1, Maret 2015 55
Abstrak – Ketentuan tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah diatur dalam pasal 28
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada
dasarnya banyak cara yang telah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
memperluas akses layanan PAUD bagi seluruh lapisan masyarakat, antara lain (1) bantuan
pendirian/rintisan satuan PAUD baru, (2) bantuan pembangunan/penyediaan fasilitas PAUD, dan (3)
penambahan satuan layanan PAUD yang sudah berjalan seperti TK/KB/TPA/SPS. Namun tentunya
pemerintah tidak bisa bergerak sendiri, karena itu banyak lembaga atau yayasan lain yang ikut serta
dalam upaya ini, salah satunya Yayasan Asih Foundation (YAF). Lembaga ini sudah berhasil
memberdayakan masyarakat dalam hal pendirian dan pembinaan lembaga PAUD di seluruh
Indonesia, termasuk di Jabotabek. Riset ini akan mendeskripsikan tentang strategi pemberdayaan
yang diterapkan oleh Yayasan Asih Foundation. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif,
dengan subjek 3 sekolah di Jabotabek. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan observasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa pemberdayaan msyarakat yang dilakukan oleh Yayasan Asih
Foundation berada di level messo. Lembaga PAUD dapat merasakan perubahan dan manfaat dari
pembinaan yang diberikan oleh YAF meski pembinaan yang utama hanya berlangsung selama 2 tahun.
PAUD binaan ini dapat mengembangkan diri
Kata Kunci – Pendidikan Anak Usia Dini, Pembangunan Masyarakat, Pengembangan Masyarakat
Abstract - The regulation on Early Childhood Education has been regulated in Article 28 of Law of the
Republic of Indonesia Number 20 of 2003 on National Education system. Basically, many ways have
been done by the Ministry of Education and Culture to expand access to early childhood education
services for all levels of society, among others (1) support the establishment/ stub new Early Childhood
Education unit, (2) help construction/provision of EDC facilities, (3) and the addition of early childhood
services units such as TK / KB / TPA / SPS. But of course the government cannot move alone, therefore
many institutions or other foundations that participate in this effort, one of the Asih Foundation. This
institution has succeeded in empowering the community in terms of establishment and development of
Early Childhood Education institutions across Indonesia, including in Jabotabek. This research is will
described about strategy empowerment apllied by Asih Fondation. The research method used is
qualitative, with the subject of 3 schools in Jabotabek.. Data collection techniques are interviews and
observations. The results show that community empowerment conducted by Yayasan Asih Foundation
is at the messo level. Early Childhood Education institutions can feel the changes and benefits of
coaching provided by Asih Fondation even though the main coaching takes only 2 years. Early
Childhood Education under supervisor of it can be developing themselves.
Deklarasi ibu negara sebagai Bunda PAUD sedikit lembaga PAUD yang menghadapi
nasional sampai dengan bunda PAUD Propinsi, permasalahan dalam pengembangan PAUD baik
Kabupaten/Kota serta liputan media massa dan karena terbatasnya tenaga pendidik yang kompeten
elektronik tentang perlindungan anak telah maupun karena terbatasnya kemampuan keuangan
menunjukkan tumbuhnya kesadaran masyarakat sehingga tidak mampu menutupi biaya
akan pentingnya PAUD. Ini terbukti bahwa dari operasional. Akhirnya lembaga PAUD tersebut
tahun ke tahun Angka Partisipasi Kasar (APK) ditutup.
PAUD makin meningkat dan jumlah layanan
PAUD bertambah secara berarti. Namun Yayasan Asih Foundation merupakan salah satu
pertumbuhan minat orang tua untuk mendidik yayasan yang telah sukses mendirikan puluhan
anaknya di PAUD tidak seimbang dengan lembaga PAUD di seluruh Indonesia, termasuk di
kebutuhan akan ketersediaan lembaga PAUD daerah Jabodetabek. Yayasan Asih Foundation
sehingga akses layanan PAUD masih sangat dengan visi berkomitmen menumbuhkan
terbatas, utamanya bagi masyarakat yang kurang kembangkan potensi kemandirian masyarakat yang
mampu. bertumpu pada sumber daya lokal berbasis pada
program pendidikan anak usia dini. Melalui misi
Permasalahan utama dalam pendidikan di Yayasan Asih Foundation untuk: (1) membangun
Indonesia adalah pemerataan dan akses layanan diri menjadi lembaga yang berfungsi sebagai
PAUD dan kualitas layanan PAUD. Permasalahan motor pertumbuhan program pendidikan anak usia
akses layanan ini antara lain disebabkan oleh dini, (2) menumbuhkan jejaring sosial elemen
pembiayaan yang terbatas, luas wilayah Indonesia pembangunan (pemerintah, perusahaan, lembaga
ditambah lagi dengan demografi yang sangat swasemabada masyarakat dan warga masyarakat),
beragam, sehingga jarak tempuh menjadi kendala (3) mendorong lahirnya sarana pendidikan anak
utama dalam perluasan akses layanan. Sementara usia dini yang merakyat, dan (4) mengadvokasi
itu terkait dengan mutu pendidikan dipengaruhi paradigma pendidikan bagi anak usia dini dan hak
oleh fasilitas lembaga layanan PAUD yang masih belajar anak-anak jalanan.
kurang dan pendidik yang masih berkualifikasi
rendah. Keikutsertaan Yayasan Asih Foundation dalam
mendirikan dan mengembangkan PAUD sampai
Pada dasarnya banyak cara yang telah dilakukan mandiri ini di kalangan masyarakat kurang mampu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk patut menjadi model pengembangan PAUD.
memperluas akses layanan PAUD diantaranya: Yayasan seperti ini diperlukan untuk mendukung
program satu PAUD satu Desa dan di wilayah program pemerintah yang belum mampu
khusus, melalui: (1) bantuan pendirian/rintisan menjangkau masyarakat terbawah. Disamping itu
satuan PAUD baru, (2) bantuan Yayasan Asih Foundation juga memperhatikan
pembangunan/penyediaan fasilitas PAUD, dan (c) keberlanjutan lembaga PAUD yang didirikan
penambahan satuan layanan PAUD yang sudah sehingga terus dapat melayani masyarakat kurang
berjalan seperti TK/KB/TPA/SPS (Ditjen mampu di lembaga PAUD yang didirikan.
PAUDNI, 2013: 45). Semua program yang
dikembangkan oleh pemerintah ini belum mampu Permasalahan utama pendidikan di Indonesia
menjangkau jumlah anak usia dini yang perlu termasuk masalah PAUD adalah masalah akses
pelayanan. Terkait dengan jumlah yang perlu layanan dan kualitas layanan PAUD. Pemerintah
diperjuangkan untuk layanan PAUD diproyeksikan dihadapkan pada permasalahan yang pelik antara
penambahan satuan PAUD dengan data dasar kualitas layanan PAUD di satu sisi dan kuantitas
237.176 lembaga (2009), maka pada periode layanan PAUD di sisi lainnya. Kuantitas terkait
percepatan perluasan layanan PAUD (2011-2015) dengan akses pendidikan bagi seluruh anak
setiap tahun dibutuhkan tambahan sekitar 32.000 Indonesia yang diyakini berdampak pada
sampai dengan 42.000 satuan layanan PAUD baru pendidikan lanjut dan masa depan anak kelak di
(Ditjen PAUDNI, 2013:45). masa dewasanya. Keterbatasan pendanaan
pemerintah untuk menjangkau semua anak
Selain permasalahan masih terbatasnya layanan mengharuskan lembaga PAUD mencari sumber-
atau kekurangan jumlah lembaga untuk pelayanan sumber pembiayaan lain selain dari pemerintah
PAUD, masalah keberlanjutan lembaga baik untuk mendirikan lembaga PAUD yang baru
pendidikan yang telah berdiri juga merupakan maupun untuk keberlanjutan lembaga PAUD yang
masalah yang tidak kalah pentingnya. Tidak telah berdiri. Untuk itu setiap lembaga harus
58 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015
1. Menciptakan suasana yang memungkinkan Menurut Bryant dan White (1989: 25),
masyarakat berkembang (enabling); Pemberdayaan hendaknya dipahami sebagai suatu
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki proses meningkatkan kemampuan masyarakat
sehingga mereka dapat memecahkan masalahnya
oleh masyarakat (empowering);
sendiri dengan cara memberikan kepada mereka
3. Memberdayakan juga dapat diartikan sebagai kepercayaan untuk mengelola program-program
melindungi. tertentu atas keputusannya sendiri. Sementara itu
Soetrisno (1995), mendefinisikan partisipasi
Prijono (1996: 97) berpendapat bahwa merupakan kerjasama antara rakyat dan
memberdayakan rakyat mengandung makna pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan,
mengembangkan, memandirikan, mensadarkan melestarikan dan mengembangkan hasil
dan memperkuat potensi tawar-menawar pembangunan. Dalam pengertian ini rakyat
masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan- diasumsikan mempunyai aspirasi, nilai budaya
kekuatan penekan disegala bidang dan sektor yang perlu diakomodasikan dalam proses
kehidupan, disamping itu juga mengandung arti perencanaan dan pelaksanaan suatu program
melindungi dan membela denggan berpihak pembangunan. Sedangkan menurut Bryant dan
kepada yang lemah, untuk mencegah terjadinya White (1989), mendefinisikan peran serta sebagai
persaingan yang tidak seimbang dan eksploitasi keterlibatan diri masyarakat dalam penyusunan
yang lemah. rencana dan pelaksanaan proyek. Jadi partisipasi
dalam hal ini dapat diartikan sebagai keterlibatab
Pandangan lain dikemukakan juga oleh Kiefer masyarakat setempat secara aktif dalam
dalam Prijono dan Pranarka (1996: 72) bahwa: pengambilan keputusan, baik dalam perencanaan
“Empowering is an interactive and higly maupun pelaksanaan terhadap proyek-proyek
subjective relationship of individuals and their pembangunan untuk masyarakat.
environment, it demand innovation in qualitative/
ethnographic methodology and special strategy to Weissglass (1990: 351-370), memberikan suatu
capture the intens experience ofhuman struggle pengertian tetntang pemberdayaan bahwa
and tranformation. Pemberdayaan adalah saling pemberdayaan menurutnya sebagai “A process of
terkait dan mempunyai hubungan yang sangat supporting people to contruct new meaning and
subjektif pada individu dengan pemberdayaan itu exercise their freedom to choose”, artinya suatu
sendiri, yang membutuhkan inovasi yang proses yang membangkitkan masyarakat untuk
berkualitas dengan metodologi dan strategi tertentu membangun makna dan menggunakan hak
untuk menangkap pengalaman yang kebebasan untuk menentukan pilhan yang baru.
berkesinambungan dalam perjuangan manusia dan Sementara itu menurut Irwin (1995: 82):
perubahannya”. “Empowering other people means giving them
a cance to make their special contribution … your
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep contribution may be a particular talednt, a
pembangunan ekonomi yang merangkum nilai- particular energy, a particular loving way be with
nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma people” upaya memberdayakan masyarakat itu
baru pembangunan, yakni yang bersifat “people berarti memberikan kepada masyarakat peluang
centred, participatory, empowering, and untuk melibatkan diri dengan hal-hal yang
sustainable” (Chambers, 1995). Konsep ini lebih menyangkut paham, bakat, kekuatan dan
luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan kesenangan masyarakat” (Irwin 1995: 82).
dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa
untuk mencegah proses kemiskinan lebih lanjut pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk
(safety net), yang pemikirannya belakangan ini memandirikan masyarakat lewat perwujudan
banyak dikembangkan sebagai upaya mencari potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun
alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut
masa yang lalu. Konsep ini berkembang dari upaya dua kelompok yang saling terkait, yaitu
banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan
antara lain oleh Friedman (1992) disebut sebagai pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak
alternative development, yang menghendaki yang memberdayakan.
