Anda di halaman 1dari 14

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No.

1, Maret 2015 55

Strategi Pemberdayaan Masyarakat


dalam Pendirian Lembaga PAUD
Andri Hadiansyah1, Fidesrinur2, Masni Erika Firmiana3
1, 3
Program Studi Psikologi, 2, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Psikologi dan Pendidikan,
Universitas Al Azhar Indonesia, Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan, 12110

Penulis untuk Korespondensi/E-mail: andri_hadiansyah@uai.ac.id

Abstrak – Ketentuan tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah diatur dalam pasal 28
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada
dasarnya banyak cara yang telah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
memperluas akses layanan PAUD bagi seluruh lapisan masyarakat, antara lain (1) bantuan
pendirian/rintisan satuan PAUD baru, (2) bantuan pembangunan/penyediaan fasilitas PAUD, dan (3)
penambahan satuan layanan PAUD yang sudah berjalan seperti TK/KB/TPA/SPS. Namun tentunya
pemerintah tidak bisa bergerak sendiri, karena itu banyak lembaga atau yayasan lain yang ikut serta
dalam upaya ini, salah satunya Yayasan Asih Foundation (YAF). Lembaga ini sudah berhasil
memberdayakan masyarakat dalam hal pendirian dan pembinaan lembaga PAUD di seluruh
Indonesia, termasuk di Jabotabek. Riset ini akan mendeskripsikan tentang strategi pemberdayaan
yang diterapkan oleh Yayasan Asih Foundation. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif,
dengan subjek 3 sekolah di Jabotabek. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan observasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa pemberdayaan msyarakat yang dilakukan oleh Yayasan Asih
Foundation berada di level messo. Lembaga PAUD dapat merasakan perubahan dan manfaat dari
pembinaan yang diberikan oleh YAF meski pembinaan yang utama hanya berlangsung selama 2 tahun.
PAUD binaan ini dapat mengembangkan diri

Kata Kunci – Pendidikan Anak Usia Dini, Pembangunan Masyarakat, Pengembangan Masyarakat

Abstract - The regulation on Early Childhood Education has been regulated in Article 28 of Law of the
Republic of Indonesia Number 20 of 2003 on National Education system. Basically, many ways have
been done by the Ministry of Education and Culture to expand access to early childhood education
services for all levels of society, among others (1) support the establishment/ stub new Early Childhood
Education unit, (2) help construction/provision of EDC facilities, (3) and the addition of early childhood
services units such as TK / KB / TPA / SPS. But of course the government cannot move alone, therefore
many institutions or other foundations that participate in this effort, one of the Asih Foundation. This
institution has succeeded in empowering the community in terms of establishment and development of
Early Childhood Education institutions across Indonesia, including in Jabotabek. This research is will
described about strategy empowerment apllied by Asih Fondation. The research method used is
qualitative, with the subject of 3 schools in Jabotabek.. Data collection techniques are interviews and
observations. The results show that community empowerment conducted by Yayasan Asih Foundation
is at the messo level. Early Childhood Education institutions can feel the changes and benefits of
coaching provided by Asih Fondation even though the main coaching takes only 2 years. Early
Childhood Education under supervisor of it can be developing themselves.

Keywords - Early Childhood Education, Community Development, Community Empowerment


56 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015

PENDAHULUAN 2025 adalah penguatan daya saing pada tingkat


internasional. Seluruh periode tersebut diterapkan

P embangunan pada negara-negara berkembang


seperti Indonesia merupakan sesuatu unsur
yang sangat penting untuk mengubah kondisi
pada pendidikan tingkat SD (Sekolah Dasar) atau
MI (Madrasah Ibtidaiyah), SMP (Sekolah
Menengah Pertama) atau MTs (Madrasah
kemasyarakatan ke arah yang lebih baik. Karena Tsanawiyah), SMA (Sekolah Menengah Pertama)
pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha atau SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) atau MA
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara (Madrasah Aliyah), TK (Taman Kanak-Kanak).
terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu Disamping itu, ditetapkan pula program PAUD
negara bangsa menuju modernitas dalam rangka (Pendidikan Anak Usia Dini). Pendidikan anak
pembinaan bangsa (Siagian, 2001: 4). usia dini merupakan pendidikan yang sangat
mendasar dan strategis dalam pembangunan
Pada umumnya seluruh bidang tersebut memiliki sumber daya manusia. dan tidak mengherankan
peran yang sangat besar bagi kemajuan suatu apabila banyak negara yang menaruh perhatian
negara. Adapun bidang yang memiliki skala besar terhadap penyelenggaraan pendidikan anak
prioritas utama adalah bidang ekonomi, akan tetapi usia dini (http://www.eldina.com).
dalam pembangunan ekonomi harus disertai
dengan pembangunan dalam bidang-bidang yang PAUD juga telah ditetapkan dalam pasal 28
lainnya, termasuk dalam bidang sosial budaya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
(Siagian, 2001: 95). tahun 2003 yang menjelaskan bahwa PAUD
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Di dalam pembangunan sosial budaya menyangkut kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tentang kesediaan untuk menerima perubahan tahun yang dilakukan melalui pemberian
dalam berbagai segi kehidupan dan penghidupan rangsangan pendidikan untuk membantu
termasuk cara berfikir, gaya hidup, cara bekerja pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
dan lain sebagainya. rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Dan Pendidikan
Untuk itu wahana yang paling efektif dalam Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui
penyelenggaraan pembangunan sosial budaya jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
yaitu melalui pendidikan dalam arti yang seluas Pendidikan Anak Usia Dini dalam pendidikan
luasnya. Maka menurut Siagian (2007: 109) yang formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK),
dimaksud pendidikan dalam arti yang seluas- pendidikan anak usia dini dalam jalur nonformal
luasnya adalah segala upaya yang dilakukan demi berbentuk Kelompok Bermain (KB) dan Taman
terwujudnya masyarakat modern. Artinya suatu Penitipan anak (TPA), sedangkan pendidikan anak
pendidikan dapat bersifat formal yang berlangsung usia dini dalam jalur pendidikan informal
di lembaga-lembaga pendidikan dan dapat pula berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
yang bersifat non formal yaitu suatu pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
yang terselenggara di luar “bangku sekolah” atau
di luar lembaga-lembaga pendidikan. Selain itu, PAUD juga telah disejajarkan dengan
pendidikan lainnya. Bahkan pada puncak acara
Salah satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa peringatan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli
pendidikan adalah sebuah sarana yang efektif guna 2003, Presiden Republik Indonesia telah
meningkatkan sumber daya manusia menjadi lebih mencanangkan pelaksanaan pendidikan anak usia
produktif. Dengan demikian Pemerintah Pusat dini di seluruh Indonesia demi kepentingan terbaik
melalui Dinas Pendidikan Nasional mencanangkan anak Indonesia (Direktorat PAUD, 2004). Program
rencana stategis menuju pembangunan jangka PAUD tersebut bertujuan agar semua anak usia
panjang 2025. Rencana strategis yang dijalankan anak 0-6 tahun, baik laki-laki maupun perempuan
oleh Dinas Pendidikan Nasional ditempuh dalam memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang
empat tahapan dengan periode lima tahunan. optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
Periode 2005-2010 diarahkan dalam rangka sesuai tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia
peningkatan kapasitas dan modernitas sistem mereka (http://www.junior-smart.com).
pendidikan, periode 2010-2015 adalah peningkatan
dan penguatan pelayanan pendidikan pada tingkat Promosi secara besar-besaran tentang PAUD baik
nasional, priode 2015-2020 adalah penguatan daya melalui program kegiatan kemdiknas maupun
saing pada tingkat regional, dan periode 2020- sosialisasi bunda PAUD mulai menunjukkan hasil.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 57

