Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI

Dosen pengampu : IRMAWATI, S.Pd.I.,M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1

Fidya 201050004

Fakhirah 201050020

Nur Anisa 201050011

Tasya Kurnia Zahreza 201050021

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dengan bentuk sebaik-baiknya sehingga
dapat berkarya tanpa batas sebagai warisan untuk generasi selanjutnya dan telah memberikan
kami kemudahan dan kelancaran sehingga makalah ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu dan
dengan baik. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya kami tidak akan bisa untuk menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik ini. Shalawat serta salam kami limpahkan kepada baginda nabi kita
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Diluar itu, penulis sebagai manusia
biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik
dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
, kami sebagai penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dalam kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah. Demikian kata pengantar ini saya buat, apabila terdapat
kesalahan maka saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kunci pertama dalam mengarahkan pendidikan dan pembelajaran anak didik dalam suatu
lembaga pendidikan adalah terletak pada seorang pendidik. Pendidik akan berhasil dalam
mengembangkan pembelajarannya apabila mengenal anak didik melalui pribadi anak itu sendiri,
lingkungan, dan keluarga.

Mulai bergaul dengan anak, guru akan dapat mengetahui pribadi, sifat-sifat, ciri-ciri,
kemampuan, dan kesusahan. Semakin banyak bergaul, semakin mengerti tentang pribadi anak.
Guru dapat menjadi teman dekat dan orangtua bagi anak didiknya serta memecahkan masalah
bila mengenal anak dan mengerti, ikut merasakan masalah anak.

Peranan guru adalah mengembangkan dan memelihara aturan atau disiplin dalam kelas. Dalam
masa usia dini, anak membutuhkan perkembangan motoriknya secara optimal. Hal ini sangat
membutuhkan peran guru dalam pengembangan motoriknya di lingkungan lembaga pendidikan
tempat anak diasah,asih, dan asuh. Keterlibatan orangtua dan guru sangat mendukung
optimalisasi perkembangan motorik anak.

Dengan peran utama kedua pihak, akan terbentuk anak yang aktif dan kreatif serta kecerdasan
otak juga akan terstimulan secara nyata. Perkembangan motorik anak yang baik, secara otomatis
juga akan berpengaruh dengan perkembangan syaraf otak anak tersebut. Sumber data
perkembangan anak dapat kita lihat melalui :

1. Orangtua

2. Anak sendiri

3. Lingkungan

4. Guru
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian perkembangan fisik motorik AUD

Masa anak usia dini (AUD) adalah masa dimana perkembangan fisik dan kemampuan anak
berlangsung dengan sangat cepat, salahsatu perkembangan yang sedang berlangsung pada diri
anak adalah motoriknya. Perkembangan motorik ini erat hubungannya dengan perkembangan
kemampuan anak lainnya seperti kognitif dan social emosional anak. Proses tumbuhkembang
kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuhkembang kemampuan gerak anak.

Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat jelas melalui berbagai gerakan dan
permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh karena itu peningkatan ketrampilan fisik anak juga
berhubungan erat dengan kegiatan bermain yang merupakan aktifitas utama anak. Semakin kuat
dan terampilnya bergerak seorang anak membuat anak senang bermain dan tak lelah untuk
menggerakkan seluruh anggota tubuh untuk bermain. Pergerakan anggota tubuh anak saat
bermain mempunyai banyak manfaat pertumbuhan aspek kemampuan anak seperti kognitif,
social dan emosional serta berperan penting pula untuk menjaga kesehatan tubuh anak.

Anak akan dapat tumbuh dengan wajar dan normal, jika alam sekelilingnya cukup sehat dan
pemeliharaannya cukup baik. Sehingga pada anak akan terlihat perubahan dalam ukuran bagian
jasmaniahnya, hal itu seiring bertambahnya umur. Selain itu bidang rohani akan terjadi
perubahan berfikir, mengikuti dan berkehendak akan sesuatu sejajar dengan pertumbuhan
jasmani.

Pelatihan gerak dan kegiatan fisik merupakan elemen yang sangat penting dalam pengembangan
sosial anak sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan maka seorang anak akan
melewati fase perubahan dan peningkatan gerak yang cepat. Hal ini juga berguna saat anak
bermain dengan teman sebayanya akan didapat anak berkepemimpinan, kompetisi, dan
penyelesaian masalahnya.

