php/PAUD
DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018
Felix Semaun
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Sintang
Email :felixsemaun@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertolak dari realita kesempatan memperoleh pendidikan anak usia dini di
Kabupaten Sintang masih belum merata sampai di desa-desa dan masih terkonsentrasi di daerah
perkotaan, kurangnya tenaga pendidik dan kependidikan dari segi kualitas dan kuantitas. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan penerapan tiga pilar kebijakan
pemerintah dalam pembinaan pendidikan anak usia dini di Kabupaten Sintang.Tujuan khusus
penelitian adalah mengetahui 1) bentuk tiga pilar kebijakan pemerintah dalam pendidikan anak
usia dini di Kabupaten Sintang,2) kendala dalam merealisasikan tiga pilar kebijakan pemerintah
dalam pendidikan anak usia dini di Kabupaten Sintang, 3) upaya pemerintah dalam mewujudkan
tiga pilar kebijakannya dalam pendidikan anak usia dini di Kabupaten Sintang. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik
purposive sampling. Subjek penelitian adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang,
Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sintang bagian pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan
pentingnya penerapan tiga pilar kebijakan pemerintah dalam pendidikan anak usia dini di
Kabupaten Sintang agar setiap desa mendapat kesempatan pembinaan pendidikan anak usia dini
dengan guru yang profesioanl dalam bidangnya.
Kata Kunci : Tiga pilar, Kebijakan Pemerintah, Pendidikan Anak Usia Dini.
Abstract
This research departs from the reality that the opportunity to obtain early childhood
education in Sintang District is still not evenly distributed in the villages and is still concentrated
in urban areas, lack of educators and education in terms of quality and quantity. The purpose of
this study was to analyze and describe the application of three pillars of government policy in
fostering early childhood education in Sintang District. The specific objective of the study was to
know 1) the three pillars of government policy in early childhood education in Sintang District,
2) constraints in realizing three pillar of government policy in early childhood education in
Sintang District, 3) government efforts to realize the three pillars of its policy in early childhood
education in Sintang District. This type of research is descriptive, with a qualitative approach.
Research subjects were determined by purposive sampling technique. The research subjects were
the Head of the Sintang District Education Office, the Head of the Early Childhood Education
Section of the Sintang District Education Office, the Sintang District People's Representative
Council, the education department. The results of the study indicate the importance of
implementing three pillars of government policy in early childhood education in Sintang District
so that each village has the opportunity to foster early childhood education with professional
teachers in their fields
Keywords: Three pillars, Government Policy, Early Childhood Education.
Copyright © 2018, DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018, e-ISSN 2621-4016
Dunia Anak: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018 22
Felix Semaun
berkembang, ada juga peran pemerintah Guru dan Dosen, dimana salah satu
melalui kebijakan pemerintah, (Latif dkk, ketentuannya menyebutkan bahwa pendidik
2014:27-28). anak usia dini wajib memiliki kualifikasi
Pemerintah telah mengeluarkan tiga pilar akademik pendidikan minimum Diploma
kebijakan pemerintah yang berhubungan IV (D-IV) atau Strata Satu (S1) serta
dengan pembinaan pendidikan anak usia kompetensi sebagai pendidik. Para calon
dini dalam Renstra Kementrian Pendidikan guru yang telah memiliki kualifikasi
Nasional 2009-2014, dan sekarang akademik S1 dan kompetensi sebagai
pemerintah telah menyempurnakan pendidik, selanjutnya harus mengikuti uji
kebijakan-kebijakan tersebut dalam kompetensi untuk mendapatkan sertifikat
Kerangka Strategis Kementrian Pendidikan pendidik. Tujuannya supaya AUD dididik
dan Kebudayaan 2014-2019.Peran dan diajarkan oleh guru yang professional
Pemerintah dalam Kebijakan PAUD di dalam bidangnya.Pada tahun 2014 juga
Indonesia dilihat dari misi dan visi. Misi pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri
PAUD di Indonesia adalah ”terwujudnya Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 137
anak usia dini yang cerdas, sehat, ceria, dan tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
berakhlak mulia serta memiliki kesiapan Usia Dini, dan Peraturan Menteri
fisik maupun mental dalam memasuki Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 146
pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan Visi tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum
PAUD adalah 1. Mengupayakan pemerataan 2013 PAUD.Komitmen Indonesia terhadap
layanan, peningkatan mutu, dan efisiensi PAUD tampak jelas dengan masuknya
penyelenggaraan pendidikan dini; 2. PAUD dalam Sistem pendidikan nasional.
