Anda di halaman 1dari 18

Mega Pardosi, Widyakanti & M.

Nur Iman Ridwan

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN


ANAK USIA DINI
(Studi Komparatif Pada Taman Kanak-Kanak yang
Terakreditasi dan Tidak Terakreditasi di Kelurahan Mantuil
Kecamatan Banjarmasin Selatan)
Mega Pardosi, Widyakanti, M. Nur Iman Ridwan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Lambung Mangkurat

Abstract
Early Childhood Education Programs is a government way to create human resources are
ready to compete in the era of globalization. The purpose of this research is to find (1) the
implementing of early childhood education programs, especially in Mantui Village, Sub-district
South Banjarmasin, and (2) what are the constraints of implementing process. The result of
research is (1) implementation early childhood education there are not according to the standards
listed in Permendiknas No.58 tahun 2009, and based on the results in the field, accredited
kindegarten, the implementation is not accordance with the standards of early childhood
education.(2) The most common of constraints is, human resources like most teachers have not
scholar, and another constraint is facilities communication and information ,and infrastructure.
The research recommend to(1) Banjarmasin Education Office :requiring teachers to graduate, not
only for public servant but also private. (2) Kindergarten principal:giving priority to data
management. (3) Kindergarten teachers : take more training provided by the government.

Keywords : Implementation, Early childhood Education, Kindergarten

PENDAHULUAN sebuah program pendidikan anak usia dini


Pendidikan merupakan senjata (PAUD), yang tercantum dalam UU No 20
utama dalam membangun sumber daya tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
manusia yang siap bersaing di era Nasional, Bab 1, Pasal 1, Butir 14
globalisasi. Seperti halnya membangun menyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia
sebuah bangunan, hal pertama yang Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
dilakukan adalah memperkokoh pondasi ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
bangunan tersebut agar tidak mudah goyah. dengan usia 6 tahun yang dilakukan
Begitu juga pada pendidikan, sedini melalui pemberian rangsangan pendidikan
mungkin perlu diterapkan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
untuk membangun sumber daya manusia perkembangan jasmani dan rohani agar
yang berkompeten dan siap berjuang di era anak memiliki kesiapan dalam memasuki
globalisasi. Pemerintah melaksanakan pendidikan lebih lanjut”.

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

Program PAUD adalah salah satu a. PAUD jalur pendidikan formal:


TK, RA atau bentuk lain yang
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
sederajat
menitikberatkan ke arah pertumbuhan dan b. PAUD jalur pend non formal: KB,
TPA, atau bentuk lain yang
perkembangan fisik (Koordinasi motorik
sederajat
halus dan kasar), kecerdasan (daya c. PAUD jalur pend informal:
pendidikan keluarga atau
pikir,daya cipta, kecerdasan emosi,
pendidikan yang diselenggarakan
kecerdasan spiritual) sosio emosional oleh lingkungan.
(sikap dan perilaku serta agama), bahasa Kementerian Pendidikan Nasional
dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
dan tahap-tahap perkembangan yang mengeluarkan empat kebijakan mengenai
dilalui oleh anak usia dini. Ada dua tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
penyelenggaraan program PAUD, yaitu Kebijakan pertama adalah penataan
tujuan utamanya untuk membentuk anak kelembagaan. Dimana hal ini penting
indonesia yang berkualitas, yang tumbuh dilakukan karena pemerintah hanya akan
dan berkembang sesuai dengan tingkat memberikan bantuan pada institusi
perkembangannya sehingga memiliki PAUD yang resmi, jelas keberadaan
kesiapan yang optimal didalam memasuki dan pelaksanaannya. Kedua, terkait tutor
pendidikan dasar serta mengurangi pendamping dan guru yang berpartisipasi
kehidupan di masa dewasa. Dan tujuan dalam proses belajar mengajar di PAUD
pelengkapnya adalah untuk membantu harus disiapkan standarnya tidak hanya
menyiapkan anak mencapai kesiapan kualifikasi pendidikan, tetapi juga dari
(akademik) di sekolah. kompetensinya dan hal ini akan diatur
Sebagaimana dinyatakan dalam dalam undang-undang. Ketiga, kebijakan
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 yang terkait dengan konten, isi dan bahan
tentang sistem pendidikan nasional pasal ajar. Kurikulum PAUD jelas tidak sama
28, bahwa: dengan kurikulum yang ada pada
1. Pendidikan Anak Usia Dini pendidikan dasar. Sangat penting jika
diselenggarakan sebelum jenjang
Pendidikan Dasar kegiatan dalam PAUD diisi dengan
2. Pendidikan Anak Usia Dini dapat kegiatan yang merangsang reaksi fisik dan
diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal dan/atau pengenalan lingkungan. Terakhir kebijakan
informal PAUD yang ke empat adalah ketersediaan

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Mega Pardosi, Widyakanti & M. Nur Iman Ridwan

