Oleh :
Mariya Tri Astuti
NIM : 212012215
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
i
ii
iii
iv
v
ABSTRACT
vi
SARIPATI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja sumber modal kerja yang
dominan dan bagaimana cara mengatasi kesulitan modal kerja pada pemilik UMKM
mebel. Penelitian ini mengambil studi pada pemilik UMKM mebel di dusun Tukrejo,
Jepara dan key informan penelitian ini berjumlah 14 informan. Metode penelitian
menggunakan deskriptif kuantitatif.Pengumpulan data melalui wawancara.Data
disajikan deskriptif kuantitatif dalam hal ini distribusi frekuensi, kemudian disajikan
dalam bentuk deskripsi dan narasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber
modal kerja yang dominan pada pemilik UMKM mebel di dusun Tukrejo, Jepara
adalah hutang.Strategi untuk mengatasi kesulitan modal kerja pada pemilik UMKM
mebel di dusun Tukrejo, Jepara adalah berhutang kepada lembaga keuangan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat
dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini dengan
baik.
Penelitian ini meneliti mengenai apa saja sumber modal kerja yang dominan
dan bagaimana cara mengatasi kesulitan modal kerja pada UMKM mebel di dusun
Tukrejo Kabupaten Jepara. Aspek permodalan merupakan hal yang sering dikeluhkan
oleh pelaku UMKM mebel, karena modal yang bersumber dari modal sendiri
seringkali tidak cukup untuk beroperasi. Mereka juga mengalami kesulitan dalam
berproduksi akibat kesulitan modal kerja.Berbagai penelitian terdahulu mengenai
mebel dan kerajinan di Jepara tidak banyak meneliti tentang modal kerja. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk meneliti apa saja sumber modal kerja yang dominan dan
bagaimana cara mengatasi kesulitan modal kerja pada pemilik UMKM mebel di
dusun Tukrejo kabupaten Jepara.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dan penulis berharap
pada waktu yang akan datang, ada yang dapat melengkapi penelitian ini agar menjadi
lebih baik. Akhir kata, semoga penelitian ini berguna untuk penelitian selanjutnya dan
berguna untuk pihak – pihak yang membutuhkan referensi.
Penulis
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja dengan judul
“Modal Kerja : Sumber dan Cara Mengatasinya (Studi Pada Usaha Mebel di Dusun
Tukrejo Kabupaten Jepara)”. Kertas kerja ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penelitian ini tidak sepenuhnya
diberikan kelancaran dan terkadang mendapatkan berbagai kendala dan kesulitan.
Namun dengan adanya doa, dukungan dari semua pihak, maka penulis dapat
menyelesaikan kertas kerja ini dengan baik. Karenanya, dengan segala kerendahan
hati, penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:
1. Bapa Yesus, yang memberikan hikmat, kecerdasan, tenaga, pengharapan
dan segala yang peneliti butuhkan dalam proses pemikiran topik hingga
proses penyelesaian kertas kerja ini.
2. Bp. Prof. Christantius Dwiatmadja, SE, ME, Ph.D selaku Dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
3. Bp. Prof. Supramono, SE, MBA, DBA selaku pembimbing yang telah
sabar memberikan masukan, saran, motivasi, dukungan dan perhatian
kepada penulis dari awal pemilihan topik hingga proses penyelesaian
kertas kerja ini.
4. Bp. Agus Sugiarto, S.pd., MM selaku wali studi yang selalu mengarahkan
dan membimbing dalam pemilihan mata kuliah.
5. Bp. Albert Kriestan NAN, SE, MM, Ph.D selaku kaprodi manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen satya Wacana.
6. Seluruh dosen FEB dan Non FEB yang telah memberikan ilmu,
pengajaran, pengarahan dan pengalaman di dalam menjalani kuliah di
Universitas Kristen Satya Wacana.
ix
7. Seluruh Staf TU FEB dan BARA UKSW yang turut membantu penulis
selama belajar dan menyelesaikan proses kertas kerja ini.
8. Kepada kedua orang tua saya Bp. Sutomo dan Ibu Murni yang tiada
hentinya memberikan semangat, doa, dukungan, dan bentuk support lain
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.
9. Kakakku Kasmoko dan Yulianita serta semua keluarga yang
menyayangiku, terima kasih untuk semangat, dukungan dan perhatianya.
10. Sahabat dan sekaligus teman seperjuanganku Ita Eri N, Purwanti, Rahayu
Widiastuti, Erista, Linda, Didik Prasetya, Sudarsono dan Dany Setiyawan.
Terima kasih untuk segala dukungan, bantuan, masukkan dan doanya
selama ini.
11. Sari Dwi Astuti, sahabatku yang selalu mendampingi, mendukung,
memberikan motivasi dan semangat.
12. Teman-temanku Sisda, Adi, Eva, Luthfi, Michael, Ryan, yang selalu
memberikan semangat kepada penulis.
13. Untuk teman-teman FEB dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah membantu penulisan kertas kerja ini.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Judul ......................................................................................................................... i
Lembar Persetujuan Pembimbing ........................................................................... ii
Pernyataan Tidak Pelagiat ...................................................................................... iii
Pernyataan Persetujuan Akses................................................................................ iv
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi .................................................................v
Abstract .................................................................................................................. vi
Saripati ................................................................................................................. vii
Kata Pengantar .................................................................................................... viii
Ucapan Terima Kasih ............................................................................................ ix
Daftar Isi ................................................................................................................ xi
Daftar Tabel .............................................................................................................x
Daftar Lampiran ......................................................................................................x
Pendahuluan ............................................................................................................1
Telaah Pustaka ........................................................................................................4
Metode Penelitian ....................................................................................................8
Hasil dan Pembahasan ...........................................................................................10
Hasil Analisis Data ................................................................................................15
Pembahasan ............................................................................................................25
Penutup ..................................................................................................................26
Daftar Pustaka .......................................................................................................28
Lampiran ...............................................................................................................31
xi
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
pembayaran gaji tenaga kerja. Modal kerja yang dimiliki perusahaan terdiri dari
kas, piutang dan persediaan. Menurut Sartono (2013:385), apabila perusahaan
tidak memiliki modal kerja yang cukup, maka perusahaan tidak dapat membayar
kewajiban jangka pendeknya dan akan mengalami masalah likuiditas. Pemilik
perusahaan harus mengadakan pengawasan terhadap modal kerja agar tidak
terjadi masalah likuiditas dan sumber-sumber modal kerja yang digunakan secara
efektif di masa mendatang.