Mengupayakan peningkatan kesadaran dan danPemerintah berupaya keras mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memberikan target tersebut sehingga meluncurkan
layanan pendidikan dini; 3. Mempersiapkan Gerakan PAUDISASI, Satu Desa Satu
anak sedini mungkin agar kelak memiliki PAUD, (Ditjen Dikti, 2006).
kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut Kabupaten Sintang merupakan salah
(Sujiono, 2013: 49). satu kabupaten di ujung timur Kalimantan
Pemerintah mewujudkan misi dan visi Barat, memiliki semangatgerakan
PAUD di Indonesia dengan mengeluarkan PAUDISASI, Satu Desa Satu PAUD.
Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Gerakan PAUDISASI ini belum berjalan
Copyright © 2018, DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018, e-ISSN 2621-4016
Dunia Anak: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018 24
Felix Semaun
maksimal karena masih banyak desa yang yang sama bagi semua peserta didik dari
belum memiliki PAUD disebabkan berbagai golongan masyarakat yang berbeda
kekurangan tenaga guru dan kekurangan baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi
sarana dan prasarana. Permasalahan faktual tempat tinggal dan tingkat kemampuan
terhadap pembinaan PAUD di Kabupaten intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan ini
Sintang adalah sebagai berikut; tingkat ditujukan untuk meningkatkan kapasitas
partisipasi anak usia dini (4-6 tahun) yang penduduk Indonesia untuk dapat belajar
masih rendah, kesempatan memperoleh sepanjang hayat dalam rangka peningkatan
pendidikan anak usia dini masih belum daya saing bangsa di era global, (Hanafi,
merata di setiap desa dan terkonsentrasi di 2015).
daerah perkotaan dan lebih diminati oleh Pilar kedua, kebijakan pemerintah dalam
masyarakat ekonomi menengah ke atas, pembinaan PAUDadalah peningkatan mutu,
sumber-sumber untuk pendidikan dan relevansi dan daya saing. Peningkatan mutu
perawatan anak usia dini secara signifikan PAUD berkaitan erat dengan standar PAUD
tidak cukup, kurangnya koordinasi dituangkan dalam Peraturan Menteri
pembinaan pendidikan anak usia dini antara Pendidikan Nasional RI : No 58 Tahun 2009
pemerintah desa dan Dinas Pendidikan tentang Standar Pendidikan AUD, yang
Kabupaten Sintang, kurangnya tenaga mencakup standar tingkat pencapaian
pendidik dan kependidikan dari segi jumlah perkembangan, standar pendidikan dan
dan mutu PAUD di kabupaten Sintang, tenaga kependidikan, standar isi proses dan
(Latif, dkk. 2014: 30). Menanggapi penilaian, serta standar sarana dan prasarana
permasalahan di atas, maka pemerintah pengelolaan dan pembiayaan, sedangkan
Kabupaten Sintang menerapkan tiga pilar untuk nonformal pemerintah telah
kebijakan pemerintah dalam pembinaan mengeluarkan kebijakan tentang Menu
pendidikan anak usia dini. Pembelajaran Generik PAUD. Kebijakan-
Pilar pertama, kebijakan pemerintah dalam kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan
pembinaan PAUD adalah perluasan dan baik apabila disosialisasikan kepada
pemerataan akses PAUD. Pemerataan dan berbagai pihak secara profesional, serta
perluasan akses pendidikan diarahkan pada adanya hubungan dan kerjasama yang
upaya memperluas daya tampung satuan harmonis antara pemerintah pusat dan
pendidikan serta memberikan kesempatan pemerintah daerah, dalam hal ini pemerintah
Copyright © 2018, DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018, e-ISSN 2621-4016
Dunia Anak: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018 25
Felix Semaun
anak usia dini, pemerintah melalui Dinas Kabupaten Sintang. Subyek penelitian
Pendidikan Kabupaten Sintang, para guru ditentukan dengan teknik purposive bersifat
PAUD dan masyarakat umum. Secara Snowball sampling artinya peneliti
