiritual yang melibatkan pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua.
Selain aturan 3M, Quantum Kids mempunyai banyak aturan lain untuk memastikan terhindarnya anak maupun
para guru dari Covid-19. Aturan-aturan itu di antaranya adalah sebagai berikut.
Selama di sekolah anak menggunakan sandal sekolah serta membawa bekal dan alat sholat sendiri.
Anak dibagi dalam beberapa kelompok dan mereka berada di kelompok yang sama sepanjang hari. Jika satu
anak dalam kelompok ada yang positif terkena Covid-19, maka semua anak dan guru di kelompok ini wajib
menjalani isolasi selama 14 hari. Jika sakitnya bukan Covid, PTM di kelompok ini berhenti selama seminggu.
Pembelajaran lebih banyak dilakukan di luar kelas.
Pembelajaran lebih menguatkan anak-anak bisa membaca pesan tubuhnya, peduli pada lingkungan
Setiap alat main yang dipakai anak dilap terlebih dahulu sebelum dipakai anak lain.
Karena banyak orang tua yang tidak disiplin di hari pertama PTM, maka PTM hari kedua dibatalkan. Hari ketiga
dibuka lagi setelah hari ke 3 dilakukan lagi setelah orang tua berkomitmen untuk mengikuti aturan.
Serupa dengan saat sebelum pandemi, satuan PAUD ini banyak bekerja sama dengan banyak pihak lain,
terutama orang tua, untuk mendukung pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan esensial anak.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=VpsdPvd71t8
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaksanaan