Pengantar Koperasi
Pengantar Koperasi
DISUSUN OLEH :
merajalela pada abad ke-19. Di tengah tekanan ekonomi dan sosial, kelompok-
berbagi sumber daya, mereka dapat mencapai keberlanjutan ekonomi yang lebih
baik. Konsep ini berkembang pesat dan menyebar ke berbagai sektor, mulai dari
menggambarkan berbagai jenis koperasi yang ada. Kami juga akan mengkaji
KATA PENGANTAR..................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Kewirausahaan........................................................................................ 3
B. Kewirausahaan Koperasi......................................................................... 8
A. Kesimpulan............................................................................................. 20
B. Saran........................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk bangkit dari krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini,
koperasi justru diberi kesempatan untuk tampil lebih eksistensial. Krisis ekonomi
yang diawali dengan krisis nilai tukar dan kemudian berujung pada krisis utang
luar negeri, membuka mata seluruh pengamat ekonomi terhadap kenyataan bahwa
dalam negeri.
omongan belaka. Hal ini disebabkan karena besarnya investasi mereka sebenarnya
hanya didukung oleh utang luar negeri, yang merupakan akibat dari praktik
distorsi dan margin ekuitas, dan bukan oleh variabel endogen (yang tumbuh dari
dalam).
Indonesia, patut dikembangkan sebagai badan usaha yang penting, bukan sebagai
air. Tercapainya misi mulia koperasi pada umumnya masih jauh dari cita-cita
daerah.
PEMBAHASAN
bahasa Indonesia awalnya dikenal dengan sole proprietor yang artinya berdiri
sendiri. Suharsono Sagir Buchari Almas menulis bahwa wirausaha adalah orang
yang modal utamanya bersifat jangka panjang, yang dilandasi oleh sikap optimis,
bahwa wirausaha adalah orang yang fokus pada peluang dibandingkan risiko.
Oleh karena itu, kewirausahaan bukanlah sebuah risiko, melainkan sebuah risiko
lack of resources, at hand. It requires a vision and the passion and commitment to
lead others in the pursuit of that vision. It also requires a willingness to take
calculated risks.
daya yang dilandasi visi, semangat dan komitmen dalam memimpin serta
maka kewirausahaan berhubungan erat dengan perilaku. Pendapat yang sama dari
berikut:
the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and
social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal
merupakan suatu proses mengkreasi sesuatu yang baru yang mempunyai nilai,
dengan mencurahkan waktu dan upaya, serta berani menanggung resiko untuk
mencapai keberhasilan. Jadi pendapat Hisrich dan Peter sejalan dengan pendapat
proses suatu kegiatan untuk meningkatkan nilai tambah sumber-sumber daya yang
ada.
yang baru dan memberi nilai tambah untuk dipasarkan melalui proses pengelolaan
sumber daya dengan cara yang baru dan berbeda, seperti: (1) mengembangkan
teknologi; (2) penemuan ilmu pengetahuan; (3) perbaikan barang dan jasa yang
ada; (4) menemukan cara baru untuk menghasilkan lebih banyak produk dengan
sumber daya yang lebih efisien. Dari kedua pendapat di atas diketahui bahwa
the willingness to take calculated risks-in terms of time, equity, or career; the
needed resources; the fundamental skill of building a solid business plan; and,
finally, the vision to recognize opportunity where others see chaos, contradiction
juga peluang dan hambatan yang ada dalam lingkungan usaha (eksternal),
dan teknologi baru sehingga dicapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
dapat mengembangkannya ke arah yang lebih baik, sehingga efektif dan efisien.
dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui
tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif, memiliki
kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan, bertingkah laku sebagai
pemimpin, dapat bergaul dengan orang laindan suka terhadap saran dan kritik
yang membangun, dan memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba
bisa danmemiliki jaringan bisnis yang luas. - Memiliki persepsi dan cara pandang
yang berorientasi pada masadepan, memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama
mental positif, berorientasi pada tindakan, dan mempunyai motivasi tinggi dalam
mengambil keputusan.
koperasi) mempunyai ciri dan watak yang berlainan dengan individu kebanyakan.