praktisnya penelitian ini bermanfaat antara menentukan sendiri sampel yang diambil
lain : 1) Pemerintah Kabupaten Sintang karena pertimbangan tertentu, (Sugiyono,
semakin giat dalam melaksanakan program 2012 : 89). Adapun yang menjadi subyek
yang terstruktur dalam penerapan tiga pilar dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas
kebijakan pembinaan PAUD, 2) Pendidikan Kabupaten Sintang, Kepala
Meningkatnya partisipasi setiap desa untuk Seksi Pendidikan Anak Usia Dini Dinas
mendirikan lembaga pembinaan PAUD, 3) Pendidikan Kabupaten Sintang, Dewan
Masyarakat memiliki paradigma berpikir Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
positif tentang pentingnya pembinaan Sintang bagian pendidikan. Lokasi
PAUD di setiap keluarga dan setiap desa di penelitian adalah Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Sintang. Kabupaten Sintang. Alasan pemilihan lokasi
METODE PENELITIAN ini adalah pertama alasan metodologis yaitu
Pendekatan Penelitian tersedianya data dan informasi yang dapat
Pendekatan dalam penelitian ini adalah mendukung pelaksanaan penelitian
kualitatif (qualitative approach), dengan mengenai tiga pilar kebijakan pemerintah
jenis penelitian adalah deskriptif. Metode dalam pembinaan pendidikan anak usia dini
yang digunakan dalam penelitian adalah di Kabupaten Sintang. Kedua, alasan praktis
deskriptif analisis. Peneliti menggunakan yaitu pemerintah melalui Kepala Dinas
pendekatan kualitatif karena hanya Pendidikan Kabupaten Sintang memiliki
menganalisis dan mendeskripsikan tiga pilar tanggungjawab moral dalam pembinaan
kebijakan pemerintah dalam pembinaan pendidikan anak usia dini di Kabupaten
pendidikan anak usia dini di Kabupaten Sintang
Sintang Tahapan Pengumpulan Data
Subyek dan Lokasi Penelitian Tahapan pengumpulan data terdiri dari 3
Subyek dalam penelitian ini adalah segala tahap yakni tahap perencanaan, tahap
sesuatu yang berkaitan dengan penerapan pelaksanaan dan tahap analisis data. Tahap
tiga pilar kebijakan pemerintah dalam perencanaan dimulai dari mengurus
pembinaan pendidikan anak usia dini di perijinan dan administrasi terkait dengan
Copyright © 2018, DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018, e-ISSN 2621-4016
Dunia Anak: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018 27
Felix Semaun
rencana pelaksanaan penelitian. dari empat alur kegiatan yang terjadi secara
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan bersamaan, yaitu catatan lapangan,
menyusun instrumen penelitian berupa pengumpulan informasi, penyajian
panduan observasi, panduan wawancara, dan informasi, dan penarikan kesimpulan, Miles
dokumentasi. Pada tahap pengumpulan data dan Huberman, dalam (Sugiyono, 2014 :
peneliti terjun ke kantor dinas pendidikan 138). Analisis data dilakukan secara
untuk melakukan observasi,wawancara deskriptif (descriptive analysis). Berkaitan
mendalam dan dokumentasi kepada dengan validitas data, peneliti merujuk pada
responden terkait dengan tiga pilar pendapat Nasution (2009 : 114), cara yang
kebijakan pemerintah dalam pembinaan dapat dilakukan dalam mengusahakan agar
pendidikan anak usia dini di Kabupaten kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya,
Sintang. Tahap selanjutnya yakni tahap diantaranya: (a) memperpanjang masa
analisis data, setelah selesai proses observasi, (b) pengamatan secara terus
pengumpulan data diperoleh sejumlah data menerus, (c) triangulasi, (d) menggunakan
kualitatif. Analisis dan pengolahan data bahan referensi, dan (e) melakukan member
berpedoman pada data yang terkumpul dari check. Hasil analisis data disajikan dalam
pertanyaan penelitian. Data kualitatif dari bentuk laporan penelitian.
