Anda di halaman 1dari 40

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang tertulis dalam Undangundang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan secara optimal, maka pendidik mempunyai peranan yang sangat menentukan, artinya bagaimanapun baik dan lengkapnya kurikulum, metoda, media, sumber, sarana dan prasarana pendidikan lainnya, tanpa pendidik mustahil tujuan pendidikan dapat dicapai. Undang-undang SPN tahun 2003 pasal 28 satuan pendidikan formal pertama yang diselenggarakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional adalah pendidikan usia dini yang berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) ataupun bentuk lain yang sederajat. Untuk itu TK, RA harus mampu mengembangkan potensi anak didik, agar dapat

mengembangkan diri baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Tujuan pendidikan TK, RA sebagaimana tercantum dalam Kepmen Dikbud RI No. 0486/U/1992 Bab II Pasal 3 ayat 1 dalam Diknas

(2003:143) yaitu; Membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri di lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Sebagai dasar pendidikan tentunya guru merupakan titik sentral pendidikan di sekolah, guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme dan kompetensinya dalam menjalankan tugas sehari-hari baik sebagai tenaga pendidik, pengajar, atau pembimbing yang senantiasa harus mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dimana masa usia dini dikatakan sebagai masa emas dalam rentang perkembangan individu, pada masa ini anak usia dini mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Berbagai fenomena permasalahan di TK, RA ditemui guru dalam memberikan pelayanan pendidikan di sekolah, khususnya dalam

perkembangan motorik anak usia dini sebagaimana diungkap Jamaris (2003) anak yang mengalami kesulitan belajar motorik adalah lemahnya koordinasi gerak visual motorik yaitu anak yang mengalami kesulitan dalam melakukan koordinasi antara gerakan visual (pandangan mata) dan motorik (gerakan tangan, gerakan jari tangan atau kaki) secara serempak pada tujuan. Berbagai permasalahan yang dialami anak seperti dalam kegiatan motorik kasar anak tidak dapat menendang bola ke arah yang dituju. Tendangan selalu meleset walaupun ia telah melakukan berulang kali. Kesulitan ini mengganggu proses belajar menulis, membaca dan belajar

lainnya. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar atau kegiatan lainnya membutuhkan kemampuan dalam mengkoordinasikan gerakan visual motorik. Aspek yang perlu di kembangkan pada anak prasekolah,yaitu: motorik, bahasa, kognitif, emosi, social, moralitas, dan kepribadian. Agar semua aspek ini dapat berkembang dengan baik, maka di perlukan model perkembangan motorik khusus untuk anak-anak prasekolah Ada pun tata cara sholat, mulai dari wudhu hingga akhir sholat, merupakan sebuah rangkaian yang tertib dan memiliki ketentuan khusus yang harus di taati. Karena ini menjadi sebuah latihan kedisiplinan bagi yang melaksanakannya. Waktu sholat yang telah ditetapkan dalam waktu-waktu tertentu dan membiasakan seorang anak untuk hidup teratur sehat dan disiplin. Perlu di tekankan lagi bahwa pengenalan kewajiban sholat terhadap anak haruslah di lakukan dalam rangka menciptakan kecintaan mereka akan ritual sholat, bukan karena target atau pun kewjiban itu sendiri. Itu makanya para guru perlu melakukan metode dan media yang bergambar yang menyenangkan anak dan juga memberikan penghargaan dan memotifasi mereka untuk selalu bersemangat dalam melakukan sholat. Pada Sekolah TK, umumnya sudah tersusun kurikulum pada tiap sekolah yang merancang kegiatan atau aktivitas yang mengacu pada perkembangan motorik anak. Salah satu aktivitas tersebut adalah terdapat dalam materi ibadah belajar shalat yang lebih mengacu pada gerakan shalat. Ini biasanya ada pada sekolah TK Islam dimana indikatornya adalah anak bisa mengetahui gerakan shalat, bacaan shalat dan doa dalam shalat.

Pada usia pra sekolah ini, secara biologis pertumbuhan otot-otot besar anak terjadi secara lamban, tidak terdapat hal-hal yang menggoncangkannya. Sebaliknya pertumbuhan otot-otot halus sudah terjadi sehigga si anak sudah mampu melakukan gerak rukuk dan sujud secara baik. Anak sudah dapat dilatih untuk berwudhu dan shalat, karena kemampuan anggota wudhunya dan gerakan shalat sudah dapat dilakukan menurut petunjuk yang diberikan kepadanya. Tepat sekali hadis nabi yang memerintahkan agar orang tua menyuruh anaknya salat apabila anaknya berumur 7 tahun dan memukulinya pada umur 10 tahun jika anak tidak melaksanakannya. Pada anak usia TK tidak mudah untuk meningkatkan pengembangan motoriknya, pada hal dengan usia ini merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan pisikis yang siap merespon stimulasi yang di berikan oleh lingkungan. Untuk dapat merespon gerakan tersebut maka perlu bagi guru merancang suatu media, metode atau permainan yang bisa merangsang motorik pada anak. Ada pun cara yang dapat dilakukan di TK dalam mempersiapkan motorik antara lain dengan menggunakan sarana pendukung berupa alat peraga atau alat permainan yang dapat digunakan oleh anak mau pun guru dalam kegiatan pembelajaran. Alat tersebut dapat memberikan informasi atau menghasilkan pengertian, memberi kesenangan, serta mengembangkan imajinasi anak. Sebagai alat untuk mencapai tujuan yang akan dicapai tidak selamanya memadai. Oleh karna itu dalam memilih media yang akan digunakan dalam

program anak TK guru perlu mempunyai alasan yang dan factor-faktor yang mendukung pemilihan media yang akan digunakan. Disekolah, gurulah yang menentukan apa aktifitas atau olah raga yang dapat dilakukan anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Dan guru dapat membantu mengembangkan minat dan rrasa percaya diri anak dan perasaan mampu melakukan berbagai kegiatan fisik / motorik yang sesuai untuk anak tk. Dengan arahan yang baik, anak yang pemalu akan mau beraktifitas fisik bersama sekelompok teman-teman sebaya Berdasarkan observasi awal yang didapat penulis pada TK adzkia II Padang mengenai perkembangan motorik kasar anak, pertama, salah satu kegiatan perkembangan motorik kasar anak di TK Adzkia II Padang yang berupa mengenal dan mempraktekkan gerakan shalat ternyata masih banyak anak yang belum mempunyai gerakan shalat yang tepat dan benar. Meskipun mereka ada yang hafal dan mengenal gerakan tapi gerakan tersebut belum benar dilakukan dan sayangnya jumlah anak yang tidak tepat melakukannya lebih dari 45% dan itu angka yang signifikan untuk dipertimbangkan solusinya. Temuan yang kedua, penulis melihat dari segi guru, penggunaan media untuk membuat anak tertarik mengetahui ketepatan setiap gerakan shalat masih kurang. Media yang digunakan guru hanya berupa gambar gerakan shalat beserta urutannya dimana jenis gambar yang dipakai adalah gambar tidak bergerak. Ketiga, penulis menemukan metode dalam mengajarkan perkembangan motorik kasar anak melalui gerakan shalat tidak memakai game atau permainan melainkan lebih ke praktek pada hal

permainan sangat penting dalam memacu minat belajar anak dan rasa keingin tahuannya terhadap suatu hal. Demikianlah permasalah yang ditemukan penulis di TK Adzkia II Padang dalam hal perkembangan motorik kasar anak pada materi gerakan shalat. Untuk meminimalisirkan permasalahan tersebut,penulis akan

mengaplikasikan permainan gambar seri dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di TK Adzkia II Padang. Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Gambar Seri Gerakan Sholat di Taman Kanak-kanak Adzkia II Padang

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Kurangnya variatif penggunaan media dan alat peraga yang digunakan guru dalam memberikan pembelajaran materi ibadah khususnya pada gerakan shalat di TK Adzkia II Padang 2. Anak belum mempunyai gerakan shalat dan urutan shalat yang benar dan akurat. 3. Pembelajaran gerakan shalat oleh guru tidak memakai permainan yang menarik atau baru lagi bagi anak.

C. Pembatasan Masalah Sebagaimana dari identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu Penelitian ini ingin mengukur perkembangan motorik kasar anak melalui penggunaan media gambar seri gerakan sholat, dan materi yang diambil dalam penggunaan media gambar seri gerakan sholat untuk melihat perkembangan motorik kasar anak ini adalah gerakan sholat dan urutan gerakan shalat di TK Adzkia II Padang.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan sebagai berikut,Bagaimanakah permainan gambar seri gerakan sholat dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di TK Adzkia II Padang?

E. Rancangan Pemecahan Masalah 1. Guru hendaknya dapat meningkatkan minat anak dalam mengikuti kegiatan fisik 2. Guru hendaknya memberikan penjelasan kepada anak dalam melakukan gambar seri gerakan sholat 3. Guru menyediakan alat yang akan digunakan, agar anak tidak merasa bosan dan tertarik untuk mengikuti permainan tersebut 4. Guru mengoptimalkan anak agar senang dan berinisiatif untuk mengikuti permainan

F. Tujuan Penelitian 1. Dapat mengembangkan fisik motorik kasar pada anak 2. Dapat mengembangkan motorik kasar anak melalui permainan gambar seri gerakan sholat menggunakan kartu 3. Dengan permainan gambar seri gerakan sholat anak bisa mengontrol gerakan sholat pada anak 4. Dapat mengembangkan kemampuan gerakan sholat melalui permainan gambar seri gerakan sholat menggunakan kartu 5. Media yang digunakan dapat menarik perhatian atau memotivasi anak

G. Manfaat Penelitian 1. Sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada anak di TK Adzkia II Padang. 2. Bagi siswa; mengaplikasikan permainan gambar seri gerakan sholat untuk meningkatkan motorik kasar anak di TK adzkia II Padang. 3. Bagi guru; alat peraga permainan gambar seri gerakan sholat dapat di terapkan sebagai salah satu pembelajaran motorik kasar anak. 4. Bagi penulis sendiri; dengan penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan untuk melakukan kegiatan penelitian terutama dalam peningkatan kemampuan motorik kasar anak. 5. Bagi peneliti selanjutnya; dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan inspirasi untuk melakukan penelitian dimasa yang akan datang dengan dimensi dan aspek yang lain.

6. Bagi Dinas Pendidikan; diharapkan agar dapat mengembangkan kemampuan motorik anak usia dini dengan mengaplikasikan media yang inovatif di lingkungan TK baik dalam kegiatan IGTKI dan KKG lebih khususnya.

H. Defenisi Operasional 1. Perkembangan Motorik Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002). 2. Permainan gambar seri gerakan sholat Menurut Marhijantuo (1999:425) bahwa Gambar seri adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima yang mempunyai urutan peristiwa dan disajikan secara berurut

dengan warna yang menarik dan indah. Keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan gambar seri adalah rangkaian beberapa gambar yang dapat membuat sebuah kejadian yang menarik bagi anak.

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Masitoh (2007:18) Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak Menurut Santoso (2008:9) Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan 6 Tahun dilakukan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal dan informal. Menurut Herawati (2005:7) Pendidikan anak usia dini adalah merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), dan kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual). Berdasarkan pemaparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Hakekat (PAUD) adalah upaya untuk mestimulasikan, membimbing, mengasuh, dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak
10

11

a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Bredecamp dalam Masitoh (2007:17) mengatakan bahwa Pendidikan Anak Usia DIni mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai dengan delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan intelektual, social, emosi, bahasa, dan fisik anak. Menurut Santoso (2008:29) Pendidikan Anak Usia Dini adalah individu sebagai mahluk sosikultural yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya, dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu Sedangkan menurut Hartati (2005:28) Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang dilaksanakan baik oleh keluarga, sekolah, maupun masyarakat untuk mendidik anak-anak menjalani proses perubahan kearah perkembangan yang lebih sempurna agar kelak menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa Berdasarkan defenisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa salah satu bentuk pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan seperti, fisik, kecerdasan, daya pikir, emosi, spiritual anak b. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini Secara khusus tujuan yang ingin dicapai menurut Sujiono (2009:16) adalah:

12

1. Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologi anak usia dini dan mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologi yang bersangkutan 2. Dapat memahami perkembangan kreativitas anak usia dini dan usahausaha yang terkait dengan pengembangannya 3. Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan anak usia dini 4. Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini 5. Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi perkembangan anak usia kanak-kanak Menurut Santoso (2008:23) tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar dapat tumbuh kembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai, norma, dan harapan masyarakat. Menurut Syarifudin dalam masitoh (2007:14) bahwa tujuan pendidikan mencakup 4 hal diantaranya 1. Mengembangkan pribadi, baik aspek jasmani, mental, moral, maupun keagamaan 2. Tuntunan social yaitu untuk menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang baik dan terpelajar 3. Kebutuhan untuk mendapatkan keterampilan 4. Kemampuan belajar sepanjang hayat

13

Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan Yang Maha Esa, dan mengembangkan kecerdasan peserta didik pada masa emas dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan c. Manfaat pendidikan Anak Usia Dini Menurut Sujiono (2009:40) manfaat pendidikan bagi anak usia dini adalah: 1. Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangan 2. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar 3. Mengembangkan sosialisasi anak 4. Menanamkan peraturan dan disiplin pada anak Menurut Yuliani (2009:46) manfaat Pendidikan Anak Usia Dini adalah: 1. Mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak 2. Mengenal anak dengan dunia sekitar 3. Mengembangkan sosialisasi anak 4. Mengenalkan peraturan 5. memberikan kesempatan kepada anak pada masa bermain 6. memberikan stimulasi Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa manfaat dari pendidikan anak usia dini adalah memberikan wawasan dan imajinasi

14

serta rangsangan sensorik dan motorik kasar agar tumbuh dan berkembang dengan baik untuk mempersiapkan kejenjang pendidikan dasar d. Karakteristik pendidikan Anak Usia Dini Menurut Dinata dalam Aisyah (2003:19) karakteristik anak usia dini adalah 1. Membutuhkan rasa aman, istirahat, dan makan yang baik 2. Datang kedunia yang diprogramkan untuk meniru 3. Membutuhkan latihan dan rutinitas 4. Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban 5. Cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa 6. Membutuhkan pengalaman langsung 7. Trial and error menjadi hal pokok dalam belajar 8. Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak Selanjutnya beberapa karakteristik anak usia dini Aisyah dalam Hartati (2005:14) sebagai berikut: 1. Memiliki rasa ingin tahu 2. Merupakan pribadi yang unik 3. Suka berfantasi dan berimajinasi 4. Masa paling potensial untuk belajar 5. Menunjukkan sikap egosentris 6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek 7. Sebagai bagian dari mahluk social

15

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa karakteristik pendidikan anak usia dini adalah sesuaan dengan kemampuan dan sifat dari anak usia dini itu sendiri yaitu mempunyai sikap rasa ingin tahu yang banyak, suka berimajinasi, perlu rutinitas untuk latihan, cara berfikir yang berbeda dengan orang dewasa dan lain sebagainya.

2. Pengembangan Motorik Kasar a. Pengertian Motorik Kasar Secara Anak usia TK tidak lagi di repotkan dengan berbagai kegiatan jasmani yang bersifat dasar, seperti bagaimana agar dapat berdiri atau berjalan dengan baik. Pada masa ini tugas perkembangan jasmani anak ditekan pada koordinasi gerakan tubuh seperti berlari, melompat, bergantungan, melempar, dan menangkap, seperti menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerak motorik kasar Menurut Jamaris (2003:6) motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. oleh karena itu biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Pengembangan motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok otot-otot anak tertentu yang dapat membuat mereka meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda, dan lain-lain. Menurut Hadis dalam Sujiono (2007:13) untuk merangsang motorik kasar dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat,

16

memeras, bersiul, membuat ekspresi muka senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit, berdiri diatas satu kaki, berjalan di papan titian, dan sebagainya Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motorik kasar adalah gerakan tubuhyang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak, seperti kemampuan anak berlari, menendang, duduk,dan lain-lain. b. Tujuan Motorik Kasar Menurut Sujiono (2007:210) tujuan motorik kasar adalah sebaggai berikut: 1. Meningkatkan kemampuan mengelola 2. Mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi 3. Meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat Menurut Hildayani (2008:20) tujuan dari motorik kasar adalah dapat mengatur keseimbangan tubuh, dapat mengkoordinasi mata, tangan, kaki dan seluruh tubuh. Berdasarkan pendapatan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari motorik kasar adalah anak usia dini mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan tubuh untuk melakukan kegiatan fisik. Berdasarkan pendapatan diatas dapat penulis disimpulkan bahwa tujuan dari motorik kasar anak adalah agar anak mampu melakukan aktivitas motorik / fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, dan anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi menjadi suatu karya.

17

c. Manfaat Motorik Kasar Menurut Samsudin (2007:2) Manfaat motorik Kasar Anak usia dini adalah sebagai berikut: 1. Dapat meningkatkan perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencaenaan, pernafasan, dan syaraf 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik seperti bertambahnya tinggi dan berat badan 3. Dapat meningkatkan perkembangan keterampilan, intelektual, emosi, dan social Menurut Sumatri (2005:5) manfaat motorik kasar anak yaitu dapat diperoleh anak TK ketika anak tersebut semakin terampil dalam menguasai keterampilan motoriknya, selain itu kondisi badan semakin sehat karena bergerak, anak tersebut semakin mandiri dan percaya diri, serta anak yang baik perkembangan motoriknya mempengaruhi keterampilan social yang positif. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari motorik kasar dapat meningkatkan pertumbuhan fisik, meningkatkan perkembangan keterampilan d. Tahap Perkembangan Motorik Kasar Menurut Sujiono (2007:16) tahap perkembangan motorik kasar anak 5-6 tahun adalah: 1. Berlari dan langsung menendang bola 2. Melompat-lompat dengan kaki bergantian

18

3. Melambung bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua tangan 4. Berjinjit dengan tangan dipinggul 5. Berjalan pada garis yang sudah ditentukan 6. Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut 7. Mengayuhkan satu kaki kedepan atau kebelakang tanpa kehilangan keseimbangan Menurut Hildayani (2008:14) Tahap Perkembangan Motorik Kasar Anak 5-6 tahun adalah: 1. Anak dapat berlari dan mengontrol gerakan dalam permainan 2. Gerakan melompat yang dilakukan dapat digabungkan dengan gerakan lain, misalnya berlari lalu melompat sejauh kurang lebih 60-75 cm 3. Dapat melempar dengan gerakan yang benar dengan cara

melangkahkan kaki kanan kedepan sambil melempar 4. Menangkap bola kecil dengan menggunakan telapak tangan 5. Keterampilan menaiki dan menuruni tangga 6. Mengkombinasikan gerakan jalan dan lari 7. Berguling-guling 8. Dapat menari dan mengikuti gerakan dalam senam irama Maka dapat penulis simpulkan bahwa tahap perkembangan motorik kasar anak pada usia 4-5 Tahun pada tahap perkembangan ini anak sudah mulai nampak pada motorik kasarnya seperti, menuruni tangga dengan

19

cepat, seimbang saat berjalan mundur, melompat rintangan, melempar dan menangkap bola, dan melambungkan bola.

3. Alat Permainan a. Pengertian Alat Perrmainan Alat bermain untuk anak usia dini selalu dirancang dengan pemikiran yang mendalam dan disesuaikan dengan rentang usia perkembangan anak, Sudono (1995:11) Alat Permainan adalah: Merupakan bahan perkembangan dirinya menyangkut seluruh perkembangannya. Sedangkan bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan alat, tanpa alat permainan tidak akan menghasilkan pengertian memberikan informasi, kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi Menurut Saputra (2001:78) mengatakan bahwa pengertian alat bermain adalah: semua alat permainanyang digunakan anak untuk memenuhi naluri permainannya. Dan alat ini berfungsi untuk mengenal lingkungan juga mengajak anak mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya. Dengan alat permaianan anak akan melakukan kegiatan yang jelas dan mengguakan panca indranya secara aktif.

b. Tujuan Alat Permainan Alat permainan sangat penting digunakan dalam proses belajar mengajar di taman kanak-kanak. Tanpa adanya alat permainan tidak akan dapat mengerti suatu pelajaran yang di berikan oleh guru. Dengan adanya alat permainan anak akan dapat mempraktekannya secara langsung serta dapat meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas anak.

20

Menurut Pea body dalam Sudono (1995:20) menyatakan: tujuan alat permainan bagi anak adalah untuk mengembangkan bahasa secara intensif yaitu pengenalan bentuk, warna, serta berbagai kosa kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak, mengembangkan kreativitas untuk mengungkapkan perasaan anak.

Sedangkan menurut Cuisenaire dalam sudono (1995:21) Menyatakan tujuan alat permainan anak adalah untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak pengenalan konsep serta peningkatan keterampilan anak dalam bernalar Berdasarkan pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa adalah untuk memperjelas materi yang diberikan, memberikan motivasi dan rangsangan kepada anak agar berekspresi dan bereksperimen dalam mengembangkan aspek perkembangan, dan memberikan kesenangan kepada anak dalam bermain.

c. Fungsi alat Permainan Fungsi alat permainan adalahuntuk mengenal lingkungan, dan mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya dengan alat permainan anak akan melakukan kegiatan yang jelas dan menggunakan semua panca indranya secara aktif. Menurut Sari dalam Sudono (1995:107) menyatakan bahwa alat permainan berfungsi untuk melengkapi alat bantu atau menjelaskan prosesproses kegiatan yang diselengarakan selain itu juga sebagai alat untuk memusatkan perhatian anak pada setiap pelaksanaan kegiatan.

21

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi alat permainan adalah menciptakan situasi bermain yang menyenangkan, menumbuhkan rasa percaya diri anak yang pasif,memberikan stimulasi,dan memberikan kesempatan anak bersosialisasi dengan teman sebaya.

d. Karakteristik Alat Permainan Menurut Prayitno (1998:12) menyatakan karekteristik alat permainan adalah: 1. Alat permainan hendaknya mempunyai daya tarik bagi anak 2. Sesuai dengan kebutuhan bermain pengembangan berfikir, emosi, bahasa, kepercayaan diri dan motorik anak 3. Sesuai dengan kesanggupan anak, tidak terlalu sukar dan tidak membahayakan Sedangkan menurut Saputra dalam katmini (2005:62) menyatakan karakteristik alat permainan yaitu: 1. Dapat digunakan berbagai cara 2. Untuk mengembangkan kecerdasan serta motorik kasar 3. Segi keamanan dapat diperhatikan baik dari bentuk penggunaan maupun pemilihan bahannya 4. Melihat anak terlibat secara aktif 5. Sifatnya konstruktif

22

4. Gambar Seri a. Pengertian Gambar Seri Gambar seri dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan tujuan memungkinkan belajar secara efisien & efektif, dan dapat menarik perhatian siswa. Menurut Azhar (2003: 111) gambar seri adalah kumpulan dari beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang menarik yang disusun secara acak atau berurutan untuk dijadikan sebuah cerita. Sedangkan menurut Arif (2003: 29), yang dimaksud dengan gambar seri adalah rangkaian beberapa gambar yang membuat sebuah cerita. Jadi menurut penulis gambar seri merupakan serangkaian gambar yang tersusun secara berurut atau acak sehingga dapat membentuk sebuah cerita. b. Fungsi Gambar Seri Penggunaan gambar seri dalam proses pembelajaran akan dapat memfokuskan perhatian siswa terhadap pelajaran sehingga tidak membosankan dan dapat meningkatkan hasil belajar. Gambar seri juga dapat menarik minat siswa untuk mengungkapkan idea atau gagasan dalam bentuk tulisan. Menurut Basuki (1991: 28) Media gambar seri dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi untuk 1) mengembangkan kemampuan visual. 2) mengembangkan imajinasi. 3) membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, dan 4) mengembangkan kreativitas anak.

23

c. Kelebihan dan kelemahan media gambar seri Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan begitu juga

dengan media kartu gambar seri. Menurut Subana (2001:324) bahwa kelebihan media gambar seri adalah Mudah dibuat, mudah disimpan, dapat dibawa kemana pergi, memberikan informasi langsung, murah harganya dan dapat digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Selain memiliki kelebihan media gambar seri juga memiliki kekurangan, kekurangannya yaitu kadang-kadang ukuran terlalu kecil, tidak bisa menyampaikan ke wujud makna secara keseluruhan. Dari uraian pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa media kartu gambar seri mempunyai kelebihan yakin mudah di peroleh dimana saja serta dapat menterjemahkan ide-ide atau gagasan dalam bentuk yang nyata, mudah cara pemakaiannya karena tidak menggunakan peralatan yang canggih serta harganya relative murah dan dapat digunakan dalam berbagai disiplin ilmu. Disamping ada kelebihan media kartu gambar seri juga mempunyai kekurangan. Kekurangannya yaitu karena berdimensi dan sukar mewakili bentuk sebenarnya, gambar tidak dapat memperlihatkan gerak

sepertihalnya gambar hidup, siswa tidak selalu dapat menginterpretasikan isi gambar.

24

d. Manfaat Kartu Gambar Seri Melihat dari banyaknya sisi kelebihan media kartu gambar seri maka dapat dirasakan manfaat penggunaan kartu gambar berseri. Menurut Subana (2001: 322) bahwa manfaat media kartu gambar seri antara lain sebagai berikut: a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa b) Mempermudah pengertian pada diri siswa c) Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud. d) Memperjelas bagian-bagian yang penting menyangkut suatu uraian. Dapat dimaknai bahwa media kartu gambar seri bermanfaat untuk menimbulkan daya tarik anak dalam belajar, sehingga dapat memudahkan anak dalam memahami hal yang sedang dipelajarinya.