Pengalaman bermain harusnya menjadi elemen penting dalam program kegiatan perkembangan
anak usia pra sekolah. Kurangnya pengalaman bermain dan atau kesempatan berpartisipasi dalam
salahsatu kegiatan fisik dapat memperlambat pertumbuhan baik fisik maupun intelektual anak.
Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia dini (AUD) dan melatih
perkembangan fisik motorik. Bermain berfungsi bagi anak untuk dapat meningkatkan
perkembangan koordinasi gerak tangan, kemampuan anak menggerakkan jari tangan.

Salahsatu pembelajaran anak usia dini (AUD) adalah guru berupaya melatih perkembangan
motorik anak dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda-beda. Melatih
perkembangan motorik anak tidak dapat dipaksa tetapi harus mengadu pada minat dan kebutuhan
anak. Melatih perkembangan motorik anak usia dini (AUD) dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk permainan termasuk bermain plastisin, meremas kertas, meronce, mewarnai gambar,
nyanyi dan tepuk,dll.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik motorik anak

Ada beberapa factor berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak, yaitu :

1. Kematangan, kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh


kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan syaraf-syaraf
yang ada dipusat susunan syaraf belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya,
yaitu mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia lebih kurang 5 th, syaraf-syaraf ini
sudah mencapai kematangan dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot kasar
mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan, berlari, melompat dan berlutut,
berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang mengontrol kegiatan
motorik halus seperti menggunakan jari-jari tangan untuk menyusun puzzle, memegang pensil
atau gunting, membentuk dengan plastisin atau tanah liat dan sebagainya.

2. Urutan

Pada usia 5 th anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks yaitu
kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang seperti berlari sambil
melompat mengendarai sepeda.

3. Latihan

Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya perlu
dilakukan latihan dengan bimbingan guru. Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus.
Kebutuhan untuk bergerak dan kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan terdapat pada tiap
insane sejak dilahirkan. Kedua kebutuhan tersebut dapat disalurkan dengan bermain melalui
program pelatihan gerakan bagi AUD.

4. Motivasi

Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan motivasi yang datang dari luar.
Misalnya dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak
motorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak. Pengaruh
kesempatan dan kebebasan anak untuk bergerak pada usia muda mengandung implikasi terhadap
pentingnya perkembangan ketrampilan gerak anak. Kurangnya kesadaran orang dewasa termasuk
guru-guru akan hal ini mengakibatkan langsung terhadap berkurangnya keuntungan yang dapat
diperoleh, terutama untuk mencegah pengaruh yang menghambat tumbuhkembang anak secara
keseluruhan.
5. Pengalaman

Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan dan pendidikan
gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian pengalaman yang
membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak.

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan terkoordinir


antara susunan syaraf, otot, dan spinal cord ( Endah, 2008 ).

Usia emas dalam perkembangan motorik adalah “Middle Childhood” atau masa anak-anak. Pada
usia ini kesehatan fisik anak mulai stabil. Pendekatan seni dalam pembelajaran mendukung
perkembangan motorik halus anak seperti menggambar dekoratif. Adapun perkembangan
motorik meliputi kasar dan halus. Dalam perkembangan anak biasanya kemampuan motorik
kasar lebih dahulu berkembang daripada kemampuan motorik halaus.

C. Peranan guru dalam perkembangan fisik motorik anak

Guru sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam proses identifikasi. Guru yang berhasil
adalah guru yang mengenal anak melalui pribadi anak itu sendiri, lingkungan dan keluarga.
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru wajib :

1. Memahami pribadi anak,

a. Penampilan fisik, apakah ada cacat tubuh?

b. Motorik lemah/kuat

c. Emosionalitas : mudah tersinggung, menangis, marah, tertutup, agresif, terbuka. d. Cara

berbicara.

Mulai bergaul dengan anak, guru akan dapat mengetahui pribadi, sifat-sifat, ciri-ciri,
kemampuan dan kesusahan.Semakin banyak bergaul, semakin mengerti tentang pribadi anak.

