Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERAN WIRAUSAHA DALAM PEREKONOMIAN


Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Enterpreneurship
Dosen pengampu : Fiqih Hidayah Tunggal Wiranti, M.M.

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Khafidotul Khoir 221103030004


Aisha Edithia Arifi 221103030009
Ariska Putri Diana 221103030047
Ainiyah Jamaliyah 221103030049
Adam 222103030033

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER


PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
MARET 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami mampu menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Peran
wirausaha dalam perekonomian” secara tepat waktu. Tidak lupa, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia
membantu kami. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk memberikan
sumbangan ilmunya.

Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap bahwa makalah ini


mampu membawa kebermanfaatan bagi pembaca. Semoga banyak pelajaran yang
dapat dipetik dari makalah ini. Kami berharap bahwa makalah ini mampu
memberikan tambahan wawasan bagi seluruh pembaca. Kami selaku penyusun
makalah ini merasa bahwa banyak sekali kekurangan yang terdapat di makalah
ini.

Kami menyadari keterbatasan kami. Maka, kami mengucapkan maaf


sebesar-besarnya kepada para pembaca. Atas perhatiannya, kami ucapkan
terimakasih.

Jember, 1 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB 1...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulis........................................................................................................2
BAB 2...................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
2.1 Definisi Wirausaha................................................................................................ 3
2.2 Wirausaha dalam Perspektif Aktivitas................................................................4
2.3 Wirausaha dalam Perspektif Skala Usaha.......................................................... 6
2.4 Wirausaha dalam Perspektif Ekonomi.............................................................. 11
BAB 3.................................................................................................................................20
PENUTUP......................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................20
Daftar Pustaka..................................................................................................................22

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dinamika perekonomian global yang terus berkembang, peran
wirausaha telah menjadi semakin penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Wirausaha bukan hanya menjadi agen perubahan,
tetapi juga merupakan tulang punggung dari inovasi dan kreativitas yang
memacu perkembangan ekonomi. Melalui inisiatif dan keberanian untuk
mengambil risiko, para wirausaha mampu menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan produktivitas, dan memperluas pangsa pasar.

Kontribusi mereka tidak hanya terbatas pada sektor bisnis, tetapi juga
merambah ke berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Dengan
memberikan peluang kepada individu-individu untuk mengembangkan ide
dan bakat mereka, wirausaha juga berperan dalam mengurangi tingkat
pengangguran dan meningkatkan inklusi ekonomi. Oleh karena itu,
pemahaman yang mendalam tentang peran wirausaha dalam perekonomian
menjadi krusial dalam upaya memahami dinamika ekonomi modern dan
merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi Wirausaha ?


1.2.2 Bagaimana Wirausaha dalam Perspektif Aktivitas ?
1.2.3 Bagaimana Wirausaha dalam Perspektif Skala Usaha ?
1.2.4 Bagaimana Wirausaha dalam Perspektif Ekonomi ?
1.2.5 Bagaimana Wirausaha dalam Perspektif Karakteristik ?

1
1.3 Tujuan Penulis
1.3.1 Mengetahui Pengertian Wirausaha
1.3.2 Mengetahui Wirausaha dalam Perspektif Aktivitas
1.3.3 Mengetahui Wirausaha dalam Perspektif Skala Usaha
1.3.4 Mengetahui Wirausaha dalam Perspektif Ekonomi
1.3.5 Mengetahui Wirausaha dalam Perspektif Karakteristik

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Wirausaha

Wirausahawan adalah orang yang mengetahui cara mengidentifikasi atau


menciptakan suatu produk baru, menentukan berbagai cara baru dalam proses
produksi, menyelenggarakan kegiatan untuk memperoleh atau memasarkan
suatu produk baru, dan mengatur segala macam modal. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wirausaha sama dengan
wirausaha menurut definisi yang telah dijelaskan. Sedangkan menurut
Schumpeter (1994), wirausaha adalah inovator, yaitu orang yang
mengembangkan ide dan mengimplementasikannya dalam usaha yang
berkembang pesat.

Namun menurut Robbins dan Coulter, kewirausahaan adalah suatu proses


dimana suatu kelompok atau individu mencoba sesuatu yang inovatif dan
unik, terlepas dari sumber daya yang tersedia saat ini. Ini adalah upaya
membaca peluang dan menciptakan nilai untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan.1

Membangun bisnis bukan hanya tentang menciptakan nilai. Kemampuan


dalam membuat suatu barang juga harus diperhatikan dengan serius. Keahlian
suatu perusahaan dapat bersifat teknis dan intelektual. Kompetensi mental
dua kali lebih mengesankan dibandingkan kompetensi teknis. Namun,
pengetahuan teknis juga mempengaruhi kemajuan dan pencapaian bisnis yang
sedang berkembang.

Keahlian teknis dapat berupa sistem, manajemen, teknik, struktur, dan


lain-lain. Sedangkan kompetensi mental meliputi nilai, keyakinan, persepsi,
1
Robbins, S. P., Coulter, M. A. Management 10th Edition. New Jersey: Prentice
Hall. 2008

3
pola pikir, kepemilikan, tanggung jawab dan lainnya. Sekalipun manajemen
perusahaan Anda cukup tajam, jika Anda tidak memiliki kapasitas mental
untuk maju dan berjuang, pada akhirnya Anda akan kalah.2

Kewirausahaan merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari nilai-nilai


kemanusiaan, keterampilan dan perilaku untuk menghadapi tantangan hidup
dan mencari peluang dengan berbagai resiko.3

2.2 Wirausaha dalam Perspektif Aktivitas

Dalam sudut pandang tindakan, usaha bisnis mengacu pada


serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
membedakan, menciptakan, dan melaksanakan peluang bisnis yang bertujuan
untuk menghasilkan nilai finansial. Bisnis mencakup berbagai latihan yang
berhubungan dengan penataan, pemenuhan hak, dan pengembangan bisnis.

Berikut adalah beberapa latihan dasar yang berkaitan dengan usaha


bisnis menurut sudut pandang tindakan:

1. Peluang Bukti yang membedakan: Para pebisnis secara efektif mencari


pintu terbuka bisnis yang luar biasa dalam elemen lingkungan mereka.
Mereka memperhatikan pasar, pola dan kebutuhan pelanggan untuk
membedakan pintu terbuka yang dapat digunakan sebagai alasan untuk
memulai organisasi baru.

4
2. Riset dan Perencanaan: Setelah identifikasi peluang, wirausahawan
melakukan riset pasar dan studi kelayakan untuk memahami potensi
bisnis dan risiko terkait. Mereka juga merencanakan strategi bisnis,

2
Bayu Ilham, Pengaruh Motivasi Wirausaha dan Mental Wirausaha terhadap Minat
Wirausaha.IQTISHODUNA Vol. 16 (1), 2020
3
Suryana. Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat Sukses Dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2014.
4
Purwanto, A. Menejemen Wirausaha: Bagaimana Mendirikan dan Mengelola Bisnia
yang Sukses. Pranadamedia Grub. (2017)

4
mengembangkan model bisnis, dan membuat rencana operasional
terperinci.

3. Pendanaan: Salah satu kegiatan penting dalam usaha bisnis adalah


mencari sumber dukungan untuk memulai atau mengembangkan
bisnis. Hal ini mencakup peningkatan modal dari berbagai sumber,
misalnya, uang muka bank, pendukung keuangan, atau subsidi
mandiri.

4. Pendirian Usaha: Setelah sumber pembiayaan diperoleh, pengusaha


mengambil berbagai tindakan untuk mendirikan usaha. Hal ini
mencakup pendaftaran perusahaan, pengaturan struktur organisasi,
pembelian aset dan inventaris, serta pemenuhan persyaratan hukum
dan perizinan.s.

5. Administrasi Fungsional: Visioner bisnis bertanggung jawab dalam


menangani aktivitas sehari-hari di organisasi mereka. Ini termasuk
administrasi keuangan, manajemen aset manusia, perolehan bahan
alami, penciptaan, promosi, dan bantuan klien.

6. Kemajuan dan Peningkatan: Kegiatan wirausaha juga mencakup


pengembangan dan pengembangan produk, administrasi, atau proses
bisnis. Pelaku bisnis berusaha untuk terus meningkatkan dan
mendorong kontribusi bisnis mereka agar tetap dapat diterapkan dan
kejam di pusat komersial yang terus berkembang.

7. Pengambilan Risiko: Pelaku bisnis sering kali perlu menghadapi


kerentanan dan peluang dalam mempertahankan bisnis. Mereka harus
siap menghadapi tantangan dan menghadapi kesulitan yang mungkin
muncul. Kemampuan untuk mengawasi risiko dengan baik merupakan
keahlian penting yang harus dimiliki oleh seorang pebisnis

5
8. Pengembangan dan Perluasan: Para visioner bisnis juga berupaya
memperluas organisasi mereka melalui pengembangan dan
pengembangan. Hal ini dapat dilakukan melalui penambahan cabang,
perluasan pasar, perluasan produk, atau penambahan organisasi yang
berbeda.

Sebagai aturan, bisnis mencakup serangkaian aktivitas yang


mencakup bukti-bukti terbuka, perencanaan, pendanaan, penetapan,
pembayaran, pengembangan, pengambilan risiko, dan pengembangan
bisnis. Latihan-latihan ini saling terkait dan berdampak satu sama lain
untuk mencapai tujuan bisnis yang ditetapkan oleh seorang pelaku
bisnis.

2.3 Wirausaha dalam Perspektif Skala Usaha

Skala Wirausaha menurut Holmes dan Nicholls (1988) yaitu


kemampuan berwirausahaan dalam mengelola perusahaan dengan
memerhatikan besarnya aset, jumlah karyawan, dan pendapatan yang
diperoleh. Skala Wirausaha adalah keadaan dimana perWirausahaan memiliki
besar ataupun kecilnya wirausaha dengan jumlah karyawan, jumlah
pendapatan, jumlah aset, yang terus meningkat jumlah dimilikinya
(Budiyanto, 2014).

Dengan cara pengertian operasional ukuran Wirausaha merupakan


keahlian per Wirausahaan dalam mengelolah Wirausaha dengan
memerhatikan besarnya aset, jumlah, pekerja serta penghasilan yang didapat
sepanjang satu kurun waktu.

Indikator:

a. Jumlah karyawan.

b. Jumlah pendapatan.

6
c. Besarnya aset

Wirausaha bila dilihat dari skala usahanya di kelompokkan menjadi empat 5

a). Usaha Mikro (perorangan, keluraga atau badan usaha)

b). Usaha Kecil (perorangan, keluarga, atau badan usaha)

c). Usaha Menengah (badan usaha, PT, CV)

d). Usaha Besar (konglomerat, holding, go public)

Skala bisnis ini sering kali diukur berdasarkan tingkat penjualan dan
aset. Penjualan merupakan laba kotor (gross) sebelum dikurangi anggaran
operasional, bunga, dan pajak. Kekayaan saat ini diukur berdasarkan jumlah
aset yang sudah dimiliki atau hasil pemasaran tahunan. Kekayaan bersih sama
dengan ekuitas dikurangi utang. Total aset sama dengan ekuitas ditambah
utang. Aset positif sederhana atau permanen. Aset sederhana seperti rekening
tabungan bank yang dilikuidasi. Aset selalu berupa rumah, pabrik, mesin, dll.
Usaha kecil dan menengah disebut dengan nama samaran UKM (usaha kecil
dan menengah). Standar usaha kecil dan menengah berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Bab IV Pasal 6.

Usaha Mikro adalah Badan usaha produktif milik orang perseorangan


dan/atau badan tunggal, dengan kekayaan bersih paling banyak
Rp50.000.000,00 (Rp50 juta), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha itu berada, atau dengan hasil penjualan maksimal Rp300.000.000,00
(300 juta Rupiah).

Usaha kecil adalah Suatu produksi mandiri yang dilakukan oleh


orang perseorangan atau suatu perusahaan yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang dari suatu perusahaan yang kekayaan bersihnya

5
Firmansyah, Anang. Rosmawarni, Anita. Kewirausahaan Konsep dan Dasar. Qiara
Media. Pasuruan. 2020, Hal.19

7
melebihi Rp50.000.000,00 (50) atau yang secara langsung atau tidak
langsung dimiliki atau dikuasai oleh bagian dari suatu perusahaan menengah
atau besar perusahaan. Sampai dengan Rp500.000.000,00 (500 juta Rupiah),
tidak termasuk tanah dan bangunan fasilitas komersial, atau dengan hasil
penjualan tahunan melebihi Rp300.000.000,00 (Rp300 juta) sampai dengan
paling banyak Rp2.500.000.000,00 (Rp2,5 miliar).

