Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

DISUSUN OLEH KELOMPOK: 2

CYNTIANI BELINDA (2110206053)

ANDRA LAKZAMANA (2110206047)

DOSEN PEMBIMBING:

FITCI UTAMA DWI M. Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN AJARAN TAHUN 2024 M/1446


KATA PENGANTAR

Bismillahaahirrahmaanirrahim,

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapakan kepada kehadirat Allah SWT


atas rahmat dan karunia-nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini pada mata kuliah “Kewirausahaan” yang berjudul “Kewirausahaan”.

Sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang
telah membimbing umat manusia dari kejahilan kepada kebenaran, dan semoga isi
dan makna yang terkandung dalam makalah ini dapat membantu proses perkuliahan
kita pada mata kuliah ini.

Dan juga dalam menyelesaikan makalah ini, penulis ucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing atau dosen yang mengajar mata kuliah Kewirausahaan,
karena berkat bimbingan beliau lah penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “kewirausahaan”. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari segala
kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari dosen pembimbing demi kesempurnaan
makalah ini dan menjadi pedoman selanjutnya bagi penulis.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sungai Penuh, 24 February 2024

Penulis:
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ............................................................ 1


B. Rumusan masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat kewirausahaan ............................................................. 3


B. Karakteristik dan nilai-nilai kewirausahaan .............................. 4
C. Sikap pribadi wirausaha............................................................ 6
D. Motif berprestasi kewirausahaan............................................... 7
E. Factor pemicu kewirausahaan ................................................... 8
F. Tahap permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan ................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam
ketidakpastian global, perlu melakukan pemberdayaan usaha kecil yang
dianggap mampu mengembangkan produksi. Sesuai dengan program
pemerintah ditargetkan 5 juta wirausaha baru sampai dengan 2025 dengan
mengembangkan sumber daya manusia untuk kemajuan wirausaha nasional.
Terapat 4 masalah pokok dalam pengembangan kewirausahaan nasional,
terutama sektor kecil dan menengah, diantaranya adalah terkait dengan
akses pembiayaan, akses pemasaran, regulasi birokrasi dan kapasitas UKM.
Upaya peningkatan kapasitas wirausaha, pemerintah berupaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam kewirausahaan dengan
3 tahap yaitu, pembibitan, penempaan dan pengembangan.
Perilaku kewirausahaan memperlihatkan kemampuan pengusaha
untuk melihat kedepan, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan
dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya masih kurang. Pelaku
usaha kecil sudah memiliki sikap proaktif dan inisiatif yang bagus dalam
mengembangkan usaha. Ketidakmampuan dalam persaingan serta
rendahnya tingkat pengelolaan perilaku kewirausahaan merupakan
tantangan bagi pelaku usaha kecil untuk mampu tumbuh dan berkembang
menuju kemandirian usaha (Sukirman, 2017).
Pada sisi lain diperlukan adanya pertumbuhan usaha kecil yang
disadari pada nilai-nilai kewirausahaan dan jiwa kewirausahaan dengan
harapan mampu membentuk perilaku usaha kecil dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu perlu adanya strategi
pemberdayaan usaha kecil menuju kemandirian usaha dengan pendekatan
jiwa kewirausahaan, nilai kewirausahaan dan perilaku kewirausahaan.

1
B. Rumusan masalah
a. 2actor2 napa saja hakikat kewirausahaan?
b. Jelaskan karakteristik dan nilai-nilai kewirausahaan?
c. Jelaskan bagaimana sikap pribadi wirausaha?
d. Bagimana motif berprestasi kewirausahaan?
e. Jelaskan faktor-faktor pemicu kewirausahaan?
f. Bagaimana tahapan dan pertumbuhan kewirausahaan?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui hakikat kewirausahaan
b. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan nilai-nilai
kewirausahaan
c. Untuk mengetahui sikap pribadi wirausaha
d. Untuk mengetahui motif berprestasi kewirausahaan
e. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor pemicu kewirausahaan
f. Untuk mengetahui tahap permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship
dalam bahasa inggris. Kata entrepeneurship sendiri sebenarnya berasal dari
Bahasa perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pencipta dan
pengelola usaha. Yuyun Wirasamita dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu,
(2010) menyatakan bahwa kewirausahaan dan wirausaha merupakan factor
produksi aktif yang dapat menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya
lainnya seperti sumber daya alam, modal dan teknologi, sehingga dapat
menciptakan kekayaan dan kemakmuran melalui penciptaan lapangan kerja,
penghasilan dan produk yang diperlukan Masyarakat.
Jadi kewirausahaan adalah kemampuan menggerakkan orang-orang dan
berbagai sumber daya untuk berkreasi, mengembangkan dan menerapkan
solusi terhadap berbagai masalah agar dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Suatu masyarakat yang didalamnya terdapat orang-orang yang memiliki jiwa
kewirausahaan akan mampu merespon perubahan kebutuhan dan realitas
(Izni & Dkk, 2016).
Berikut Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam hal menciptakan
kegiatan usaha. Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan yang kreatif
dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan ide, jadi untuk berwirausaha
dapat dilakukan dengan cara:
a. Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola
b. Menyetor modal dan pengelolaan ditangan pihak mitra
c. Hanya menyerahkan tenaga, namun dikonversikan kedalam bentuk
saham sebagai bukti kepemilikan usaha.

Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang


yang memiliki kemauan dan mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia

3
nyata secara kreatif. Kreatifitas adalah berpikir sesuatu yang baru, inovatif
adalah bertindak melakukan sesuatu yang baru.

B. Karakteristik dan Nilai-nilai Kewirausahaan


Karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak,
perilaku/sikap seseorang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai tujuan
lahir dan batin. Karakteristik wirausaha dapat dilihat pada waktu merekan
melakukan komunikasi untuk mengumpulkan informasi atau pada waktu
menjalin hubungan dengan relasi bisnisnya. Karakteristik wirausaha
meliputi: komitmen yang tinggi, jujur, disiplin, kreatif, inovatif, mandiri dan
relegius (Hendarwan & Darma, 2018).
Ada 6 karakteristik kewirausahaan
1. Motif berprestasi tinggi. Para ahli mengemukakan bahwa seseorang
memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu
motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan
Suhanda (dalam Suryana, 2003: 32) motif berprestasi ialah suatu nilai
sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik
guna mencapai kepuasan secara pribadi. Factor dasarnya adalah
kebutuhan yang harus dipenuhi.
2. Selalu perpektif. Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu
manatap masa depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan
berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh
perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang
yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan.
3. Memiliki kreatifitas tinggi. Kreatifitas mengandung pengertian yaitu
kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada
menjadi ada, kemudian hasil Kerjasama masa kini untuk
memperbaiki masa lalu dengan cara baru dan selanjutnya
menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih
baik.
4. Memiliki perilaku inovatif yang tinggi.

4
5. Selalu komitmen dalam pekerjaan, memiliki etos kerja dan tanggung
jawab. Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam
usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua
perhatiannya pada usaha yang akan digelutinya, didalam
menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus
memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat
tinggi) dalam mengembangkan usahanya ia tidak setengah-setengah
dalam berusaha, berani menanggung resiko,bekerja keras,dan tidak
takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar.
6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
7. Berani Menghadapi Risiko
8. Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang
untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan
yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat,cara yang etis dan
produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk
merelisasikan tanggapan yang positif tersebut.
9. Memiliki jiwa kepempinan. Seorang wirausaha yang berhasil selalu
memiliki sifat kepempinan, kepeloporan dan keteladanan.
10. Memiliki Kemampuan Manajerial. Salah satu jiwa kewirausahaan
yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk
memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha
harus memiliki kemampuan perencanaan usaha (Kewirausahaan &
Arisanti, n.d.).

Nilai-nilai kewirausahaan

Nilai-nilai kewirausahaan merupakan prasyarat yang berhubungan


dengan perilaku kewirausahaan. Nilai-nilai tersebut terdiri atas kreativitas,
pengembilan resiko, inovasi, berorientasi prestasi, ambisi dan kemerdekaan.
Nilai dalam menjalankan bisnis mengandung unsur pertimbangan yang
mengembangkan gagasan-gagasan seorang pribadi atau sosial, maka lebih

5
dipilih dibanding dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan
perlawanan atau kebaikan. Nilai menjadi dasar dalam memahami sikap dan
motivasi serta nilai mampu mempengaruhi persepsi perilaku dalam
menjalankan bisnis, oleh karena itu nilai sangat penting untuk dipelajari
dalam mengelola perilaku organisasi.