Deklarasi ibu negara sebagai Bunda PAUD sedikit lembaga PAUD yang menghadapi
nasional sampai dengan bunda PAUD Propinsi, permasalahan dalam pengembangan PAUD baik
Kabupaten/Kota serta liputan media massa dan karena terbatasnya tenaga pendidik yang kompeten
elektronik tentang perlindungan anak telah maupun karena terbatasnya kemampuan keuangan
menunjukkan tumbuhnya kesadaran masyarakat sehingga tidak mampu menutupi biaya
akan pentingnya PAUD. Ini terbukti bahwa dari operasional. Akhirnya lembaga PAUD tersebut
tahun ke tahun Angka Partisipasi Kasar (APK) ditutup.
PAUD makin meningkat dan jumlah layanan
PAUD bertambah secara berarti. Namun Yayasan Asih Foundation merupakan salah satu
pertumbuhan minat orang tua untuk mendidik yayasan yang telah sukses mendirikan puluhan
anaknya di PAUD tidak seimbang dengan lembaga PAUD di seluruh Indonesia, termasuk di
kebutuhan akan ketersediaan lembaga PAUD daerah Jabodetabek. Yayasan Asih Foundation
sehingga akses layanan PAUD masih sangat dengan visi berkomitmen menumbuhkan
terbatas, utamanya bagi masyarakat yang kurang kembangkan potensi kemandirian masyarakat yang
mampu. bertumpu pada sumber daya lokal berbasis pada
program pendidikan anak usia dini. Melalui misi
Permasalahan utama dalam pendidikan di Yayasan Asih Foundation untuk: (1) membangun
Indonesia adalah pemerataan dan akses layanan diri menjadi lembaga yang berfungsi sebagai
PAUD dan kualitas layanan PAUD. Permasalahan motor pertumbuhan program pendidikan anak usia
akses layanan ini antara lain disebabkan oleh dini, (2) menumbuhkan jejaring sosial elemen
pembiayaan yang terbatas, luas wilayah Indonesia pembangunan (pemerintah, perusahaan, lembaga
ditambah lagi dengan demografi yang sangat swasemabada masyarakat dan warga masyarakat),
beragam, sehingga jarak tempuh menjadi kendala (3) mendorong lahirnya sarana pendidikan anak
utama dalam perluasan akses layanan. Sementara usia dini yang merakyat, dan (4) mengadvokasi
itu terkait dengan mutu pendidikan dipengaruhi paradigma pendidikan bagi anak usia dini dan hak
oleh fasilitas lembaga layanan PAUD yang masih belajar anak-anak jalanan.
kurang dan pendidik yang masih berkualifikasi
rendah. Keikutsertaan Yayasan Asih Foundation dalam
mendirikan dan mengembangkan PAUD sampai
Pada dasarnya banyak cara yang telah dilakukan mandiri ini di kalangan masyarakat kurang mampu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk patut menjadi model pengembangan PAUD.
memperluas akses layanan PAUD diantaranya: Yayasan seperti ini diperlukan untuk mendukung
program satu PAUD satu Desa dan di wilayah program pemerintah yang belum mampu
khusus, melalui: (1) bantuan pendirian/rintisan menjangkau masyarakat terbawah. Disamping itu
satuan PAUD baru, (2) bantuan Yayasan Asih Foundation juga memperhatikan
pembangunan/penyediaan fasilitas PAUD, dan (c) keberlanjutan lembaga PAUD yang didirikan
penambahan satuan layanan PAUD yang sudah sehingga terus dapat melayani masyarakat kurang
berjalan seperti TK/KB/TPA/SPS (Ditjen mampu di lembaga PAUD yang didirikan.
PAUDNI, 2013: 45). Semua program yang
dikembangkan oleh pemerintah ini belum mampu Permasalahan utama pendidikan di Indonesia
menjangkau jumlah anak usia dini yang perlu termasuk masalah PAUD adalah masalah akses
pelayanan. Terkait dengan jumlah yang perlu layanan dan kualitas layanan PAUD. Pemerintah
diperjuangkan untuk layanan PAUD diproyeksikan dihadapkan pada permasalahan yang pelik antara
penambahan satuan PAUD dengan data dasar kualitas layanan PAUD di satu sisi dan kuantitas
237.176 lembaga (2009), maka pada periode layanan PAUD di sisi lainnya. Kuantitas terkait
percepatan perluasan layanan PAUD (2011-2015) dengan akses pendidikan bagi seluruh anak
setiap tahun dibutuhkan tambahan sekitar 32.000 Indonesia yang diyakini berdampak pada
sampai dengan 42.000 satuan layanan PAUD baru pendidikan lanjut dan masa depan anak kelak di
(Ditjen PAUDNI, 2013:45). masa dewasanya. Keterbatasan pendanaan
pemerintah untuk menjangkau semua anak
Selain permasalahan masih terbatasnya layanan mengharuskan lembaga PAUD mencari sumber-
atau kekurangan jumlah lembaga untuk pelayanan sumber pembiayaan lain selain dari pemerintah
PAUD, masalah keberlanjutan lembaga baik untuk mendirikan lembaga PAUD yang baru
pendidikan yang telah berdiri juga merupakan maupun untuk keberlanjutan lembaga PAUD yang
masalah yang tidak kalah pentingnya. Tidak telah berdiri. Untuk itu setiap lembaga harus
58 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015

mengembangkan sumber-sumber pembiayaan Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi


sendiri untuk memperkuat lembaganya masing- sumber dari apa yang di dalam wawasan politik
masing sehingga eksistensi lembaga dapat disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya bahwa
berkelanjutan sekaligus dapat meningkatkan apabila masyarakat memiliki kemampuan ekonomi
kualitas layanannya. Untuk itu perlu belajar dari yang tinggi, maka hal tersebut merupakan bagian
Yayasan yang telah mendirikan lembaga PAUD dari ketahanan ekonomi nasional.
bersama masyarakat yang kemudian dilepas secara
mandiri dan dikelola oleh masyarakat setempat. Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh
Parsons bahwa :
Pemberdayaan masyarakat, utamanya orang tua “Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan
peserta didik merupakan faktor penting dalam mana orang menjadi cukup kuat untuk
mendorong kemandirian dalam pengembangan berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas,
serta keberlanjutan lembaga PAUD. Kemandirian dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian
yang didorong oleh program Yayasan Asih serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi
Foundation dapat dijadikan pembelajaran bagi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa
lembaga PAUD yang umumnya mengalami orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan
permasalahan yang sama dalam pemberdayaan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi
masyarakat. Disamping itu sumber-sumber kehidupannya dan kehidupan orang lain yang
pembiayaan dan pendanaan yang biasanya menjadi perhatiannya” (Parsons, 1994: 106).
penyebab utama ketidakberlanjutan lembaga Pemberdayaaan dalam konsep Parsons
PAUD dapat diketahui melalui pengalaman menekankan agar memperoleh keterampilan,
Yayasan Asih Foundation dalam mendorong pengetahuan dan kekuasaan bagi yang
lembaga PAUD yang mandiri. Kemandirian memberdayakan maupun yang diberdayakan agar
lembaga PAUD penting artinya dalam upaya mereka memiliki kekuatan untuk berpartisipasi
peransertanya dalam mencerdaskan kehidupan dalam kehidupan sosial dan dapat mengendalikan
bangsa, melalui akses dan peningkatan mutu pengaruh-pengaruh dari kejadian-kejadian
secara berkelanjutan pada anak usia dini. Dengan disekitarnya.
akses dan kualitas yang selalu meningkat
diharapkan akan berkontribusi pada pendidikan Edi Suharto mengungkapkan definisi
anak selanjutnya dan diharapkan dapat pemberdayaan lebih luas lagi sebagai berikut:
meningkatkan kualitas hidup kelak di masa “Pemberdayaan dapat dinyatakan bahwa
dewasanya. pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau
KERANGKA TEORI keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami
Pemberdayaan Masyarakat masalah kemiskinan. Sebagi tujuan, maka
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil
pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial;
‘power’ (kekuasaan atau keberdayaan). yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki
Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial
membuat orang lain melakukan apa yang kita seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
inginkan, terlepas dari keinginan dan minat menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial,
kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol. dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas
Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai
sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak tujuan seringkali digunakan sebagai indikator
dapat dirubah. keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah
proses” (Suharto, 2002: 6).
Keberdayaan masyarakat merupakan unsur dasar
yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, Upaya memberdayakan masyarakat menurut
dan dalam pengertian yang dinamis Kartasasmita (1996: 159) harus dilakukan melalui
mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. tiga langkah yaitu:
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 59

1. Menciptakan suasana yang memungkinkan Menurut Bryant dan White (1989: 25),
masyarakat berkembang (enabling); Pemberdayaan hendaknya dipahami sebagai suatu
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki proses meningkatkan kemampuan masyarakat
sehingga mereka dapat memecahkan masalahnya
oleh masyarakat (empowering);
sendiri dengan cara memberikan kepada mereka
3. Memberdayakan juga dapat diartikan sebagai kepercayaan untuk mengelola program-program
melindungi. tertentu atas keputusannya sendiri. Sementara itu
Soetrisno (1995), mendefinisikan partisipasi
Prijono (1996: 97) berpendapat bahwa merupakan kerjasama antara rakyat dan
memberdayakan rakyat mengandung makna pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan,
mengembangkan, memandirikan, mensadarkan melestarikan dan mengembangkan hasil
dan memperkuat potensi tawar-menawar pembangunan. Dalam pengertian ini rakyat
masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan- diasumsikan mempunyai aspirasi, nilai budaya
kekuatan penekan disegala bidang dan sektor yang perlu diakomodasikan dalam proses
kehidupan, disamping itu juga mengandung arti perencanaan dan pelaksanaan suatu program
melindungi dan membela denggan berpihak pembangunan. Sedangkan menurut Bryant dan
kepada yang lemah, untuk mencegah terjadinya White (1989), mendefinisikan peran serta sebagai
persaingan yang tidak seimbang dan eksploitasi keterlibatan diri masyarakat dalam penyusunan
yang lemah. rencana dan pelaksanaan proyek. Jadi partisipasi
dalam hal ini dapat diartikan sebagai keterlibatab
Pandangan lain dikemukakan juga oleh Kiefer masyarakat setempat secara aktif dalam
dalam Prijono dan Pranarka (1996: 72) bahwa: pengambilan keputusan, baik dalam perencanaan
“Empowering is an interactive and higly maupun pelaksanaan terhadap proyek-proyek
subjective relationship of individuals and their pembangunan untuk masyarakat.
environment, it demand innovation in qualitative/
ethnographic methodology and special strategy to Weissglass (1990: 351-370), memberikan suatu
capture the intens experience ofhuman struggle pengertian tetntang pemberdayaan bahwa
and tranformation. Pemberdayaan adalah saling pemberdayaan menurutnya sebagai “A process of
terkait dan mempunyai hubungan yang sangat supporting people to contruct new meaning and
subjektif pada individu dengan pemberdayaan itu exercise their freedom to choose”, artinya suatu
sendiri, yang membutuhkan inovasi yang proses yang membangkitkan masyarakat untuk
berkualitas dengan metodologi dan strategi tertentu membangun makna dan menggunakan hak
untuk menangkap pengalaman yang kebebasan untuk menentukan pilhan yang baru.
berkesinambungan dalam perjuangan manusia dan Sementara itu menurut Irwin (1995: 82):
perubahannya”. “Empowering other people means giving them
a cance to make their special contribution … your
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep contribution may be a particular talednt, a
pembangunan ekonomi yang merangkum nilai- particular energy, a particular loving way be with
nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma people” upaya memberdayakan masyarakat itu
baru pembangunan, yakni yang bersifat “people berarti memberikan kepada masyarakat peluang
centred, participatory, empowering, and untuk melibatkan diri dengan hal-hal yang
sustainable” (Chambers, 1995). Konsep ini lebih menyangkut paham, bakat, kekuatan dan
luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan kesenangan masyarakat” (Irwin 1995: 82).
dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa
untuk mencegah proses kemiskinan lebih lanjut pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk
(safety net), yang pemikirannya belakangan ini memandirikan masyarakat lewat perwujudan
banyak dikembangkan sebagai upaya mencari potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun
alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut
masa yang lalu. Konsep ini berkembang dari upaya dua kelompok yang saling terkait, yaitu
banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan
antara lain oleh Friedman (1992) disebut sebagai pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak
alternative development, yang menghendaki yang memberdayakan.
‘‘inclusive democracy, appropriate economic
growth, gender equality and intergenerational
equaty”. (Kartasasmita, Ginanjar 1997)
60 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015

Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat PAUD-nya.


adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi Manfaat Intervensi sosial setelah beroleh
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari intervensi, diharapkan target mengalami
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. perubahan:
Dengan kata lain memberdayakan adalah 1. Target dapat beroleh kembali keberfungsian
memampukan dan memandirikan masyarakat. sosial selaku anggota masyarakat yang baik.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk 2. Memperoleh kemampuan untuk mengatasi
menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, gangguan yang dihadapi target.
baik secara individu maupun berkelompok, dalam 3. Meningkatkan kemampuan mengatasi
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya masalah dalam kehidupannya dengan teknik
peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan penyelesaian yang baik.
kesejahteraannya. pemberdayaan masyarakat 4. Lebih mampu menjalankan peranan-peranan
memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari yang baru sesuai dengan perkembangan
perangkat peerintah daerah serta berbagai pihak dirinya sehingga gangguan serupa dapat
untuk memberikan kesempatan dan menjamin dicegah supaya tidak berulang lagi.
keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
Dengan demikian disimpulkan bahwa Upaya intervensi dalam konteks sosial dapat
pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses dipilih sebagai berikut :
dengan mana orang menjadi kuat untuk 1. Memberikan bantuan untuk memulihkan
berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas, keberfungsian sosial seseorang, orang-orang,
dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian keluarga, kelompok atau komunitas sebagai
serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi warga keluarga, warga kelompok atau
kehidupanya. Pemberdayaan menekankan bahwa komunitas yang layak.
orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan 2. Mencakup kegiatan–kegiatan lain untuk
kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi mengatasi atau mencegah timbulnya
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang masalah-masalah.
menjadi perhatiannya 3. Mencapai tujuan perbaikan sosial.
4. Membantu atau mendorong target untuk
Intervensi Sosial mengalami perubahan atau perkembangan
Intervensi sosial didefinisikan sebagai tindakan yang diinginkan.
yang bertujuan untuk membantu orang perorangan
atau kelompok, atau keluarga, atau komunitas Berdasar 4 (empat) hal tersebut di atas, tujuan
dalam konteks kehidupan sosial mereka intervensi sosial dapat dipilah lagi menjadi :
(Hardjomarsono ,2007: 1.4). Johnson (dalam 1. Bersifat kuratif dan korektif (butir 1),
Hardjomarsono, (2007: 1.4) menyatakan bahwa 2. Preventif (butir 2)
intervensi sosial adalah : 3. Promotif (butir 3)
1. Tindakan spesifik yang dikerjakan oleh pelaku 4. Pengembangan atau developmental (butir 4),
intervensi yang terkait dengan upaya untuk jika intervensi dilakukan dengan
menimbulkan perubahan kemungkinan untuk mengembangkan diri
2. Sebuah alat yang digunakan oleh pelaku target.
intervensi sosial untuk memecahkan masalah-
masalah dengan cara yang rasional. Dalam riset ini berdasar observasi awal, tujuan
intervensi butir 1, 2, dan 3 telah dilakukan oleh
Berdasarkan definisi tersebut, terlihat bahwa Yayasan Asih. Jika dilakukan pengumpulan data
Intervensi sosial bertujuan untuk membantu target yang lebih mendalam, mungkin tim peneliti akan
mengalami perubahan yang diinginkan. Selain itu, menemukan bahwa yayasan Asih Foundation
dapat terlihat juga bahwa ada beberapa komponen sudah mencapai 4 (empat) tujuan tersebut. Tidak
dalam intervensi sosial: pelaku intervensi, target dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan
intervensi, pemecahan masalah, dan perubahan. intervensi sosial, perlu melewati proses
Dalam riset ini, pelaku intervensi sosial adalah perencanaan, penerapan, juga evaluasi program,
Yayasan Asih Foundation, targetnya adalah dimana di dalamnya merancang kegiatan yang
kelompok masyarakat yang membutuhkan bersifat korektif, preventif, promotif, bahkan
lembaga PAUD¸ yang membutuhkan perubahan developmental untuk lebih mempercepat
dengan pemecahan masalah pendidikan untuk pencapaian program yang dirancang.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 61

Metode Intervensi Sosial intervensi perlu memiliki keterampilan dalam hal


Metode intervensi sosial yang sering digunakan (Hardjomarsono, 2007: 6.3) :
adalah sebagai berikut (Hardjomarsono, 2007: 1. Pengetahuan dan keahlian/kepakaran
1.10): 2. Sumber-sumber pelayanan material
1. Praktik mikro, yang terutama memusatkan 3. Kewenangan
perhatian pada pelayanan langsung pada 4. Status dan reputasi
orang per orang berdasarkan layanan kasus 5. Kharisma dan daya tarik pribadi
demi kasus. Praktik mikro umumnya 6. Kontrol terhadap arus informasi
dilakukan di badan-badan intervensi klinis 7. Relasi –relasi yang telah mapan
2. Praktik mezzo, ditujukan untuk pemberian
bantuan bagi keluarga dan kelompok kecil. Untuk melaksanakan tujuh hal ini dengan baik,
Kegiatan pada jenjang ini mencakup dilakukan dengan empat cara utama
memberikan layanan komunikasi, mediasi, (Hardjomarsono, 2007: 6.3):
bernegosiasi, mendidik dan mengajak orang- 1. Pemaksaan (inducement)
orang bertemu untuk bersama-sama 2. Persuasi
memecahkan masalah yang dihadapi 3. Penggunaan relasi
3. Praktik makro, yang diarahkan untuk 4. Penggunaan lingkungan.
mendatangkan perbaikan dan perubahan-
perubahan dalam komunitas (masyarakat). Pembiayaan dan Pendanaan PAUD
kegiatan semacam ini meliputi beberapa tipe Pertanyaan yang mendasar yang sering
intervensi seperti aksi politik (misalnya dipertanyakan dalam pendirian lembaga PAUD
penyusunan undang-undang baru), adalah berapa besar biaya yang diperlukan dalam
pembangunan masyarakat, gerakan pengembangan PAUD? Pertanyaan ini tidak
pendidikan masyarakat, administrasi badan mudah untuk dijawab karena masing-masing jenis
sosial yang mempunyai layanan yang luas dan layanan PAUD berbeda satu sama lainnya.
badan-badan kesejahteraan publik lainnya Menurut Barnett (2000: 590) berbagai jenis
layanan dan keluarga yang dilayani dengan
Berdasarkan observasi awal, dalam hal pembinaan berbagai program layanan yang diperlukan
PAUD, Yayasan Asih Foundation menerapkan keluarga tersebut. Variasi gaji, sewa dan harga-
metode praktik makro, dimana kegiatan yang harga barang lainnya di daerah setempat juga
dilaksanakan adalah menggerakkan masyarakat dapat membedakan biaya layanan PAUD.
untuk membangun lembaga PAUD di
lingkungannya. Mengingat lembaga ini sudah Berkaitan dengan biaya layanan program
menerapkan hal tersebut selama bertahun-tahun, sebagaimana dikemukakan sebelumnya maka
jika dilakukan penelitian dan pengumpulan data pendanaan dalam penyelenggaraan PAUD
yang lebih mendalam maka bisa saja akan menurut Decker dan Decker (1992: 252) sangat
ditemukan bahwa mereka sudah menerapkan penting karena betapapun bagusnya program
ketiganya sekaligus. PAUD yang akan dikembangkan tidak akan
terlaksana apabila dana sangat terbatas.
Pelaksanaan Intervensi sosial, diawali dengan Keterbatasan dana akan berdampak pada prioritas
adanya masalah sosial yang harus dipecahkan atau program yang mungkin dilakukan karena masing-
diselesaikan. Setelah pelaku intervensi masing bentuk dan kualitas program layanan
mengidentifikasi permasalahan, akan dirancang PAUD berbeda-beda disamping juga dipengaruhi
suatu kegiatan perubahan yang terencana. keadaan wilayah geografis.
Kegiatan perubahan terencana ada yang dibuat
sendiri oleh pelaku intervensi, ada yang kolaborasi Selanjutnya hal penting yang perlu diperkirakan
antara pelaku intervensi dengan target intervensi. dalam pendanaan menurut Decker dan Decker
Selanjutnya, kegiatan intervensi dapat dimulai (1992: 255) adalah pemasukan atau penerimaan.
setelah adanya assessmen terkait target intervensi. Terkait dengan penerimaan ini harus dipastikan
Selanjutnya pelaku intervensi akan melaksanakan sumber uang masuk dengan pasti misalnya; SPP,
kegiatan yang sudah dirancang dengan sumbangan, dan penyandang dana. Sumber masuk
menerapkan sejumlah teknik-teknik intervensi. dari orang tua seperti SPP dan sumbangan orang
Bagian ini disebut dengan proses pemberian tua juga berbeda dari suatu wilayah dengan
pengaruh. Untuk dapat melakukan pemberian wilayah lainnya. Berkaitan dengan partisipasi
pengaruh secara terampil, seorang pelaku orang tua tersebut Barnett (2000: 595) di negara-
62 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015

negara maju seperti Amerika Serikat pemungutan diperlukan untuk mengimplementasikan