2. Mengenal lingkungan keluarga anak

Guru perlu mengetahui latar belakang kehidupan anak. Rumah dan keluarga adalah lingkungan
hidup pertama, anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang mempengaruhi jalan
hidupnya. Lingkungan hidup pertama yaitu keluarga yang memberi tantangan pada anak supaya
dapat menyesuaikan terhadap lingkungan hidupnya.

Mengenal dunia disekitar anak/lingkungan


Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar kita. Pengaruh lingkungan terhadap anak dapat
dibagi menjadi dua :

a. Pengaruh lingkungan yang disengaja : pendidikan, pengajaran.

b. Pengaruh lingkungan yang tidak disengaja : ini diterima oleh setiap orang dari lingkungan
yang hidup iklim dan kebiasaan-kebiasaan.

Guru harus mengetahui bahwa salahsatu factor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah
lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan motorik anak :

-Menentukan kegiatan bermain yang terencana sesuai tujuan yang hendak dicapai.

-Menyediakan alat permainan yang aman dan sesuai tahapan usia.

-Memantau kegiatan bermain anak agar terjalin kerja sama antar anak.

-Keselarasan antara materi permainan dengan tema sesuai standar kompetensi anak usia dini.

-Mengetahui bahwa perkembangan motorik anak selaras dengan perkembangan otot-otot syaraf
lain.

-Mengadakan kegiatan yang bervariasi, kreatif, dan inovatif.

D. Menjadi guru berhasil dan sukses dalam pendidikan maupun pembelajaran

Guru harus mampu membangun pribadinya sebagai figure idola anak didik, sumber referensi
kepribadian anak didik. Untuk itu guru harus mampu berperan sebagai inspirator, motivator,
serta konselor dalam proses pembentukan pribadi anak didik.

˃˃ Sebagai inspirator, pribadi guru harus mampu menebarkan sikap dan perilaku yang
menginspirasi anak didik untuk bersikap dan berperilaku seperti gurunya.

>> Sebagai motivator, pribadi guru harus mampu menjalarkan semangat dirinya sehingga
terbentuk motivasi tinggi.

>> Sebagai konselor, guru harus mampu menampung kegelisahan dan keluh kesah anak didik
sehingga mereka merasa nyaman bersama gurunya dalam memecahkan masalah.

Beberapa sifat yang perlu dibangun guru :

“Sikap tenang, teguh dan tegas, rajin dan kuat, gembira, simpati, hangat, waspada, terbuka dan
adil, toleran, kompeten. “
Bila sifat-sifat tersebut dimiliki seorang guru maka ketika dia berkomunikasi dengan anak
didiknya, sifat tersebut akan mewarnai sikap dan perilakunya sehingga mengalirkan energy
kepada anak didik untuk meneladaninya.

E. Strategi Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini


Perkembangan Motorik Halus Anak. Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang
berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi matatangan.
Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang
kontinu secara rutin.

Dari Sumber yang ada, setidaknya ada 4 Strategi dalam mengembangkan motorik halus anak usia
dini, yaitu:

STRATEGI 1
Anak bekerja dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 – 5 anak. Setiap kelompok memiliki
sebuah tugas khusus yang harus di hasilkan pada sentra tertentu. Pada 3 – 5 menit terakhir, anak
berputar ke sentra yang lain.
Guru memiliki kesempatan untuk memberikan penguatan dan arahan kepada anak dalam
mengerjakan tugas tersebut, atau dapat membantu jika ada kesalahan yang dilakukan anak. Hal
ini dilakukan kepada semua kelompok. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa kegiatan finger
play atau pengembangan keterampilan visual motor (koordinasi mata dan tangan).

STRATEGI 2
Strategi I ditujukan untuk anak-anak yang berada dalam kelompok-kelompok yang cukup
banyak. Untuk strategi 2, di setiap sentra memiliki 2 macam aktivitas yaitu A dan B, dimana
masing-masing menggunakan konsep yang serupa.
Misalnya sebuah tugas bi-manual (2 cara pengerjaan). Di setiap sentra kedua aktivitas telah
digandakan sesuai dengan jumlah anak dalam kelompok. Sebagian anggota kelompok
menyelesaikan tugas aktivitas sentra A (2 – 3 menit), ketika yang lainnya menyelesaikan
aktivitas sentra B.