sarana dan prasarana untuk proses belajar


dan mengajar. Tabel 1.1 Data PAUD Kecamatan
Sejak tahun 2009 dimana Banjarmasin Selatan
pemerintah mulai mengembangkan
pendidikan bagi anak usia dini yang
ditandai dengan sejumlah bantuan dana
yang di alirkan untuk mendukung
optimalisasi penyelenggaraan PAUD di
masyarakat. Namun bantuan permerintah
tersebut masih belum seimbang dengan Sumber : data Dinas Pendidikan Kota
Banjarmasin, 2013
jumlah lembaga PAUD yang ada. Banyak
sekali lembaga PAUD didirikan yang Dari ke empat jenis PAUD, Jumlah
masih belum memenuhi standar, belum lembaga Taman Kanak-kanak (TK) lebih
jelas keberadaan dan pelaksanaannya. banyak dari lembaga lainnya,lembaga TK
Di Banjarmasin sendiri terdapat 400 merupakan PAUD jalur pendidikan formal,
Lembaga PAUD yang terdiri dari 273 sedangkan jenis lembaga PAUD lainnya
Taman Kanak-Kanak (TK), 104 Kelompok Non formal dan Informal. TK merupakan
Bermain (KB), 22 Tempat Penitipan Anak Jalur pendidikan formal paling bawah
(TPA), dan 1 Satuan Paud Sejenis (SPS). sebelum ketingkat SD, SMP, SMA, dan
Dan di kecamatan Banjarmasin selatan seterusnya. Selain itu materi yang ada pada
terdapat 79 lembaga PAUD yang terdiri TK lebih banyak pembelajaran. Berbeda
dari 58 Taman Kanak-kanak (TK), 17 dengan KB, TPA dan SPS yang lebih
Kelompok Bermain (KB), 3 Taman banyak bermain. Peneliti memfokuskan
Penitipan Anak (TPA), dan 1 Satuan Paud hanya pada lembaga PAUD jalur formal
Sejenis (SPS), seperti pada tabel berikut : (TK), dimana sebagian besar masyarakat
lebih memilih memasukan anaknya ke
Taman Kanak-kanak hal ini terkait dengan
standar PAUD yang pertama yaitu tingkat
pencapaian perkembangan hal tersebut
dapat dilihat dari nilai akreditasi setiap
lembaga. Lembaga PAUD yang memiliki
akreditasi baik dapat dikatakan lembaga
tersebut telah berkembang dengan baik.

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

Tabel 1.2 Data PAUD Kecamatan Tabel 1.3 Data PAUD (TK) di
Banjarmasin Selatan per Kecamatan Kecamatan Banjarmasin Selatan

Sumber : data Dinas Pendidikan Kota Sumber : data Dinas Pendidikan Kota
Banjarmasin, 2013 Banjarmasin, 2013

Berdasarkan tabel diatas jumlah Dari tabel diatas jumlah TK di


lembaga PAUD yang belum terakreditasi Kecamatan Banjarmasin Selatan yang
sebanyak 34 lembaga (44%). Terutama belum terakreditasi sebanyak 16 lembaga.
untuk lembaga PAUD (TK), karena TK Di Kelurahan Mantuil terdapat 7 lembaga
termasuk pendidikan jalur formal, dan PAUD (TK) diantaranya 3 yang
dianggap penting untuk sebuah lembaga berakreditasi B, 2 yang berakreditasi C dan
seperti TK memiliki akreditasi. 2 yang tidak terakreditasi. Dari data
tersebut menggambarkan bahwa ada
lembaga PAUD yang berakreditasi baik,
sementara yang lainya masih kurang atau
bahkan belum terakreditasi. Peneliti
mengambil 3 objek penelitian yang
pertama adalah TK yang berakreditasi B

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Mega Pardosi, Widyakanti & M. Nur Iman Ridwan

yaitu TK Intan Wengga Sari, yang selatan tepatnya di Banjarmasin, dalam


berakreditasi C yaitu TK Baitturahman, sebuah surat kabar, Kepala Dinas
dan yang belum terakreditasi yaitu TK An- Pendidikan Kalsel Ngadimun mengatakan
Nisa. Peneliti memilih 3 TK tersebut jika di Kalsel pun kualitas guru Paud/TK
karena merupakan TK yang tahun yang sarjana masih minim, terutama di
berdirinya masih terbilang baru diantara daerah-daerah bukan perkotaan . (Bpost,
TK lainnya yang ada di Mantuil. Terkait Jumat 25 oktober 2013).
kebijakan kedua mengenai standar lembaga Dalam artikel Bpost diatas
PAUD mengenai tutor pendamping dan menyatakan bahwa kebanyakan lembaga
guru yang berpartisipasi dalam proses PAUD yang tenaga pendidiknya sangat
belajar mengajar di PAUD harus disiapkan minim bergelar sarjana ada pada daerah-
standarnya tidak hanya kualifikasi daerah bukan perkotaan. Menariknya,
pendidikan. Adapun pada lembaga PAUD Banjarmasin dapat dikatakan merupakan
jalur pendidikan formal yaitu Taman kota yang perkembangannya lebih maju
Kanak-kanak dimana tenaga pendidik dari kota-kota lainnya yang berada di
seperti Guru TK, kualifikasi akademik dan Kalimantan Selatan juga, namun banyak
kompetensinya meliputi : tidak diketahui masyarakat bahwa masih
a. Kualifikasi Akademik banyak terdapat daerah-daerah pinggiran
Memiliki ijazah S1 atau D-IV jurusan yang belum terlalu mendapat perhatian
pendidikan/ Psikologi anak yang pemerintah Banjarmasin, dalam penelitian
diperoleh dari program studi yang ini peneliti memilih daerah Mantuil,
terakreditasi Mantuil merupakan daerah yang cukup
b. Kompetensi jauh dari pusat pemerintahan kota
- Memiliki kompetensi kepribadian Banjarmasin. Mantuil dapat dikatakan
- Memiliki kompetensi profesional termasuk daerah yang masih membutuhkan
- Memiliki kompetensi pedagogik perhatian pemerintah, dimana seperti
- Memiliki kompetensi sosial contoh kasus Desa Jemaah di Mantuil yang
masih belum mendapat penerangan berupa
Dalam hal ini tenaga pendidik listrik, ada sekitar 30 kepala keluarga yang
dituntut paling tidak bergelar S1. Namun masih menggunakan lampu teplok. (Bpost,
sampai saat ini tenaga pendidik dan Rabu 18 september2013)
kependidikan PAUD masih banyak yang Dari contoh kasus tersebut dapat
belum bergelar sarjana seperti Pulau Jawa, dikatakan daerah Mantuil, meskipun bagian
demikian halnya dengan Kalimantan dari kota yang perkembangannya baik,

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

namun masih menjadi daerah pinggiran, dalam bentuk rill, bukan untuk sekedar
karena masih minim perhatian pemerintah dinyatakan, (2) Kebijakan publik untuk
terhadap perkembangan daerah tersebut. dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
Berkaitan dengan proses Implementasi karena didasarkan pada kepentingan publik
program PAUD, Hal tersebut menarik itu sendiri.
peneliti untuk meneliti bagaimana
Implementasi Kebijakan
implementasi program PAUD diKelurahan
Implementasi Kebijakan menurut
Mantuil dengan lembaga yang memiliki
Gordon dalam Pasolong (2013:57) adalah
nilai akreditasi berbeda padahal masih
berbagai kegiatan yang di arahkan pada
berada dalam daerah yang sama, yang
realisasi program. Dalam hal ini
dapat dikatakan pinggiran.
administrator mengatur cara untuk
TINJAUAN PUSTAKA mengorganisir, menginterprestasikan dan
menerapkan kebijakan yang telah diseleksi.
Kebijakan Publik
Menurut Agustino (2006:138),
Anderson dalam Agustino (2006:6)
implementasi kebijakan dalam praktiknya
mendefinisikan kebijakan publik sebagai
merupakan suatu proses yang begitu
serangkaian kegiatan yang mempunyai
kompleks bahkan tidak jarang bermuatan
maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan
politis dengan adanya intervensi berbagai
dilaksanakan oleh seorang aktor atau
kepentingan. Dari pendapat-pendapat para
sekelompok aktor yang berhubungan
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan suatu permasalahan atau suatu hal
implementasi kebijakan adalah proses
yang diperhatikan. Konsep kebijakan ini
pencapaian yang dilakukan aktor terkait
menitikberatkan pada apa yang
dari apa yang telah dirumuskan. Terkait
sesungguhnya dikerjakan daripada apa
dengan penelitian ini implementasi
yang di usulkan atau dimaksud. Dan hal
kebijakan adalah pelaksanaan program
inilah yang membedakan kebijakan dari
PAUD (TK) di Kelurahan Mantuil
suatu keputusan yang merupakan pilihan
Kecamatan Banjarmasin Selatan.
diantara beberapa alternatif yang ada.
Idealnya suatu kebijakan publik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
menurut Pasolong (2013:39) adalah (1) Undang-undang Nomor 20 tahun
Kebijakan publik untuk dilaksanakan 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Mega Pardosi, Widyakanti & M. Nur Iman Ridwan

Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa menyajikan gambaran yang lengkap


pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah mengenai setting sosial beserta hubungan-
suatu upaya pembinaan yang ditujukan hubungannya yang terdapat dalam
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia penelitian dan penelitian bersifat
enam tahun yang dilakukan melalui komparatif.
pemberian rangsangan pendidikan untuk Lokasi penelitian ini adalah
membantu pertumbuhan dan Lembaga-lembaga PAUD di Kelurahan.
perkembangan jasmani dan rohani agar Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan,
anak memiliki kesiapan dalam memasuki alasan peneliti memilih lokasi tersebut
pendidikan lebih lanjut. Sesuai dengan adalah karena Kelurahan Mantuil termasuk
peraturan Menteri pendidikan Nasional No. daerah pinggiran perkotaan dengan variasi
58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan akreditasi PAUDnya. Dalam pemilihan
Anak Usia Dini, standar pendidikan anak subjek penelitian, peneliti menggunakan
usia dini meliputi pendidikan formal dan purposive sampling, dimana peneliti
nonformal yang terdiri atas : menentukan kategori-kategori dalam
a. Standar tingkat pencapaian memilih informan. Sumber Data dalam
perkembangan
penelitian ini diperoleh dari Data primer
b. Standar pendidik dan tenaga
kependidikan berupa hasil wawancara peneliti dengan
c. Standar isi, proses dan penilaian
informan dan analisis terhadap hasil
d. Standar sarana dan prasarana,
pengelolaan, dan pembiayaan. wawancara tersebut. Dan Data sekunder
yang berupa dokumen, laporan-laporan
METODE PENELITIAN
mengenai lembaga PAUD tersebut.
Pendekatan penelitian yang
Metode Pengumpulan Data pada
digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini meliputi berbagai cara,
pendekatan kualitatif untuk menjelaskan
diantaranya Observasi,
secara lebih mendalam masalah bagaimana
Wawancara/Interview, Dokumentasi.
implementasi kebijakan program PAUD
Metode analisis data dalam penelitian ini
yang ada di Kota Banjarmasin, penelitian
dilakukan secara interaktif dan berlangsung
ini lebih memfokuskan kepada lembaga
secara terus-menerus sampai tuntas seperti
PAUD yang berada jauh dari pusat
model dari Miles dan Huberman dalam
pemerintahan. Tipe penelitian yang
Sugiyono (2010:246) dalam menganalisis
digunakan dalam penelitian ini adalah
data terdiri dari 4 tahap yang merupakan
bersifat deskriptif komparatif. Dimana
satu kesatuan yang saling berkaitan,
Penelitian ini dimaksudkan untuk
adapun tahap-tahap tesebut yaitu :

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

Pengumpulan data, Reduksi data, beberapa anak yang kurang memahami.


Penyajian data dan Penarikan kesimpulan Selain itu di TK Intan Sari Wengga masih
atau verifikasi data. banyak orang tua yang ikut masuk belajar
bersama anak, bahkan dari pengamatan
HASIL PENELITIAN DAN
peneliti orangtua ikut terlibat dalam
PEMBAHASAN
mengerjakan tugas anak.

Standar Tingkat Pencapaian Pemandangan serupa juga terlihat

Perkembangan Anak di TK Baiturrahman dimana pada saat

Tingkat pencapaian perkembangan proses belajar mengajar berlangsung masih

menggambarkan pertumbuhan dan banyak anak yang didampingi oleh

perkembangan yang diharapkan dicapai orangtuanya, tugas pun tidak sepenuhnya

anak pada rentang usia tertentu. merupakan hasil jerih payah anak sendiri.

Perkembangan anak yang dicapai Berbeda dengan TK An-Nisa , dari


merupakan integrasi aspek pemahaman data laporan perkembangan anak

nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, menunjukan bahwa 3 diantara 22 murid

bahasa, dan sosial-emosional. yang berhadir pada saat itu, 1 orang anak

Berdasarkan hasil penelitian di 3 sudah mulai berkembang dan 2 diantaranya

Taman Kanak-kanak yang memiliki nilai berkembang sesuai harapan. Dan saat

akreditasi berbeda-beda, pertama di TK peneliti turun lapangan untuk meneliti,

Intan Wengga Sari yang memiliki terlihat bahwa anak-anak dapat

Akreditasi B dimana dari hasil laporan data mengerjakan tugas dari guru dengan baik,

perkembangan dilihat dari aspek nilai-nilai semuanya aktif mengerjakan. Dan murid-

agama dan moral, konsep bentuk, warna, murid TK An-Nisa pun terihat sangat

ukuran dan pola dan sosial emosional , mandiri tanpa ada yang merengek minta

seperti salah satu contohnya menunjuk didampingi oleh orangtuanya.

kumpulan benda menunjukan anak mulai Dari ke tiga lembaga TK diatas

berkembang dan 2 diantara 29 murid sudah menunjukan bahwa tingkat pencapaian dari

berkembang sesuai harapan. Dan dari hasil data laporan perkembangan anak sesuai

pengamatan peneliti ketika murid TK Intan dengan standar yang telah ditetapkan

Sari Wengga diberi tugas untuk memberi peraturan pemerintah. Seperti dalam

warna dan mengelompokkannya masih ada Permen no.58 tahun 2009 mengenai tingkat

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Mega Pardosi, Widyakanti & M. Nur Iman Ridwan

pencapaian perkembangan anak usia 4 - anak selama melewati nol kecil. Seperti
<5tahun pada lingkup perkembangan halnya saja terlihat pada saat orangtua ikut
Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola : masuk kekelas mendampingi anak-
Mengklasifikasikan benda berdasarkan anaknya, jikalau si anak masih di kelas nol
bentuk atau warna atau ukuran. Namun kecil, masih dapat dimaklumi karena si
dalam lingkup sosial emosional : anak baru beradaptasi dengan
menunjukan sikap mandiri dalam memilih lingkungannya. Namun anak kelas nol
kegiatan masih banyak yang belum bisa besar kurang dapat dimaklumi karena
dilakukan oleh murid-murid TK Intan harusnya sudah terbiasa dan mulai belajar
Wengga Sari dan TK Baiturrahman. mandiri. Namun ternyata masih banyak
Teori attachment yang dimaksud yang menangis jika tidak didampingi
adalah keteraturan, kesenangan, keinginan orangtuanya.
untuk melekat terhadap orang yang di
Standar Pendidik dan Tenaga
akrabinya. Hal ini sesuai dengan
Kependidikan
pengamatan peneliti ketika melihat masih
Pendidik anak usia dini adalah
ada anak yang tidak mau ditinggalkan
profesional yang bertugas merencanakan,
orangtuanya ketika mulai pelajaran dikelas.
melaksanakan proses pembelajaran, dan
Lanjut lagi Menurut Bowlby anak yang
menilai hasil pembelajaran, serta
kehilangan kesempatan untuk memperoleh
melakukan pembimbingan, pengasuhan
hubungan sosial dengan orang lain akan
dan perlindungan anak didik.
mempengaruhi perkembangan sosial anak.
Berdasarkan kualifikasi akademik
Bila anak kehilangan kesempatan untuk
pendidik menurut permendiknas no 16
mengembangkan hubungan anak dengan
tahun 2007 tentang standar kualifikasi
lingkungan sosial selama periode bayi,
akademik dan kompetensi guru yaitu Bagi
maka mungkin hubungan sosial anak
guru PAUD jalur pendidikan formal (TK,
menjadi menyimpang setelah dewasa. Dari
RA, dan yang sederajat) harus memiliki
pendapat Bowlby tersebut sangat
pendidikan minimum diploma empat (D-
berdampak buruk bagi perkembangan anak,
IV) atau Sarjana (S1) dalam bidang PAUD
maka dari itu perlu adanya kemandirian
atau Psikologi yang diperoleh dari program
anak untuk beradaptasi dengan lingkungan
studi yang terakreditasi. Dan yang belum
sekolah.
memenuhi kualifikasi akademik dan
Peneliti memilih untuk mengamati
kompetensi disebut Guru pendamping dan
kelas nol besar karena dari murid nol besar
pengasuh. Dari hasil penelitian di TK Intan
akan terlihat bagaimana perkembangan

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

Wengga sari terdapat 3 orang pendidik dan di kedua TK ini guru pendamping pun
2 diantaranya masih dalam tahap proses dapat mengajar murid sendirian.
menuju sarjana sedangkan 1 orang masih Dan untuk tenaga kependidikannya
lulusan SMA. Di TK An-Nisa tenaga seperti kepala sekolah di TK Intan Wengga
pendidik berjumlah 8 orang 2 diantaranya Sari dan Baiturrahman sudah memenuhi
sudah sarjana dan 6 orang lainnya masih kualifikasi pendidik dimana minimal D-IV
lulusan SMA. Di TK Baiturrahman atau S1, sedangkan di TK An-Nisa kepala
berjumlah 4 orang, 1 orang sudah bergelar sekolanya masih lulusan SMA. Namun dari
sarjana, 2 orang masih dalam tahap keterangan kepala PAUD Dinas
penyelesaian kuliah S1 dan 1 orang masih Pendidikan Kota Banjarmasin, hal tersebut
SMA. di perbolehkan karena swasta diangkat oleh
Dan dari hasil wawancara sebagian yayasan. Dan hal tersebut sudah menjadi
pengajar mengatakan bahwa untuk guru resiko yayasan yang mengangkat orang
TK swasta tidak diwajibkan sarjana, dan tersebut menjadi kepala sekolah. Dalam hal
sebagian pengajar lainnya mengatakan hal pengawasan, pengawas berasal dari Dinas
sebaliknya. Dan menurut pendapat Kasi Pendidikan yang ada di tiap Kecamatan.
kelembagaan dan kurikulum PAUD di Menurut teori Van Meter dan Van
Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin bahwa Horn dalam Winarno (2007:146)
memang benar untuk guru TK swasta tidak membatasi Implementasi kebijakan sebagai
diwajibkan sarjana, namun sangat di tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
anjurkan. individu-individu (atau kelompok-
Dari standar PAUD dalam kelompok) pemerintah maupun swasta
Permendiknas no.58 tahun 2009 tidak yang diarahkan untuk mencapai tujuan-
disebutkan apakah yang diwajibkan hanya tujuan yang telah ditetapkan dalam
TK negeri atau tidak. Kalau menurut keputusan-keputusan kebijakan
standar PAUD maka TK Intan Wengga sebelumnya. Dari teori tersebut tidak mesti
Sari dan TK An-Nisa masih belum yang langsung dari pemerintah atau swasta,
memenuhi standar, karena jumlah pengajar karena sama-sama menjalankan program
yang sarjana masih sedikit, untuk yang kebijakan yang dibuat oleh pemerintah,
tidak memenuhi kualifikasi akademik maka seharusnya swastapun mengikuti
biasanya disebut guru pendamping, namun peraturan yang sama, tidak hanya

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Mega Pardosi, Widyakanti & M. Nur Iman Ridwan

diwajibkan untuk negeri. Seperti halnya menit, dan untuk TK Baiturrahman selama
pada kualifikasi pendidikan guru PAUD, 6 hari kerja total pertemuan selama 1
tidak terkecuali negeri ataupun swasta minggu 900menit. Ketiga TK tersebut
karena program tersebut memiliki tujuan sudah memenuhi standar dalam alokasi
yang sama. waktu pertemuan , dimana antara 150-
180menit dalam sekali pertemuan. Dan
untuk penentuan hari kerja dalam

Standar isi, proses, dan penilaian seminggunya 5-6 hari kerja. Untuk

Standar isi, proses dan penilaian penilaian masing-masing TK

meliputi struktur program. Alokasi waktu melaporkannya dalam laporan

dan perencanaan, pelaksanaan, penilaian perkembangan anak, setiap harinya yang

dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu nantinya akan dirangkum pada akhir

sesuai dengan tingkat perkembangan, semester sebagai hasil akhir yang akan

bakat/minat dan kebutuhan anak. Standar dicantumkan dalam raport. Dari ketiga

ini yang mempertimbangkan potensi dan lembaga TK di atas sudah memenuhi

kondisi setempat, sehingga dimungkinkan standar isi, proses dan penilaian.

terjadinya perbedaan kegiatan dan


Standar Sarana dan Prasarana,
pelaksanaan pendidikan, pengasuhan dan
Pengelolaan dan Pembiayaan
perlindungan dilapangan.
Standar sarana dan prasarana,
Ketiga TK menetapkan materi
pengelolaan, dan pembiayaan merupakan
persemesternya sesuai tema, dan sudah
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
ditetapkan jadwal masing-masing tema.
dalam mendukung pelayanan PAUD.
Perencanaan proses belajar mengajar
Standar sarana dan prasarana meliputi
terangkum dalam RKH (rencana kegiatan
jenis, kelengkapan, dan kualitas fasilitas
harian) dan RKM (rencana kegiatan
yang digunakan dalam menyelenggarakan
mingguan). Sedangkan waktu proses
proses penyelenggaraan PAUD
pembelajaran dari ketiga TK berbeda-beda,
Di TK Intan Wengga Sari sarana
untuk TK Intan Sari Wengga total waktu
dan prasarana sangat minim sekali, seperti
pertemuan di mana 5 hari kerja senin-jumat
alat bermain hanya 1, alat permainan
selama 800menit seminggu. Sedangkan
edukatif pun tidak seberapa di ruang kelas,
untuk TK An-Nisa menerapkan jadwal 6
setiap ruangan kelas desainnya sangat
hari kerja senin-sabtu, total waktu
kosong dan kurang menarik, padahal hal
petemuan selama 1 minggu adalah 960
tersebut dapat mempengaruhi pada

