Oleh
Ni Kadek Arie Intan Sukarini
NIM 859007626
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang
jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang
akan datang. Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu jalur
pendidikan formal, jalur pendidikan informal dan jalur pendidikan non formal.
melalui jenjang pendidikan yang paling dasar yaitu Pendidikan Anak didik Usia
Dini, yang merupakan pondasi atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.
pendidikan yang dimulai dari jenjang pendidikan anak usia dini hal tersebut dapat
Pendidikan Anak didik Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukkan kepada anak didik sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
1
didik memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Penyelengggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak
didik-kanak didik (TK) atau Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain sederajat,
yang menggunakan program untuk anak didik usia 4-6 tahun. Sedangkan
penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk Taman
Penitipan Anak didik (TPA) dan berbentuk yang sederajat, yang
menggunakan program untuk anak didik usia 0-2 tahun, 2-4 tahun, 4-6 tahun
dan Program pengasuhan untuk anak didik usia 0–6 tahun: Kelompok
Bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk
anak didik usia 2-4 tahun dan 4-6 tahun (Permendiknas No.58 Tahun 2009).
Menyimak undang-undang diatas bahwa Taman Kanak-kanak (TK) adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai
enam tahun. Pada usia tersebut dikatakan bahwa anak mengalami masa peka atau
golden age yaitu masa dimana terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan
psikis yang siap merespon stimulus yang berikan oleh lingkungan di sekitar anak.
Maka dari itu pada masa tersebut merupakan peletak dasar pertama dalam
mengembangkan seluruh potensi anak dan aspek perkembangan anak seperti (1)
serta aspek perkembangan anak tersebut hendaknya dapat berkembang sangat baik
Desa Bantang, maka ditemukan salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di
Menurut data hasil belajar anak pada aspek perkembangan motorik halus didukung
oleh hasil wawancara dengan guru kelas dapat dilihat dari 10 orang anak di
kelompo B, 6 orang anak mendapatkan bintang 2. Setelah dilakukan identifikasi
kurang karena guru kurang memanfaatkan media konkret yang ada di sekitar anak.
Siswa merasa jenuh karena kegiatan guru yang dilakukan dalam pembelajaran
perkembangan motorik halus anak tersebut, antara lain: (1) model pembelajaran
yang di gunakan oleh guru, (2) lingkungan peserta didik, (3) metode yang
pembelajaran, (5) alat peraga atau media yang di pergunakan. Dari faktor-faktor
yang disebutkan diatas, salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat
oleh guru.
pola yang digunakan dapat mengacu pada peningkatan mutu Pendidikan Anak
didik Usia Dini dalam perkembangan motorik halus, maka perlunya suatu metode
motorik halus, maka perlu adanya penguasaan tentang metode dan media yang
Penggunaan metode dapat berhasil secara optimal jika dibantu dengan media
yang tepat pula. “Pada tahap sensori motorik anak sangat bergantung pada
informasi yang didapatnya dari panca indera, dan gerakan tubuhnya” Piaget
(dalam Isjoni 2010:82). Jadi anak usia prasekolah atau anak usia dini dalam belajar
harus menggunakan benda-benda yang nyata untuk belajar tentang sesuatu, maka
dan menggunakan media yang konkret dan kreatif dalam kegiatan yang dapat
mengembangkan aspek perkembangan anak. Dalam hal ini media konkret yang
akan digunakan sebagai media mengajar adalah media yang diperoleh dari
lingkungan sekitar anak, sehingga bahan tersebut mudah didapatkan seperti daun
kering, pasir, kertas bekas, serbuk kayu, kapas. Kegiatan yang disampaikan oleh
guru diharapkan dilaksanakan secara menarik dan tidak monoton. Salah satu
motorik halus anak didik kelompok B semester II di TK Giri Widya Santhi Desa
Bantang
konkret melalui kegiatan kolase pada anak kelompok semester II TK Giri Widya
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian yang akan dilakukan ini
Taman Kanak-kanak.
Widya Santhi Desa Bantang dapat termotivasi untuk belajar, dapat meningkatkan
tingkat pencapaian perkembangan pada aspek motorik halus dan anak mendapat
berikutnya.
