oleh:
LESTARI ( 160110022)
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
disusun dalam rangka memenuhi tugas indidividu mata kuliah Perlindungan dan
Proposal ini ukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya.Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya makala hini.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, bagi penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
C. Sasaran Tindakan
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan penelitian
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang1 usia 0-6 tahun.
dari sejak lahir sampai usia enam tahun yang melalui jalur pendidikan formal
terbentuk dalam Taman Kanak-kanak (TK). Usia dini dianggap sebagai usia
keemasan (the golden age) karena pada usia tersebut anak sedang mengalami
perkembangan yang sangat besar baik secara fisik, maupun psikis. Pada usia 4-6
tahun merupakan masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak.
Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi dan psikis yang
fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni,
1
Mudkiiroh tadkiroatun,pengembagan kecerdasa majemuk,(tangerang
selatan:Univesitas terbuka,2008) hlm 23-26
2
UU RI ayat. 1-14 tentang pendidikan nasional
4
pencapaian perkembangan pada usia 4-5 tahun motorik haalus anak sudah
media, pengelolaan kelas serta kurangnya motivasi yang diberikan guru kepada
Gunting sebagai salah satu benda tajam yang sering ditemukan pada anak-
dengan menggunakan gunting, itu sebenarnya gejala awal yang positif dapat
guru dan orang tua. Gejala tersebut merupakan modal dasar awal yang baik bagi
suatu proses belajar, karena belajar hakekatnya adalah proses aktivitas yang
terencana dan sadar tujuan. Namun demikian kenyataannya, guru dan orang tua
gunting tanpa menjelaskan kepada anak. Sikap kekhawatiran guru dan orang tua
yang takut anaknya terluka karena gunting. Siakp seperti itu bukan hanya tidak
bijaksana tetapi juga dapat mematikan potensi positif dalam diri anak. Dalam hal
B. Identifikasi Masalah
C.Sasaran Tindakan
tersebut :
Kurangnya motivasi dari guru pada anak dan pengelolaan kelas yang kurang
maksimal
pola, pola yang di gunakan beragam, dari tahap yang sederhana sampai pola yang
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diajukan rumusan
E.Tujuan penelitian
jenjang PAUD
tingkat PAUD.
BAB II
8
KAJIAN PUSTAKA
kegiatan yang mengganakan otot-otot halus pada jari dan tangan gerakan ini
3
Rasidi akhyar, pengembagan fisik motorik,( mataram :pustaka abadi,2017)
hlm 30-40
9
Apabila diberi gambar kepala badan manusia yang belum lengkap ia akan
4
Menurut Mudjito (2007: ) mencatat beberapa alasan tentang fungsi
4
Mudjito,pengembagan keterampilan motorik pada anak usia dini,( jakarta:
dinas pendidikan,2005) hlm 13-25
10
Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang.
lingkungan sekolah.
5
Karakter perkembangan motorik halus menurut Walkay dalam Mudjito
(2007) dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus yang paling utama
adalah:
Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari
Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah
sempurna.
Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan,
5
Slamet suryanto,dasar-dasar pendoidikan anak usia dini ,(Jakarta :rineka
cipta) hlm 3-19
11
Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan
keterampilan motoriknya.
Aktivitas fisik anak yang bervariasi, yaitu aktivitas fisik untuk bermain dan
sesuaidengan perkembangannya.
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh
unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini erat
sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang
12
dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi
yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak, otaklah
yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan
dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat
yang mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam
unsur utama dalam perkembangan motorik anak, oleh sebab itu, perkembangan
kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai
motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah
Seperti meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda, berdiri dengan satu kaki dan
sebagainya. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-
bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
dan sebagainya.
keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Dalam mempelajari
mata.Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi,
tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada
tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga
2007: 1.14).
tentu memerlukan bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat menjalankan
menggunting anak.
14
Media gunting merupakan alat untuk memotong kertas yang digunakan dalam
Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola yang baik dan benar
gambar
BAB III
15
Perbaikan kemampuan motorik halus anak di kelompok A PAUD dengan
media gunting. Seberapa besar kontribusi yang diberikan dengan media ini,
sehingga akan tercapai kegiatan belajar yang menyenangkan dan menarik bagi
anak.
Tapi secara umumnya tumbuh kembang semua anak di sekolah terlihat baik,
melalui proses pengkajian yang terdiri dari empat tahap yaitu merencanakan
a) Rencana
6
Suratno,pengemagan kreativitas seni rupa anak TK,( jakarta : dapartemen pendidikan nasional,2005)
16
Mempersiapakan lembar penilaian.
b) Pelaksanaan
dilanjutkan dengan proses belajar yang sesuai dengan rencana yang telah disusun
c) Observasi
pembelajaran ini peneliti juga bekerja sama dengan teman sejawat sebagi
d) Refleksi
d) Observasi
17
Peneliti dan penilai mencatat hasil pengamatan proses pembelajaran yang
gambar orang banyak anak yang menggunting dengan hasil yang belum rapi.
berhasil.
D. Sasaran tindakan
1. Siklus pertama
Pertemuan pertama
Perencanaan
yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar anak dalam menggunting pola
bergambar.
Pelaksanaan
o Kegiatan awal :
18
Kegiatan inti :
kertas berpola gambar rumah sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan
cara menggunting yang baik dan benar, anak mempraktekan cara menggunting
kertas berpola gambar rumah seperti yang telah diperagakan oleh guru kemudian
Kegiatan akhir :
Observasi
gambar rumah sederhanamenunjukan hasil yang cukup baik, dari 13 anak masih
Refleksi
19
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi, ternyata
memperhatikan anak. Tetapi ada juga kelebihannya yaitu saya dapat menjelaskan
2. Pertemuan kedua
Perencanaan
membuat lembar untuk menilai kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas ketika
bergambar.
Pelaksanaan
Kegiatan awal :
Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu berlari di
tempat.
Kegiatan inti :
20
- Menggunting bebas berpola gambar almari
kertas berpola gambar almari sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan
cara menggunting yang baik dan benar, anak mempraktekan cara menggunting
kertas berpola gambar almari seperti yang telah diperagakan oleh guru kemudian
Kegiatan akhir :
Tanya jawab tentang guna rumah, evaluasi kegiatan hari ini, berdoa, salam,
pulang
Observasi
gambar almari masih saja ada 5 anak yang mengguntingnya belum rapi.
Refleksi
suaranya kurang jelas karena sedang flu. Adapun kelebihannya yaitu, pola yang
21
3. Pertemuan ketiga
Perencanaan
yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar anak dalam menggunting pola
bergambar.
Pelaksanaan
Kegiatan awal :
memantulkan bola.
Kegiatan inti :
kertas berpolaa gambar rumah sesuai dengan jumlah anak, guru memperagakan
cara menggunting yang baik dan benar, anak mempraktekan cara menggunting
22
kertas berpola gambar rumah seperti yang telah diperagakan oleh guru kemudian
Kegiatan akhir :
pulang
Observasi
gambar rumah masih menunjukan hasil yang kurang memuaskan, masih ada 4
Refleksi
peneliti menemukan kelebihan yaitu, meski dengan suara masih kurang jelas saya
berusaha untuk menjelaskan kepada anak dengan jelas, pola yang saya gunakan
rumahnya bagus’
4. Pertemuan keempat
Perencanaan
23
Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), membuat skenario perbaikan,
yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar anak dalam menggunting pola
bergambar.
Pelaksanaan
Kegiatan awal :
Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu berjalan
mundur
Kegiatan inti :
kertas berpola gambar tempat tidur sesuai dengan jumlah anak, guru
memperagakan cara menggunting yang baik dan benar, anak mempraktekan cara
menggunting kertas berpola gambar tempat tidur seperti yang telah diperagakan
24
Kegiatan akhir :
Observasi
hambar temapat tidur menunjukan hasil yang cukup baik, hanya tinggal 3 anak
Refleksi
Pertemuan kelima
Perencanaan
25
yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar anak dalam menggunting pola
bergambar.
Pelaksanaan
Kegiatan awal :
Berdoa, salam, absen, dilanjutkan dengan kegiatan fisik motorik yaitu meniru
Kegiatan inti :
kertas berpola gambar rumah jamur sesuai dengan jumlah anak, guru
memperagakan cara menggunting yang baik dan benar, anak mempraktekan cara
Kegiatan akhir :
pulang
26
Observasi
dilakukan pada pertemuan terakhir disiklus kedua ini. Hasil akhirnya menunjukan
Refleksi
peneliti menemukan kelebihan yaitu dapat mengatur waktu dengan baik. Anak
banyak tertarik dan bersemangat saat kegiatan menggunting karena pola yang
Data yang terkumpul untuk analisis dalam peneliti ini meliputi data aktivitas
matematika siswa diamil dari hasil tes dan data aktivitas belajar diproleh dengan
analisis deskritif.
27
Anlisis data untuk memahami konsep dari matematika melalui evaluasi
N=XX
Keterangan:
X : Nilai ata-rata
N : Subjek53
rancangan kegiatan tiap siklus, RKH, skenario, dan hasil refleksi. ≥75 sebagai
S=R∑Nx 100
Keterangan:
28
R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
mencapai ≥75 dapat meningkatkan kemapuan motorik halus pada anak klasikal
Keterangan:
P : Ketuntasan klasikal
NP=R-SMx 100
Keterangan :
Kualifikasi hasil aktivitas kegiatan guru dan siswa dapat diperoleh dengan
30
2. 2 76 - 85% Baik Baik
B. Refleksi
peneliti menemukan kelebihan yaitu dapat mengatur waktu dengan baik. Anak
banyak tertarik dan bersemangat saat kegiatan menggunting karena pola yang
31