Penentuan sumber modal kerja menjadi hal penting yang harus dihadapi
perusahaan. Menurut Kasmir (2008:256-258) sumber modal kerja dapat berasal
dari modal sendiri yaitu dari hasil penjualan barang dan pinjaman atau hutang dari
pihak luar. Setorini (2009) mengemukakan bahwa jika perusahaan menggunakan
hutang lebih banyak dari modal sendiri, dapat menyebabkan menurunnya laba
karena beban bunga yang harus dibayarkan kepada kreditur juga meningkat.
Apabila perusahaan tidak dapat mengelola hutang dengan baik maka akan
berdampak menurunnya laba perusahaan dan dapat menyebabkan masalah
likuiditas.
2
karena pemilik UMKM mebel juga seringkali harus menunggu pelunasan dari
pengepul dalam waktu yang tidak bisa ditentukan, karena pembayaran dari
penjualan produk mebel setelah barang tersebut laku bahkan pembayaran dari
pengepul sering terlambat. Di satu sisi, pengrajin mebel mempunyai tanggungan
membayar gaji tenaga kerja harian/borongan, membeli bahan baku dan bahan
penolong untuk proses produksi, dan biaya lainnya (www.kompas.com).
Anggraeni et al (2013) mengungkapkan bahwa untuk menambah modal, para
pengrajin akan mencari sumber dana untuk beroperasi dari luar yaitu dengan
berhutang kepada kerabat, tetangga, koperasi, bank, bahkan rentenir. Pengrajin
akan kesulitan membayar angsuran karena bunga yang tinggi.
3
Jepara. Penelitian ini fokus pada sumber modal kerja karena berkaitan dengan
besarnya biaya modal, jika pemilik UMKM salah memilih sumber pendanaan
akan berakibat menanggung biaya modal yang tinggi sehingga akan memberatkan
pengrajin itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana UMKM furniture kayu Jepara tetap bisa beroperasi ditengah
keterbatasan modal kerja. Penelitian ini mengambil obyek UMKM di dusun
Tukrejo, desa Bondo kabupaten Jepara. Oleh karena itu persoalan penelitian yang
diajukan adalah (a) apa saja sumber modal kerja yang dominan dan (b) bagaimana
cara mengatasi kesulitan modal kerja pada pemilik UMKM mebel di dusun
Tukrejo kabupaten Jepara?
TELAAH PUSTAKA
Modal Kerja
Modal kerja menurut Muktiadji dan Lia (2012) adalah dana yang harus
tersedia dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk membelanjai kegiatan
operasinya sehari-hari, misalnya untuk pembelian bahan mentah, membayar upah
buruh, membayar listrik, dan sebagainya. Sarwido (2014) mengemukakan bahwa
modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk
menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa
mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.
Menurut Kasmir (2012:250-251), ada tiga konsep atau definisi modal kerja
yang umum digunakan, yakni konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.Dalam
konsep kuantitatif, modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini
adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi
4
perusahaan jangka pendek. Konsep kualitatif menitikberatkan pada kualitas modal
kerja, konsep ini melihat selisih jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Sedangkan konsep fungsional menitikberatkan fungsi dari dana yang dimiliki
dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.
Ketiga konsep tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan selalu
membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan
menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan.
5
kerja dan investasi yang khusus diperuntukkan pada UMKM di bidang produktif
adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
6
menemukan bahwa informan UMKM di Parakan lebih berhati-hati dalam memilih
sumber pendanaan modal kerja untuk usahanya sehingga mereka lebih cenderung
menggunakan modal sendiri.
Batasan UMKM
7
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UU UMKM. Sedangkan Usaha
Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam UU UMKM.
METODE PENELITIAN
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari key informan (informan
kunci).vSuyanto (2005: 172) mendefinisikan key informan sebagai orang yang
mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam
penelitian. Key informanpenelitian ini adalah pelaku UMKM mebel kayu di dusun
Tukrejo, Jepara dan berjumlah 14 informan. Peneliti memilih ke-14 informan
karena informan tersebut sudah cukup lama menggeluti usaha mebel sehingga
mengetahui banyakinformasi tentang industri mebel di dusun Tukrejo, Jepara.
Penelitian ini dilakukan di dusun Tukrejo, desa Bondo, kabupaten Jepara, propinsi
Jawa Tengah. Dusun Tukrejo adalah domisili peneliti sehingga penggalian data
8
dapat dilakukan secara maksimal, mendalam, dan untuk keperluan kroscek data
dapat dilakukan berulang-ulang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 April
sampai dengan 30 April 2016 .
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Tabel 1
Karakteristik Informan
Modal saat
Pengalaman Modal awal
Daftar Usia iniyang
menggeluti usaha yang dimiliki
Informan (tahun) dimiliki
mebel (tahun) (juta)
(juta)
Informan 1 35 15 20 50
Informan 2 38 16 10 50
Informan 3 36 13 5 70
Informan 4 33 5 20 100
Informan 5 35 6 50 50
Informan 6 46 12 10 15
Informan 7 30 6 25 40
Informan 8 46 13 10 10
Informan 9 58 30 2 30
Informan 10 58 14 50 250
Informan 11 50 17 50 100
Informan 12 47 18 10 30
Informan 13 37 18 10 50
Informan 14 44 18 12 5
Sumber : Data Primer 2016, diolah
Informan 1 adalah pengusaha muda (35 tahun), orangnya ramah, gampang akrab,
santai, terbuka, punya usaha mebel outdoor.
Informan 2 adalah pengusaha muda (38 tahun), orangnya sangat ramah, humoris,
santai, gampang akrab, enerjik, terbuka, punya usaha mebel outdoor.
Informan 3 adalah pengusaha muda (36 tahun), orangnya ramah, terbuka, punya
usaha mebel outdoor yang cukup besar dan pemasaran sudah cukup luas
dibandingkan pengusaha mebel outdoor yang lain.
Informan 4 adalah pengusaha muda (33 tahun) orangnya gampang akrab tetapi
cukup tertutup, punya usaha mebel outdoor dan masih belum terlalu lama
menggeluti usaha mebel dibanding yang lain.
Informan 5 pengusaha muda (35 tahun), orangnya gampang akrab, ramah,
terbuka, punya usaha mebel indoordan pemasaran sudah cukup luas.
Informan 6 berusia 46 tahun, orangnya tegas, ramah, cukup terbuka, punya usaha
mebel indoordengan jumlah tenaga kerja paling sedikit dibanding yang lain.
Informan 7 adalah pengusaha muda (30 tahun), orangnya sangat ramah, santai dan
gampang akrab, terbuka, punya usaha mebel indoor.
11
Informan 8 berusia 46 tahun, orangnya ramah, gampang akrab, humoris, terbuka,
dan sangat antusias ketika diwawancarai, punya usaha mebel indoor.
Informan 9 adalahsatu-satunya informan perempuan dan berusia 58 tahun,
orangnya ramah, gampang akrab, terbuka, punya usaha mebel indoor dan paling
lama menggeluti usaha mebel dibanding yang lain.
Informan 10 berusia 58 tahun, orangnya humoris, ramah dan cukup terbuka,
punya usaha mebel indoor dan pemasaran cukup luas dan dilakukan sendiri tanpa
perantara pedagang.
Informan 11 berusia 50 tahun, orangnya tegas, ramah, cukup terbuka, punya usaha
mebel indoor dan menjawab pertanyaan seperlunya namun berbobot, punya usaha
mebel indoor.
Informan 12 berusia 47 tahun, orangnya enerjik, tegas, ramah, terbuka, punya
usaha mebel lokalan.
Informan 13 berusia 37 tahun, orangnya enerjik, sangat terbuka, ramah, punya
usaha mebelindooryang jumlah tenaga kerjanya cukup banyak dibandingkan yang
lain.
Informan 14 berusia 44 tahun, orangnya tegas dan agak tertutup, punya usaha
mebel indoor khusus finishing dan pemasaran dilakukan sendiri tanpa perantara
pedagang.
Berdasarkan wawancara, juga diperoleh karakteristik informan mengenai
jenis usaha, lama usia, modal usaha saat berdiri, modal usaha saat ini, omzet saat
pertama kali usaha, dan omzet saat ini.
12
Tabel 2
Karakteristik Usaha
13
frekuensi pengambilan barang bisa lebih dari 1 kali dalam seminggu dengan
waktu pengerjaan barang rata-rata 4 hari.
Dari tabel 2 juga dapat dilihat bahwa sebagian besar informan pengrajin
mebel mempunyai lama usaha diatas 10 tahun yaitu sebanyak 11 unit usaha
(79%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar informan
pengrajin mebel sudah cukup lama dalam menggeluti usaha mebel. Sebagian
besar informan menjelaskan bahwa mereka memulai usaha dari awal tetapi ada
juga yang melanjutkan usaha dari orang tuanya.Meskipun usaha mebel yang
dijalankan sudah cukup lama, sebagian besar informan memiliki tenaga kerja
kurang dari 10 orang dan informan sebagai pemilik usaha juga ikut turun tangan
dalam pembuatan produk mebel.
Sebagian besar informan mempunyai modal usaha saat berdiri antara 10-
50 juta yaitu sebanyak 12 unit usaha (86%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar informan saat pertama kali mendirikan usahanya, memiliki modal
awal yang tidak terlalu besar berkisar antara 10-50 juta, dimana modal awal ini
pertama kali digunakan untuk mendirikan tempat usaha yang sederhana yang pada
umumnya bersebelahan dengan rumah pemilik pengrajin mebel, untuk membeli
bahan baku, membeli mesin dan peralatan, dan lain sebagainya. Untuk modal
usaha saat ini, sebagian besar informan mempunyai modal antara 10-50 juta yaitu
sebanyak 9 unit usaha (64%), apabila dikaitkan dengan modal usaha saat berdiri,
maka sebagian besar informan tidak mengalami peningkatan modal usaha.
Omzet penjualan merupakan salah satu variabel yang menentukan
kemampuan usaha dalam menghasilkan laba, dan biasanya digunakan oleh
lembaga keuangan untuk melihat kemampuan dalam mengembalikan kredit.
Berdasarkan tabel 2, sebagian besar informan mempunyai omzet saat pertama kali
usaha dibawah 10 juta per bulan yaitu 6 unit usaha (43%), dari total 14 unit usaha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar informan belum mendapatkan
laba yang besar karena penjualan produk mebel yang belum maksimal. Apabila
dikaitkan dengan omzet saat pertama kali usaha, terjadi peningkatan informan
yang mempunyai modal usaha dibawah 10 juta per bulan yaitu dari 6 informan
menjadi 7 informan (50%) dan hal ini berarti omzet saat ini dari pengrajin mebel
sebagian besar belum mencapai perolehan diatas 10 juta per bulan.
14
ANALISIS
Sumber Modal Kerja yang Dominan
15
Tabel 3
Sumber Modal Kerja Usaha Mebel
16
minggu, dan biasanya dana cair setelah proses selesai. Besarnya jumlah hutang
sebesar 10 juta dan persyaratan agunan yang harus diserahkan adalah BPKB
kendaraan bermotor. Informan tidak berani berhutang dalam jumlah banyak diatas
10 juta karena informan takut jika tidak bisa membayar cicilan pokok dan bunga
dari pinjaman. Seperti yang diungkapkan oleh informan ke 8:
“Saya hutang untuk beli kayu itu sekitar 10 juta.Nanti saya ngangsur
setiap bulannya sekitar 1 juta selama 1 tahun. Saya beraninya pinjam
tidak lebih dari 10 juta, karena saya takut kalau tidak bisa membayar
bunganya..”
17
oleh tenaga yang sudah ada.Sedangkan pekerja borongan dibayar berdasarkan
jumlah barang mebel yang bisa mereka kerjakan. Untuk kedua jenis pekerja
tersebut, pengrajin bertanggung jawab untuk memberikan honor yang diberikan
secara mingguan dan pengrajin juga harus memberikan minum, makan besar, dan
makanan kecil pada saat jam-jam tertentu.
Untuk pembayaran tenaga kerja, sumber modal kerja yang dominan yang
digunakan oleh informan adalah berasal dari hutang, baik dari lembaga formal
ataupun informal. Beberapa informan memilih untuk hutang di pegadaian dan
biasanya yang menjadi agunan adalah emas. Jika semakin besar nilai agunan
maka dana yang diperoleh juga semakin besar. Alasan lain informan memilih
pegadaian adalah adanya proses mudah yaitu tanpa survei, dana langsung cair saat
itu juga dan biaya sewa yang tergolong ringan dibandingkan bank. Pada waktu
informan mengadaikan emas di pegadaian, waktu penitipan barang gadai adalah 4
bulan. Jadi informan dapat memperpanjang waktu gadai emas tersebut setiap 4
bulan dan tentunya membayar biasa sewa selama 4 bulan, tetapi jika sudah
mempunyai uang informan bisa menebus emas yang digadaikan sewaktu-waktu.
Informan lain ada yang memilih berhutang ke ke teman atau sesama pengrajin
mebel dengan jumlah pinjaman antara Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000 dan akan
dilunasi jika barang mebel sudah laku dalam jangka waktu 2 minggu.
18
Tabel 4
Sistem Pembayaran untuk Pembelian Kebutuhan Produksi
Cash 9 64%
Pembelian Bahan Baku Hutang 5 36%
Total 14 100%
Cash 13 93%
Pembelian Bahan
Hutang 1 7%
Penolong
Total 14 100%
Cash 14 100%
Pembayaran Tenaga
Hutang 0 -
Kerja
Total 14 100%
Sumber : Data Primer 2016, diolah
“Kalau produk mebel yang saya buat kan indoor, sekali belanja butuh 2,5
kubik kayu waru harganya Rp 3.000.000, itu saja harus cash tidak boleh
hutang. Lagipula kalau hutang ke pengusaha kayu itu harganya lebih
mahal, bisa selisih Rp 100.000 per kubiknya..”
19
membutuhkan biaya per minggu-nya adalah sekitar Rp 300.000. Seperti yang
diungkapkan oleh informan ke 10 :
“Kira-kira beli lem foxy dan lem putih, paku, sekrup, per minggu-nya
butuh biaya ya sekitar Rp 300.000an.Misal kalau produksi pas banyak,
tapi lem habis, baru beli di toko.Cash, tidak boleh bon di toko..”
Untuk pembayaran tenaga kerja, semua informan membayar tenaga kerja
secara cash, tidak ada yang hutang. Pembayaran dilakukan secara cash karena
pekerja harus didahulukan dimana upah yang dibayarkan digunakan untuk
mencukupi segala keperluan hidup pekerja beserta keluarganya. Sistem
pembayaran biasanya menurut jangka waktu tertentu, dan semua informan
membayar tenaga kerjanya dengan sistem mingguan. Pembayaran biasanya
dilakukan tiap hari kamis dan sabtu. Besarnya pembayaran tiap informan
tergantung pada pekerjaan yang dapat diselesaikannya. Untuk pembayaran tenaga
kerja per minggunya salah satu informan mengeluarkan uang sebesar Rp
1.500.000 untuk membayar 5 pekerja yang semuanya tenaga kerja borongan.
Seperti yang diungkapkan oleh informan ke 8 :
“Per minggu saya harus keluar uang Rp 1.500.000 buat bayar 5 pegawai
saya. Ya mau gimana lagi, sudah kewajiban, jangan sampai hutang
bayarnya, karena itu buat kebutuhan mereka..”
20
Tabel 5
Sistem Pembayaran atas Penjualan Produk Mebel
Total 14 100%
Sumber : Data Primer 2016, diolah
21
membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari dan menggunakan BPKB kendaraan
bermotor sebagai agunan. Jumlah yang dipinjam informan adalah Rp 4.000.000
dengan bunga yang dibebankan antara 1% per bulan dan besarnya angsuran per
bulan adalah Rp 440.000 selama 1 tahun dan menurut informan hal tersebut cukup
ringan, jika dibandingkan meminjam uang ke bank.
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan, pembayaran dari
pelanggan sering terlambat atau tidak tepat waktu dan hal ini dinyatakan oleh
hampir semua informan, yaitu 12 informan (86%). Telatnya pembayaran oleh
masing-masing pelanggan kepada pihak pengrajin juga turut membebankan
pengrajinuntuk mengerjakan pesanan. Pelanggan beralasan bahwa produk mebel
dari pengrajin belum laku terjual, selain itu terkendala oleh cuaca.
Tabel 6
Akibat Perbedaan Sistem Pembayaran Pada Usaha Mebel
22
dan harus membayar tenaga kerja secara mingguan. Hal ini bisa mengakibatkan
informan kesulitan dalam mengerjakan pesanan bahkan beberapa informan ada
yang berhenti produksi sementara (29%). Seperti yang diungkapkan salah satu
informan, yaitu informan ke 9 :
“Apa aja belinya cash, tapi jual mebel pakai uang muka, uang mukanyabuat
beli kayu aja itu kurang, belum yang lain. Bayaran dari pelanggan juga
kadang terlambat. Kalau belum bisa beli kayu ya saya stop produksi, saya
liburkan pegawai saya sehari..”
Tabel 7
Masalah dan Solusinya Pada Usaha Mebel Kayu
Masalah Solusi
1. Mendapatkan modal dari luar agar tetap bisa
Ketidaktepatan pembayaran dari beroperasi
pelanggan 2. Memperlakukan sistem blacklist kepada pelanggan
yang pembayarannya sering terlambat
Mendapatkan modal dari luar untuk membelanjai
Perbedaan sistem pembayaran kegiatan operasi
23
“Saya pinjam ke bank BRI pakai jaminan sertifikat, pinjam 15 juta nanti
nyicilnya 1,5 juta per bulan selama 1 tahun, gitu..”
Berdasarkan tabel 8, peneliti menemukan bahwa semua informan UMKM
mebel kayu Jepara pernah mengalami kesulitan modal kerja untuk pembiayaan
produksi.Besarnya ongkos produksi tidak hanya untuk satu kali produksi saja,
tetapi untuk beberapa kali produksi.Sebagian besar informan mengatakan bahwa
kekuatan modal sendiri tidak bisa menutup keseluruhan biaya produksi, sehingga
upaya yang dilakukan sebagian besar pengrajin mebel dalam mengatasi kesulitan
modal kerja adalah dengan caramencari sumber pendanaan dengan
berhutang.Menurut para informan, Pemerintah Kabupaten Jepara memberikan
fasilitas berupa modal tetapi terdapat syarat-syarat tertentu yang membuat
informan memilih untuk tidak mengambil atau menerima bantuan modal yang
diberikan oleh pemerintah daerah karena dianggap berbelit-belit, sehingga
informan tetap mengandalkan berhutang kepada pihak lain.