SPP biasanya jarang terjadi, kalau dipungut biaya kurikulum yang sesuai dengan perkembangan
SPP jumlahnya sangat kecil. Dua hal yang anak dan (2) rasio anak dan guru berdasarkan
berkaitan dengan SPP adalah apabila biaya kebutuhan sesuai usia harus dapat melayani anak
administratif dan biaya pengumpulan lebih besar sesuai kebutuhan dan dipastikan bahwa anak
dari SPP yang akan dikumpulkan maka partisipasi pengalaman belajar yang diperlukan; kedua,
dalam pengumpulan SPP menjadi lebih rendah. program PAUD harus dapat menggaji guru PAUD
Namun demikian walaupun SPP rendah dan sesuai dengan keterampilan dan kualifikasinya
pembayaran disesuaikan dengan kemampuan, sehingga dapat menjalankan tugasnya secara
keluarga yang kurang kemampuan untuk berkualitas; dan ketiga, kualitas PAUD yang tinggi
membayar menunjukkan penghargaan terhadap harus tersedia bagi setiap keluarga yang
nilai pelayanan program. Pembiayaan seringkali membutuhkan, dengan biaya yang terjangkau.
tidak disadari apabila orang tua dijadikan sumber Deklarasi ini memungkinkan karena perekonomian
belajar mengantar jemput anak dan hal-hal seperti masyarakat dan kesadaran pentingnya PAUD
seringkali tidak diperhitungkan sehingga orang tua sangat tinggi. Sehingga akses layanan dan kualitas
menganggap biaya pendidikan ekonomis. Dalam layanan dapat dilakukan dengan baik.
kaitan itu Farran (2000: 525) mengemukakan
bahwa tidak satupun penilaian terhadap program Berkaitan dengan keterbatasan pembiaayan pada
akan berbeda-beda apabila dikaitkan dengan program PAUD untuk masyarakat kurang mampu
penghasilan orang tua, kondisi perumahan, kecuali maka penjelasan Decker dan Decker dapat
fakta menunjukkan bahwa keluarga yang dipilih dijadikan panduan penerimaan bagi lembaga
untuk suatu program karena benar-benar berasal PAUD. Menurut Decker dan Decker (1992: 246-
dari keluarga yang memiliki penghasilan yang 252) pembiayaan bagi PAUD negeri biasanya
sangat rendah. berasal dari Kabupaten/Kota, propinsi dan negara.
Sementara itu sumber pembiayaan lainnya dapat
Program Yayasan Asih Foundation yang diperoleh dari Yayasan baik Yayasan masyarakat,
dikembangkan dari visi dan misi yang organisasi nirlaba yang memberikan bantuan
dikemukakan sebelumnya dalam latar belakang sesuai dengan proposal yang diajukan lembaga
maka tujuan Yayasan Asih Foundation adalah PAUD. Sementara itu bagi program PAUD
untuk: (1) meningkatkan profesionalitas lembaga, lainnya juga dapat menarik SPP secara penuh atau
(2) meningkatkan otonomi jaringan lembaga mendapat keringanan dari penyandang dana
pendidikan anak usia dini melalui devolusi lainnya.
(desentralisasi dan pelimpahan wewenang), (3)
meluasnya pemahaman, penerimaan dan Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa
pelaksanaan pendidikan bagi anak usia dini, (4) pembiayaan dan pendanaan yang diperlukan
meningkatkan pendayagunaan aset masyarakat ditentukan oleh jenis layanan yang dikembangkan
melalui pengelolaan Corporate Social serta partisipasi peserta didik dalam pembiayaan
Responsibility (CSR) dan derma sehingga pendidikan. Dari penjelasan tentang pendanaan
tercapainya kemandirian komunitas sasaran. dan pembiayaan PAUD dapat disimpulkan bahwa
Program ini sangat dekat dengan masyarakat sumber-sumber pembiayaan baik dari pemerintah
dengan dukungan Yayasan Asih Foundation. pusat, propinsi, serta Kabupaten/Kota dan sumber
Yayasan disamping menyediakan dana awal dan lainnya yang tidak mengikat dan sumbangan orang
mendukung manajemen sampai mandiri dapat tua murid perlu digali dan didayagunakan untuk
memberikan motivasi dan keyakinan dalam keberlanjutan lembaga PAUD.
pemberdayaan masyarakat. Dukungan terhadap
masyarakat sangat dibutuhkan sekali pada saat
kemampuan pemerintah secara finasial sangat METODE PENELITIAN
terbatas.
Metode Penelitian
Berbeda halnya dengan negara maju seperti di Penelitian ini bersifat kualitatif, dan dimaknai
Amerika Serikat, pada tahun 1987 NAEYC dalam secara mendalam berdasarkan perspektif emik
Decker dan Decker (1992: 239) telah yaitu penyajian data secara alamiah tanpa
mendeklarasikan bahwa: pertama, setiap anak melakukan suatu manipulasi atau perlakuan
harus memperoleh layanan PAUD yang terhadap subjek yang diteliti (Bogdan dan Taylor,
berkualitas dan untuk itu; (1) guru terlatih 1975: 31). Disamping itu data deskriptif yang diisi
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 63

oleh pengurus dan pendidik PAUD diperkuat berkomitmen untuk selalu menumbuhkembangkan
melalui triangulasi data melalui observasi dan sebanyak mungkin anak kurang mampu dengan
wawancara pada pengurus dan pendidik PAUD, sarana pendidikan anak usia dini yang memadai.
orang tua, dan masyarakat sekitar sekolah. Dengan segala daya, YAF terus berupaya
mewujudkan tempat-tempat belajar bagi anak usia
Tempat dan Waktu Penelitian dini. YAF berkomitmen menumbuhkembangkan
Penelitian dilaksanakan di 3 (tiga) lembaga PAUD potensi AUD dengan kemandirian masyarakat
di bawah binaan Yayasan Asih Foundation yang yang bertumpu pada sumber daya lokal berbasis
berada di Wilayah Jabodetabek. Sedangkan waktu pada program pendidikan anak usia dini (PAUD).
penelitian berlangsung selama 5 (lima) bulan.
Misi YAF adalah menjadi wadah yang berfungsi
Ruang Lingkup dan Objek Penelitian sebagai motor pertumbuhan program PAUD,
Ruang lingkup dan objek penelitian meliputi hal- menumbuhkembangkan jejaring sosial elemen
hal sebagai berikut : pembangunan, seperti pemerintah, perusahaan,
a. Wilayah penelitian dibatasi pada lembaga lembaga swadaya masyarakat, dan warga
PAUD di Jabodetabek di bawah binaan Yayasan masyarakat yang peduli. Saat ini, setidaknya YAF
Asih Foundation. telah membangun tak kurang dari 37 PAUD yang
b. Sasaran Penelitian adalah pengurus yayasan, tersebar di wilayah kantong kemiskinan di
kepala sekolah dan guru PAUD di lembaga binaan Jabodetabek dan di berbagai wilayah di Indonesia
Yayasan Asih Foundation. termasuk di Kabupaten Solok Selatan Provinsi
c. Penelitian hanya mengkaji kebijakan yayasan Sumatera Barat, serta Kalimantan Timur. Untuk
dalam pendirian dan pengembangan PAUD. wilayah Jabodetabek saja setidaknya telah
terwujud 25 PAUD, antara lain pada 6 Desember
Alat Pengumpul Data 2011 didirikan di daerah Parung, Bogor. Saat ini
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam PAUD binaan YAF setidaknya telah menampung
penelitian ini adalah pedoman wawancara. Selain seribuan lebih anak usia dini, dan memberdayakan
itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan ratusan guru PAUD.
observasi. Wawancara dan observasi digunakan
untuk triangulasi data terhadap subjek dan Sebagai suatu lembaga, Asih Foundation tidak
informan kunci. bekerja sendiri, namun juga membuka peluang
bekerja sama dengan banyak pihak. YAF
Pengolahan dan Analisis Data membuka peluang bagi tokoh masyarakat dan
Berdasarkan data primer dan data sekunder yang pengusaha untuk bekerjasama membuka beberapa
diperoleh, maka data selanjutnya diolah dan tempat PAUD di wilayah yang warganya masih di
dianalisis dengan menggunakan analisis Kualitatif bawah garis kemiskinan dan tidak mampu.
melalui hasil deskripsi observasi dan wawancara
dengan responden. YAF juga membangun sistem untuk saling berbagi
antar PAUD binaan. Tujuannya adalah untuk
menjalin komunikasi antar PAUD dengan YAF.
HASIL DAN PEMBAHASAN Selian itu, YAF menggelar pertemuan dengan
seluruh pengurus dan guru-guru, setahun dua kali.
Profil Yayasan ASIH Foundation Tujuan berkumpul ini adalah untuk saling sharing
Yayasan Asih Foundation (selanjutnya diistilahkan sekaligus silaturahmi. Berdasarkan kegiatan
YAF) adalah sebuah yayasan yang berdiri pada 10 tersebut, YAF menemukan masalah yang muncul
Desember 2007. Yayasan ini didirikan oleh kemudian adalah bahwa ternyata bukan hanya
Miranty Abidin, Didik J Rachbini, dan Hendro fasilitas fisik yang dibutuhkan oleh masyarakat
Martowardojo. Berawal dari adanya pemikiran tersebut, tapi juga diperlukan upaya-upaya
bahwa perhatian yang diberikan pemerintah pemberdayaan masyarakat yang nantinya akan
terhadap pendidikan anak usia dini masih relatif menjadi tenaga-tenaga pengelola sarana
rendah, YAF mewujudkan sebuah wadah yang pendidikan tersebut. Salah satu bentuknya adalah
memfokuskan kegiatan di bidang pendidikan bagi dengan memberdayakan masyarakat (khususnya
anak-anak berusia 2-4 tahun atau Lembaga Ibu dan anggota posyandu) sekitar sebagai tenaga
Pendidikan Anak Usia Dini (Lembaga PAUD). pengajar di sekolah-sekolah alternatif di beberapa
Perhatian YAF terutama untuk anak-anak dari wilayah tersebut
keluarga tidak mampu dan yatim piatu. YAF juga
64 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015