C. Sikap Pribadi Wirausaha


Sikap wirausaha adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang untuk
wirausaha, mengacu pada respons individu terhadap resiko dalam berbisnis
dan mampu menghadapi rintangan dalam dunia usaha. Pada dasarnya seorang
wirausaha harus mampu melihat dan memanfaatkan peluang untuk mencapai
keuntungan dan manfaat bagi diri sendiri maupun orang disekitarnya
(Setyawati et al., 2013).
Sikap wirausaha yang dimiliki oleh seorang wirausaha pada kenyataanya
memang perlu dikembangkan, misalnya dengan menambah pengetahuan
wawasan. Penambahan pengetahuan dan wawasan itu seharusnya dilakukan
secara bertahap dan terus-menerus melalui proses belajar.
Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan.
Melihat kedepan dan berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari
berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Alma (2011:31) menjelaskan
jika untuk menjadi wirausahawan, seorang harus memiliki sikap sebagai
berikut:
1. Percaya diri: “Kepercayaan itu merupakan suatu keyakinan yang
dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang
dibutuhkan untu memperoleh hasil seperti yang diharapkan”.
Berdasarkan penjelasan tersebut, percaya diri tinggi akan membantu
seseorang wirausaha yakin dengan kemampuan yang dimiliki.
Seorang wirausaha akan lebih mempertimbangkan segala hal yang
akan dijalankan dalam usahanya.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil: Suryana (2014:25) menjelaskan
jika “keberanian menanggung resiko, yaitu usaha untuk menimbang

6
dan menanggung resiko dalam mengambil Keputusan dan
menghadapi ketidakpastian”.
3. Pengambilan resiko: “wirausaha adalah orang yang, mengorganisir,
mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha
baru dan peluang berusaha”. Sikap pengambilan resiko dari seorang
wirausahawan ditunjukkan dari kemampuan mengambil resiko dan
menyukai tantangan. Hal ini menjadi penting mengingat, seorang
wirausaha harus bisa mengambil resiko dari kesulitan dalam
mengembangkan atau menjalankan usaha yang akan dihadapi.
4. Kepemimpinan: sifat kemimpinan harus melekat pada diri
wirausahawan. Wirausahawan adalah seseorang yang akan
memimpin jalannya sebuah usaha, wirausahawan harus bisa
memimpin pekerjaannya agar dapat menjalankan usaha dengan baik.
5. Keorisinilan: Alam (2011:52) menjelaskan keorisinilan adalah
“kemampua menghasilkan ide asli dan inovatif”. Orisinil tidak berarti
baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil
kombinasi baru atau reintegrasi atau komponen-komponen yang
sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru.
6. Berorientasi ke masa depan: sikap berambisi untuk mencari peluang.
Wirausahawan harus mempunyai tekad untuk yakin, mampu mancari
peluang dan berhasil dimasa depan. Berorientasi ke masa depan
ditunjukan dari adanya perencanaan dan ke depan (Suharyono,
2017).
D. Motif Berprestasi Kewirausahaan
Setiap wirausahawan yang menghendaki prestasi optimal harus
membentuk dirinya menurut gambaran yang diinginkannya. Gambaran
kepribadian seorang wirausahwan yang berprestasi tidak datang begitu saja,
ia bukan anugrah tetapi lebih merupakan keadaan perilaku yang terus
menerus berproses, dapat dipelajari dan dikembangkan (Musyadar, 2006).
Ada dua persyaratan pokok yang dipenuhi oleh seseorang wirausaha
apabila ingin berprestasi yang optimal, yaitu:

7
a. Kemampuan (competence). Kemampuan wirausahawan ini
menyangkut kemampuan baik manajerial maupun teknis produksi.
Seorang wirausahawan dianggap berkemampuan secara manajerial
apabila ia menguasai bagaimana merencanakan, mengoptimalkan,
mengorganisasikan, mengkoordinasikan, melaksanakan serta
mengendalikan bidang usaha yang dijalaninya. Kemampuan ini dapat
ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja.
Sedangkan kemampuan yang menyangkut teknis produksi adalah
kemampuan untuk menguasai cara, prosedur maupun teknik
pengerjaan suatu produk baik barang maupun jasa. Wirausahawan
yang memiliki kemampuan teknis produksi lebih mudah
menggerakkan sumber daya yang ada guna mencapai tujuan yang
telah di tetapkan.
b. Kemauan (willingness). Kemauan berprestasi sering disebut juga
sebagai motivasi, dari kata dasar “motive” yang diartikan sebagai
dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku
mencapai tujuan tertentu.
E. Faktor Pemicu Kewirausahaan
Adapun factor-faktor yang menjadi pemicu dalam pembentukan
kewirausahaan adalah sebagai berikut: factor yang berasal dari kemampuan
pribadi seorang wirausahawan seperti komitmen, visi, kepemimpinan,
kemampuan manajerial, usia dan locus of control. Factor sosiologi yang
meliputi jaringan, kelompok, orang tua, keluarga dan model peranan. Factor
yang berasal dari organisasi meliputi kelompok, struktur, budaya dan strategi.
Dan factor yang berasal dari lingkungan seperti peluang, model peranan,
aktivitas, kompetisi, sumber daya, incubator dan kebijakan pemerintah
(Suryana: 2009). Keseluruhan factor tersebut dapat mempengerahi
pembentukan kewirausahaan.

8
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan inovasi. Inovasi dipicu
oleh faktor pribadi, sosiologi, dan lingkungan. Faktor pribadi yang memicu
kewirausahaan adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan
risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, ketidakpuasan,
pendididkan,usia, dan komitmen, sedangkan factor pemicu yang berasal dari
lingkungan adalah peluang, model peranan, dan aktifitas, sedangkan kejadian
pemicu yang berasal dari faktor sosial, meliputi jaringan kelompok, orangtua,
keluarga, dan model peranan.Seperti halnya pada tahap perintisan
kewirausahaan maka pertumbuhan kewirausahaan sangat bergantung pada
kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor lingkungan yang
sangat mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing,
pelanggan, pemasok, dan Lembaga-lembaga keuangan yang membantu
pendanaan (investor/bankir).
Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen,visi, kepemimpinan,
dan kemampuan manajerial. Selanjutnya faktor yang berasal dari organisasi
adalah kelompok, strategi, struktur, budaya, dan produk. Dengan demikian,
kewirausahaan pada dasarnya dimulai dengan inovasi dan inovasi tersebut
dipengaruhi oleh nila-nilai pribadi, sosial, organisasi dan lingkungan.
Seseorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat
menggabungkan antara nilai-nilai, sifat-sifat utama (pola sikap), dan perilaku
dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan, praktis
(Knowledge and practice). Dengan demikian, segala acuan, pegharapan-

9
pengharapan, dan nilai-nilai, baik dari pribadi maupun dari kelompok
berpengaruh dalam membentuk perilaku kewirausahaan.
F. Tahap Pemulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Tahap pemulaan/perintisan meliputi tahap stimulant, mencari dan
menemukan peluang, pengambilan Keputusan untuk mengimplementasikan
peluang dan implementasi yang terdiri dari pengembangan konsep, persiapan
sumber daya hingga operasional usaha itu sendiri. Factor yang mendorong
proses kewirausahawan seseorang pada tahap perintisan ada dua macam yaitu
factor internal dan factor eksternal. Factor internal meliputi ide, toleransi
terhadap resiko, pendidikan, pengalaman, keinginan untuk berprestasi,
ketidakpuasan kerja dan keinginan untuk Merdeka (bebas). Sedangkan factor
eksternal antara lain peluang, pesaing, jaringan, tim, keluarga, kebijakan
pemerintah serta keadaan dan keterpaksaan (Kusnadi & Yulia, 2020).
Sedangkan tahapan pertumbuhan, pada umumnya pertumbuhan
kewirausahaan memiliki 3 ciri penting yaitu:
a. Tahap imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating) yaitu, proses
imitasi dan duplikasi, para wirausaha mulai meniru ide-ide orang
lain, misalnya untuk memulai atau merintis usaha barunya diawali
dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis barang
yang akan dihasilkan imitasi meniru yang sudah ada. Teknik
produksi, desain, pemprosesan, organisasi usaha dan duplikat pola
pemasarannya meniru yang sudah ada. Beberapa keterampilan
tertentu di peroleh dan melalui magang atau pengalaman baik dari
lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan tetapi tidak sedikit
pula wirausaha yang berhasil karena proses pengamatan.
b. Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating and developing)
yaitu, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya. Dalam
tahap duplikasi produk misalnya, wirausaha mulai mengembangkan
produknya melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan di desain
sendiri. Demikian pula dalam organisasi usaha dan pemasaran mulai
dikembangkan model-model pemasaran sendiri. Meskipun pada