Tabel 8
Cara Mengatasi Kesulitan Modal Kerja Usaha Mebel
24
PEMBAHASAN
Sumber Modal Kerja yang Dominan
Hasil analisis menunjukkan bahwa sumber pendanaan modal kerja yang
dominan pada UMKM mebel kayu di dusun Tukrejo, Jepara adalah berasal dari
hutang. Keberadaan hutang akanmembantupemilik UMKM memperluas kegiatan
usaha mereka mulai dari tempat usaha ataupun pembelian bahan baku, bahan
penolong, mesin-mesin produksi dan untuk menambah jumlah tenaga kerja.
Hutang dirasa perlu untuk dilakukan demi mendukung kegiatan produktif
pengusaha UMKM.Pengusaha UMKM mebel kayu di dusun Tukrejo merasakan
manfaat dari hutang. Mereka menilai dengan berhutang dapat
membantumerekauntukmemenuhi kebutuhan dalam produksi seperti membeli
bahan baku, bahan penolong maupun biaya-biaya tenaga kerja.
Hasil penelitian Supramono dan Putlia (2010) menunjukkan bahwa
pengusaha memiliki persepsi atau pandangan yang positif mengenai keberadaan
hutang. Hutang menjadi stimulator bagi perkembangan usaha, dimana hutang
akan memberikan dukungan modal kerja yang pada akhirnya akan mampu
berkontribusi dalam penciptaan laba. Hutang dinilai dapat memacu pengusaha
UMKM dalam memotivasi untuk memajukan bisnisnya, sehingga akan membuat
lebih produktif dan lebih disiplin karena memiliki kewajiban untuk membayar
hutang. Peneliti lain Utomo (2013), juga menemukan bahwa pengusaha UMKM
merasakan manfaat dari hutang, yaitu hutang dinilai dapat memberikan
keuntungan lebih besar daripada kerugian, karena jika hutang digunakan dengan
tepat dan produktif maka dapat digunakan untuk menghindari risiko yang ada.
Untuk berproduksi informan UMKM mebel kayu di dusun Tukrejo
mencari sumber pendanaan modal kerjadengan cara melakukanhutang kepada
lembaga perbankan. Berdasarkan penelitian, sebagian besar informan
menggunakan perbankan sebagai sumber pendanaan, akan tetapi, tidak semua
pengusaha UMKM melakukan hutang kepada pihak perbankan. Ada sebagian dari
mereka mencari sumber pendanaan modal kerja dengan cara melakukan hutang
kepada pihak keluarga atau kerabat dan pegadaian. Hal tersebut dilakukan karena
berhutang kepada pihak keluarga dinilai sebagai kemudahan dalam melakukan
hutang karena tidak harus membayar bunga pinjaman seperti yang harus
25
dilakukan apabila melakukan pinjaman kepada pihak bank. Beberapa berhutang di
pegadaian karena lebih mudah yaitu cepat cair dan hanya menyertakan agunan,
dengan bunga yang lebih ringan dari bank. Informan enggan meminjam di bank
karena bunga yang diberikan tinggi, hal ini sejalan dengan penelitian Gomulia dan
Dewi (2011), pengusaha kecil menilai beban yang dirasa berat jika meminjam ke
bank sehingga enggan untuk meminjam lagi.
PENUTUP
Kesimpulan
Sumber modal kerja yang dominan untuk berproduksi pada pelaku
UMKM mebel kayu di dusun Tukrejo Jepara adalah pinjaman atau
hutang.Mereka berhutang kepada lembaga perbankan maupun
perorangan.Dengan berhutang dapat membantu dalam meningkatkan kinerja
usaha mereka karena dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan awal dalam
produksi.Mayoritas pelaku UMKM mebel di dusun Tukrejo pernah mengalami
26
kesulitan modal kerja dan cara mengatasi kesulitan modal kerja adalah dengan
berhutang kepada lembaga keuangan.
Implikasi Terapan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber pendanaan modal kerja
pemilik UMKM mebel kayu di dusun Tukrejo berasal dari hutang yaitu kepada
perbankan, oleh karena itu pemilik UMKM disarankan untuk patuh dan menjaga
kelancaran pembayaran kepada perbankan supaya pemilk UMKM tetap
memperoleh pendanaan dan suatu saat bisa mendapatkan jumlah yang lebih besar.
27
Daftar Pustaka
Afifah dan Setiawan. 2012. Analisis BantuanModal dan Kredit Bagi Kelompok
Pelaku Usaha Mikro Oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang
(Studi Kasus: KPUM di Kelurahan Pekunden, Kecamatan Semarang
Tengah). Jurnal Ekonomi. Vol. 1 No.1:1-15
Anggraeni et al. 2013. Pengembangan Usaha Mikro Kecil, dan Menengah
(UMKM) Melalui Fasilitasi Pihak Eksternal dan Potensi Internal. (Studi
Kasus pada Kelompok Usaha “Emping Jagung” di Kelurahan
Pandanwangi Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Jurnal Administrasi
Publik. Vol.1 No.6:1286-1295
Budita, S. 2014. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Usaha Kecil
Menengah Pada Industri Kerajinan Rotan (Studi Kasus Pada UKM Mitra
Furniture Rumbai Pekanbaru). Jurnal Sosial dan Politik. Vol.1 No.2:1-15
Gibson, B. 2001. Definition Of Small Business. Final Report. The University Of
New Castle
Gomulia dan Dewi. Struktur Modal Usaha Kecil Sentra Kulit di Sukaregang,
Garut. Jurnal Eknonomi. Vol. 15 No.2:1-15
Ismanto. Pengusaha Kesulitan membayar Pinjaman
Bank.http://print.kompas.com/baca/2015/07/31/Pengusaha-Kesulitan-
Membayar-Pinjaman-Bank. Diunduh pada 6 Juli 2015
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
28
Kementerian Koperasi dan UMKM. 2012.Data kontribusi Usaha Mikro, Kecil,
Menengah (UMKM) tahun 2012. Jakarta
Luthfi, K. 2015. Analisis Sumber Permodalan yang Diakses Oleh UMKM (Studi
Kasus di Kota Malang). Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Vol.3No.2:1-9
Marantika, A. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja dan Profitabilitas
Efficiency Analysis Of The Use Of Working Capital and Profitability.
Jurnal Ekonomi. Vol.10 No.2:54-64
Muktiadji dan Lia.2012.Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Terhadap
Modal Kerja.Jurnal Akuntansi dan Manajemen.Vol.12 No.1:20-27
29
Kedung Kandang Kota Malang). Skripsi .Program Sarjana Universitas
Malang
Saraswati, Fevriera, dan Dwijayanti. 2011. Sumber Pembiayaan Pedagang di
Salatiga. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.Vol.22 No.3:247-255
Sartono, R. 2012. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE
Sarwido. 2014. Analisis Pengaruh Kredit Usaha Mikro Terhadap Efektivitas
Permodalan Dalam Pemberdayaan IKM Kerajinan Ukir dan Patung
Jepara. Jurnal DISPROTEK. Vol.5 No.2:16-27
Setiorini, R. 2009. Analisis Pengaruh Modal kerja Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI).
Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Supramono dan Putlia. 2010. Persepsi dan Faktor Psikologis dalam Pengambilan
Keputusan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan.Vol.14 No.1:24-35
Susilo, Y. 2010. Peran Perbankan dalam Pembiayaan UMKM di Provinsi DIY.
Jurnal Keuangan dan Perbankan.Vol.14 No.3:467-478
30
LAMPIRAN
Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
I. Identitas Responden
Nama :
Usia :
Pendidikan Terakhir : (a) SD (c) SMA
(b) SMP (d) Perguruan
Tinggi
Jenis Kelamin : (a) Laki-laki (b) Perempuan
Nama Usaha :
Tahun Berdiri :
Alamat Usaha :
Jumlah Karyawan :
Modal usaha saat berdiri : ……………….
Modal usaha saat ini : ……………….
Omzet saat pertama kali usaha : ……………….
Omzet saat ini :…………………
Jawaban :
Indoor/Outdoor ?
- Berapa banyak pelanggan yang memesan barang?
Jawaban :
Jawaban:
1. ……………….unit
Meja : ……..unit
Kursi :……...unit
31
Lainnya:……...unit
2. …………….set
3 Bagaimana sistem pembayaran barang? DP/Cash?
Jawaban :
( ) Modal sendiri
Penjelasan :
( ) Pinjaman
Pinjaman yang paling dominan dari
bank/koperasi/pengusaha/kerabat?
Penjelasan :
( ) Lainnya :
Penjelasan :
Penjelasan :
32
5 Apakah pernah mengalami tidak tepat saat pembayaran barang?
Jawaban :
Penjelasan :
Penjelasan:
1. Bahan baku
Penjelasan :
2. Bahan penolong
Penjelasan:
3. Tenaga kerja
Penjelasan:
a. Bahan baku :
Penjelasan :
b. Bahan penolong :
Penjelasan :
c. Tenaga kerja:
Penjelasan:
8 Ada atau tidak hutang kayu, bahan penolong, dan tenaga kerja?
33
Penjelasan :
9 Ada atau tidak hutang kayu, bahan penolong, dan tenaga kerja
dibayar setelah barang datang?
Penjelasan :
10 Bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya?
Penjelasan :
11 Kalau pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya?
Penjelasan:
1. Jarang sekali
2. Jarang
3. Sering
4. Sering sekali
( ) Pinjaman
Pinjaman yang paling dominan dari bank/ koperasi/
pengusaha/ kerabat, atau siapa?
Jika pinjam bank/koperasi :
Berapa jumlah pinjaman?
Bunganya berapa?
34
Cara pengembaliannya seperti apa?
( ) Lainnya
Penjelasan :
35
Lampiran 2
INFORMAN PENELITIAN
Berusia 44 tahun, orangnya tegas dan agak tertutup, punya usaha mebel
lokalan khusus finishing dan pemasaran dilakukan sendiri tanpa perantara
Informan 14 pedagang
Sumber : Data Primer 2016, diolah
36
Lampiran 3
TRANSKRIP WAWANCARA
Keterangan
P : Penulis
I1 : Key informan pertama
P Jenisusahamebelapa Pak?
I1 Saya outdoor
P Oh..kalau biasanya berapa banyak sih Pak pelanggan yang pesan barang?
I1 Kalau outdoor kan sistemnya orderan dari gudang jepara, jadi saya dapat
order sistemnya kontrak, nanti barang saya kirim ke gudang di Jepara tapi
setengah jadi, baru nanti ada pengusaha lain yg finisihing dan ekspor, gitu..
P Kira-kira berapa hari ya pak barang mebelnya diambil pelanggan?
I1 Tergantung dari kontraknya.
P Biasanya rata-rata pesanannya itu berapa Pak?
I1 Per bulannya ada yang 200 kursi, meja 50, pokoknya tergantung orderan dari
gudang..
P Kalau sistem pembayaran atas penjualan barang mebel Bu? Biasanya
DP/Cash?
I1 Saya cash..
P Kalau dari segi harga, berapa biaya pemesanan barang mebel Pak?
I1 Itu tergantung dari kayunya juga, kalau pakai kayu jati putih untuk 1 meja
harganya Rp 400.000, kursi Rp 150.000. Kalau untuk meja yang besar
harganya Rp 800.000. Kalau kayu jati merah untuk 1 meja harganya Rp
800.000, kursi Rp 300.000, meja yang besar harganya Rp 1.000.000.
P Apakah Bapak pernah mengalami tidak tepat saat pembayaran barang dari
pelanggan?
I1 Wah pasti pernah mbak.. Biasanya mundur 1 minggu, itu aja karena bosnya
lagi pergi keluar negeri.
P Nah kalau seperti itu bagaimana cara mengatasinya Pak?
I1 Ya kalau kayak gitu supaya tetap lancar saya pakai uang saya dulu..
37
P Kalau buat sekali produksi itu butuh biaya berapa Pak?
I1 Kira-kira 3 kubik kayu itu jadinya 100 kursi, sekubik harganya itu antara Rp
2.800.000-Rp 3.800.000. Terus, saya beli lem, lemnya namanya kamstar 1
set Rp 106.000 itu bisa buat 20 kursi.. Tukang saya 5 orang itu per
minggunya saya keluar Rp 3.000.000, borongan semua..
P Untuk pembelian bahan baku, bahan penolong (lem,sekrup,paku,dll) dan
pembayaran tenaga kerja itu sumber dana darimana Pak?
I1 Ada yang dari modal pribadi, ada yang hutang.
P Oh, iya pak.. Ada atau tidak hutang kayu, bahan penolong, dan tenaga kerja
Pak?da atautidakhutangkayu, bahanpenolong, dantenagakerja?
I1 Tidak ada, semuanya harus bayar cash, saya dapat dari transferan, kadang
dari uang sendiri..
P Ada atau tidak hutang kayu, bahan penolong, dan tenaga kerja dibayar
setelah barang datang Pak?
I1 Tidak ada..
P Bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya Pak?
I1 Sama, tapi kalau ada selisih ya bisa selisih Rp 50.000 per kubiknya
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak?
I1 Caranya ya tukangnya harus ditambah, terus modalnya harus ditambah, dari
hutang.. Kalau dapat pinjaman kan bisa bantu saya buat kerjakan orderan
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I1 Saya jarang, soalnya kalau outdoor kan sistemnya dapat order, kerjakan,
terus ditransfer. Kalau kesulitan paling pas terlambat dibayar waktu bosnya
keluar negeri, itu aja jarang..
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I1 Kalau pas gitu, biasanya saya hutang di pegadaian 10 juta, bunganya 2,5%
setiap bulan. Menurut saya memberatkan, tapi prosesnya mudah dan
gampang, yang penting kalau saya berhutangitu bisa membantu saya
memenuhi kebutuhan produksi mebel..
38
Keterangan
P : Penulis
I2 :Key informan kedua
39
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak?
I2 Saya pinjam bank BRI..
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I2 Saya jarang mengalami kesulitan,tapi ya tetap pernah kesulitan
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I2 Cara mengatasinya ya itu tadi, saya pinjam ke BRI, 15 juta, cicilannya 1,5
juta setahun. Kalau menurut saya ringan dan cairnya antara 3 hari-seminggu,
terus jaminannya pakai sertifikat rumah tanah..
40
Keterangan
P : Penulis
I3 :Key informan ketiga
41
orderan tidak saya ambil, gitu..
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I3 Pernah kesulitan, tapi jarang..
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I3 Kalau kesulitan saya pinjam di koperasi 5-10 juta, sistemnya jatuh tempo
biasanya 3-4 bulan jadi tiap bulan bayar bunganya kalau sudah jatuh tempo
bayar pokoknya. Biasanya langsung cair kalau sudah langganan, maksimal
sehari, pakai jaminan tergantung pengambilannya.
42
Keterangan
P : Penulis
I4 :Key informan keempat
43
Keterangan
P : Penulis
I5 :Key informan kelima
44
Pak?
I5 Kalau tenaga kerja belum pernah, kalau kayu sama lem pernah.
P Ada atau tidak hutang kayu, bahan penolong, dan tenaga kerja dibayar
setelah barang datang Pak?
I5 Ada kalau kayu, kalau buat beli lem, bayar pegawai, saya cash..
P Bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya Pak?
I5 Sama saja biasanya kalau sudah langganan
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak?
I5 Ya hutang, tapi kalau tidak kuat kerjakan pesanan ya saya kasih ke teman
saya sesama pengusaha mebel biar dikerjakan, gitu..
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I5 Saya sering mengalami kesulitan..
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I5 Saya pinjam dari koperasi KSP itu 20 juta, nyicilnya setiap bulannya itu Rp
1.300.000 sampai 2 tahun, agak memberatkan tapi mau gimana lagi,
namanya juga buat usaha. Tapi kalau sudah dapat pinjaman gitu kan intinya
saya terbantu..
45
Keterangan
P : Penulis
I6 :Key informan keenam
46
mengatasinya Pak?
I6 Saya lempar pesanan ke tetangga saya biar dikerjakan, tapi kalau saya
menambah modal ya saya terima pesanannya.
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I6 Saya sering sekali, soalnya kan mebel sekarang sedang lesu.
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I6 Kalau saya suka pinjam di bank BPR soalnya bunganya kan sedikit..saya
pinjam ya antara 5-10 juta, cairnya 2-3 hari itu. Jaminannya kan biasanya
BPKB. Ya saya merasa terbantu kalau sudah dapat pinjaman, kalau pinjaman
dari pemerintah gak pernah, soalnya kalau mau mengajukan pinjaman ya
prosesnya ribet..
47
Keterangan
P : Penulis
I7 : Keyinforman ketujuh
48
setelah barang datang Pak?
I7 Ada,nanti kalau barang sudah laku..
P Bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya Pak?
I7 Beda, biasanya harganya beda Rp 50.000-Rp 100.000
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak?
I7 Ya saya menambah modal buat mengerjakan pesanan itu
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I7 Saya sering, soalnya kan pembayaran dari pelanggan saya sering terlambat,
mau mengerjakan pesanan juga susah soalnya dana saya sedikit.
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I7 Saya pinjam BRI, kan dekat. Kalau saya sudah punya nama di BRI bisa
langsung cair, pakai jaminan sertifikat, itu saya dapat pinjaman sekitar 10
juta cicilnya setahun ya kalau bunganya sekitar 1 juta per bulannya.
49
Keterangan
P : Penulis
I8 :Key informan kedelapan
50
mereka
P Ada atau tidak hutang kayu, bahan penolong, dan tenaga kerja dibayar
setelah barang datang Pak?
I8 Ada, nanti dilunasi pas sudah laku
P Bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya Pak?
I8 Sama saja biasanya kalau sudah langganan
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak??
I8 Saya tmbah modal pakai hutang..
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak
I8 Saya sering kesulitan, makanya saya kadang stop produksi itu sehari..
P Bagaimana cara mengatasi Pak?
I8 Saya pinjam ke pegadaian ya sekitar 2-3 juta bunganya 2,5%, sekitar 1 bulan,
kalau ada uang langsung nutup, prosesnya cepat soalnya langsung cair, pakai
emas biasanya. Menurut saya cukup berat bunganya. Pernah dari bank BRI
itu Saya pakai jaminan sertifikat, pinjam 15 juta nanti nyicilnya 1,5 juta per
bulan selama 1 tahun, gitu..
51
52
Keterangan
P : Penulis
I9 : Keyinforman kesembilan
53
setelah barang datang Bu?
I9 Tidak ada..
P Bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya Bu?
I9 Bisa beda harga ya sekitar Rp 100.000 kalau hutang, kalau sudah langganan
ya bisa sama, tapi saya kan belinya harus cash.
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Bu?
I9 Ya hutang.
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Bu?
I9 Sering, soalnya apa aja belinya cash, tapi jual mebel pakai uang muka, uang
mukanya buat beli kayu aja itu kurang, belum yang lain. Bayaran dari
pelanggan juga kadang terlambat. Kalau belum bisa beli kayu ya saya stop
produksi, saya liburkan pegawai saya sehari.
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Bu?
I9 Saya pinjam dari FIF itu Rp 5.000.000, cicilannya Rp 560.000 itu setahun,
pakai jaminan BPKB, langsung cair. kalau menurut saya sih ya memberatkan
pastinya.
54
Keterangan
P : Penulis
I10 :Key informan kesepuluh
55
I10 Kalau tenaga kerja belum pernah, kalau kayu sama lem pernah.Kira-kira beli
lem foxy dan lem putih, paku, sekrup, per minggu-nya butuh biaya ya sekitar
Rp 300.000an. Misal kalau produksi pas banyak, tapi lem habis, baru beli di
toko. Cash, tidak boleh bon di toko..
P Ada atau tidak hutang kayu, bahan penolong, dan tenaga kerja dibayar
setelah barang datang Pak?
I10 Kadang-kadang ya ada..
P Bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya Pak?
I10 Bisa beda, ya sekitar Rp 50.000-Rp100.000
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak?
I10 Saya pinjam bank karena saya bisa dapat pinjaman banyak..
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I10 Sering sekali..
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I10 Pinjam bank Mandiri saya pinjam 100 juta itu cicilannya Rp 4.350.000
selama 3 tahun, langsung cair tapi menunggu di survei dulu ya kira-kira
menunggu 3 hari, saya diminta jaminan sertifikat. Ya menurut saya
cicilannya memberatkan, waktu buat saya lunasinya kan juga lama. Tapi
kalau dapat pinjaman gitu kan bisa bantu saya beli kebutuhan kayu, lem,
sama bayar tukang saya..
56
Keterangan
P : Penulis
I11 :Key informan kesebelas
57
I11 Sama saja biasanya kalau sudah langganan..
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak?
I11 Tambah modal biar bisa mengerjakan pesanan
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I11 Saya jarang mengalami kesulitan, tapi ya saya pernah mengalaminya
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I11 Saya hutang kepada kerabat itu tergantung besarnya kebutuhan, hutang bisa
lebih sekali seminggu. Nanti kan saya lunasi kalau sudah dapat pembayaran
dari pemesan, ya paling lama 2 minggu. Saya lebih memilih berhutang
kepada kerabat karena saya menganggap sudah kenal dekat, dan resiko kecil.
58
Keterangan
P : Penulis
I12 :Key informan kedua belas
59
I12 Tidak ada
P Ada atau tidak hutang kayu, bahan penolong, dan tenaga kerja dibayar
setelah barang datang Pak?
I12 Tidak ada
P Kalau bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya Pak?
I12 Beda, bisa selisih Rp 100.000 per kubiknya..
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak?
I12 Kalau menyanggupi pesanan itu ya harus pinjam..
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I12 Saya sering sekali
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I12 Saya pinjam di KSP di Krasak itu 20 juta, cicilannya ya sekitar Rp 1.300.000
selama 2 tahun, biasanya 2 hari itu langsung cair, pakai jaminan sertifikat.
Kalau dapat pinjaman gitu saya merasa terbantu. Saya tidak pernah
mengajukan bantuan modal usaha sama pemerintah, soalnya berbelit-belit.
60
Keterangan
P : Penulis
I13: Key informan ketiga belas
61
I13 Ada, hutang kayu, nanti saya lunasi kalau sudah laku..
P Bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya Pak?
I13 Beda itu, bisa selisih Rp 200.000 per kubiknya..
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak?
I13 Jalan satu-satunya ya mencari pinjaman..
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I13 Sering kalau saya..
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I13 Pertama, saya pinjam bank BRI 60 juta, cicilannya Rp2.426.0000 selama 3
tahun, pakai sertifikat tanah, saya menunggu 1 minggu dulu baru cair. Kalau
menurut saya sih ringan dibandingkan bank lain, BTPN misalnya.. Kedua, di
koperasi, pakai jaminan BPKB itu 2 juta saya pinjamnya, cicilannya Rp
212.000 setahun. Saya juga ke pegadaian karena proses cepat dan langsung
cair. Dapat pinjaman kan artinya mendapat bantuan supaya usaha saya tetap
lancar..
62
Keterangan
P : Penulis
I13: Key informan keempat belas
63
hutang.
P Oh, iya pak.. Ada atau tidak hutang bahan penolong, dan tenaga kerja Pak?
I13 Tidak ada, harus cash
P Ada atau tidak hutang bahan penolong, dan tenaga kerja dibayar setelah
barang datang Pak?
I13 Tidak ada
P Bayar cash dan hutang (bahan baku) itu beda tidak harganya Pak?
I13 -
P Kalau pas pesanan banyak dan butuh modal kerja besar bagaimana cara
mengatasinya Pak?
I13 Saya tidak pernah mendapat pesanan banyak, pesanan tetap berjalan seperti
biasa.
P Seberapa sering Bapak pernah mengalami kesulitan modal kerja? Apakah
jarang sekali, jarang, sering atau sering sekali Pak?
I13 Sering sekali.
P Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut Pak?
I13 Ya saya pinjam di bank BPR BKK itu 10 juta, cicilannya sekitar satu jutaan
setahun pakai BPKB, nanti 3 hari baru cair. Ya kalau menurut saya itu tetap
memberatkan. Kalau pinjam ke saudara ya pernah, tak kembalikan
kalaubarang sudah laku.
64