Profil Lembaga PAUD Binaan YAF PAUD Baitul Uyun, Cengkareng


PAUD Yasmin PAUD Baitul Uyun berdiri pada tahun 2004, di
Lembaga PAUD ini berlokasi di MAUK, bawah Yayasan Baitul Uyun dengan ketua yayasan
Tangerang, sekitar 2 jam perjalanan dari Jakarta. Drs. Rusdi. Kepala Sekolahnya bernama Ibu
Lembaga PAUD ini berdiri pada tahun 2008. Haulah, dan saat ini guru / pendidik PAUD
Berawal dari satu ruangan kecil, milik Bu berjumlah 7 (tujuh) orang. Sarana /prasarana
Tohariyah (Itoh), yang sekarang menjadi kepala sekolah dapat dikatakan jauh dari standar minimal
sekolah. Dalam rentang beberapa waktu, akhirnya untuk lembaga PAUD. Bangunan fisik sekolah
Lembaga PAUD sudah memiliki 5 (lima) ruangan, terpisah menjadi dua bangunan. Bangunan pertama
dan 1 kamar mandi/toilet yang relatif cukup saat ini sudah menjadi milik yayasan, berukuran
memadai. 60m2; sedangkan bangunan ke dua masih
menyewa kepada warga, berukuran 50m2. Posisi
Keorganisasian di sekolah ini adalah : 1 kepala kedua bangunan berseberangan, dengan jarak
sekolah (merangkap pendidik PAUD), dan 6 hanya sekitar 1,5m yang juga sebagai jalan umum
(enam) orang pendidik PAUD. Kualifikasi bagi warga, dan kendaraan bermotor sering berlalu
pendidikan pendidik di sini adalah : kepala sekolah lalang. Dengan demikian, keamanan pendidik serta
lulus S2, 2 (dua) orang pendidik PAUD sudah S1, peserta didik di lembaga terkait juga menjadi
sisanya sedang dalam proses menyelesaikan S1. kurang terjamin. Selain itu, sarana bermain di luar
Pembiayaan perkuliahan mereka saat ini kelas dan di dalam bangunan sangat minim, dapat
ditanggung sendiri. dikatakan tidak ada.

Kendala pelaksanaan pendidikan di Lembaga Bentuk Peran Yayasan Asih Foundation


PAUD selama ini adalah sarana prasarana Berdasarkan temuan data di lapangan, peneliti
bangunan. Jika di lokasi hujan deras, wilayah menemukan bentuk peran yayasan Asih
tersebut seringkali banjir, karena lokasi bangunan Foundation, yaitu :
yang lebih rendah daripada jalan raya. Pendiri dan a. Bagi Masyarakat di sekitar Lembaga PAUD
pendidik merasa perlu mencari lokasi yang lebih yang diasuh oleh Yayasan Asih Foundation.
baik, tetapi belum ada dana. Selama ini pendanaan Sebagai mitra kerja, masyarakat ikut andil dalam
mengandalkan dana pribadi pendiri lembaga menentukan dan menetapkan model pembelajaran
PAUD. sesuai dengan kondisi yang terjadi di lingkungan
mereka. Wujud dari hal itu adalah saat
PAUD Islam Nurunnajah pembentukan pendidikan PAUD, Yayasan Asih
Lembaga PAUD ini berlokasi tidak jauh dari Foundation bersama masyarakat mengadakan
PAUD Yasmin, masih berada dalam lingkup pertemuan – pertemuan untuk merumuskan Visi
HIMPAUDI Kecamatan yang sama. Lembaga dan Misi, guna menyatukan langkah dalam
PAUD ini berdiri sejak 2008, dengan “modal” 1 pelaksanaannya nanti.
ruangan dari rumah pribadi milik kepala sekolah.
Saat ini ruang kelas sudah menjadi 3 ruangan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala
Kegiatan PAUD dibagi menjadi 2 shift, pagi dan Sekolah PAUD Yasmin :
sore. Kondisi kelas, juga sarana lainnya cenderung “Untuk pendirian lembaga kami dulu, para tokoh
lebih minim daripada Lembaga PAUD Yasmin. masyarakat diajak berkumpul dulu, ‘Bun.
Ruangan kelas lebih sempit, kecil, dan minim Awalnya dulu saya ajak semua untuk berkumpul,
cahaya. Selain itu sarana permainan untuk anak dan membahas masalah ini bersama-sama. Tetapi
juga cenderung sangat terbatas. Dengan sepertinya sharing saya dulu itu belum terlalu
keterbatasan dana, saat ini, lembaga PAUD Islam membuka pemikiran para tokoh sini [...] Akhirnya
Nurunnajah sedang melakukan pembangunan setelah ketemu dengan Bu Yati dari Asih, saya
tambahan ruangan kelas, dengan dana pribadi. minta beliau untuk lebih meyakinkan para tokoh
Jumlah guru hanya 5 (lima) orang, 3 (tiga) di sini, Alhamdulillaah berhasil Bun. Masyarakat
antaranya sedang menyelesaikan pendidikan S1. terbuka pemikirannya”.
Kepala sekolah mengeluhkan tentang pandangan
orang tua yang menuntut supaya anak sudah harus Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah
dapat membaca, menulis dan berhitung (ini tidak PAUD Islam Nurunnajah,
sesuai dengan tuntunan kurikulum untuk PAUD, “Awalnya saya ikut Bunda Itoh (PAUD Yasmin),
karena masa kanak-kanak adalah masa bermain). Bun. Melihat bagaimana pengurusannya,
mengajak masyarakat, orang tua calon murid
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 65

untuk ngobrol soal pentingnya PAUD bagi anak ditandai dengan suatu keputusan musyawarah
mereka. Awalnya memang susah, Bun, karena YAF sebagai pengasuh dalam meningkatkan mutu
sebagian warga sini kalangan ekonomi lemah, ga pendidik dan masyarakat, diantaranya pendidik
mikir gimana-gimananya. Tetapi setelah dikasih PAUD dikirim mengikuti penataran manajemen
pencerahan sama Bu Yati dari Asih, pelan-pelan pengajaran PAUD.
tuh Bun, mau... Apalagi melihat perkembangan “... diikutsertakan pelatihan untuk guru, baik dari
anak didik bunda Itoh, pinter-pinter gitu” Diknas, Perguruan Tinggi, atau Yayasan Asih
sendiri, pokoknya kita sering diajak [...] yang ikut
Tidak jauh berbeda dengan penjelasan dari kepala pelatihan harus berbagi pengetahuan dan skillnya
sekolah PAUD Baitul Uyun : kepada yang lain, biar ilmunya sama, ya
“kami tuh dapat kontak Bu Yati, untuk setidaknya bedanya dikit lah. Misalnya saya
mendapatkan pengetahuan, juga pengalaman pernah ikut pelatihan untuk sentra, guru yang lain
bagaimana caranya mengelola PAUD, menyusun pernah ikut studi banding ke PAUD lain yang
visi misi, mengajak orang tua biar mau nyekolahin masih di bawah ASIH juga. [...] 2 (dua) orang
anak di PAUD. Bu Yati dari Asih ngajarin semua, guru kita pernah diajak sama Bu Yati ikut
Bun, gimana baiknya dalam penyelenggaraan pelatihan pendidik PAUD yang diselenggarakan
lembaga ini. oleh prodi PG PAUD Universitas Al Azhar
Indonesia. [...] ikut pelatihan pengelolaan lembaga
b. Selanjutnya YAF mendorong masyarakat untuk PAUD, baik yang diselenggarakan oleh Diknas
berperan aktif dalam pembangunan dan setempat ataupun Perguruan Tinggi...”
pengembangan Lembaga PAUD. Dengan
dorongan dari YAF, terbukti elemen masyarakat Informasi yang sama juga diperoleh dari PAUD
(terutama para tokohnya) tanpa ragu mau menemui Nurunnajah,
para calon orang tua murid dari rumah ke rumah “kita (kami) mah bareng, Bun dengan PAUD
untuk memberikan informasi, tujuan, dan manfaat Yasmin. Hampir semua yang PAUD Yasmin ikut,
berdirinya lembaga pendidikan tersebut. Hal ini kita (kami) juga ikut”
dilakukan terutama bagi warga masyarakat yang
mempunyai anak usia dini. Informasi yang sedikit berbeda diperoleh dari
Seperti yang disampaikan oleh kepala Sekolah PAUD Baitul Uyun,
PAUD Nurunnajah : “Selain pendidikan dan pengajaran, kami diajak
“Sebagian orang tua, yang awalnya anteng, ga Bu Yati ke bank sampah di daerah Bogor sana,
tertarik, akhirnya mau Bun, malah ujung- Bun. Mungkin karena Bu Yati lihat lokasi kami
unjungnya bantuin kita. Didatengin tuh satu satu deket banget dengan tumpukan sampah, harus
para orang tua calon murid yang lain. diolah nih sampahnya biar anak-anak kami ga
Alhamdulillah, Bun. Sudah beberapa tahun kebauan sampah [...] sampahnya diolah supaya
terakhir selalu minimal kita terima 3 kelas, Bun” memiliki nilai jual.

Informasi tidak jauh berbeda disampaikan oleh Ketika dilakukan triangulasi kepada Bu Yati dari
Kepala Sekolah Baitul Uyun YAF, beliau menyatakan
“Awalnya susah banget Bun berharap partisipasi “Orang-orang ini kasihan, Bu, masyarakat yang
warga biar mau nyekolahin anaknya di PAUD. termasuk ekonomi lemah, sering dimarjinalkan.
Tapi lama-lama warganya mau, sekarang Pak RT Susah buat dapat pendidikan dini, biasanya
sering ikut mikirin gimana PAUD ini ke depan” PAUDnya jauh, bikin orang tua males nganterin
anaknya buat sekolah. Ini Alhamdulillaah ada
c. Peran berikutnya ”menjadi penghubung yang mau kelola, ya kami bantu aja lah, dikit-dikit
Lembaga dan Wali Murid” hal ini terbukti dengan [...] Baitul Uyun ini Bu, waktu pertama kali saya
adanya program, kebijakan yang akan ke sini, aduuuuuuhhhhh, bau sampah dimana-
dilaksanakan, ataupun problema yang terjadi yang mana [...] ihh anak-anak gimana mau belajar
sekiranya tidak sampai mengumpulkan wali murid, kalau begitu. Saya aja awalnya jijik banget [...]
yang disampaikan lewat masyarakat terutama yang mengajak pengelolanya ke bank sampah di Bogor.
termasuk dalam komunitas orang tua yang selalu Setelah itu mereka (PAUD Baitul Uyun) malah
mengantarkan anaknya. berkreasi sendiri, barang yang awalnya sampah
malah dijadikan alat permainan edukatif (APE).”
d. Peran selanjutnya adalah ”Membantu
meningkatkan kualitas pendidikan” ini Pelatihan yang diberikan juga terkait pengelolaan
66 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015

keuangan lembaga PAUD, yang dapat tetapi membantu dalam hal mencarikan link atau
memperbaiki fasilitas pembelajaran seperti networking. Seperti yang disampaikan oleh kepala
komputer, VCD player, speaker active, kamera sekolah PAUD Yasmin,
digital, dan perlengkapan APE lainnya baik indoor “Setelah ikut pelatihan sekali, kami jadi kenal
ataupun outdoor. banyak orang, banyak pihak yang berkaitan
“Alhamdulillaah..., PAUD Yasmin sudah dengan penyelenggaraan PAUD, jadi kami suka
memiliki sejumlah sarana yang cukup lah, Bun. tanya kalau ada beasiswa, atau dana buat bangun
Ada komputer, VCD Player juga, lumayan” sekolah kita ini [...] kenalan dengan pengusaha
pembuat APE ber SNI, Bun, lumayanlah, kita
Terkait dengan pemberdayaan masyarakat yang diajak ke tempatnya untuk melihat-lihat,
bertujuan supaya masyarakat yang diberdayakan meskipun tidak beli, setidaknya kita tahu
menjadi lebih mandiri, hal itu juga yang dilakukan perkembangan kreativitas APE”
oleh YAF. Pembinaan hanya dilakukan selama 2 Kepala Sekolah PAUD Nurunnajah menyatakan,
(dua) tahun saja, setelah itu lembaga PAUD binaan “Selain mencari link untuk pelatihan-pelatihan
dilepas, dan hanya diberikan pendampingan berupa berikutnya, saya juga mencari informasi beasiswa
kunjungan dan pengecekan kondisi lembaga untuk guru-guru saya yang masih lulusan SMA
PAUD. atau D3”
“Kami didampingi hanya dari 2009 hingga 2011.
Setelah itu kami dibiarkan berusaha sendiri, toh Dengan link atau network dari pelatihan pertama,
kami sudah diikutkan banyak pelatihan, sudah selanjutnya para pengelola lembaga PAUD ini
kenal banyak orang, baik dari HIMPAUDI merasa terbantu meski secara tidak langsung.
maupun Perguruan Tinggi [...] pendanaan untuk Sejauh ini, meski tidak atas ajakan YAF, lembaga
menambah fasilitas ya jangan dibantu lagi dong” mereka tetap berhasil memperoleh link yang baru
untuk pengadaan sarana dan prasarana, juga
“masa Nurunnajah mau disusui terus, Bun, ya ga beasiswa serta kemudahan bagi para pendidik
bisa. Sekarang kami sedang membangun beberapa untuk meningkatkan kemampuannya.
ruang kelas, dimana untuk dananya tidak diminta
dari atau dicarikan oleh YAF, tetapi kami cari Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa YAF
sendiri” sudah membagikan pengetahuan, mencarikan link
atau networking bagi lembaga-lembaga PAUD
“saat ini Baitul Uyun sedang berusaha lebih yang berada di bawah binaannya supaya dapat
memaksimalkan potensi sampah kami ini, Bun. mandiri setelah YAF tidak lagi menaungi mereka.
Sayangnya masyarakat masih kurang tertarik Terlihat bahwa upaya dari YAF menunjukkan
ketika kami ajak untuk mengubah nilai sampah. kegiatan pemberdayaan masyarakat. YAF
Tetapi bagi lembaga-lembaga kecil lain, melakukan proses dengan mana orang menjadi
pengolahan sampah kami sudah cukup menarik, cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi
dan kadang mereka beli dari kami. Lumayan, Bu pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap,
untuk nambahin dana buat menambah fasilitas” kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
Bu Yati dari YAF menjelaskan menekankan bahwa orang memperoleh
“lembaga PAUD yang kaya gini tuh banyak sekali keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang
di Indonesia, kalau kami terus menerus membina cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan
yang ini terus, kapan mereka berdaya? Kapan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
kami bisa bantu lembaga PAUD yang lain? (Parsons, 1994 : 106). Dengan bekal dari
Sekarang cukuplah kami memantau dari jauh, kunjungan ke bank sampah di Bogor, PAUD
seperti apa perkembangan mereka bertiga, sambil Baitul Uyun berhasil mengelola sampah di sekitar
kami membina yang lain” lembaga PAUD mereka menjadi APE, bahkan
berhasil menjadi juara lomba kreativitas murid
f. Peran berikutnya ”pengadaan sarana dan PAUD tingkat DKI Jakarta. Sementara PAUD
prasarana”. YAF ikut serta membantu Lembaga yang lain berhasil menemukan link untuk beroleh
PAUD untuk dapat memiliki sarana dan prasarana beasiswa dan kemudahan melanjutkan pendidikan
penyelenggaraan pendidikan PAUD di Lembaga bagi guru PAUD mereka.
PAUD yang menjadi mitra.
Meskipun YAF tidak membantu finansial secara
langsung dalam pengadaan sarana dan prasarana,
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 67

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

PAUD telah menjadi tanggung jawab bersama, [1] http://www.eldina.com


orang tua, masyarakat dan pemerintah sebagai [2] Direktorat PAUD, 2004
suatu dasar yang kokoh dalam pembentukan [3] http://www.junior-smart.com
karakter dan kepribadian anak. PAUD [4] Ditjen PAUDNI, 2013. Kerangka Dasar
diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai Pembangunan PAUD Indonesia Periode
dengan enam tahun. Melalui penelitian ini 2011-2025, 2013
dikatakan pendirian PAUD sangat berpengaruh [5] Media Indonesia, 10 Juli 2006
terhadap perkembangan karakter, kepribadian, [6] Siagian, S.P. 2001. Manajemen Sumber
kebiasaan, perubahan sikap yang baik dan Daya Manusia, cetakan ke tujuh. Jakarta:
sosialisasi anak terhadap orang-orang disekitarnya. PT. Bumi Aksara
Jadi dalam usaha pembentukan karakter dan [7] Siagian, S.P. 2007. Manajemen Sumber
kepribadian anak PAUD memegang peranan yang Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara
sangat penting dan strategis. Adalah suatu [8] Parsons, T 1974. in Turner, J.H. The
penyesalan seumur hidup apabila anak kita Structur of Sociological Theory:
memiliki karakter yang mengecewakan, tetapi Homewood, Illonois, The Dorsey Press.
kebahagiaan seumur hidup apabila anak kita [9] Suharto, E. 2002. Membangun Masyarakat
memiliki karakter dan kepribadian luhur dan Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT.
mulia. Refika Aditama
[10] Chambers, R. 1995. "Poverty and
Maka sebab itu Yayasan Asih Foundation bekerja Livelihood: Whose Reality Count?"
sama dengan masyarakat disekitar untuk Dalam: People From Improverishment to
melakukan pengembangan pendirian PAUD di Empowemnet. New York: Uner Kindar
seluruh pelosok Indonesia guna membangun anak dan Leonard Silk (Eds), New York
bangsa yang berkarakter. Pendirian sekaligus University Press
Pembinaan Lembaga PAUD oleh YAF [11] Kartasasmita, G. 1997. Visi Pembangunan
menunjukkan adanya intervensi di level messo 2018: Tantangan Bagi Profesi
(Hardjomarsono, 2007: 1.10). Lembaga PAUD Administrasi; Tulisan Pada Pembangunan
sendiri juga merasakan manfaat pembinaan YAF Administrasi Indonesia. Jakarta: LP3ES.
terhadap komunitas mereka. Beberapa Lembaga [12] Bryant dan White. 1987. Manajemen
PAUD yang diteliti bahkan berhasil Pembangunan Untuk Negara Berkembang,
mengembangkan diri. Hal ini misalnya Kepala Cetakan Pertama, Alih Bahasa Rusyanto
Sekolah Lembaga PAUD Baitul Uyyun di L. Simatupang, LP3ES, Jakarta
Cengkareng yang memilih mengikuti kursus [13] Soetrisno, L. 1995. Menuju Partisipasi
Bahasa Mandarin atas biaya sendiri, lalu Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius.
mengenalkan dasar-dasar Bahasa Mandarin kepada [14] Weissglass, J. 1990. Constructivist
peserta didiknya. Tindakan tersebut diambil atas Listening for Empowerment and Change,
dasar pemikiran bahwa Bahasa Mandarin The Educational Forum 54, No. 4.
belakangan semakin dikenal luas di masyarakat [15] Irwin. Alan, 1995, Citizen Science: A
Indonesia, dan AUD perlu mengenal bahasa asing Study of People, Expertise and Sustainable
lain selain Bahasa Inggris. Development, London: Routledge
[16] Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan
Saran Masyarakat dan Jaringan Pengaman
Berdasarkan temuan data di lapangan kami Sosial. Jakarta: PT.
memberikan saran sebagai berikut : Gramedia Pustaka Utama.
1. Pembinaan terhadap lembaga PAUD [17] Hardjomarsono, B. 2007. Teori dan
diharapkan lebih lama, mengingat 2 tahun Metode Intervensi Sosial. Edisi 2. Buku
adalah masa yang relatif singkat untuk sebuah Materi Pokok. Jakarta : Penerbit
sekolah yang baru berdiri dari nol. Universitas Terbuka
Seandainya tidak dapat dibina lebih dari 2 tahun, [18] Decker, C A dan Decker, J.R. 1992.
setidaknya dilakukan pendampingan secara Planning and Administering Early
berkesinambungan, terstruktur dan simultan Childhood Program Fifth Edition, New
selama 2 tahun York: Macmillan Publishing Company
68 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015

[19] Barnett, S.W. 2000, “Economic of Early [22] Bogdan, R. and Taylor, S.J. 1975.
Childhood Intervention” Handbook of Introduction to Qualitative Research
Early Childhood Intervention, Second Methode. New York : John Willey and
Edition Edited by Jack P. Shonkoff and Sons
Samuel J. Meisels, Cambridge: Cambridge [23] Pranarka dan Vidhandika M,
University “Pemberdayaan (Empowerment)”,
[20] Piegas, Avezum, Pereira, Neto, Hoepfner, dalam Onny S. Prijono dan A.M.W
Farran, et al. Risk Factors for Myocardial Pranarka (eds), 1996. Pemberdayaan:
Infarction in Brazil. American Heart Konsep, Kebijakan dan Implementasi,
Journal. 2003;146(2):331-8. CSIS, Jakarta
[21] Farran, D. C. 2000. “Another Decade of
Intervention for Children Who Are Low
Income or Disabled” Second Edition
Edited by Jack P. Shonkoff and Samuel J.
Meisels, Cambridge: Cambridge
University

Anda mungkin juga menyukai