10
tahap ini mengalami perkembangan yang lambat dan cenderung
kurang dinamis, tetapi sudah ada sedikit perubahan. Misalnya desain
dan teknik yang cenderung monoton, mungkin berubah tiga sampai
lima tahun sekali, pemasaran cenderung dikuasai oleh bentuk-bentuk
monopsoni oleh para pedagang pengumpul seperti usaha kecil pada
umumnya.
c. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda
(creating new and different), yaitu tahap menciptakan sendiri sesuatu
yang baru dan berbeda melalui ide-ide sendiri sampai terus
berkembang. Pada tahap ini wirausaha biasanya mulai bosan dengan
proses produksi yang ada, keingintahuan, ketidakpuasan terhadap
hasil yang sudah ada mulai fiftibul dan adanya keinginan untuk
mencapai hasil yang lebih unggul secara menggebu-gebu. Pada tahap
ini organisasi usaha mulai diperluas dengan skala yang luas pula,
produk mulai diciptakan sendiri berdasarkan pengamatan pasar dan
berdasarkan kebutuhan konsumen, ada keinginan untuk menjadi
penantang pasar (market challenger) bahkan pemimpin pasar (market
leader). Produk-produk unik yang digerakkan oleh pasar (market
driven) mulai diciptakan dan disesuaikan dengan perkembangan
teknik yang ada. Beberapa industry kecil tertentu, misalnya industry
kecil Sepatu dan industry konveksi mulai menantang pasar (market
challenger), sedangkan industry lainnya yang menggunakan teknik
produksi tradisional dan semi modern masih menjadi pengikut pasar
(market follower)(Christi & Betana, 2012).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan dari penjelasan diatas bahwasanya
kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan dasar, kiat dalam
usaha atau perbaikan hidup. Hakikat dasar dari kewirausahaan adalah
kreativitas dan keinovasian. Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru dan
keinovasian adalah berbuat sesuatu yang baru.
Serta dalam rangka pemulaan dan pertumbuhan wirausaha yang Tangguh
(baik wirausaha baru maupun yang berawal dari wirausaha yang sudah ada)
tidak dapat dilakukan tanpa kajian dan pertimbangan yang matang. Strategis
dan program yang dijalankan tanpa kajian yang matang tidak akan
memberikan hasil yang optimal. Salah satu penciptaan wirausaha baru yang
Tangguh dapat dilakukan pada tataran penciptaan iklim yang mampu
menanamkan budaya wirausaha dan pada tataran operasional.
B. Saran
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat menerima kritikan serta saran yang
membangun untuk memperbaiki makalah ini demi kesempurnaan makalah
kami berikutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Christi, M., & Betana. (2012). Gambaran Proses Kewirausahaan dan Faktor
Pemicu Kewirausahaan pada Usaha Zig Zag Juice di Salatiga. 1–48.

Hendarwan, D., & Darma, U. B. (2018). 279975-Menumbuhkan-Jiwa-Perilaku-


Dan-Nilai-Kewi-54Ca00D5. 17(2), 59–68.

Izni, A., & Dkk. (2016). Proses Kewirausahaan. Universita Lambung Mangkurat,
105030201111078, 2.
https://www.academia.edu/29423100/PROSES_KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan, K. D. A. N. N., & Arisanti, N. (n.d.). Makalah-Kwu-Kelompok-1.


2017, September 2013.

Kusnadi, & Yulia, N. (2020). KEWIRAUSAHAAN.pdf (p. 105).

Musyadar, A. (2006). Pengertian dan Proses Kewirausahaan: Modul 1.


Kewirausahaan, 1–25.

Setyawati, E. C. N., Nugraha, H. S., & Ainuddin, I. (2013). Karakteristik


Kewirausahaan Dan Lingkungan Bisnis Sebagai Faktor Penentu Pertumbuhan
Usaha. Jurnal Administrasi Bisnis, 2(1), 41–50.

Suharyono. (2017). Sikap Dan Perilaku Wirausahawan. Jurnal Ekonomi


MODERNISASI, 10(1), 38.

Sukirman, S. (2017). Jiwa Kewirausahaan dan Nilai Kewirausahaan Meningkatkan


Kemandirian Usaha melalui Perilaku Kewirausahaan. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis, 20(1), 117. https://doi.org/10.24914/jeb.v20i1.318

13

Anda mungkin juga menyukai