Usaha menengah adalah suatu badan usaha mandiri yang dijalankan


oleh orang atau badan yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
dari suatu perusahaan yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut, atau yang seluruh kekayaan bersihnya bukan merupakan bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari suatu perusahaan kecil atau besar.
Sebuah usaha ekonomi produktif. atau hasil penjualan tahunan dengan nilai
bersih melebihi Rp500.000.000,00 (Rp500 juta) dan sebanyak-banyaknya
Rp10.000.000.000 (Rp10 miliar), tidak termasuk tanah dan bangunan
komersial. Atau, hasil penjualan tahunan melebihi Rp 2.500.000.000,00 (Rp
2,5 miliar) sampai dengan maksimal Rp 50.000.000.000,00 (Rp 50 miliar).

Perusahaan besar adalah perusahaan ekonomi produktif yang


dijalankan oleh perusahaan dengan aset bersih atau penjualan tahunan lebih
tinggi dibandingkan perusahaan menengah, seperti badan usaha milik negara
atau swasta, perusahaan patungan, dan perusahaan asing, yang beroperasi
secara ekonomi di Indonesia. Nilai nominal standar di atas dapat berubah
tergantung pada perkembangan ekonomi. Wirausaha dilihat dari Produk.

Wirausaha dilihat dari produk itu dibagi dua;

a). Product/good; (makanan, minuman, radio, televisi, handphone)

b). Services; (go-jeck, grab, bimbel, kursus mobil, kos-kosan).

Produk tidak terbatas barang saja (good), bakal namun pula


tercantum pelayanan -pelayanan (services). Perbedaan materi dengan servis.

8
terdapat pula materi plus servis alias servis plus materi. Produk materi itu
berbentuk (tangible), sementara itu pelayanan tidak berbentuk namun
sanggup dirasakan (intangible). Banyak aspek yangmempengaruhi pelanggan
dalam berikan produk materi misalnya wujud, rasa, lapis , penampakan,
warna, jumlah, besar kecil dsb. sementara itu yang pengaruhi produk
pelayanan , antara lain misalnya kecekatan , keringanan , informatif,
keramahan, senyuman, keamanan, kenyamanan, dsb. Produk barang (good)
berlandaskan himpunan pabrik ; minuman, santapan, elektronik, properti,
rokok, obat-obatan, percetakan, alat transportasi bermotor serta banyak yang
lain. Produk jasa (sevices) serupa ; jasa pos-logistik, rumah sakit, pengiriman,
dokter, suster, konsultan konstruksi, konsultan manajemen, motel, restoran,
pembelajaran, tour and travel, serta banyak yang lain. Wirausaha ditinjau dari
pemetakan Pasar.Segmentasi pasar dapat dibedakan6 ;

a). Psikografi (bayi, anak, remaja, pemuda, dewasa, lansia)

b). Geografi (desa, kota, lokal, nasional, regional, internasional, global)

c). Ekografi/Strata sosial (bawah, menengah, atas)

Area pasar adalah pasar sasaran (pengguna) yang ingin dipusatkan


oleh seorang pengusaha. Segmen disusun berdasarkan urutan dan tingkat.
Pelanggan Anda mungkin berbeda. Siapapun yang menjadi pengguna produk
yang ingin dijual oleh pengusaha tersebut. Klien dapat dibagi menjadi
pengguna individu dan pengguna komunitas (pengguna
organisasi).Konsumen perorangan disebut pengecer, dan pengguna
masyarakat disebut pihak atau pedagang grosir. Target pasar psikografis
adalah pengguna yang peduli dengan perubahan psikologi. Apakah kelompok
sasaran Anda adalah anak-anak, anak-anak, remaja, dewasa muda, lanjut usia,
atau lanjut usia? Dapat digunakan oleh pria dan wanita juga. Target pasar
geografis adalah target pasar berdasarkan suatu wilayah. Masyarakat

6
Firmansyah, Anang. Rosmawarni, Anita. Kewirausahaan Konsep dan Dasar. Qiara
Media. Pasuruan. 2020, Hal. 21

9
pedalaman, penduduk perkotaan, pengguna wilayah/kota/provinsi lokal,
pengguna nasional di seluruh Indonesia, pengguna regional di ASEAN, Asia,
dan Eropa, serta pengguna global lainnya. Pasar universal berarti target
pasarnya ada dimana saja di seluruh dunia. Sedangkan target pasarnya
didasarkan pada ekologi yaitu kelas sosial atau status sosial seseorang ditinjau
dari pendapatannya, misalnya target pasarnya adalah masyarakat kelas atas
yang berpendapatan rendah, kelompok berpendapatan menengah, atau
kelompok kelas dasar. Mungkin karena merek produknya. Pelanggan kelas
atas dan berpenghasilan tinggi biasanya menggunakan produk bermerek
dengan penuh gaya. Berbeda dengan pengguna kelas menengah ke bawah
yang lebih mementingkan fungsi dibandingkan gaya.

2.4 Wirausaha dalam Perspektif Ekonomi

Wirausaha memainkan peran penting dalam ekonomi. Mereka


menciptakan lapangan kerja baru, mendorong inovasi, dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Wirausaha juga membantu meningkatkan daya saing
suatu negara dengan menciptakan produk dan layanan baru yang dapat
bersaing di pasar global.

Manfaat Wirausaha bagi Ekonomi

1. Menciptakan lapangan kerja baru: Wirausaha menciptakan lapangan


kerja baru bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Hal ini membantu
mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Mendorong inovasi: Wirausaha selalu mencari cara baru untuk
melakukan sesuatu. Mereka sering kali menciptakan produk dan
layanan baru yang inovatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi: Wirausaha membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan bisnis baru
dan meningkatkan pendapatan.

10
4. Meningkatkan daya saing: Wirausaha membantu meningkatkan daya
saing suatu negara dengan menciptakan produk dan layanan baru yang
dapat bersaing di pasar global.

Tantangan Wirausaha

1. Kurangnya modal: Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi


wirausaha adalah kurangnya modal. Memulai bisnis membutuhkan
banyak uang, dan banyak wirausaha yang kesulitan mendapatkan
pinjaman dari bank atau investor.
2. Ketidakpastian: Memulai bisnis selalu mengandung risiko. Ada banyak
faktor yang dapat menyebabkan kegagalan bisnis, dan wirausaha harus
siap menghadapi ketidakpastian ini.
3. Persaingan: Wirausaha harus bersaing dengan bisnis lain yang sudah
mapan. Hal ini dapat membuat sulit bagi wirausaha untuk mendapatkan
pangsa pasar.
4. Regulasi: Wirausaha harus mematuhi berbagai peraturan pemerintah.
Hal ini dapat membuat sulit bagi wirausaha untuk memulai dan
menjalankan bisnis mereka.

Dukungan untuk Wirausaha

1. Memberikan pinjaman modal: Pemerintah dan organisasi swasta dapat


memberikan pinjaman modal kepada wirausaha untuk membantu
mereka memulai dan mengembangkan bisnis mereka.
2. Memberikan pelatihan dan pendidikan: Pemerintah dan organisasi
swasta dapat memberikan pelatihan dan pendidikan kepada wirausaha
untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan yang mereka butuhkan untuk sukses.
3. Memberikan akses ke pasar: Pemerintah dan organisasi swasta dapat
membantu wirausaha mendapatkan akses ke pasar untuk menjual
produk dan layanan mereka.

11
4. Membuat regulasi yang ramah wirausaha: Pemerintah dapat membuat
regulasi yang ramah wirausaha untuk memudahkan wirausaha memulai
dan menjalankan bisnis mereka. 7

Ada dua tugas dan peran dalam ilmu ekonomi yaitu makro dan
mikro.
1. Peran Makro : Pengusaha menghasilkan investasi baru,
menghasilkan modal baru, menciptakan lapangan kerja
baru, menciptakan produktivitas, meningkatkan ekspor,
merangsang pertumbuhan ekonomi, mengurangi
kesenjangan sosial dan meningkatkan kekayaan.

2. Peran mikro : Tugas seorang wirausaha adalah menanggung


risiko dan ketidakpastian, menggabungkan sumber daya
dengan cara yang baru dan berbeda, menciptakan nilai
tambah, menciptakan bisnis baru, dan menciptakan peluang
baru.