‘‘inclusive democracy, appropriate economic
growth, gender equality and intergenerational
equaty”. (Kartasasmita, Ginanjar 1997)
60 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015
oleh pengurus dan pendidik PAUD diperkuat berkomitmen untuk selalu menumbuhkembangkan
melalui triangulasi data melalui observasi dan sebanyak mungkin anak kurang mampu dengan
wawancara pada pengurus dan pendidik PAUD, sarana pendidikan anak usia dini yang memadai.
orang tua, dan masyarakat sekitar sekolah. Dengan segala daya, YAF terus berupaya
mewujudkan tempat-tempat belajar bagi anak usia
Tempat dan Waktu Penelitian dini. YAF berkomitmen menumbuhkembangkan
Penelitian dilaksanakan di 3 (tiga) lembaga PAUD potensi AUD dengan kemandirian masyarakat
di bawah binaan Yayasan Asih Foundation yang yang bertumpu pada sumber daya lokal berbasis
berada di Wilayah Jabodetabek. Sedangkan waktu pada program pendidikan anak usia dini (PAUD).
penelitian berlangsung selama 5 (lima) bulan.
Misi YAF adalah menjadi wadah yang berfungsi
Ruang Lingkup dan Objek Penelitian sebagai motor pertumbuhan program PAUD,
Ruang lingkup dan objek penelitian meliputi hal- menumbuhkembangkan jejaring sosial elemen
hal sebagai berikut : pembangunan, seperti pemerintah, perusahaan,
a. Wilayah penelitian dibatasi pada lembaga lembaga swadaya masyarakat, dan warga
PAUD di Jabodetabek di bawah binaan Yayasan masyarakat yang peduli. Saat ini, setidaknya YAF
Asih Foundation. telah membangun tak kurang dari 37 PAUD yang
b. Sasaran Penelitian adalah pengurus yayasan, tersebar di wilayah kantong kemiskinan di
kepala sekolah dan guru PAUD di lembaga binaan Jabodetabek dan di berbagai wilayah di Indonesia
Yayasan Asih Foundation. termasuk di Kabupaten Solok Selatan Provinsi
c. Penelitian hanya mengkaji kebijakan yayasan Sumatera Barat, serta Kalimantan Timur. Untuk
dalam pendirian dan pengembangan PAUD. wilayah Jabodetabek saja setidaknya telah
terwujud 25 PAUD, antara lain pada 6 Desember
Alat Pengumpul Data 2011 didirikan di daerah Parung, Bogor. Saat ini
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam PAUD binaan YAF setidaknya telah menampung
penelitian ini adalah pedoman wawancara. Selain seribuan lebih anak usia dini, dan memberdayakan
itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan ratusan guru PAUD.
observasi. Wawancara dan observasi digunakan
untuk triangulasi data terhadap subjek dan Sebagai suatu lembaga, Asih Foundation tidak
informan kunci. bekerja sendiri, namun juga membuka peluang
bekerja sama dengan banyak pihak. YAF
Pengolahan dan Analisis Data membuka peluang bagi tokoh masyarakat dan
Berdasarkan data primer dan data sekunder yang pengusaha untuk bekerjasama membuka beberapa
diperoleh, maka data selanjutnya diolah dan tempat PAUD di wilayah yang warganya masih di
dianalisis dengan menggunakan analisis Kualitatif bawah garis kemiskinan dan tidak mampu.
melalui hasil deskripsi observasi dan wawancara
dengan responden. YAF juga membangun sistem untuk saling berbagi
antar PAUD binaan. Tujuannya adalah untuk
menjalin komunikasi antar PAUD dengan YAF.
HASIL DAN PEMBAHASAN Selian itu, YAF menggelar pertemuan dengan
seluruh pengurus dan guru-guru, setahun dua kali.