penelitian ini yaitu hasil pengamatan dan
wawancara. Data yang terkumpul dianalisis HASIL DAN PEMBAHASAN
secara deskriptif. Bentuk tiga pilar kebijakan pemerintah
Teknik dan Analisis Data dalam pembinaan PAUD di Kabupaten
Pada tahapan analisis data, penelitian Sintang.
kualitatif bersifat induktif, bahwa semua Bentuk penerapan tiga pilar kebijakan
kesimpulan dibentuk dari semua informan pemerintah dalam pendidikan anak usia dini
yang diperoleh dari lapangan. Teknik di Kabupaten Sintang adalah menurut
analisis data yang digunakan adalah teknik Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
analisis data deskriptif kualitatif Sintang mengatakan adanya perluasan dan
memanfaatkan persentase hanya merupakan pemerataan akses pendidikan anak usia dini
langkah awal dari proses analisis data di setiap desa. Kepala desa sebagai
(Arikunto, 2009 : 90). Dalam proses pimpinan masyarakat desa diharapkan
selanjutnya analisis data kualitatif terdiri menyiapkan lahan atau lokasi pendirian
Copyright © 2018, DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018, e-ISSN 2621-4016
Dunia Anak: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018 28
Felix Semaun
pembinaan PAUD dan memotivasi Anggaran pun harus akuntabilitas dan citra
masyarakat desa agar anak-anak usia 4-6 publik artinya proses penyusunan anggaran
tahun wajib mengikuti PAUD. Kabupaten diharapkan melalui penjaringan aspirasi
Sintang memiliki pembinaan PAUD yang masyarakat yang hasilnya digunakan sebagai
masih kurang karena dukungan dari desa dasar perumusan arah dan kebijakan umum
dan masyarakat desa yang tidak kondusif. anggaran.
Menurut Kepala Seksi Pendidikan Anak Menurut anggota DPRD Kabupaten Sintang
Usia Dini Dinas Pendidikan Kabupaten bagian Pendidikan mengatakan salah satu
Sintang mengatakan salah satu bentuk tiga bentuk tiga pilar kebijakan pemerintah
pilar kebijakan pemerintah dalam dalam pembinaan PAUD adalah
pembinaan PAUD adalah penguatan tata peningkatan mutu dan daya saing.
kelolah, akuntabilitas dan citra publik. Pemerintah Kabupaten Sintang belum
Selama ini pembinaan PAUD masih maksimal mewajibkan dan memotivasi
konsentrasi di kota-kota. Sarana-prasarana masyarakat desa untuk melakukan
pun terfokus pada PAUD di kota. Sementara pembinaan PAUD di desa.Kondisi ini yang
di setiap desa belum maksimal karena menyebabkan masih banyak desa yang tidak
kekurangan sarana-prasarana, kekurangan melaksanakan PAUD. Peningkatan mutu
guru bahkan ketiadaan guru yang PAUD di Kabupaten Sintang belum
profesional dalam bidang PAUD. Saat ini signifikan dan masih rendah karena tenaga
rata-rata guru PAUD di desa-desa hanya pendidik khusus untuk pembinaan PAUD
tamatan SMA dan Sarjana Pendidikan yang masih kurang. Realita empiris ini
bukan berbasis Pendidikan Guru-PAUD. mempengaruhi daya saing pendidikan di
Kekurangan guru yang berkualitas inilah Kabupaten Sintang masih lemah, ditambah
yang membuat masyarakat desa kurang denganparadigma berpikir masyarakat
maksimal mendukung anaknya untuk tentang pendidikan bahwa tidak perlu
mengikuti pembinaan PAUD. Penguatan sekolah tinggi karena akankembali bekerja
tata kelolah meliputi anggaran dalam mengelolah tanah.
meningkatkan sarana dan prasarana.Udin, Kendala dalam melaksanakan tiga pilar
dkk.(2011: 261) mengatakan anggaran kebijakan pemerintah dalam pembinaan
memadai adalah salah satu syarat penting PAUD di Kabupaten Sintang.
dalam mengadakan pembinaan PAUD. Menurut Kepala Seksi Pendidikan Anak
Copyright © 2018, DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018, e-ISSN 2621-4016
Dunia Anak: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018 29
Felix Semaun
Usia Dini Dinas Pendidikan Kabupaten Menurut anggota DPRD dari daerah
Sintang mengatakan kendala utama pemilihan kecamatan Sintang mengatakan
pelaksanaan tiga pilar kebijakan pemerintah kendala utama penerapan tiga pilar
dalam pendidikan anak usia dini di kebijakan pemerintah dalam pendidikan
Kabupaten Sintang adalah persepsi anak usia dini di Kabupaten Sintang adalah
masyarakat masih rendah terhadap kurangnya koordinasi antara pemerintah
pentingnya pendidikan anak usia dini dan Kabupaten Sintang melalui Dinas
mata pencaharian orang tua. Masyarakat Pendidikan Kabupaten Sintang dengan
berpandangan bahwa pendidikan anak usia pemerintah desa. Kurangnya koordinasi ini
dini tidak menjadi jaminan bahwa anak akan disebabkan kurangnya komunikasi karena
mengalami kemajuan dalam perkembangan jarak tempuh beberapa desa dengan kota
kognisi, afektif dan psikomotorik karena Sintang yang sangat jauh dan akses jalan
meskipun AUD tidak ikut pembinaan yang rusak menuju setiap desa sangat berat,
PAUD, mereka juga telah mengalami PAUD serta tidak ada jaringan komunikasi di
itu sendiri di rumah dan di lingkungannya. beberapa desa. Sementara menurut Kepala
Pembinaan PAUD hanya sekedar untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang
bersosialisasi dengan teman pada beberapa mengatakan kendala yang fundamental
jam saja, sementara di rumah dan di adalah kurangnya tenaga pendidik yang
lingkungannya selalu bersosialisasi dengan memiliki sarjana pendidikan guru PAUD.
teman-temannya. Selain itu masyarakat desa Selain itu anggaran untuk pembinaan PAUD
kebanyakan bermata pencaharian sebagai di setiap desa diatur dan dikelolah oleh
petani karet dan petani sawit, ada juga yang pemerintah desa dan masyarakt desa. Kepala
bekerja di pertambangan emas tanpa ijin desa dan masyarakat desa yang melihat
Pemerintah. Mereka yang bekerja sebagai urgensinya pembinaan pendidikan anak usia
penambang emas tanpa ijin khusus dari dini akan berupaya mendirikan lembaga
pemerintah atau illegal bekerja jauh dari PAUD di desanya dan menyiapkan anggaran
kampung. Kondisi inilah yang membuat bagi perlengkapan sarana-prasarana serta
anak-anak mereka pun mengikuti situasi dan tenaga kependidikan. Hal ini sesuai dengan
kondisi pekerjaan orang tua. Akhibatnya pendapat Rosadi (2012) mengatakan setiap
banyak anak yang tidak mengikuti lembaga pendidikan membutuhkan anggaran
pembinaan PAUD di desanya. dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas
Copyright © 2018, DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018, e-ISSN 2621-4016
Dunia Anak: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018 30
Felix Semaun
SIMPULAN impiannya.