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

pengembangan konsep anak. Selain itu, yang sekarang kemudian pindah. Untuk
sarana belajar seperti meja jarang dipakai, pengelolaan data lembaga dan sumber
meskipun tidak ada kursi, seharusnya belajar dan fasilitas lainnya pihak TK An-
jangan sampai membiarkan anak Nisa sangat bagus dalam mengelola, karena
mengerjakan tugas dengan tengkurap. menurut pengamatan peneliti ruang kelas
Menurut pengamatan peneliti fasilitas yang dan kantor sangat diperhatikan
disediakan sangat minim. Selain itu ruang kelengkapan fasilitasnya. Pembiayaan yang
kantor kepala sekolah tidak tertata rapi, dipakai lebih banyak menggunakan biaya
tidak ada meja dan kursi tamu. Untuk investasi dimana diperoleh dari yayasan,
sistem pengelolaan yang diterapkan TK dan biaya pendaftaran yang ditetapkan
Intan Wengga Sari menurut peneliti tidak untuk murid yang baru masuk adalah
teratur, seperti data lembaga, media belajar 750ribu , namun lengkap dengan seragam
dan semacamnya tidak di perhatikan dari senin-sabtu dan buku-buku.
dengan benar-benar, bahkan kepala sekolah TK Baiturrahaman tidak jauh
mempunyai prinsip enggan untuk meminta berbeda dengan TK An-Nisa , kelengkapan
bantuan pada pemerintah. pembiayaan sarana dan prasarana sangat memadai,
yang diperoleh lebih banyak dari yayasan. memiliki 3 alat bermain, dalam setiap
Biaya pendaftaran yang ditentukan dari ruang kelas berisi meja-meja yang disusun
sekolah adalah 650 ribu, dan kemungkinan 3 baris meskipun tanpa kursi. Dalam
akan meningkat setiap tahunnya. ruangan pun sangat menarik penuh dengan
TK An-Nisa memiliki sarana dan alat permainan edukatif yang tersusun rapi
prasarana yang memadai dimana memiliki dalam lemari. Bangunan TK Baiturrahman
2 alat bermain, 3 ruang kelas yang sebelumnya pernah direnovasi
dilengkapi dengan meja dan kursi selain itu pada tahun 2008. Untuk pengelolaan data
TK An-Nisa memiliki banyak Alat lembaga sangat tersusun, dimana ruang
permainan Edukatif, hal ini sangat kantor sangat rapi , dan untuk pengelolaan
membantu mengembangkan konsep anak. sumber belajar, pihak TK An-Nisa sering
TK An-Nisa berdiri tahun 2010, namun mengajukan proposal untuk meminta
bangunannya masih sangat baru, karena ini bantuan sumbangan APE (alat permainan
merupakan bangunan kedua setelah edukatif). Pembiayan tidak jauh berbeda
sebelumnya berada di seberang dari tempat dengan 2 TK lainnya dimana lebih banyak

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Mega Pardosi, Widyakanti & M. Nur Iman Ridwan

menggunakan biaya investasi yang prasarana dan latar belakang pendidiknya.


diperoleh dari yayasan. Dari beberapa syarat tersebut sarana
Dari ketiga TK diatas yang kurang prasarana TK Intan Wengga Sari yang
memenuhi standar untuk sarana dan paling tidak memadai. Sedangkan TK
prasarana adalah TK Intan Wengga Sari. Baiturrahman nilai akreditasnya C
Tk intan Wengga Sari merupakan TK yang namun sarana dan prasarananya jauh lebih
lebih dulu berdiri namun, dilihat dari memadai dari TK Intan Wengga Sari.
pengembangan sarana dan prasarana masih Untuk latar belakang pendidiknnya 3 orang
kurang, berbeda dengan TK An-Nisa yang pendidik sarjana dengan jurusan PAUD,
terbilang masih sangat baru, begitupun TK hal tersebut menjadi nilai lebih untuk TK
Baiturrahman tahun berdirinya sama Baiturrahman dari pada TK Intan Wengga
dengan TK Intan Sari wengga, namun TK Sari. Kemudian TK An-Nisa sampai
Baiturrahman lebih maju dalam hal sarana sekarang belum memperoleh nilai
dan prasarana. akreditasi karena lembaga tersebut lumaya
Akreditasi merupakan identitas masih baru, namun jika dilihat dari latar
penting untuk sebuah lembaga TK untuk belakang pendidiknya hanya 2 orang yang
menilai lembaga tersebut bagus atau sarjan dan 6 orang lainnya masih SMA.
tidaknya. Namun dari akreditasi tidak dapat Sedangkan untuk sarana prasarana nya
menilai secara keseluruhan lembaga sangat memadai.
tersebut benar-benar bagus. Seperti halnya Hal ini menunjukan bahwa nilai
penelitian yang dilakukan peneliti, jika akreditasi yang didapat dari Data PAUD
melihat dari data PAUD yang didapat dari tidak sesuai dengan temuan dilapangan.
Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin tidak Seperti halnya TK Intan Wengga Sari tidak
sama seperti hasil yang didapat oleh sesuai dengan nilai akreditasinya yang
peneliti dari lapangan. “Baik” , begitupun sebaliknya dengan TK
Pertama, lembaga PAUD TK Intan Baiturrahman yang nilainya Cukup, malah
Wengga Sari dari Data PAUD yang didapat harusnya sudah Baik.
TK Intan Wengga Sari nilai akreditasnya
Kendala-Kendala Implementasi
adalah B, dan dari hasil wawancara peneliti
Program PAUD
mengetahui bahwa TK Intan Wengga Sari
Dari ketiga lembaga TK kendala
sudah 2 kali memperoleh nilai B. Adapun
yang paling utama berkaitan dengan teori
syarat penilaian akreditas yang bisa dilihat
dari Edwards ada beberapa faktor
adalah pembukuannya, satuan program
implementasi yang menimbulkan adanya
individu dari pengajar, administrasi, sarana