Profil Yayasan ASIH Foundation Tujuan berkumpul ini adalah untuk saling sharing
Yayasan Asih Foundation (selanjutnya diistilahkan sekaligus silaturahmi. Berdasarkan kegiatan
YAF) adalah sebuah yayasan yang berdiri pada 10 tersebut, YAF menemukan masalah yang muncul
Desember 2007. Yayasan ini didirikan oleh kemudian adalah bahwa ternyata bukan hanya
Miranty Abidin, Didik J Rachbini, dan Hendro fasilitas fisik yang dibutuhkan oleh masyarakat
Martowardojo. Berawal dari adanya pemikiran tersebut, tapi juga diperlukan upaya-upaya
bahwa perhatian yang diberikan pemerintah pemberdayaan masyarakat yang nantinya akan
terhadap pendidikan anak usia dini masih relatif menjadi tenaga-tenaga pengelola sarana
rendah, YAF mewujudkan sebuah wadah yang pendidikan tersebut. Salah satu bentuknya adalah
memfokuskan kegiatan di bidang pendidikan bagi dengan memberdayakan masyarakat (khususnya
anak-anak berusia 2-4 tahun atau Lembaga Ibu dan anggota posyandu) sekitar sebagai tenaga
Pendidikan Anak Usia Dini (Lembaga PAUD). pengajar di sekolah-sekolah alternatif di beberapa
Perhatian YAF terutama untuk anak-anak dari wilayah tersebut
keluarga tidak mampu dan yatim piatu. YAF juga
64 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015
untuk ngobrol soal pentingnya PAUD bagi anak ditandai dengan suatu keputusan musyawarah
mereka. Awalnya memang susah, Bun, karena YAF sebagai pengasuh dalam meningkatkan mutu
sebagian warga sini kalangan ekonomi lemah, ga pendidik dan masyarakat, diantaranya pendidik
mikir gimana-gimananya. Tetapi setelah dikasih PAUD dikirim mengikuti penataran manajemen
pencerahan sama Bu Yati dari Asih, pelan-pelan pengajaran PAUD.
tuh Bun, mau... Apalagi melihat perkembangan “... diikutsertakan pelatihan untuk guru, baik dari
anak didik bunda Itoh, pinter-pinter gitu” Diknas, Perguruan Tinggi, atau Yayasan Asih
sendiri, pokoknya kita sering diajak [...] yang ikut
Tidak jauh berbeda dengan penjelasan dari kepala pelatihan harus berbagi pengetahuan dan skillnya
sekolah PAUD Baitul Uyun : kepada yang lain, biar ilmunya sama, ya
“kami tuh dapat kontak Bu Yati, untuk setidaknya bedanya dikit lah. Misalnya saya
mendapatkan pengetahuan, juga pengalaman pernah ikut pelatihan untuk sentra, guru yang lain
bagaimana caranya mengelola PAUD, menyusun pernah ikut studi banding ke PAUD lain yang
visi misi, mengajak orang tua biar mau nyekolahin masih di bawah ASIH juga. [...] 2 (dua) orang
anak di PAUD. Bu Yati dari Asih ngajarin semua, guru kita pernah diajak sama Bu Yati ikut
Bun, gimana baiknya dalam penyelenggaraan pelatihan pendidik PAUD yang diselenggarakan
lembaga ini. oleh prodi PG PAUD Universitas Al Azhar
Indonesia. [...] ikut pelatihan pengelolaan lembaga
b. Selanjutnya YAF mendorong masyarakat untuk PAUD, baik yang diselenggarakan oleh Diknas
berperan aktif dalam pembangunan dan setempat ataupun Perguruan Tinggi...”
pengembangan Lembaga PAUD. Dengan
dorongan dari YAF, terbukti elemen masyarakat Informasi yang sama juga diperoleh dari PAUD
(terutama para tokohnya) tanpa ragu mau menemui Nurunnajah,
para calon orang tua murid dari rumah ke rumah “kita (kami) mah bareng, Bun dengan PAUD
untuk memberikan informasi, tujuan, dan manfaat Yasmin. Hampir semua yang PAUD Yasmin ikut,
berdirinya lembaga pendidikan tersebut. Hal ini kita (kami) juga ikut”
dilakukan terutama bagi warga masyarakat yang
mempunyai anak usia dini. Informasi yang sedikit berbeda diperoleh dari
Seperti yang disampaikan oleh kepala Sekolah PAUD Baitul Uyun,
PAUD Nurunnajah : “Selain pendidikan dan pengajaran, kami diajak
“Sebagian orang tua, yang awalnya anteng, ga Bu Yati ke bank sampah di daerah Bogor sana,
tertarik, akhirnya mau Bun, malah ujung- Bun. Mungkin karena Bu Yati lihat lokasi kami
unjungnya bantuin kita. Didatengin tuh satu satu deket banget dengan tumpukan sampah, harus
para orang tua calon murid yang lain. diolah nih sampahnya biar anak-anak kami ga
Alhamdulillah, Bun. Sudah beberapa tahun kebauan sampah [...] sampahnya diolah supaya
terakhir selalu minimal kita terima 3 kelas, Bun” memiliki nilai jual.