2. Penelitian ini dapat dijadikan alternatif oleh guru lainnya dalam pemilihan
memberikan output peserta didik yang lebih berkualitas serta dapat meningkatkan
LANDASAN TEORI
2.1.Deskripsi Teoritis
Dalam bagian ini akan dijelaskan hal-hal yang perlu dipahami yang berhubungan dengan
penelitian ini diantaranya tentang (1) metode demonstrasi, (2) media konkret, (3) kolase, (4)
perkembangan motorik halus. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.
berperan penting untuk menjalankan suatu proses pembelajaran secara optimal karena metode
merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin di capai. “Metode
berasal dari kata methodos, secara etimologis methodos berasal dari akar kata metha dan
hodos. Metha artinya dilalui dan hodos berarti jalan. Jadi dapat disimpulkan metode ialah jalan
atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan” Agung (2012:1).
Sejalan dengan pengertian metode yang di kemukakan diatas beberapa pendapat lain
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal” (Sanjaya, 2009:147). Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem
tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan kekurangan
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya
berfariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (Djamarah &
suatu jalan atau cara yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
Seiring dengan perkembangan pendidikan anak usia dini pada saat ini, terdapat pula
beberapa jenis metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran anak usia
dini. Beberapa metode yang terdapat dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah
(Isjoni, 2010:86)
membangun pengetahuan anak adalah “a) metode praktek langsung, b) metode cerita atu
dongeng, c) metode tanya jawab, d) metode proyek, e) metode bermain peran, f) metode
9) metode tanya jawab, 10) metode latihan, 11) metode ceramah. (Djamarah & Aswan Zain,
2002:93)
Dari jenis-jenis metode diatas maka yang akan digunakan dalam penelitian adalah
metode demonstrasi. Metode dalam kegiatan pembelajaran sangat banyak jenisnya dan
bervariasi, tetapi pemilihan metode pembelajaran harus dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dan sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini. Salah satu
menjelaskan informasi kepada anak. Sehingga anak akan melihat bagaimana suatu peristiwa
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada anak suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan anak terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga anak dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan
selama pelajaran berlangsung (Sanjaya, 2009:152).
dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik
bahasa yang harus didemonstrasi Dimyanti dan Moedjino (dalam Sukerti 2013).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara yang
dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan
penjelasan secara lisan dan memberikan contoh secara langsung tentang materi pembelajaran
yang dijelaskan. Metode demonstrasi dapat mempermudah anak memahami suatu materi
pembelajaran karena anak dapat mendengar penjelasan dari guru sekaligus melihat secara
langsung contoh yang diperagakan oleh guru sehingga anak akan lebih mudah untuk meniru
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sejalan dengan
hal tersebut tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi menurut Roestiyah adalah untuk
atau proses terjadinya sesuatu (dalam Sukerti, 2013). Ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya
dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan metode yang dapat diimplementasikan
dalam proses belajar mengajar secara independen. Melihat kenyataan tersebut, maka metode
Pendapat lain yang tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas yaitu menurut Djamarah dan
Aswan Zain menyebutkan bahwa tujuan penerapan metode demonstrasi menurut adalah
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses
mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan
atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan
sesuatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
Melalui metode demonstrasi penerimaan anak terhadap pelajaran akan lebih berkesan,
karena anak akan dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama
demonstrasi berlangsung (dalam Kembar, 2013).
tertentu yang merupakan karakteristik dari setiap metode pembelajaran. Menurut Roestiyah
menyebutkan bahwa ciri dari metode demonstrasi yaitu, “1) memahami cara mengatur atau
demonstrasi yaitu,
adalah a) memberikan penjelasan secara langsung disertai dengan contoh secara konkret, b)
anak lebih mudah memahami suatu materi, c) lebih menarik perhatian anak untuk mengikuti
berlangsung.
berikut ini akan dijelaskan tentang kelebihan dari metode demonstrasi yaitu,
1)dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman seccara kata-kata atau kalimat), 2) anak lebih
mudah memahami apa yang dipelajari, 3) prose pengajaran lebih menarik, 4) anak
dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan
mencoba melakukannya sendiri (Djamarah & Aswan Zain, 2002:102).
a) melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab anak
disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan, b) proses
pembelajaran akan lebih menarik, sebab anak tak hanya mendengar, tetapi juga melihat
peristiwa yang terjadi, c) dengan cara mengamati secara langsung anak akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dengan kenyataan, dengan demikian
anak akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran (Sanjaya, 2009:152)
Menyimak beberapa pendapat yang diungkapkan diatas terdapat pula pendapat yang
menyebutkan kelebihan metode demonstrasi dalam pembelajaran anak usia dini adalah sebagai
berikut.
dapat membuat anak lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran, merangsang
kemampuan berpikir anak, membuat suasana kelas lebih aktif, anak dapat mengenal dan
1)Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang
dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif, 2) fasilitas seperti
peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik, 3)
demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu
atau jam pelajaran lain (Djamarah & Aswan Zain, 2002:103).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, karena setiap metode
Kekurangan tersebut seperti dalam melaksanakan metode demonstrasi seorang guru harus
menguasai keahlian dibidang tersebut, metode demonstrasi memerlukan waktu dan
peralatan yang lebih sehingga guru harus dapat mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut
1) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu, a) rumuskan
tujuan yang harus dicapai oleh anak setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini
meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu,
kegagalan, c) lakukan uji coba demonstrasi, uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
tujuan apa yang harus dicapai oleh anak, 3) kemukakan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan oleh anak misalnya anak ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang
berikan kesempatan kepada anak untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada
baiknya guru dan anak melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses
terlaksananya pembelajaran yang efektif. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman dkk,
2005:6).
Menurut Gagne media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak yang
dapat merangsangnya untuk belajar (dalam Sadiman, dkk, 2005:6). Sementara itu Briggs
berpendapat bahwa “media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang anak untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya
Sementara itu, Rossi dan Breidle menyatakan bahwa “media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio,
Sedangkan menurut Purnamawati dan Eldari menyatakan bahwa “media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat anak sedemikian rupa sehingga
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima guna mencapai tujuan
Jenis media pembelajaran dari yang paling sederhana, murah, dan mudah didapat
hingga media yang paling canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat sendiri
oleh guru, ada yang diproduksi oleh pabrik, ada media yang sudah tersedia di lingkungan
sekitar dan langsung bisa digunakan, ada pula yang secara khusus dirancang dan dibuat
Meskipun media pembelajaran banyak ragam dan jenisnya, tidak semua dari media
tersebut dapat digunakan secara efektif oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah.
Media yang paling sering dan akrab digunakan di hampir setiap sekolah adalah media cetak
a) media auditif, b) media visual, c) media audiovisual. Dilihat dari daya liputnya,
media dibagi dalam a) media dengan daya liput luas dan serentak, b) media dengan
daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, c) media untuk pengajaran individual.
Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam a) media sederhana b) media
kompleks (Djamarah dan Zain Aswam, 2002:140).
Jadi media dapat dibagi berdasarkan jenisnya yaitu media auditif, media visual, dan
media audiovisual. Berdasarkan daya liputnya terbagi menjadi penggunaan media luas dan
serentak, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat dan media untuk
pengajaran individual. . Dilihat dari bahan pembuatannya yaitu media sederhana dan media
kompleks.
didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara,
Sementara itu ahli lain yaitu Briggs menyatakan 13 jenis media yang dipergunakan
dalam proses belajar mengajar, yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media
cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai,
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jeni-jenis media pembelajaran yaitu,
Media Audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran,
Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, Media Audio-Visual
disebut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran yang mengandalkan indera pendengaran dan indera
penglihatan.
disarankan agar guru memberikan penjelasan disertai dengan contoh dan menggunakan media
yang nyata atau konkret agar anak didik tidak berfikir abstrak dan lebih mudah memehami
suatu materi pembelajaran. Oleh sebab itu media konkret sangat cocok diterapkan untuk
Hamalik (1994) menyatakan “media konkret dalam konteks pendidikan adalah benda
yang dapat menjadi perantara menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada anak yang
tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan
sebagainya’. Briggs menyatakan media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya (dalam Risanti, 2013:17).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media konkret adalah alat atau sarana
kelas yang berupa benda asli ataupun miniatur yang dapat diterima langsung oleh panca indra
dan dapat merangsang peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat
secara khusus setiap media juga memiliki kekurangan dan keunggulannya masing-masing.