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

kendala-kendala dalam implementasi. kecenderungan dalam artian tingkah laku


Yang pertama munculnya kendala karena pelaksana kebijakan, Jika para pelaksana
kurangnya komunikasi, dimana pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan
keputusan tidak mengetahui apa yang harus tertentu, dan hal ini berarti adanya
dilakukan, seperti yang dilakukan kepala dukungan, kemungkinan besar mereka
sekolah TK Intan Wengga Sari yang sama melaksanakan kebijakan sebagaimana yang
sekali tidak mau meminta bantuan dari diinginkan oleh para pembuat keputusan
pemerintah dalam upaya pengembangan awal. Demikian pula sebaliknya, bila
belajar mengajar murid-muridnya. tingkah laku atau perspektif para pelaksana
Selanjutnya yang menjadi faktor berbeda dengan para pembuat keputusan,
munculnya kendala adalah sumber-sumber. maka proses pelaksanaan suatu kebijakan
Sumber yang dimaksud disini seperti semakin sulit. Hal ini ditunjukan oleh
sumber belajar yang kurang memadai dapat beberapa guru pengajar yang menganggap
menyebabkan kurangnya efektifitas dalam pendidikan sarjana tidak wajib untuk guru
belajar. Selain itu kendala yang berkaitan TK swasta, padahal tidak mesti swasta
dengan komunikasi adalah mengenai guru maupun negeri karena pada intinya sama-
pengajar yang diwajibkan sarjana, di TK sama bertujuan menciptakan generasi yang
An-Nisa banyak guru pengajarnya yang lebih baik lagi.
belum sarjana dan mengaku bahwa TK Selain itu menurut pendapat Gow
swasta tidak diwajibkan dan dan Morss mengenai kendal-kendala
mengungkapkan bahwa tidak ada bantuan implementasi, kemudian Islamy
pemerintah biaya gratis untuk melanjutkan menguraikan beberapa kendala
sekolah, namun sebenarnya dari implementasi, adapun beberapa kendala
pemerintah telah menyediakan bantuan yang relevan terkait dengan implementasi
tersebut dengan beberapa syarat, karena PAUD seperti komunikasi dan informasi
komunikasi yang kurang, mengakibatkan dimana masih ada yang TK yang tidak mau
masih ada beberapa orang yang belum berurusan dengan pemerintah terkait
mengetahuinya. dengan bantuan yang berasal dari
Masih sama kendala yang dialami pemerintah. hal ini karena kurangnya
oleh TK Intan Wengga Sari. Faktor yang komunikasi dan informasi yang diterima
selanjutnya adalah kecenderungan- oleh pihak lembaga, sehingga

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Mega Pardosi, Widyakanti & M. Nur Iman Ridwan

menyebabkan lembaga TK itu sendiri permainan, buku-buku, dan bantuan biaya


menutup diri dari pemerintah, karena hanya renovasi. Hanya saja tergantung pribadi
ingin berdiri sendiri. Kendala yang kedua dari lembaga tersebut yang mau berurusan
adalah sumber daya manusianya yang tidak dengan pemerintah atau tidak terkait
memadai, hal ini sesuai dengan temuan pengajuan bantuan tersebut.
peneliti di lapangan, terutama di lembaga Sesuai dengan teori Anderson
TK An-Nisa, masih banyaknya tenaga dalam Agustino (2006:6) mendefinisikan
pendidik yang masih lulusan SMA. Selain kebijakan publik sebagai serangkaian
tenaga pendidiknya , kepala sekolahnya kegiatan yang mempunyai maksud/tujuan
pun masih lulusan SMA, dalam standar tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh
PAUD hal tersebut tidak diperbolehkan seorang aktor atau sekelompok aktor yang
karena minimal pendidikan terakhir kepala berhubungan dengan suatu permasalahan
sekolah adalah D-IV atau S1. Kendala yang atau suatu hal yang diperhatikan.
ketiga adalah sarana dan prasarana yang Program Pendidikan Anak Usia
kurang memadai, hal ini tampak nyata di Dini merupakan kebijakan publik yang
lembaga TK Intan Wengga Sari saat dilaksanakan oleh tenaga pendidik dan
peneliti melakukan pengamatan ke kependidikan di tiap lembaga yang
lembaga tersebut sarana prasarana seperti menjalankan program tersebut. Namun
ruang kelas yang kurang menarik didesain pada nyatanya dibeberapa TK masih ada
sangat kosong, tidak banyak terdapat alat pelaksana dari kebijakan tersebut yang
permainan edukatif ,maupun buku-buku. kurang memperhatikan tujuan dari
Selain itu alat bermain yang dimiliki hanya kebijakan tersebut.
1, diruangan kelas tidak terdapat kursi, dan Implementasi Kebijakan dari
meja pun jarang dipakai, bahkan lebih program PAUD realitanya tidak sesuai
sering mengerjakan tugas di lantai, selain dengan teori yang dikemukakan oleh Van
itu ruangan kantor, tidak terlihat seperti Meter dan Van Horn yang mengungkapkan
ruangan kantor pada umumnya, tidak bahwa implementasi adalah tindakan-
terdapat kursi tamu, profil lembaga, visi tindakan yang dilakukan pemerintah
misi, dan sebagainya. Kendala seperti ataupun swasta. Seperti temuan dilapangan
kurnagnya bantuan teknis tidak terlalu banyaknya yang tidak menyesuaikan
menjadi kendala karena dari pemerintah dengan standar PAUD dari Permendiknas
sendiri sudah menyediakan bantuan- No.58 tahun 2009.
bantuan seperti biaya pendidikan untuk
tenaga pengajar, selai itu bantuan alat PENUTUP