Penerapan tiga pilar kebijakan pemerintah SARAN
dalam pembinaan pendidikan anak usia dini Pemerintah melalui Dinas Pendidikan
di Kabupaten Sintang sudah berjalan baik Kabupaten Sintang diharapkan
namun belum maksimal karena pelbagai mengembangkan tiga pilar kebijakan
macam kendala. Tiga pilar kebijakan pemerintah dalam pembinaan pendidikan
pemerintah terrealisasi dalam bentuk adanya anak usia dini di Kabupaten Sintang Para
perluasan dan pemerataan akses pendidikan guru pendidikan anak usia dini untuk
anak usia dini di setiap desa, peningkatan meningkatkan keprofesionalitasnya dengan
mutu dan daya saing dan penguatan tata mengikuti pelatihan tentang cara dan
kelolah, akuntabilitas dan citra publik. metode pembelajaran pendidikan anak usia
Penerapan tiga pilar kebijakan pemerintah di dini. Peneliti selanjutnya agar lebih intens
Kabupaten Sintang menemukan kendala mengkaji tentang tiga pilar kebijakan
seperti kurangnya koordinasi antara Dinas pemerintah dalam pembinaan pendidikan
Pendidikan Kabupaten Sintang dengan anak usia dini di Kabupaten Sintang.
masyarakat desa, kekurangan tenaga
pendidik yang profesional dalam bidangnya, DAFTAR RUJUKAN
anggaran yang tidak memadai dan sarana Agung, I. 2010. Perluasan Wajib Belajar 12
Tahun : Suatu Pemikiran. Jurnal
prasarana yang kurang. Upaya dalam
Penelitian Kebijakan Pendidikan.
mengatasi kendala tersebut adalah Hal.119 – 135.
tingkatkan kerjasama antara Dinas
Anita, 2011. Model Pendidikan Anak Usia
Pendidikan Kabupaten Sintang dengan Dini. Jakarta: Kencana Media Group.
masyarkat. Kerjasama dengan kampus yang
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian
ada di wilayah Kabupaten Sintang untuk SuatuPendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
membuka program studi Pendidikan Guru
PAUD agar ke depannya terakomodir tenaga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2007. Undang-undang No.20 Tahun
pendidik PAUD yang belum berijasah
2003 Tentang Sistem Pendidikan
sarjana PAUD dan mensosialisasikan Nasional. (Tidak diterbitkan). Jakarta
: Depdiknas.
tentang urgensi pendidikan di zaman
milenial ini karena hanya dengan Depdiknas. 2007. Rencana Strategis
Kementrian Pendidikan Nasional
pendidikan, anak-anak akan meraih
2004-2009. (Tidak diterbitkan).
Copyright © 2018, DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018, e-ISSN 2621-4016
Dunia Anak: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2), November 2018 32
Felix Semaun
Latif, dkk. 2014. Orientasi Pendidikan Anak Udin, S. dkk. 2011. Perencanaan
Usia Dini, Teori dan Aplikasi. Pendidikan Suatu Pendekatan
Jakarta: Kencana Media Group. Komprehensif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. 2009. Metode Research
(Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Undang-Undang Republik Indonesia No.20
Aksara. Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.(Tidak
Noorlaila, I. 2010. Panduan Lengkap diterbitkan).
Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher. Undang-Undang Republik Indonesia No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Dosen. (Tidak diterbitkan).
:No 58 Tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan AUD. (Tidak
diterbitkan).