Adapun ciri- ciri dan watak tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1) mempunyai
kepercayaan yang kuat pada diri sendiri, 2) berorientasi pada tugas dan basil yang
dan mengambil keputusan keputusan secara cepat dan cermat, d) mempunyai jiwa
organisasi koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usaha anggotanya. Usaha itu
harus dilakukan secara koperatif dalam arti setiap kegiatan usaha koperasi harus
artinya berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi
memulai usaha tetapi juga pada saat usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha
koperasi berada dalam kemunduran. Pada saat memulai usaha agar koperasi dapat
tumbuh dengan cepat dan menghasilkan. Kemudian pada saat usaha koperasi
Pada saat itu, usaha koperasi diperlukan agar koperasi berada dalam siklus hidup
yang baru. Koperasi harus berani mengambil risiko. Karena dunia ini penuh
kenyataan di lapangan. Oleh karena itu, dalam situasi seperti ini diperlukan
seorang wirausaha yang mampu mengambil risiko. Tentu saja risiko ini dilakukan
setiap usaha dapat menjadi beban bagi koperasi dan anggotanya, karena koperasi
adalah milik anggota. Oleh karena itu, secara logika tidak mungkin anggota
risikonya ditanggung bersama, sehingga risiko per anggota relatif kecil. Namun
jika kegiatan komersial koperasi lebih berorientasi pada pasar luar negeri,
misalnya KUD, maka risiko yang timbul akibat ketidakpastian mempunyai bobot
yang sama dengan risiko pesaing. Dalam keadaan seperti ini, tugas pengusaha
diutamakan agar anggota mau berpartisipasi aktif dalam koperasi. Karena itu
di pasar eksternal dan hal ini berarti mengurangi nilai pelayanan terhadap
birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang
karakteristik yang dimilikinya yang biasanya berbeda dengan daerah lain. Adanya
disebabkan oleh karena adanya perbedaan pada faktor geografis dan sumberdaya
pembangunan suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan daerah itu sendiri
daerah lain.
Menurut Arsyad (1999) permasalahan pokok dalam pembangunan daerah
pada pengambilan inisiatifinisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses
peningkatan ekonomi.
negara, termasuk pendapatan dari hasil sumber daya alam dari sektor
daerah-daerah yang kaya sumber daya alam tidak dapat menikmati hasilnya
di daerah yang kaya sumber daya alam akan lebih maju dan masyarakatnya lebih
makmur dibandingkan di daerah yang miskin sumber daya alam. Hingga tingkat
tertentu, anggapan ini masih bisa dibenarkan, dalam artian sumber daya alam
harus dilihat sebagai modal awal untuk pembangunan yang selanjutnya harus
maupun nasional. Pada lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika
sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain.
dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional
ataupun domestik. Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai
dasar perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, di
daerah untuk peningkatan kemakmuran masyarakat. Ada empat syarat agar suatu
sektor tertentu menjadi sektor prioritas, antara lain: 1) Sektor tersebut harus
menghasilkan produk yang mempunyai permintaan yang cukup besar, sehingga
Karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka fungsi
produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih luas; 3) Harus
terjadi peningkatan investasi kembali dari hasilhasil produksi sektor yang menjadi
tersebut tentunya mempunyai potensi yang lebih besar untuk tumbuh lebih cepat
Jumlah perusahaan dalam industri, bila hanya ada satu perusahaan dalam industri,
seberapa pun. Akan tetapi, sebaliknya bila industri terdiri dari banyak perusahaan,
maka persaingan harga terjadi bila produk yang dihasilkan tidak terdiferensiasi.
relatif setiap anggota dalam industri, bila perusahaan mempunyai pangsa pasar
industri mudah untuk memasuki, maka perusahaan yang ada sulit mempengaruhi
atau mengendalikan harga. Bila ada hambatan masuk pasar (barier to market
entry), maka perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat
mengendalikan harga.
Strategi kompetitif dapat dibedakan dalam banyak cara termasuk tingkat yang
mana perusahaan mesti menekankan pada tiga hal utama yaitu: innovation,
bersaing.
sesuatu, sedangkan Siegel dan Shim (1994) memberikan pengertian yang lebih
tepat tentang kegiatan, yaitu pernyataan yang menyajikan hasil sebenarnya dari
beberapa tindakan atau badan pribadi dalam jangka waktu tertentu.Oleh karena
itu, kinerja atau gambaran capaian yang dicapai dapat memberikan gambaran,
selalu dibandingkan dengan ukuran standar dan yang relatif bergantung pada
bahwa laba merupakan salah satu tolak ukur dalam mengukur kinerja perusahaan.
Sehingga perusahan yang labanya kecil dianggap berkinerja rendah, padahal ada
aspek lain yang harus dinilai. Dengan demikian laba bukanlah satu-satunya tolak
ukur dalam menilai kinerja. Perlu dipahami bahwa suatu perusahaan mempunyai
tujuan utama dalam berusaha, oleh karena itu untuk menilai keberhasilan usaha
memiliki perbedaan dibandingkan degan badan usaha lain yang berorientasi ada
kinerja koperasi mengacu harus pada tujuan pokoknya sekaligus juga harus
mencerminkan berlakunya nilai, norma dan prinsip-prinsip yang mengikatnya.
harus dijalankan oleh koperasi. Dengan demikian tujuan ekonomi koperasi dapat
akan meningkat.
usaha dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang
kompensasi (2) Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision (3) Hasil
memiliki jatidiri yang berbeda dengan pelaku ekonomi lainnya (PT, CV dan
norma dan prinsip koperasi. Salah satu indikator yang dapat digunakan dalam
melihat kinerja koperasi yaitu sisa hasil usaha (SHU), dimana SHU dapat
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
koperasi serta usaha para anggotanya. Hal ini harus dilakukan secara
anggotanya.
untuk kebaikan bersama. Kegiatan inovasi tidak hanya terjadi pada saat
3.2. Saran