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

Kesimpulan manusia yang kurang memadai dimana


Dari hasil penelitian yang dilakukan masih ada lembaga TK yang tenaga
dari tanggal 2 mei sampai 25 juni 2014 pengajarnya masih lulusan SMA, bahkan
mengenai implementasi program PAUD di ada juga yang kepala sekolahnya masih
Kelurahan Mantuil yang mana mengambil lulusan SMA, padahal dalam standar
objek penelitian 3 buah lembaga Taman PAUD minimal pendidikan kepala sekolah
Kanak-Kanak , yaitu TK Intan Wengga adalah D-IV atau S1. Kendala yang ketiga
Sari yang berakreditasi B, TK adalah sarana dan prasarana yang kurang
Baiturrahman yang berakreditasi C dan TK memadai, salah satunya adalah lembaga
An-Nisa yang belum terakreditasi. Dari TK Intan Wengga Sari, dalam hal belajar
hasil pengamatan, wawancara dan mengajar serba terbatas, karena sarana
observasi lebih mendalam, diketahui bahwa prasarana kurang memadai.
implementasi program PAUD pada TK
yang belum terakreditasi dan berakreditasi
cukup, pelaksanaan implementasinya dapat Saran
dikatakan cukup baik melihat dari Adapun beberapa saran dari peneliti
kesesuaian dengan standar-standar dari agar menjadi masukan bagi pihak terkait
Permendiknas No.58 Tahun 2009. Hal dibawah ini :
sebaliknya justru terjadi di TK yang 1. Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin
akreditasinya Baik, dari temuan dilapangan Bidang PAUD
lembaga TK tersebut masih banyak yang a. Menetapkan ketentuan untuk guru-
belum sesuai dengan standar. guru pengajar diwajibkan sarjana
Beberapa hal yang menjadi kendala tidak hanya untuk yang negeri saja
dalam pelaksanaan program PAUD tapi juga swasta, karena tujuannya
diantaranya Pertama, kurangnya sama-sama mendidik generasi baru
komunikasi dari pihak lembaga terhadap yang pastinya menjadi generasi
pemerintah mengenai kekurangan sarana yang lebih baik lagi.
dan prasarana yang dimiliki, kemudian b. Pemerataan sosialisasi mengenai
kurangnya informasi yang diberikan pentingnya kualifikasi pendidikan
pemerintah terhadap lembaga TK yang untuk guru pendidik di Taman
bersangkutan. Kedua, sumber daya Kanak-Kanak swasta bukan hanya

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Mega Pardosi, Widyakanti & M. Nur Iman Ridwan

di Taman Kanak-Kanak Negeri Masyarakat yang dimaksud


saja. adalah orangtua murid,
c. Lebih memperhatikan kesejahteraan berpartisipasi dalam perkembangan
guru honor dalam hal tunjangan anak. Dimana orangtua selalu
Dana yang nantinya akan mengikuti perkembangan anak, dan
memotivasi para guru honor memanfaatkan sarana dan prasarana
tersebut dalam melaksanakan lembaga yang ada.
tugasnya.
2. Kepala PAUD Taman Kanak-Kanak DAFTAR PUSTAKA
a. Lebih memperhatikan dalam
Buku :
pengelolaan data lembaga seperti Agustino, Leo.2006. Dasar-dasar
media informasi terkait dengan Kebijakan Publik. Bandung:
Alfabeta.
profil, visi misi dan data lembaga
lainnya, kemudian sumber-sumber Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan.
media belajar untuk kelengkapan
belajar murid-murid Nasional.2012. Konsep Pengembangan
Kurikulum PAUD.Jakarta.
b. Memotivasi tenaga pengajar lainnya
dalam hal kualifikasi pendidikan, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin.2013.
Rekap Data PAUD Kota
baik dalam hal dorongan untuk Banjarmasin.
mengikuti pendidikan lagi.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
3. Guru Pengajar Taman Kanak-Kanak Usia Dini.2012.Petunjuk Teknis
Menyesuaikan dengan Penyelengaraan Taman Kanak-
kanak.Jakarta: Balai Pustaka.
ketentuan standar PAUD yang
mengharuskan sarjana, karena Fisip UNLAM.2009. Pedoman Penulisan
Skripsi. Banjarmasin: Pustaka Banua.
sekarang pemerintah telah
menyediakan bantuan pendidikan Nugroho,Riant.2006.Kebijakan.
Publik Untuk Negara-negara
tanpa dipungut biaya. Berkembang.
Memanfaatkan kesempatan yang
Jakarta: PT. Elek media komputindo
diberikan oleh pemerintah, karena kelompok gramedia.
hasilnya tidak hanya berdampak
___________ .2012.Public Policy, edisi
pada diri sendiri namun juga pada kempat (revisi). Jakarta: PT Elex
murid-murid yang di didik. Media Komputindo.
4. Masyarakat Pasolong, Harbani.2013.Teori Administrasi
Publik. Bandung: Alfabeta.

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Bandung:Alfabeta. Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
Syafiie, Inu Kencana.2006.Ilmu
Administrasi Publik (Edisi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Revisi).Jakarta: PT Rineka Cipta. No.58 tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik
Teori dan Proses (edisi revisi).
Yogyakarta: Media pressindo.

Jurnal :
Hasyim, AW., Yayat, S.,
Nooerhidayah.2009. Implementasi
Kebijakan Pemerintah dalam
Penyelenggaraan Paud. Jurnal
Edukasi. Vol.1,No.2,p. 1-12

Internet :
www.banjarmasin.tribunnews.com/2013/10
/25/guru-paud-harus-sarjana
(di akses tanggal 12 september 2013)

www.banjarmasin.tribunnews.com/2013/09
/18/tragis-5-km-dari-pemko-belum-
terjamah-listrik
(diakses tanggal 6 januari 2014)

www.bppnfi-
reg4.net/web/index.php/direktorat-
pendidikan-anak-usia-dini.html
(diakses tanggal 05 juni 2014)

Perundang-undangan :
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1,
Pasal 1, Butir 14

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional pasal 28

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.


13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah

JPP: Jurnal Ilmu Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.1 No.1, Januari – Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai