Anda di halaman 1dari 26

KEWIRAUSAHAAN KOPERASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Koperasi Syariah
dan UMKM

Dosen Pengampu:

Dra. Hj. Nuraeni Gani, M.M.


NIP: 196412111991032001

Disusun Oleh:

Miftahul Jannah
NIM: 90500120098

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan
untuk dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kewirausahaan
Koperasi.”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dra.
Hj. Nuraeni Gani, M.M. selaku dosen pada mata kuliah Koperasi Syariah dan
UMKM. Selain itu ditujuankan untuk menambah pengetahuan bagi penulis pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Nuraeni Gani,
M.M. yang telah memberikan tugas ini serta membimbing dalam penulisan
makalah ini sehingga penulis memperoleh banyak ilmu, informasi dan
pengetahuan selama penulis Menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengarapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa, 16 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Kewirausahaan ............................................................................................. 3
B. Kewirausahaan Koperasi .............................................................................. 8
C. Teori Keunggulan Komparatif dan Pembangunan Ekonomi Daerah ........ 12
D. Keunggulan Kompetitif/Bersaing dalam Koperasi .................................... 16
E. Kinerja Usaha Koperasi ............................................................................. 18
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 21
A. Kesimpulan ................................................................................................ 21
B. Saran........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam usaha pemulihan krisis ekonomi Indonesia dewasa ini,

sesungguhnya koperasi mendapatkan peluang (opportunity) untuk tampil lebih

eksis. Krisis ekonomi yang diawali dengan krisis nilai tukar dan kemudian

membawa krisis hutang luar negeri, telah membuka mata semua pemerhati

ekonomi bahwa "fundamental ekonomi" yang semula diyakini kesahihannya,

ternyata hancur lebur. Para pengusaha besar konglomerat dan industri manufaktur

yang selama ini diagungagungkan membawa pertumbuhan ekonomi yang pesat

pada rata-rata 7% pertahun, ternyata hanya merupakan wacana. Sebab, ternyata

kebesaran mereka hanya ditopang oleh hutang luar negeri sebagai hasil

perkoncoan dan praktik mark-up ekuitas, dan tidak karena variabel endogenous

(yang tumbuh dari dalam).

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan

kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuhkembangkan sebagai

badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir. Membentuk jiwa

kewirausahaan koperasi di dalam diri para pengurus dan anggotanya adalah upaya

awal untuk menuju keberhasilan gerakan koperasi di tanah air.

Pencapaian misi mulia koperasi pada umumnya masih jauh dari idealisme

semula. Koperasi yang seharusnya mempunyai amanah luhur, yaitu membantu

pemerintah untuk mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial, belum dapat

1
menjalani peranannya secara maksimal. Membangun koperasi menuju kepada

peranan dan kedudukannya yang diharapkan merupakan hal yang sangat sulit,

walau bukan merupakan hal yang tidak mungkin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan?

2. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan koperasi?

3. Bagaimana teori keunggulan komparatif dan pembangunan ekonomi

daerah?

4. Bagaimana keunggulan kompetitif/bersaing dalam koperasi?

5. Bagaimana kinerja usaha koperasi?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian kewirausahaan.

2. Mengetahui pengertian kewirausahaan koperasi.

3. Mengetahui teori keunggulan komparatif dan pembangunan ekonomi

daerah.

4. Mengetahui keunggulan kompetitif/bersaing dalam koperasi.

5. Mengetahui kinerja usaha koperasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kewirausahaan

1. Pengertian Kewirausahaan

Istilah wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Dalam

bahasa Indonesia, pada awalnya dikenal dengan istilah wiraswasta yang berarti

berdiri di atas kekuatan sendiri. Suharsono Sagir dalam Buchari Alma,

menuliskan bahwa wiraswasta adalah seorang yang modal utamanya adalah

ketekunan yang dilandasi sikap optimis, kreatif dan melakukan usaha sebagai

pendiri pertama disertai dengan keberanian menanggung resiko berdasarkan suatu

perhitungan dan perencanaan yang tepat. Sedangkan Fadel Muhammad dalam

Buchari Alma, lebih menekankan bahwa wiraswasta adalah orang yang

memfokuskan diri pada peluang, bukan pada resiko. Dengan demikian,

wiraswasta bukanlah pengambilan resiko, melainkan penentu resiko.

Kemampuan mengembangkan kewirausahaan sangat ditentukan oleh

kecakapan dari si pengelola usaha tersebut. Artinya tingkat pendidikan dan

pengalaman berpengaruh terhadap pengembangan sebuah usaha disamping modal

dan motivasi kerja. Hal ini diperkuat pendapat dari Surya Dharma, bahwa

pengembangan kewirausahaan sekolah merupakan trend baru yang mendukung

pengembangan suatu pendidikan di berbagai tingkatan pendidikan. Menurut

Timmons (Lambing dan Kuehl, 2000: 14), menyatakan pengertian kewirausahaan

sebagai berikut:

3
Entrepreneurship is a human, creative act that builds something of value from

practically nothing. It is the pursuit of opportunity regardless of the resources, or

lack of resources, at hand. It requires a vision and the passion and commitment to

lead others in the pursuit of that vision. It also requires a willingness to take

calculated risks.

Artinya, kewirausahaan merupakan sifat manusiawi untuk bertindak

kreatif meningkatkan nilai sesuatu dengan memanfaatkan kesempatan dan sumber

daya yang dilandasi visi, semangat dan komitmen dalam memimpin serta

memperhitungkan resiko. Karena kewirausahaan merupakan sifat manusiawi,

maka kewirausahaan berhubungan erat dengan perilaku. Pendapat yang sama dari

Hisrich dan Peters (1989: 9), mengenai pengertian entrepreneurship sebagai

berikut:

Entrepreneurship is the process of creating something new with value by devoting

the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and

social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal

satisfaction and independence.

Pendapat tersebut mempunyai makna bahwa kewirausahaan adalah

merupakan suatu proses mengkreasi sesuatu yang baru yang mempunyai nilai,

dengan mencurahkan waktu dan upaya, serta berani menanggung resiko untuk

mencapai keberhasilan. Jadi pendapat Hisrich dan Peter sejalan dengan pendapat

Lambing dan Kuehl, yaitu samasama berpendapat bahwa kewirausahaan adalah

4
proses suatu kegiatan untuk meningkatkan nilai tambah sumber-sumber daya yang

ada.

Menurut Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta

proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan

dan peluang di pasar. Pendapat yang senada dari Suryana (2003: 2), bahwa

kewirausahaan (entrepreneurship) adalah merupakan suatu kemampuan kreatif

dan inovasi dalam menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai tambah untuk di

pasarkan melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan

berbeda, seperti: (1) pengembangan teknologi; (2) penemuan pengetahuan ilmiah;

(3) perbaikan produk barang dan jasa yang ada; (4) menemukan cara-cara baru

untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih

efisien. Dari kedua pendapat di atas diketahui bahwa titik kesamaan persepsi

kewirausahaan adalah kreativitas dan inovasi.

Sedangkan Kuratko and Hoodgets (2004: 30), mendefinisikan

entrepreneurship secara rinci sebagai:

Entrepreneurship is a dynamic process of vision, change, and creation. It requires

an application of energy and passion towards the creation and implementation of

new ideas and creative solutions. Essential ingredients include the willingness to

take calculated risks-in terms of time, equity, or career; the ability to formulate an

effective venture team; the creative skill to marshall needed resources; the

fundamental skill of building a solid business plan; and, finally, the vision to

recognize opportunity where others see chaos, contradiction and confusion.

5
Pendapat tersebut mempunyai makna bahwa, seorang wirausahawan

dalam melakukan aktivitas manajemen strategik dimana dalam keputusan

mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan wirausaha (internal) dan juga

peluang dan hambatan yang ada dalam lingkungan usaha (eksternal), bermanfaat

untuk individu dan masyarakat. Depdiknas, mengartikan bahwa entrepreneurship

(kewirausahaan) adalah sikap dan perilaku dalam memimpin dan mengelola suatu

organisasi (termasuk sekolah) dengan selalu mencari dan menerapkan cara kerja

dan teknologi baru sehingga dicapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi.