5. Gerakan Sholat a. Pengertian Gerakan Sholat Dalam Agama Islam shalat merupakan ibadah wajib yang harus dilakukan oleh setiap orang yang telah mencapai akil baliq, yang juga merupakan rukun Islam kedua setelah mengucapkan kalimat syahadah. Begitu agung kedudukannya di dalam Islam sehingga Rasulullah SAW menyebutnya sebagai pilar agama Islam. Shalat berasal dari bahasa Arab yaitu As-Sholah adapun pengertian Sholat secara bahasa (Etimologi) berarti doa, sebagaimana tertera dalam surah At-Taubah ayat ke 103, sedangkan secara Istilah (Terminologi) shalat

25

adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam. Adapun menurut Nuhuyanan, Kadir (2002:19) shalat secara istilah ialah ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan hati secara ikhlas dan khusyu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan. Sementara Abbas (1991:2) mengartikan sebagai at-tadliem yang berarti mengagungkan karena dalam shalat terdapat pengagungan terhadap rabb (Allah). Shalat merupakan rukun perbuatan yang paling penting dianatara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlak manusia. Shalat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat di salah satu rumah milik Allah, mesjid. Permasalahan shalat merupakan permasalahan yang sangat penting, khususnya yang berkaitan dengan tata caranya, disamping beberpa permasalahan lain yang berkaitan dengan ibadah yang agung ini, seperti cara berwudhu, kiat shalat dengan khusyu dan lain-lain. Sehingga Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti cara shalat beliau. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: Shalatlah kamu sebagaimana kamu lihat aku shalat HR. Bukhari, muslim dan Ahmad dalam Nasruddin (2006:46).

26

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas bahwa setiap gerakan sholat merupakan bagian dari olah raga otot-otot dan persendian tubuh, dan juga dapat membantu menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh tetapi dengan syarat semua gerakan sholat di lakukan dengan benar, perlahan, dan tidak terburu-buru serta istiqomah dan konsentrasi. b. Bentuk Gerakan Sholat Menurut Aminah (2009:18) Tata cara gerakan sholat adalah: 1. Berdiri 2. Takbir 3. Bersedekap 4. Membaca doa Iftitah 5. Ruku 6. Itidal 7. Sujud 8. Duduk antara dua sujud 9. Sujud (lakukan seperti nomor enam diatas) 10. Tahiyat awal 11. Tahiyat akhir 12. Salam c. Ketentuan Sholat. Menurut Aminah (2009:27) ada beberapa ketentuan dalam sholat yaitu: 1. Syarat shalat a. Beragama Islam b. Sudah akil balig dan berakal c. Suci dari kotoran dan najis d. Menutup aurat e. Telah masuk waktu sholat

27

f. Menghadap kiblat 2. Rukun sholat a. Niat b. Berdiri atau duduk bagi yang tak mampu c. Takbiratul ihram dengan membaca allahu Akbar d. Membaca surat al-fatihah e. Ruku lalu berhenti sejenak (tumaninah) f. Itidal lalu berhenti sejenak (tumaninah) g. Sujud dua kali, lalu berhenti sejenak (tumaninah) h. Duduk antara dua sujud, lalu berhenti sejenak (tumaninah) i. Membaca tasyahud ahkir j. Membaca salam yang pertama k. Tertib, berurutan mengerjakan rukun-rukun sholat 3. Sunnah sholat a. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ruku, bangkit dari ruku (Itidal), berdiri pada rakaat yang ketiga (setelah tahiyat awal) b. Meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelanggan kiri ketika bersedekap c. Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram d. Membaca taawudz sewaktu akan membaca surat al-fatihah e. Membaca ayat atau surat al-quran sesudah membaca surat alfatihah pada rakaat pertama dan kedua

28

f. Mengeraskan bacaan al-fatihah dan ayat atau surat al-quran pada rakaat pertama dan kedua dalam sholat maghrib, isya, dan subuh g. Membaca takbir ketika berpindah rukuk h. Meluruskan belakang kepala dengan punggung ketika bangkit dari ruku i. Membaca tasbih ketika ruku dan sujud j. Membaca samiallahu liman hamidah ketika bangkit dari ruku dan membaca allahumma rabbana walakal-hamdu k. Meletakkan telapak tangan di atas paha ketika duduk bertasyahud, dengan membentangkan yang kiri dan menggenggam yang kanan l. Duduk iftirasy dalam semua duduk sholat m. Duduk bersimpuh (tawarruk) pada waktu tasyahud akhir n. Membaca salam yang kedua o. Memalingkan muka kekanan dan kekiri waktu membaca salam yang pertama dan kedua 4. Yang membatalkan sholat a. Makan dan minum b. Berbicara selain bacaan sholat, termaksud tertawa c. Terlihat auratnya d. Kentut atau berhadats (buang air kecil atau besar) e. Terkena najis f. Membelakangi kiblat g. Melakukan pekerjaan di luar gerakan sholat

29

B. Penelitian yang Relevan Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan penelitian lain yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang hampir sama diataranya sebagai berikut: Joni (2010) dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Sopan Santun dan Keterampilan Melakukan Gerakan Sholat Melalui Metode Role Playing Pada Anak Usia Dini menyimpulkan bahwa Metode role playing terbukti dapat meningkatkan perkembangan sopan santun dan keterampilan melakukan gerakan sholat pada murid. Dengan demikian role playing gerakan sholat dapat meningkatkan sopan santun anak. Rosita (2010) dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan

Keterrampilan Siswa Dalam Menulis Cerita Melalui Penggunaan Gamabar Seri menyimpulkan bahwa gambar seri dapat dugunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis cerita. Penelitian-penelitian tersebut diatas walaupun berbeda akan tetapi masih berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian Joni pemeblajaran gerakan sholat dapat dijadikan referensi bagi penulis hanya bedanya penulis menggunakan gambar seri dalam belajarar gerakan sholat untuk

perkembangan psikomotorik kasar anak sedangkan Joni menggunakan pembelajaran gerakan sholat untuk peningkatan sopan santun anak. Begitu juga dengan penelitian Rosita,A.Md. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Rosita adalah sama-sama menggunakan media gambar seni untuk pembelajaran namun bagi Rosita media tersebut digunakan untuk peningkatan

30

anak dalam menulis cerita sedangkan penulis menggunakannya untuk penignkatan psokomotorik kasar anak. Dengan demikian penelitian di atas mendukung penelitian ini. Pada penelitian ini menekankan penggunaan gambar seri untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak usia dini pada aktivitas gerakan sholat.

C. Kerangka Konseptual Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas adalah penggunaan media gambar seri dan variabel terikat yaitu peningkatan pengembangan motorik kasar. Untuk mempermudah kita dalam memahami alur dari penelitian tindakan kelas ini maka saya membuat kerangka berpikir yang disesuaikan dengan langkah-langkah strategi dari pembelajaran gerakan shalat

berdasarkan gambar seri, sehingga dengan melihat dan membaca kerangka berpikir ini kita bisa melihat gambaran apa saja yang peneliti lakukan di dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi peneliti.

31

BAGAN 1 KERANGKA KONSEPTUAL


Pengembangan Motorik Kasar Anak

Permainan Gambar Seri Gerakan Sholat

Media Alat untuk permainan Gambar Seri Gerakan Sholat Kartu Bergambar Gerakan Sholat Gambar seri yang mempunyai 12 gerakan sholat

Berkembangnya Motorik Kasar Kelompok B 1 TK IT adzkia II Padang

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan perkembangtan Psikomotorik kasar anak

D. Hipotesis Penelitian Permainan gambar seri gerakan sholat bagi anak TK Adzkia II Padang dapat dipergunakan untuk membangun motorik kasar anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini Permainan ini juga dapat mengembangkan motorik kasar anak dan dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak TK yang sesuai dengan kebutuhannya.

32

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan jenis kulitatif ini diambil karena penulis membutuhkan data-data dari perpustakaan untuk dijadikan referensi dalam menentukan langkah-langkah sesuai teori yang di dapat. Menurut Depdiknas (2003:9) penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis, refleksi terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh guru / pelaku mulai dari perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan Arikunto (2006:2) mengemukakan ada tiga pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu: 1. penelitian, menunjukan suatu kagiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologo tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti 2. tindakan, menunjukan suatu gerak gerak kegiatan yang sengaja dilakukan denagan tujuan tertentu. Dalam penelitian terbentuk siklus kegiatan untuk siswa
32

33

3. kelas, dalam hal ini pengertian yang lebih spesifik, seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama pula dari guru Penelitian tindakan kelas juga dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu praktek pembelajaran yang dilakukan gurudemi tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian guru dapat melaksanakn kegiatan ini setelah meneliti kegiatan-kegiatan sendiri, dikelasnya sendiri dengan melibatkan anak didiknya, melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

B. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah anak B1 di TK Adzkia II Padang dengan jumlah murid 13 orang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.

C. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, situasional dan konteksual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di Taman Kanak-Kanak. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif sehingga

34

dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan kreativitas anak. Setiap siklus terdiri dari beberapa langkah yaitu: perencanan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi, serta refleksi yang operasionalnya sebagai berikut

Kondisi awal

Perencanaan Siklus I. Refleksi Siklus 1 Pengamatan pelaksanaan

Perencanaan Siklus 2 pelaksanaan

Refleksi Pengamatan

Tujuan tercapai

Penilisan laporan

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (model penelitian siklus menurut Arikunto 2006:16)

35

1. Kegiatan perencanaan (Plan) a. Menyusun rencana pembelajaran berupa satuan kegiatan mingguan dan satuan kagiatan harian yang berisikan permainan gambar seri gerakan sholat b. Menyusun model kegiatan permainan gambar seri gerakan sholat yang akan diberikan kepada anak c. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan d. Menetapkan aturan permainan e. Persiapan guru diluar kelas 2. Pelaksanan tindakan (action) Pelaksanaan tindakan terdiri dari 3 bagian utama, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan pada bagian berikut ini 1. Pertemuan pertama gambar seri gerakan sholat a. Pendahuluan 1. Mengecek seluruh persiapan, gambar seri gerakan sholat 2. Guru membuat lapangan permainan brupa persegi panjang 3. Guru mengabsensi anak b. Kegiatan inti 1. Guru mempraktekkan tentang cara permainan gambar seri gerakan sholat 2. Guru menyuruh anak satu persatu untuk melakukan permainan yang telah diperagakan oleh guru

36

3. Guru memberi aba-aba permainan gambar seri gerakan sholat tersebut 4. Jarak yang ditempuh pada lari ini 3 meter 5. Setiap anak harus dapat menyusun gambar seri gerakan sholat dengan benar dan c. Penutup 1. Mengevaluasi anak secara lisan tentang tentang permainan gambar seri garaka sholat tersebut 2. Memberikan pujian atau reword kepada anak-anak setelah melakukan permaianan gambar seri gerakan sholat 3. Pengamatan (observasian) Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas anak dan guru selama proses permainan gambar seri gerakan sholat berlangsung setiap aktivitas anak yang tertera pada format observasi dicatat oleh guru 4. Refleksi (Reflection) Merumuskan hal yang belum dan telah dilakukan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi. Merumuskan tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya dan menjelaskan bagaimana melakukannya

D. Instrumentasi Berikut ini penulis menyajikan Instrumen penelitian pengembangan psikomotorik kasar anak melalui gerakan sholat dengan menggunakan gambar seri

37

1. Format observasi, merupakan pedoman observasi untuk mengecek kagiatan yang dilakukan berdasarkan indicator yang digunakan aspek yang diamati melalui pedoman ini adalah yang berkaitan dengan motorik kasar anak 2. Dokumentasi, berupa kamera untuk merekam pembelajaran yang sedang berlangsung 3. Format wawancara, dilakukan untuk tanggapan keaktifan anak terhadap kegiatan setelah pembelajaran berlangsung

E. Teknik Pengumpulan Data Cara yang dilakukan untuk mendapatkan data tersebut adalah: 1. Data tentang kegiatan anak selama pembelajaran dengan jalan mengamati langsung kegiatan anak selama menyajikan pembelajaran yaitu. a. Observasi Mengumpulkan datauntuk mendapatkan informasi dengan cara pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak b. Dokumentasi Berupa foto-foto rekaman anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung c. Wawancara Suatu kagiatan untuk mengumpulkan informasi yang akandijadikan data 2. Kegiatan belajar anak dapat dilihat dari proses pembelajaran berlangsung

38

F. Teknik Analisis Data Data yang yang diperoleh selama penelitian yang berlangsung dianalisis baik secara kuantitatif maupun secara kualintatif untuk memperoleh hasil yang maksimal terhadap penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Hasil analisis ini akan dimasukkan ke dalam laporan penelitian. 1. Cara Menganalisis Hasil Observasi Menurut Kunandar (2008:127-128) dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada dua analisis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti yaitu a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistic deskriptif untuk mencari nilai rata-rata persentase keberhasilan anak b. Data kualitatif Data kualitatif, data yang merupakan informs berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi anak yang berkaitan dengan tingkatan pemahaman terhadap pandangan atau sikap anak terhadap pembelajaran 2. Teknik analisis wawancara Mengaplikasikan model menurut Hariyadi (2099:24), analisis data menggunakan rumus P= Keterangan: P = Angka Persentase yang diperlukan F = Frekuensi aktifitas Sisiwa N = Jumlah anak dalam satu kelas

39

3. Teknik Dokumentasi (Portofolio) Peneliti menggunakan model Miles dan Hubermen (dalam Sujiono, 2009:33) mengelompokan komponen analisis data. a. Data Reduction (pengelompokan data) Merangkum dan memilih hal-hal yang penting untuk mencari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu b. Data Display (penyajian data) Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, dan sejenisnya. Melalui penyajian data yang terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami c. Conclusion Drawing (penarikan simpulan) Dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah semua baru yang sebelunya belum pernah ada, temuan dapat berupadeskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga diteliti menjadi jelas Untuk menentukan bahwa aktifitas anak meningkat maka

interprestasi aktifitas belajar anak menurut Arikunto (2006:241) dapat melambangkan dengan Sangat Tinggi ( ST ), Tinggi ( T ), Rendah ( R ). Aktifitas anak meningkat jika presentasi hasil kegiatan anak meningkat dari hasil pengamatan sebelumnya. Menurut kurikulum Taman Kanak-Kanak Indikator dari kemampuan Motorik Kasar yang dikembangkan pada penelitian dapat dilihat pada tabel berikut

40

Tabel 1. Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar anak melalui Permainan Gambar Seri Gerakan Sholat Nilai No Indikator Sangat tinggi Jumlah % anak Tinggi Jumlah % anak Rendah Jumlah anak %

Kemampuan anak dalam berlari untuk dapat menyusun gambar seri geraka sholat dengan benar Kemampuan anak dalam melakukan gerakan sholat dengan benar Nilai Rata-rata

Tabel 2. Hasil Wawancara Anak Dalam Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Gambar Seri Gerakan Solat NO 1 Pertanyaan Apakah anak-anak senang dalam mengikuti permainan gambar seri gerakan sholat? Apakah anak mengalami kesulitan dalam mengurutkan gambar seri gerakan sholat Apakah anak dapat menirukan gerakan yang ada pada gambar seri gerakan sholat Nilai rata-rata Jawaban Alasan

Anda mungkin juga menyukai