2.5 Wirausaha dalam Perspektif Karakteristik

Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan


konsep yang berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996: 5-6) misalnya
mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan. Ahli lain, seperti
Starborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7) mengemukakan delapan
karakteristik, yang meliputi:

1. Daire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha.
Seseorang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat,
artinya ia selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun
risiko yang terlalu tinggi.

7
Diakses dari : https://www.kemenkopukm.go.id/

12
3. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan
dirinya untuk berhasil.
4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik
yang segera.
5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan
berwawasan jauh ke depan.
7. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi
daripada uang.

Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil.


Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karna itu, ia
selalu tekun, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. tindakannya
tidak didasari spekulasi melainkan perhitungan8 yang matang. la berani
mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh
sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko moderat, artinya risiko
yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat,


mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai
memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/ jelas dan objektif, dan
merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan
semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang
selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan
tujuan akhir. Beberapa ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli
seperti di atas, secara ringkas dikemukakan oleh Vernon A Musselman (1989:

8
D. Made Dharmawati, KEWIRAUSAHAAN, (Depok: PT. Rajawali Pers, 2017),
hal 30

13
155), Wasty Sumanto (1989), dan Geoffey Meredith (1989: 5) dalam bentuk
ciri-ciri berikut:

1. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.


2. Kemauan untuk mengambil risiko.
3. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman.9
4. Diri sendiri.
5. Semangat untuk bersaing.
6. Orientasi pada kerja keras.
7. Percaya pada diri sendiri.
8. Dorongan untuk berprestasi.
9. Tingkat energi yang tinggi.
10. Tegas.
11. Yakin pada kemampuan sendiri.
12. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah/pihak lain di
masyarakat
13. Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak
menyerah pada
14. Kepemimpinan.
15. Keorisinilan.
16. Berorientasi ke masa depan dan penuh gagasan.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri


tertentu pula. Dalam "Entrepreneurship and Small Enterprise Development
Report" (1986), yang dikutip Langsung oleh M. Scarborough dan Thomas
W Zimmerer (1993: 5), dikemukakan beberapa karakteristik
kewirausahaan yang berhasil, di antaranya memiliki ciri-ciri:

1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive).


2. Berorientasi pada kinerja.
9
D. Made Dharmawati, KEWIRAUSAHAAN, (Depok: PT. Rajawali Pers, 2017),
hal 31

14
3. Hal ini tercermin dari pandangan dan tindakan mereka (melihat dan
melakukan) mengenai peluang, orientasi efisiensi, prioritas kualitas kerja,
prioritas perencanaan dan pengawasan.
4. Komitmen terhadap orang lain, misalnya pada saat mengadakan kontrak
atau hubungan bisnis.
Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993: 38) mengemukakan beberapa
karakteristik yang diperlukan bagi seorang wirausahawan yang sukses:
1. Memiliki tujuan dan sasaran usaha yang jelas.
2. Bersedia mempertaruhkan waktu dan uang.
3. Rencanakan dan atur.
4. Bekerja keras tergantung kepentingannya.
5. Membangun hubungan dengan pelanggan, pemasok, karyawan, dan
lainnya.
6. Tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan. 10

Menggabungkan pandangan Timmons dan McDelland (1961), Thomas F.


Zimmerer (1996: 6-8) memperluas karakteristik sikap dan perilaku wirausahawan
sukses sebagai berikut:

1. Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekad yang


bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha. Sikap yang
setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal dalam
berwirausaha.
2. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab baik dalam
mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun tanggung jawab
tentang keberhasilan wirausaha. oleh karena itu, akan mawas diri secara
internal.
3. Opportunity obsession, yaitu selalu berambisi untuk selalu mencari
peluang. Keberhasilan wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk
mencapai tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila ada peluang.
10
D. Made Dharmawati, KEWIRAUSAHAAN, (Depok: PT. Rajawali Pers, 2017),
hal 32