Briggs melihat karakteristik media menurut stimulus atau rangsangan yang dapat
ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik
anak, tugas pembelajaran, bahan, dan transmisinya (dalam Sadiman, dkk, 2005:23).
sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan control pemakai (dalam Sadiman, dkk,
atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne dan
Agar dapat memilih media yang tepat, karakteristik dari media tersebut dapat dijadikan
Karakteristik media merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar
tertentu. Dia mengatakan “The questionof what media attributes are necessary for a
given learning situation become basic for media selection”. Jadi klasifikasi media,
karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tak terpisahkan
dalam penentuan strategi pembelajaran (dalam Sadiman, dkk, 2005:23).
media konkret yaitu dapat dirasakan langsung oleh panca indera, dapat diukur, banyak tersedia
di lingkungan sekitar.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting.
Karena dalam kegiatan pembelajaran ketidakjelasan atau kesulitan dari materi yang dijelaskan
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara untuk menyampaikan materi.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan
bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-
kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran
media. Dengan demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan
media.
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunannya tidak
sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Karena itu tujuan pembelajaran
Pada umumnya media pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan pembelajaran Nana
fungsi media pengajaran menjadi enam kategori yaitu, 1) penggunaan media dalam
proses belajar mengajar sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang efektif, 2) penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar, 3) media pengajaran dalam pengajarannya,
penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran, 4) penggunaan media dalam
pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, 5) penggunaan media dalam pengajaran
lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu anak
dalam menangkap pengertian yang diberikan guru, 6) penggunaan media dalam
pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar (dalam Djamarah
dan Zain Aswan, 1996:152).
Sedangkan menurut Sanjaya Wina, “fungsi media pembelajaran yaitu, a) menangkap
suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, b) memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek
tertentu, c) menambah gairah dan motivasi belajar anak” (Sanjaya, 2006: 170).
Taman Kanak-kanak sangat penting karena pada usia prasekolah anak sudah mampu berpikir
dengan menggunakan simbol tetapi pemikiran mereka masih kaku dan hanya terpusat pada apa
yang mereka lihat saja. Pada masa ini anak juga memiliki kemampuan untuk berimajinasi atau
diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sangat membantu dalam kegiatan
pembelajaran dilihat dari fungsi dan manfaat dari media itu sendiri. Jadi, media konkret
memiliki fungsi yaitu, sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran agar dapat
benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan yang dapat
mendekatkan anak dengan kondisi yang sebenarnya, media konkret dapat mempermudah guru
dalam mengajar karena media konkret lebih dapat menarik minat anak untuk belajar,
pembelajaran.
Media konkret adalah media pendidikan yang sangat tepat dipergunakan dalam
pendidikan anak usia dini. Media konkret memiliki banyak keunggulan, yaitu: a) dapat
membantu guru dalam menjelaskan sesuatu kepada peserta didik, b) dapat memberikan
kesempatan kepada anak untuk mempelajari situasi yang nyata, c) dapat melatih keterampilan
guru menjelaskan, memberi kesempatan anak mempelajari sesuatu secara nyata, dapat melatih
Media konkret sangat berperan untuk membantu proses pembelajaran yaitu agar memperjelas
materi pembelajaran yang disampaikan. Kelebihan penggunaan media konkret dalam pembelajaran
adalah
Disamping memiliki banyak kelebihan setiap media juga memiliki kekurangan masing-
masing termasuk media konkret. Berikut ini beberapa kekurangan dari media konkret yang
R. Ibrahim dan Nana Syahodih mengatakan bahwa media konkret memiliki kekurangan
yaitu, media konkret dapat menimbulkan kecelakaan dan sejenisnya, kadang membutuhkan
biaya yang lebih, dan media konkret tidak selalu memberikan gambaran dari suatu obyek
dengan jelas.
dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar
Dari definisi tersebut dapat diuraikan pengertian kolase, yaitu merupakan karya seni
rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar
tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi
karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa apapun yang dapat dirangkum (dikolaborasikan) sehingga
menjadi karya seni rupa dua dimensi, dapat digolongkan/dijadikan bahan kolase.