Dari beberapa definisi dan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa

kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, sikap

dan perilaku seseorang dalam memenuhi tantangan dalam kehidupannya

(individu/organisasi) secara efektif dan efisien sehingga ia mampu mandiri dan

dapat mengembangkannya ke arah yang lebih baik, sehingga efektif dan efisien.

Seorang wirausahawan adalah seseorang yang selalu berkembang dan

mengembangkan setiap potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

2. Proses Kewirausahaan

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan

diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor

baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan,

sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut

membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan

pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.

6
Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu,

seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan

faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran,

aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi

kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan

keluarga.

3. Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang

memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri

seorang wirausahawan adalah:

a. Percaya diri

b. Berorientasikan tugas dan hasil

c. Berani mengambil risiko

d. Kepemimpinan

e. Keorisinilan

f. Berorientasi ke masa depan

g. ujur dan tekun

Sifat-sifat seorang wirausahawan adalah:

a. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.

7
b. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki

ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja

keras, energik dan memiliki inisiatif.

c. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.

d. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang

laindan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.

e. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa

danmemiliki jaringan bisnis yang luas.

f. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada

masadepan.

g. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

B. Kewirausahaan Koperasi

Secara definitif seorang wirausaha termasuk wirausaha koperasi adalah

orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan

bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil

keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

Para wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai sikap mental

positif yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam

mengambil risiko pada saat mengejar tujuannya. Tetapi mereka juga orang-orang

yang cermat dan penuh perhitungan dalam mengambil keputusan tentang sesuatu

yang hendak dikerjakan, Setiap mengambil keputusan tidak didasarkan pada

8
metode coba-coba, melainkan dipelajari setiap peluang bisnis dengan

mengumpulkan informasiinformasi yang berharga bagi keputusan yang hendak

dibuat.

Selanjutnya menurut Meredith (1984) para wirausaha (termasuk wirausaha

koperasi) mempunyai ciri dan watak yang berlainan dengan individu kebanyakan.

Ciri-ciri dan watak tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.

b. Berorientasi pada tugas dan basil yang didorong oleh kehutuhan untuk

herprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan

ketabahan, mempunyai tekad kerja keras, dan mempunyai energi inisiatif.

c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil

keputusan keputusan secara cepat dan cermat.

d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi

saransaran dan kritik.

e. Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun.

f. Berorientasi ke masa depan.

Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha

secara koperatif dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil

risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan

terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama. Dan

definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan seperti

penjelasan di bawah ini.

9
Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha

secara koperatif. Ini berarti wirausaha koperasi (orang yang melaksanakan

kewirausahaan koperasi) harus mempunyai keinginan untuk memajukan

organisasi koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usaha anggotanya. Usaha itu

harus dilakukan secara koperatif dalam arti setiap kegiatan usaha koperasi harus

mementingkan kebutuhan anggotanya.

Tugas utama wirausaha koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif,

artinya berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi

kepentingan bersama. Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat memulai

usaha tetapi juga pada saat usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi

berada dalam kemunduran. Pada saat memulai usaha agar koperasi dapat tumbuh

dengan cepat dan menghasilkan. Kemudian pada saat usaha koperasi berjalan,

agar koperasi paling tidak dapat mempertahankan eksistensi usaha koperasi yang

sudah berjalan dengan lancar. Perihal yang lebih penting adalah tindakan inovatif

pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran (stagnasi). Pada saat itu

wirausaha koperasi diperlukan agar koperasi berada pada siklus hidup yang baru.

Wirausaha koperasi harus mempunyai keberanian mengambil risiko. Karena dunia

penuh dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal yang diharapkan kadang-kadang

tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu dalam

menghadapi situasi semacam itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai

kemampuan mengambil risiko. Tentu saja pengambilan risiko ini dilakukan

dengan perhitungan-perhitungan yang cermat.

10
Pada koperasi risiko-risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian sedikit

terkurangi oleh orientasi usahanya yang lebih banyak di pasar internal. Pasar

internal memungkinkan setiap usaha menjadi beban koperasi dan anggotanya

karena koperasi adalah milik anggota. Oleh karena itu secara nalar tidak mungkin

anggota merugikan koperasinya. Kalaupun terjadi kerugian dalam kegiatan

operasional, maka risiko tersebut akan ditanggung bersama-sama, sehingga risiko

per anggota menjadi relative kecil.

Tetapi bila orientasi usaha koperasi lebih banyak ke pasar eksternal seperti

KUD, maka risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian akan mempunyai bobot

yang sama dengan risiko yang dihadapi oleh pesaingnya. Dalam kondisi ini tugas

wirausaha koperasi lebih berat dibanding dengan wirausaha koperasi yang lehih

banyak orientasinya di pasar internal.

Kegiatan wirausaha koperasi harus berpegang teguh pada prinsip identitas

koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.

Kepentingan anggota harus diutamakan agar anggota mau berpartisipasi aktif

terhadap koperasi. Karena itu wirausaha koperasi bertugas meningkatkan

pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai kebutuhan anggotanya.

Tujuan utama setiap wirausaha koperasi adalah memenuhi kebutuhan

nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas seorang

wirausaha koperasi sebenamya cukup berat karena banyak pihak yang

berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota, perusahaan koperasi,

karyawan, masyarakat di sekitarnya, dan lain-lain. Seorang wirausaha koperasi

11
terkadang dihadapkan pada masalah konflik kepentingan di antara masing-masing

pihak. Bila ia lebih mementingkan usaha koperasi, otomatis ia harus berorientasi

di pasar eksternal dan hal ini berarti mengurangi nilai pelayanan terhadap anggota.

Sebaliknya bila orientasinya di pasar internal dengan mengutamakan kepentingan

anggota, maka yang menjadi korban adalah pertumbuhan koperasi.

Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer,

birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang

peduli terhadap pengembangan koperasi. Keempat jenis wirausaha koperasi ini

tentunya mempunyai kebebasan bertindak dan insentif yang berbeda-beda yang

selanjutnya menentukan tingkat efektivitas yang berbeda-beda pula.

C. Teori Keunggulan Komparatif dan Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah merupakan fungsi dari potensi sumberdaya

alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana dan

sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan

pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan

lingkungan pembangunan secara luas.

Pembangunan ekonomi di suatu daerah berkaitan erat dengan potensi dan

karakteristik yang dimilikinya yang biasanya berbeda dengan daerah lain. Adanya

perbedaan potensi dan karakteristik yang dimiliki masingmasing daerah

disebabkan oleh karena adanya perbedaan pada faktor geografis dan sumberdaya

yang tersedia. Perbedaan tersebut menyebabkan produk-produk tertentu yang

12
dihasilkan oleh suatu daerah mempunyai keunggulan dan kemampuan bersaing

(comparative and competitive advantage) bila dibandingkan dengan produk yang

sama yang dihasilkan oleh daerah lain.

Oleh karena adanya berbagai perbedaan antar daerah, maka keberhasilan

pembangunan suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan daerah itu sendiri

dalam mengidentifikasi dan mengelola potensi dan sumberdaya ekonomi, seperti

sumberdaya alam, sumberdaya manusia atau sektor ekonomi yang mempunyai

keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif bila dibandingkan dengan

daerah lain.

Menurut Arsyad (1999) permasalahan pokok dalam pembangunan daerah

adalah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan pembangunan yang

didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan(endogenous development)

dengan menggunakan potensi sumber daya manusia. Orientasi ini mengarahkan

pada pengambilan inisiatifinisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses

pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang

peningkatan ekonomi.

Sebelum berlakunya otonomi daerah, ketimpangan ekonomi regional di

Indonesia disebabkan karena pemerintah pusat menguasai dan mengendalikan

hampir sebagian besar pendapatan daerah yang ditetapkan sebagai penerimaan

negara, termasuk pendapatan dari hasil sumber daya alam dari sektor

pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan atau kelautan. Akibatnya

daerah-daerah yang kaya sumber daya alam tidak dapat menikmati hasilnya secara

13
layak. Menurut pemikiran ekonomi klasik bahwa pembangunan ekonomi di

daerah yang kaya sumber daya alam akan lebih maju dan masyarakatnya lebih

makmur dibandingkan di daerah yang miskin sumber daya alam.

Hingga tingkat tertentu, anggapan ini masih bisa dibenarkan, dalam artian

sumber daya alam harus dilihat sebagai modal awal untuk pembangunan yang

selanjutnya harus dikembangkan terus. Untuk itu diperlukan faktor-faktor lain,

diantaranya yang sangat penting adalah teknologi dan sumber daya manusia.

Perbedaan tingkat pembangunan yang di dasarkan atas potensi suatu

daerah, berdampak terjadinya perbedaan sektoral dalam pembentukan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara hipotesis dapat dirumuskan bahwa

semakin besar peranan potensi sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah

terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDRB di suatu daerah, maka semakin

tinggi laju pertumbuhan PDRB daerah tersebut.

Berdasarkan pengalaman negaranegara maju, pertumbuhan yang cepat

dalam sejarah pembangunan suatu bangsa biasanya berawal dari pengembangan

beberapa sektor primer.

Pertumbuhan cepat tersebut menciptakan efek bola salju terhadap sektor-

sektor lainnya, khususnya sektor sekunder. Pembangunan ekonomi dengan

mengacu pada sektor unggulan selain berdampak pada percepatan pertumbuhan

ekonomi juga akan berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur

ekonomi. Pengertian sektor unggulan pada dasarnya dikaitkan dengan suatu

bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional

14
maupun nasional. Pada lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika

sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain.

Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan

sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing

dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional

ataupun domestik. Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai

dasar perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, di

mana daerah memiliki kesempatan dan kewenangan untuk membuat kebijakan

yang sesuai dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan ekonomi

daerah untuk peningkatan kemakmuran masyarakat.

Ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi sektor prioritas, antara

lain:

a. Sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai permintaan

yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat

dari efek permintaan tersebut;

b. Karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka

fungsi produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih

luas;

c. Harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasilhasil produksi sektor

yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta maupun pemerintah;

d. Sektor tersebut harus berkembang, sehingga mampu memberi pengaruh

terhadap sektor-sektor lainnya.

15
Data PDRB merupakan informasi yang sangat penting untuk mengetahui

output pada sektor ekonomi dan melihat pertumbuhan di suatu wilayah tertentu

(provinsi/kabupaten/kota). Dengan bantuan data PDRB, maka dapat

ditentukannya sektor unggulan di suatu daerah atau wilayah. Sektor unggulan

adalah satu grup sektor/subsektor yang mampu mendorong kegiatan ekonomi dan

menciptakan kesejahteraan di suatu daerah terutama melalui produksi, ekspor dan

penciptaan lapangan pekerjaan, sehingga identifikasi sektor unggulan sangat

penting terutama dalam rangka menentukan prioritas dan perencanaan

pembangunan ekonomi di daerah.

Manfaat mengetahui sektor unggulan, yaitu mampu memberikan indikasi

bagi perekonomian secara nasional dan regional. Sektor unggulan dipastikan

memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor

lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor pendukung terhadap sektor

unggulan tersebut yaitu akumulasi modal, pertumbuhan tenaga kerja yang

terserap, dan kemajuan teknologi. Penciptaan peluang investasi juga dapat

dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh

daerah yang bersangkutan.

D. Keunggulan Kompetitif/Bersaing dalam Koperasi

Untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain:

a. Jumlah perusahaan dalam industri, bila hanya ada satu perusahaan dalam

industri, maka secara teoris perusahaan yang bersangkutan bebas

menetapkan harganya seberapa pun. Akan tetapi, sebaliknya bila industri

16
terdiri dari banyak perusahaan, maka persaingan harga terjadi bila produk

yang dihasilkan tidak terdiferensiasi. Hanya pemimpin industri yang

leluasa menentukan perubahan harga;

b. Ukuran relatif setiap anggota dalam industri, bila perusahaan mempunyai

pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat

memegang inisiatif perubahaan harga. Bila pangsa pasarnya kecil, maka

harga menjadi pengikut;

c. Diferensiasi produk, bila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi

dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan

penetapan harganya bahkan sekali pun perusahaan-perusahaan kecil dan

banyak pesaing dalam industri;

d. Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan, bila suatu

industri mudah untuk memasuki, maka perusahaan yang ada sulit

mempengaruhi atau mengendalikan harga. Bila ada hambatan masuk pasar

(barier to market entry), maka perusahaan yang sudah ada dalam industri

tersebut dapat mengendalikan harga.

Untuk mencapai keunggulan bersaing terutama di pasar bebas, maka

berbagai macam usaha ditempuh oleh perusahaan-perusahaan. Salah satu strategi

yang terkenal digunakan dewasa ini strategi kompetitif (competitive strategy).

Strategi kompetitif dapat dibedakan dalam banyak cara termasuk tingkat yang

mana perusahaan mesti menekankan pada tiga hal utama yaitu: „innovation‟,

„quality improvement‟, dan „cost reduction‟.

17
Hubungan kompetensi dan komitmen yang dikenal dengan intellectual

capital dan fungsi manajemen keanggotaan serta partisipasi anggota terhadap

keunggulan bersaing pada koperasi, yaitu:

a. Penerapan intellectual capital mempunyai pengaruh terhadap keunggulan

bersaing;

b. Fungsifungsi manajemen keanggotaan pengadaan, pengembangan,

manfaat, pemeliharaan, pemutusan hubungan kerja mempunyai pengaruh

terhadap keunggulan bersaing;

c. Aktif partisipasi anggota mempunyai pengaruh terhadap keunggulan

bersaing;

d. Semakin tepat penerapan intellectual capital dan pelaksanaan manajemen

keanggotaan serta semakin aktif partisipasi anggota terhadap keunggulan

bersaing.

E. Kinerja Usaha Koperasi

Pengertian kinerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1)

sesuatu, Sedangkan Siegel dan Shim (1994) memberikan batasan yang lebih rinci

tentang kinerja yaitu pernyataan yang menyajikan ukuran hasil yang sebenarnya

dari beberapa kegiatan pribadi atau kesatuan pada periode waktu yang sama. Oleh

karena itu dapat ditarik suatu pengertian dari kinerja yaitu gambaran prestasi yang

yang telah dicapai, selalu dibandingkan dengan ukuran standar dan sifatnya

relative tergantung pada tinggi rendahnya standar yang digunakan.

18
Di dalam lingkungan dunia usaha, secara umum masih beranggapan

bahwa laba merupakan salah satu tolak ukur dalam mengukur kinerja perusahaan.

Sehingga perusahan yang labanya kecil dianggap berkinerja rendah, padahal ada

aspek lain yang harus dinilai. Dengan demikian laba bukanlah satu-satunya tolak

ukur dalam menilai kinerja. Perlu dipahami bahwa suatu perusahaan mempunyai

tujuan utama dalam berusaha, oleh karena itu untuk menilai keberhasilan usaha

perlu mengukur mengetahui apa yang diinginkan oleh perusahaan.

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha di Indonesia yang

memiliki perbedaan dibandingkan degan badan usaha lain yang berorientasi ada

keuntungan (profit oriented), dimana tujuan koperasi adalah memajukan

kesejahteraan anggota melalui upaya-upaya kelompok secara mandiri dengan

menerapkan sejumlah nilai, norma dan prinsipprinsip koperasi. Pengukuran

kinerja koperasi mengacu harus pada tujuan pokoknya sekaligus juga harus

mencerminkan berlakunya nilai, norma dan prinsip-prinsip yang mengikatnya.

Secara universal tujuan koperasi yaitu meningkatkan dan

mengembangkan kondisi perekonomian rumah tangga anggota atau memajukan

kesejahteraan anggota. Artinya tujuan operasional organisasi koperasi merupakan

akumulasi dari tujuan ekonomi seluruh anggotanya. Semakin heterogen

kepentingan dan aktivitas ekonomi anggotanya akan menjadi semakin kompleks

tugas-tugas yang harus dijalankan oleh koperasi. Dengan demikian tujuan

ekonomi koperasi dapat dioperasionalisasikan sebagai meningkatkan pendapatan

anggota. Bila koperasi berhasil meningkatkan pendapatan anggota maka

kesejahteraan ekonomi anggota akan meningkat.

19
Menurut Alwi (2001) secara teoritis tujuan pengukuran kinerja suatu usaha

dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang harus

menyelesaikan: (1) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian

kompensasi (2) Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision (3) Hasil

penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi.

Koperasi memiliki jatidiri yang berbeda dengan pelaku ekonomi lainnya

(PT, CV dan sebagainya) dimana tujuan utama koperasi yaitu memajukan

kesejahteraan anggota melalui upayaupaya kelompok secara mandiri dengan

menerapkan nilai, norma dan prinsip koperasi. Salah satu indikator yang dapat

digunakan dalam melihat kinerja koperasi yaitu sisa hasil usaha (SHU), dimana

SHU dapat mengukur tujuan utama keperasi yaitu kesejahteraan anggota koperasi.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan,

sikap dan perilaku seseorang dalam memenuhi tantangan dalam kehidupannya

(individu/organisasi) secara efektif dan efisien sehingga ia mampu mandiri dan

dapat mengembangkannya ke arah yang lebih baik, sehingga efektif dan efisien.

Seorang wirausahawan adalah seseorang yang selalu berkembang dan

mengembangkan setiap potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha

secara koperatif. Ini berarti wirausaha koperasi (orang yang melaksanakan

kewirausahaan koperasi) harus mempunyai keinginan untuk memajukan

organisasi koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usaha anggotanya. Usaha itu

harus dilakukan secara koperatif dalam arti setiap kegiatan usaha koperasi harus

mementingkan kebutuhan anggotanya.

Tugas utama wirausaha koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif,

artinya berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi

kepentingan bersama. Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat memulai

usaha tetapi juga pada saat usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi

berada dalam kemunduran. Pada saat memulai usaha agar koperasi dapat tumbuh

dengan cepat dan menghasilkan. Kemudian pada saat usaha koperasi berjalan,

agar koperasi paling tidak dapat mempertahankan eksistensi usaha koperasi yang

21
sudah berjalan dengan lancar. Tujuan utama setiap wirausaha koperasi adalah

memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteraan

bersama. Tugas seorang wirausaha koperasi sebenamya cukup berat karena

banyak pihak yang berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota,

perusahaan koperasi, karyawan, masyarakat di sekitarnya, dan lain-lain.

B. Saran

Dengan membaca makalah ini, diharapkan kita mampu memahami lebih

jauh tentang Kewirausahaan Koperasi lebih dalam lagi walaupun penulis

menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan. Untuk itu, penulis menyarankan agar mencari referensi-referensi

bacaan lebih banyak lagi selain dari makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arnawa, G. (2014). MANAJEMEN KOPERASI MENUJU KEWIRAUSAHAAN


KOPERASI. Jurnal Manajemen, 1(1), 1-12.

Gemina, D., Samsuri, & Kusuma, I. C. (2013). KEUNGGULAN BERSAING


KOPERASI BERKAITAN DENGAN PENERAPAN INTELECTUAL
CAPITAL, MANAJEMEN KEANGGOTAN DAN PARTISIPASI
ANGGOTA. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 15(2), 191-204.

Nurbudiyani, I. (2013). MODEL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN


DENGAN MEDIA KOPERASI SEKOLAH DI SMK KELOMPOK
BISNIS DAN MANAJEMEN. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1), 53-67.

Sasongko, A. T., Purnamadewi, Y. L., & Mulatsih, S. (2017). ANALISIS


KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KINERJA KOPERASI DI PULAU JAWA. Jurnal
Ekonomi dan Pembangunan, 6(2), 90-106.

23

Anda mungkin juga menyukai