15
4. Tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap risiko
dan ketidakpastian. Wirausaha harus belajar untuk mengelola risiko
dengan cara mentransfer risiko ke pihak lain seperti bank, investor,
konsumen, pemasok, dan lain-lain. Wirausaha yang berhasil biasanya
memiliki toleransi terhadap pandangan yang berbeda dan ketidakpastian.
5. Self confidence, yaitu percaya diri. la cenderung optimis dan memiliki
keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk
berhasil.
6. Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes. Salah satu kunci
penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan.
Kekakuan dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat
sering kali membawa kegagalan. Kemampuan untuk menanggapi
perubahan yang cepat dan fleksibel tentu saja memerlukan kreativitas yang
tinggi.
7. Desire for immediate feedback, yaitu selalu memerlukan umpan balik
yang segera. Ia selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya.
Oleh karena itu, dalam memperbaiki kinerjanya, ia selalu memiliki11
kemauan untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya
dan selalu belajar dari kegagalan.
8. High level of energy, yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi. Wirausaha
yang berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi dibanding
rata-rata orang lainnya, sehingga ia lebih suka kerja keras walaupun dalam
waktu yang relatif lama.
9. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. la
selalu ingin lebih unggul, lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang
dilakukannya dengan melebihi standar yang ada. Motivasi ini muncul dari
dalam diri (internal) dan jarang dari eksternal.

11
D. Made Dharmawati, KEWIRAUSAHAAN, (Depok: PT. Rajawali Pers, 2017),
hal 33

16
10. Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa yang akan datang.
Untuk tumbuh dan berkembang, ia selalu berpandangan jauh ke masa
depan yang lebih baik.
11. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan.
Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. Ia selalu memfokuskan
kemampuannya pada keberhasilan.
12. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha
yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa
kekuatan (power), ia harus lebih memiliki taktik mediator dan negosiator
daripada diktator.

Menurut Ahmad Sanusi (1994) ada beberapa kecenderungan profil pribadi


wirausaha yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, di antaranya:

1. Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/tetap/sudah


teratur/diatur dan jelas. la selalu bosan dengan kegiatan rutin sehingga
timbul harapan-harapan dan keinginan untuk selalu berubah, ada
tambahan, pengayaan, atau perbaikan mutu (nilai tambah yang berbeda).
2. Suka memandang ke luar, berorientasi pada aspek-aspek yang lebih luas
dari soal yang dihadapi untuk memperoleh peluang baru.
3. Makin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian
atau sikap prakarsa atas nama sendiri.
4. Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta
memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain.12
5. Karena sendiri, maka ada keinginan berbeda atau maju, dan toleransi
terhadap perbedaan pihak lain.
6. Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan
dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa sudut.
prakarsa dianggap tidak final, bahkan terbuka untuk modifikasi dan
perubahan.

12
D. Made Dharmawati, KEWIRAUSAHAAN, (Depok: PT. Rajawali Pers, 2017),
hal 34

17
7. Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi tahap yang tercapai timbul
rasa percaya diri dan sikap optimisme yang lebih mendasar.
8. Sikap dan perilaku kewirausahaan di atas, dikombinasikan dengan
keterampilan manajemen usaha dalam bentuk perencanaan dan produk,
penetrasi/pengembangan pasar, organisasi dan komunikasi perusahaan,
keuangan, dan lain-lain.
9. Meski landasannya adalah kerja keras, teliti, dan benar-benar ikhlas,
namun aspek risiko tidak bisa dihindari hingga mencapai batas yang dapat
diterima.
10. Dengan adanya risiko tersebut, marilah kita perkuat tekad, komitmen, dan
hati yang ikhlas terhadap alternatif yang dipilih.
11. Karena tujuannya adalah kemajuan yang berkesinambungan, maka
jangkauan pandangnya luas dan daya tahannya tinggi, karena kesuksesan
tidak datang secara tiba-tiba atau tanpa landasan.
12. Karena semakin meluasnya pasar dan pihak-pihak yang bersaing, timbul
motivasi yang kuat untuk membuat perencanaan yang lebih baik, bekerja
lebih baik, untuk mencapai hasil yang lebih baik, bahkan berbeda.
13. Sikap kehati-hatian dan ketelitian mendorong kesiapan bekerja sama
dengan pihak lain yang juga mencari kemajuan dan manfaat. Namun bila
perlu ada kesiapan bersaing.
14. Tantangan, cobaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak diharapkan dianggap
sebagai tantangan untuk mencari berbagai peluang.
15. Memiliki toleransi terhadap kesalahan operasional atau evaluasi. Adanya
introspeksi dan kesiapan, serta sikap responsif dan reflektif terhadap
masukan, kritik, dan saran.
16. Memiliki kemampuan mengamati dan mendengarkan informasi dari pihak
lain secara intensif dan seimbang dengan menempatkan posisi dan sikap
sendiri, serta mengendalikan diri terhadap sesuatu yang dianggap tidak
jelas.
17. Menjaga dan meningkatkan nilai-nilai dan perilaku yang telah menjadi
keyakinan diri, integritas pribadi yang mengandung citra dan nilai, selalu

18
bersikap adil, dan sangat menjaga kepercayaan yang telah diberikan orang
lain..13

BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Definisi Wirausaha
Kewirausahaan (enterpreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan prilaku seseorang
dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang
dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya

3.1.2 Wirausaha dalam Perspektif Aktivitas


Dalam sudut pandang tindakan, usaha bisnis mengacu pada
serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu atau kelompok
untuk membedakan, menciptakan, dan melaksanakan peluang bisnis
yang bertujuan untuk menghasilkan nilai finansial. Bisnis mencakup
berbagai latihan yang berhubungan dengan penataan, pemenuhan hak,
dan pengembangan bisnis.

3.1.3 Wirausaha dalam Perspektif Skala Usaha


Skala Wirausaha adalah keadaan dimana perWirausahaan
memiliki besar ataupun kecilnya wirausaha dengan jumlah karyawan,
jumlah pendapatan, jumlah aset, yang terus meningkat jumlah
dimilikinya.
Wirausaha bila dilihat dari skala usahanya di kelompok kan
menjadi empat:

13
D. Made Dharmawati, KEWIRAUSAHAAN, (Depok: PT. Rajawali Pers, 2017),
hal 35

19
a). Usaha Mikro (perorangan, keluraga atau badan usaha)
b). Usaha Kecil (perorangan, keluarga, atau badan usaha)
c). Usaha Menengah (badan usaha, PT, CV)
d). Usaha Besar (konglomerat, holding, go public)
3.1.4 Wirausaha dalam Perspektif Ekonomi
Wirausaha memainkan peran penting dalam ekonomi. Mereka
menciptakan lapangan kerja baru, mendorong inovasi, dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Wirausaha juga membantu
meningkatkan daya saing suatu negara dengan menciptakan produk
dan layanan baru yang dapat bersaing di pasar global.
3.1.5 Wirausaha dalam Perspektif Karakteristik
Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya
sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan
pekerjaannya. Karna itu, ia selalu tekun, pantang menyerah sebelum
pekerjaannya berhasil. Tindakannya tidak didasari spekulasi
melainkan perhitungan yang matang. la berani mengambil risiko
terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan.

3.2 Saran

Sebaiknya dalam berwirausaha hal pertama yang harus kita


lakukan adalah mengetahui pengertian dari wirausaha itu sendiri yang
berasal dari sudut pandang manapun, sehingga bisa memahami bagaimana
wirausaha itu dan kenapa kita harus berwirausaha, agar supaya dalam
berwirausaha kita tidak hanya berniat saja akan tetapi juga paham ilmunya,
agar supaya dalam berwirausaha kita jadi lebih baik lagi. Oleh karenanya
apabila ada masukan atau kritikan kami terima dengan lapang dada dan hal
itu sangat membantu agar proses pembuatan makalah ini jadi lebih baik.

20
Daftar Pustaka

Bayu Ilham. (2020). Pengaruh Motivasi Wirausaha dan Mental Wirausaha


terhadap Minat Wirausaha.IQTISHODUNA Vol. 16 (1)
Dharmawati, D Made. (2016). Kewirausahaan . Depok: Rajawali Pers.

Firmansyah, Anang. Rosmawarni, Anita. (2020). Kewirausahaan Konsep


dan Dasar. Qiara Media. Pasuruan

Noermijati, N. (2017). Peran Wirausaha dalam Pemberdayaan Ekonomi


Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 18(2), 156-167

Purwanto, A. (2017). Manajemen Wirausaha: Bagaimana Mendirikan dan


Mengelola Bisnis yang Sukses. Prenadamedia Group

Robbins, S. P., Coulter, M. A.(2008). Management 10th Edition. New


Jersey: Prentice Hall.
Schumpeter, J. A. (1994)Capitalism, Socialism and Democracy.
Roudledge: Abingdon-on-Thames.
Suryana. (2014). Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat Sukses Dan
Proses Menuju Sukses. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

21

Anda mungkin juga menyukai