Sedangkan menurut Sumanto, “kolase berasal dari bahasa perancis collage yang berarti
merekat. Kolase adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan tekhnik melukis
Bahan yang digunakan untuk berkreasi kolase tidak hanya terbatas seperti halnya bahan
pembuatan mozaik dan montase namun bisa menggunakan aneka jenis bahan alam dan
buatan secara bebas baik dilihat dari bentuk, ukuran, maupun jenisnya. Bahan kolase
bisa berupa bahan alam, bahan buatan, bahan setengah jadi, bahan jadi, bahan
sisa/bekas dan sebagainya (Sumanto, 2005:93).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kolase adalah karya seni dua
dimensi yang dibuat dengan menempelkan bahan-bahan untuk berkreasi pada pola yang dibuat
Kolase adalah karya seni yang dibuat dengan cara memadukan goresan tangan dengan
menempelkan bahan-bahan tertentu. Maka dari itu dalam pembuatan kolase memerlukan
bahan-bahan khusus dan kadang lebih susah menyiapkannya. Tetapi bahan yang dipergunakan
dalam pembuatan kolase di TK menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan ada di sekitar
lingkungan anak.
Kolase menuntut kreativitas dan ide yang lebih sulit dibanding dengan pembuatan
karya seni rupa yang lain, karena di dalam pembuatan kolase dituntut untuk memiliki,
mencari dan menemukan bahan yang khusus dan cocok untuk membuat karya kolase,
hal ini lebih sulit jika dibandingkan mencari bahan untuk karya seni rupa.Tetapi
material atau bahan yang digunakan dalam pembuatan kolase di Taman Kanak-kanak
tentu akan berbeda dengan material yang dipakai untuk membuat karya kolase seperti
pada umumnya. Tetapi pada prinsip kerjanya baik pada kolase pada umumnya maupun
untuk pembelajaran di jenjang pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah sama. Yang
membedakan adalah bahan yang dipergunakan dalam pembuatan kolase di Taman
Kanak-kanak harus diusahakan agar tidak membahayakan anak dalam kegiatan tersebut
dan dipilih mulai dari bahan yang sederhana seperti media konkret yang berasal dari
bahan alam, misalnya daun kering, biji-bijian, kulit kelapa, pasir, kapas, kertas bekas,
manik-manik, lem, kertas lipat, kertas berwarna (Pamadhi & Sukardi, 2011).
Kreativitas kolase bagi anak TK adalah kemampuan berolah senirupa yang diwujudkan
dengan keterampilan menyusun dan merekatkan bagian-bagian bahan alam , bahan buatan
dan bahan bekas pada kertas gambar/bidang dasaran yang digunakan, sampai dihasilkan
“Secara umum tahapan-tahapan dalam pembuatan karya seni terdiri dari empat tahap
yaitu tahap rasa, tahap karsa, tahap cipta dan tahap karya (Pamadi & Sukardi, 2011)
a)persiapan, yaitu mengumpulkan dan memilih jenis bahan yang akan dibuat kolase.
Mempersiapkan bidang dasaran, peralatan dan bahan pembantu, b) pelaksanaan yang
meliputi langkah kerja: 1) melakukan penyusunan sementara, 2) dilanjutkan dengan
penyusunan tetap dengan cara merekatkan bagian-bagian bahan yang dipilih pada
bidang dasaran, 3) penyelesaiannya yaitu dengan memberikan warna/cat agar hasil
akhirnya lebih bagus (dalam Sumanto, 2005:94).
terdiri dari tahap persiapan yaitu tahap dimana guru memilihkan dan menyediakan bahan
atau material serta alat yang dipergunakan untuk membuat kolase, tahap pelaksanaan yaitu
tahap yang dilakukan untuk mulai mengerjakan pembuatan kolase dengan membuat pola
gambar kemudian menyusun dan menempel bahan yang digunakan hingga menjadi gambar
Motorik disefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-
proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun
Menyimak pendapat diatas sehingga muncul pengertian tentang kegiatan motorik bahwa
dilahirkan ke dunia ini, jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan motorik ada seiring seorang
individu diciptakan di dunia ini. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang terdapat dalam
aktivitas seorang anak sudah dimulai jauh sebelum dia dapat melihat cahaya setiap hari
dan tidak akan pernah berhenti. Sejak dalam kandungan dia berputar menendang, jungkir
balik dan menghisap jari. Ketika baru dilahirkan dia mengangkat kepalanya, melihat
sekelilingnya, menendangkan kakinya, dan menggoyang goyangkan tangannya. Semua
gerakan pertama anak sangat sederhana dan jenis suatu aktivitas secara keseluruhan
dengan sedikit kesadaran kontrol. Hal ini merupakan aktivitas motorik awal di bawah
kontrol subcortex, tetapi pada bulan keempat dalam kehidupannya mereka mulai
melakukan gerakan yang lebih disengaja yang diperintah oleh cortex (otak). Aktivitas
gerakan motorik didefinisikan sebagai perintah pada kemahiran pada keterampilan
motorik yang memperlihatkan kemajuan dalam kemampuan untuk menggerakkan secara
sengaja dan tepat (Aisyah, dkk, 2009).
seluruh fungsi organ tubuh sehingga menghasilkan suatu gerakan. Motorik dapat dibagi
Perkembangan motorik pada masa usia dini khususnya pada jenjang usia taman kanak-
kanak tentunya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari pada rentang usia selanjutnya. Ciri khas
motorik motorik kasar terbagi atas 3 kelompok, yaitu: (1) Keterampilan lokomotif
(menggerakkan anggota tubuh dengan posisi tubuh diam di tempat, berayun, berbelok,
pada waktu anak menangkap bola, menendang bola, melambungkan bola, memukul,
dan menarik).
2) Anak memiliki motivasi intrinsik sehingga tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik
baik yang melibatkan gerakan motorik halus maupun motorik kasar Marthachristianti
Motorik adalah seluruh kegiatan jasmani yang dilakukan oleh tubuh, motorik pada
hakekatnya terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Pembelajaran di TK yang dilakukan
di dalam kelas pada umumnya lebih banyak melibatkan motorik halus yaitu seperti jari jemari
dan pergelangan tangan. Sebuah pendapat menyatakan bahwa “motorik halus adalah gerakan
yang dilakukan dengan menggunakan otot-otot halus, seperti: mencontoh bentuk, Kolase
bebas, menggunting, melipat kertas, menjiplak, menjahit sederhana, melukis dengan jari, dan
Sedangkan dalam Sujiono, dkk disebutkan bahwa motorik halus gerakan yang hanya
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti
keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan” (Sujiono, dkk,
2008) .
Menurut Mudjito (dalam Yulia, 2013:17) karakter perkembangan motorik halus anak yang
paling utama adalah sebagai berikut.
a) pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari
kemampuan gerak halus anak bayi, b) pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak
secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan
cenderung sempurna, c) pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna
lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata, d) pada akhir masa
kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan jemari dan dan pergelangan
tangannya untuk menggunakan ujung pensil.
a) pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari
kemampuan gerak halus anak bayi, b) pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak
secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan
cenderung sempurna, c) pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna
lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata, d) pada akhir masa
kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan jemari dan dan pergelangan
tangannya untuk menggunakan ujung pensil.
halus terdiri dari beberapa aspek yaitu, 1) kegiatan menggambar sesuai gagasannya, 2) meniru
bentuk, 3) melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, 4) menggunakan alat
tulis dengan benar, 5) menggunting sesuai dengan pola, 6) menempel gambar dengan tepat, 7)
mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail (Permendiknas No.58 Thn
2009).
adalah perkembangan pengendalian gerakan yang dilakukan hanya dengan melibatkan otot-
otot halus yaitu jari jemari tangan dan pergelangan tangan, yang di implementasikan ke dalam
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak baik faktor
yakni
a) sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan, b) semakin aktif janin
semakin cepat perkembangan motorik anak, c) kondisi pralahir yang menyenangkan
terutama gizi mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa
pascalahir, d) kelahiran yang sukar apabila ada kerusakan otak akan memperlambat
perkembangan motorik, e) kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan akan
mempercepat perkembangan motorik, f) anak yang IQ tinggi perkembangannya lebih
cepat dibanding IQ normal atau di bawah normal, g) adanya rangsangan, dorongan dan
kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat
perkembangan motorik, h) perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan
berkembangnya kemampuan motorik, i) rangsangan dan dorongan dari orang tua,
kecendrungan anak yang lahir pertama lebih baik daripada anak yang lahir kedua, j)
kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan motorik, k) cacat
fisik akan memperlambat perkembangan motorik (dalam Yulia, 2013:17).
Dari pendapat diatas maka disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan motorik halus pada anak adalah faktor internal atau faktor dari dalam diri anak
seperti IQ, faktor pembawaan seperti genetik, dan faktor dari lingkungan luar diri anak seperti
peningkatan keterampilan motorik kasar anak. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut Astini
berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Kegiatan Seni Tari Berbantuan Media
Audio Cassette Tape Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Kelompok B
anak dari siklus I sebesar 62,05% pada kategori rendah dan meningkat pada Siklus II menjadi
hasil peningkatan perkembangan sosial emosional anak. Penelitian yang dilakukan oleh Ni
Made Nita Risanti berjudul “Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Median Konkret
Melalui Kegiatan Finger Painting Untuk Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peningkatan perkembangan sosial emosional anak dari
siklus I sebesar 55,5% pada kategori rendah dan meningkat padasiklus II menjadi 81,9 %
metode demonstrasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut Astini, dapat dilihat bahwa
terutama perkembangan motorik kasar anak. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan
perkembangan motorik kasar anak yang terjadi sebesar 28,20%. Penggunaan suatu metode
pembelajaran akan berjalan dengan efektif jika dibantu dengan media yang sesuai. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Nita Risanti tentang penggunaan media konkret untuk
membantu penerapan metode pembelajaran, dapat dilihat bahwa penggunaan media konkret
dapat membantu pelaksanaan metode pemberian tugas dengan efektif pula, yang dibuktikan
dengan persentase peningkatan perkembangan sosial emosional anak adalah sebesar 26,40%.
Berdasarkan teori-teori yang dijelaskan diatas, dapat dilihat bahwa suatu pembelajaran
di kelas dapat berjalan secara optimal apabila dalam proses pembelajaran didukung oleh
penggunaan metode pembelajaran yang tepat, penggunaan media yang sesuai dengan
karakteristik anak didik yang dilaksanakan atau direalisasikan ke dalam kegiatan pembelajaran
perkembangan aspek perkembangan anak, dan dilihat dari karakteristik anak usia dini metode
demonstrasi adalah salah satu metode pembelajaran yang tepat diterapkan untuk membantu
anak usia dini dapat menunjang metode yang diterapkan karena media konkret atau media yang
nyata dapat membantu agar anak lebih mudah memahami materi pembelajaran. Dalam
membuat persiapan mengajar guru akan lebih mudah untuk mempersiapkan media konkret
yang diperlukan karena media tersebut dapat diperoleh dari bahan-bahan yang bersumber dari
alam seperti daun kering, biji-bijian, dan pasir. Pemilihan kegiatan pembelajaran, dilaksanakan
dengan kegiatan kolase yang bertujuan agar dapat lebih menarik minat anak dengan kegiatan
pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
anak.
kolase sangat erat kaitannya dengan perkembangan motorik halus anak. Anak akan mampu
mengikuti pembelajaran dengan lebih mudah karena metode demonstrasi dilaksanakan dengan
cara, guru memberikan penjelasan secara lisan dan visual dengan bantuan media yang sesuai
disertai dengan contoh-contoh yang relevan. Media konkret seperti daun kering, kapas, kertas
bekas, biji-bijian, pasir yang dipergunakan dalam kegiatan kolase dapat menunjang
pelaksanaan metode demonstrasi. Dalam kegiatan kolase guru menjelaskan dan memberi
contoh langsung menggunakan media konkret seperti daun kering, pasir dan serbuk kayu
sehingga akan dapat mempermudah pemahaman anak tentang materi yang diberikan dan dapat
menarik minat anak untuk mengikuti pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
Atas dasar berpikir tersebut maka diharapkan jika penerapan metode demonstrasi
berbantuan media konkret melalui kegiatan kolase dapat dilaksanakan dengan baik sehingga
dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak dan mencapai tujuan pembelajaran
Widya Santhi.
2.1.7 Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir diatas maka berikut ini dapat diajukan hipotesis
yang dirumuskan sebagai berikut. Jika penerapan metode demonstrasi berbantuan media
konkret melalui kegiatan kolase berjalan secara efektif, maka perkembangan motorik halus