Kelompok – kelompok tersebut kemudian berputar kegiatan pada sentra tersebut dan setelah
menyelesaikan tugas/aktivitas kedua, berputar ke sentra lainnya. Keuntungan dari strategi ini
adalah anak tidak perlu menetap pada suatu aktivitas dalam waktu yang lama.

Untuk anak yang masih kecil – terutama anak yang berkesulitan konsentrasi- hal ini akan sangat
bermanfaat. Sebagaimana strategi I, anak-anak harus menyelesaikan tugas yang yang telah
ditentukan.
STRATEGI 3
Strategi ini dapat dilakukan anak yang dibagi menjadi 4 – 5 perkelompok , dimana setiap
kelompok bekerja pada sebuah sentra untuk semua sesion pembelajaran. Setiap sentra
menyediakan berbagai aktivitas untuk area pengembangan/pengendalian motorik halus. Karena
banyaknya aktivitas yang dilakukan maka strategi ini bersifat lebih produktif, sehingga dapat kita
rekomendasikan bahwa orangtua atau anak yang lebih besar dapat menjadi tutor pada sentra-
sentra tersebut.

Sebagai contoh, Kelompok 1 bekerja dengan pensil dan kertas; Kelompok 2 bekerja membuat
model/ benda tiruan; Kelompok 3 bekerja dengan arena fine-motor manipulation (kegiatan
motorik halus dengan mengubah-ubah); Kelompok 4 kegiatan permainan dan jual beli; dan
Kelompok 5 kegiatan bermain bebas terstruktur.. Kelompok yang melakukan perputaran hanya
satu yaitu Kelompok 3.

Pada sesi berikutnya, kelompok akan tinggal di tempat yang sama dan bekerja di sentra yang
berbeda. Oleh karena itu, anak diperbolehkan selama 2 – 4 minggu menyelesaikan perputaran
(kegiatan pada sentra) tergantung pada berapa sesi dalam tiap minggu yang dapat dicapai.

STRATEGI 4
Tempatkan anak ke dalam beberapa kelompok sehingga anak anak menghabiskan waktu 3 – 5
menit pada setiap aktivitas. Satu atau dua sentra memiliki ciri ‘teacher directed’ dan yang lainnya
memiliki ciri melibatkan kegiatan bermain bebas terstruktur. Anak menjadi lebih bertanggung
jawab untuk merancang kegiatan. (Jika orangtua bertindak sebagai asisten, dapat menggunakan 2
buah sentra yang berciri “teacher directed”)
Berbagai Strategi untuk Pengayaan Gerakan Motorik Secara Kelompok atau Individual: Kegiatan
latihan otot jari tangan dan keterampilan visual motor dilaksanakan dengan pemanasan dan
penutupan kegiatan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Guru mempunyai peran sentral untuk mengimplementasikan kurikulum yang tersedia. Ada dua
peran utama yang harus dikuasai guru,Pertama sebagai pengembang kemampuan akademik
siswa tentang nilai-nilai sebagai basis pembentukan karakter, Kedua sebagai pengembang
kemampuan afektif agar siswa mampu menyerap nilai-nilai sehingga menjadi sifat,sikap,dan
perilaku. Secara umum bentuk kerjasama orangtua dengan guru dikelompokkan menjadi
dua,yaitu formal dan informal. Sedangkan bentuk perluasannya adalah sebagai berikut :

1. Guru mengadakan dialog dan pertemuan dengan orangtua.

2. Guru dapat melibatkan orangtua dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan usaha
mendukung perkembangan anak.

3. Guru dapat melakukan kunjungan ke rumah anak didik.

Faktor pendukung,

1. Orangtua peduli akan pendidikan anak.

2. Sekolah bersifat terbuka menerima masukan orangtua.

Faktor penghambat,

1. Orangtua sibuk bekerja.

2. Guru kurang dapat mengomunikasikan perkembangan anak.


DAFTAR PUSTAKA

-Http : // www.google.com

-Majalah Suara ‘Aisyiyah No. 7 Th Ke-88 Juli 2011

-Pendidikan Karakter Sejak Dini ( Disdukcapil Kabupaten Purworejo 2006 ) -

Materi Pokok PGTK, Metode Pengembangan Sosial Emosional

Anda mungkin juga menyukai