Informasi tidak jauh berbeda disampaikan oleh Ketika dilakukan triangulasi kepada Bu Yati dari
Kepala Sekolah Baitul Uyun YAF, beliau menyatakan
“Awalnya susah banget Bun berharap partisipasi “Orang-orang ini kasihan, Bu, masyarakat yang
warga biar mau nyekolahin anaknya di PAUD. termasuk ekonomi lemah, sering dimarjinalkan.
Tapi lama-lama warganya mau, sekarang Pak RT Susah buat dapat pendidikan dini, biasanya
sering ikut mikirin gimana PAUD ini ke depan” PAUDnya jauh, bikin orang tua males nganterin
anaknya buat sekolah. Ini Alhamdulillaah ada
c. Peran berikutnya ”menjadi penghubung yang mau kelola, ya kami bantu aja lah, dikit-dikit
Lembaga dan Wali Murid” hal ini terbukti dengan [...] Baitul Uyun ini Bu, waktu pertama kali saya
adanya program, kebijakan yang akan ke sini, aduuuuuuhhhhh, bau sampah dimana-
dilaksanakan, ataupun problema yang terjadi yang mana [...] ihh anak-anak gimana mau belajar
sekiranya tidak sampai mengumpulkan wali murid, kalau begitu. Saya aja awalnya jijik banget [...]
yang disampaikan lewat masyarakat terutama yang mengajak pengelolanya ke bank sampah di Bogor.
termasuk dalam komunitas orang tua yang selalu Setelah itu mereka (PAUD Baitul Uyun) malah
mengantarkan anaknya. berkreasi sendiri, barang yang awalnya sampah
malah dijadikan alat permainan edukatif (APE).”
d. Peran selanjutnya adalah ”Membantu
meningkatkan kualitas pendidikan” ini Pelatihan yang diberikan juga terkait pengelolaan
66 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015
keuangan lembaga PAUD, yang dapat tetapi membantu dalam hal mencarikan link atau
memperbaiki fasilitas pembelajaran seperti networking. Seperti yang disampaikan oleh kepala
komputer, VCD player, speaker active, kamera sekolah PAUD Yasmin,
digital, dan perlengkapan APE lainnya baik indoor “Setelah ikut pelatihan sekali, kami jadi kenal
ataupun outdoor. banyak orang, banyak pihak yang berkaitan
“Alhamdulillaah..., PAUD Yasmin sudah dengan penyelenggaraan PAUD, jadi kami suka
memiliki sejumlah sarana yang cukup lah, Bun. tanya kalau ada beasiswa, atau dana buat bangun
Ada komputer, VCD Player juga, lumayan” sekolah kita ini [...] kenalan dengan pengusaha
pembuat APE ber SNI, Bun, lumayanlah, kita
Terkait dengan pemberdayaan masyarakat yang diajak ke tempatnya untuk melihat-lihat,
bertujuan supaya masyarakat yang diberdayakan meskipun tidak beli, setidaknya kita tahu
menjadi lebih mandiri, hal itu juga yang dilakukan perkembangan kreativitas APE”
oleh YAF. Pembinaan hanya dilakukan selama 2 Kepala Sekolah PAUD Nurunnajah menyatakan,
(dua) tahun saja, setelah itu lembaga PAUD binaan “Selain mencari link untuk pelatihan-pelatihan
dilepas, dan hanya diberikan pendampingan berupa berikutnya, saya juga mencari informasi beasiswa
kunjungan dan pengecekan kondisi lembaga untuk guru-guru saya yang masih lulusan SMA
PAUD. atau D3”
“Kami didampingi hanya dari 2009 hingga 2011.
Setelah itu kami dibiarkan berusaha sendiri, toh Dengan link atau network dari pelatihan pertama,
kami sudah diikutkan banyak pelatihan, sudah selanjutnya para pengelola lembaga PAUD ini
kenal banyak orang, baik dari HIMPAUDI merasa terbantu meski secara tidak langsung.
maupun Perguruan Tinggi [...] pendanaan untuk Sejauh ini, meski tidak atas ajakan YAF, lembaga
menambah fasilitas ya jangan dibantu lagi dong” mereka tetap berhasil memperoleh link yang baru
untuk pengadaan sarana dan prasarana, juga
“masa Nurunnajah mau disusui terus, Bun, ya ga beasiswa serta kemudahan bagi para pendidik
bisa. Sekarang kami sedang membangun beberapa untuk meningkatkan kemampuannya.
ruang kelas, dimana untuk dananya tidak diminta
dari atau dicarikan oleh YAF, tetapi kami cari Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa YAF
sendiri” sudah membagikan pengetahuan, mencarikan link
atau networking bagi lembaga-lembaga PAUD
“saat ini Baitul Uyun sedang berusaha lebih yang berada di bawah binaannya supaya dapat
memaksimalkan potensi sampah kami ini, Bun. mandiri setelah YAF tidak lagi menaungi mereka.
Sayangnya masyarakat masih kurang tertarik Terlihat bahwa upaya dari YAF menunjukkan
ketika kami ajak untuk mengubah nilai sampah. kegiatan pemberdayaan masyarakat. YAF
Tetapi bagi lembaga-lembaga kecil lain, melakukan proses dengan mana orang menjadi
pengolahan sampah kami sudah cukup menarik, cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi
dan kadang mereka beli dari kami. Lumayan, Bu pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap,
untuk nambahin dana buat menambah fasilitas” kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
Bu Yati dari YAF menjelaskan menekankan bahwa orang memperoleh
“lembaga PAUD yang kaya gini tuh banyak sekali keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang
di Indonesia, kalau kami terus menerus membina cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan
yang ini terus, kapan mereka berdaya? Kapan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
kami bisa bantu lembaga PAUD yang lain? (Parsons, 1994 : 106). Dengan bekal dari
Sekarang cukuplah kami memantau dari jauh, kunjungan ke bank sampah di Bogor, PAUD
seperti apa perkembangan mereka bertiga, sambil Baitul Uyun berhasil mengelola sampah di sekitar
kami membina yang lain” lembaga PAUD mereka menjadi APE, bahkan
berhasil menjadi juara lomba kreativitas murid
f. Peran berikutnya ”pengadaan sarana dan PAUD tingkat DKI Jakarta. Sementara PAUD
prasarana”. YAF ikut serta membantu Lembaga yang lain berhasil menemukan link untuk beroleh
PAUD untuk dapat memiliki sarana dan prasarana beasiswa dan kemudahan melanjutkan pendidikan
penyelenggaraan pendidikan PAUD di Lembaga bagi guru PAUD mereka.
PAUD yang menjadi mitra.
Meskipun YAF tidak membantu finansial secara
langsung dalam pengadaan sarana dan prasarana,
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 67
[19] Barnett, S.W. 2000, “Economic of Early [22] Bogdan, R. and Taylor, S.J. 1975.
Childhood Intervention” Handbook of Introduction to Qualitative Research
Early Childhood Intervention, Second Methode. New York : John Willey and
Edition Edited by Jack P. Shonkoff and Sons
Samuel J. Meisels, Cambridge: Cambridge [23] Pranarka dan Vidhandika M,
University “Pemberdayaan (Empowerment)”,
[20] Piegas, Avezum, Pereira, Neto, Hoepfner, dalam Onny S. Prijono dan A.M.W
Farran, et al. Risk Factors for Myocardial Pranarka (eds), 1996. Pemberdayaan:
Infarction in Brazil. American Heart Konsep, Kebijakan dan Implementasi,
Journal. 2003;146(2):331-8. CSIS, Jakarta
[21] Farran, D. C. 2000. “Another Decade of
Intervention for Children Who Are Low
Income or Disabled” Second Edition
Edited by Jack P. Shonkoff and Samuel J.
Meisels, Cambridge: Cambridge
University