Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu : Veni Dayu Putri , M.Si

Disusun:

1. Annisa Saidah (22301047)


2. Egita Meidiliani (22301053)
3. Fuja Ariska (22301056)
4. Ismha Rian Alfhidhah (22301059)
5. M. Irwan (22301063)
6. Muhammad Zaki (22301066)
7. Noviola Rezky Mutiara (22301069)
8. Shindy Thyfanny Tiara (22301079)
9. Vivi Amalia (22301085)
10. Yuni Marsela (22301088)
11. Win irfandi Hasbi (22401310)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Konsep Kewirausahaan” dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah KEWIRAUSAHAAN I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Pada kesempatan kali ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Veni Dayu
Putri, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah KEWIRAUSAHAAN yang telah memberikan
tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Pembaca mungkin akan
menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan di masa yang akan
datang.

Pekanbaru, 31 Maret 2023

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi dan Rasional Kewirausahaan
2.2 Teori Kewirausahaan
2.3 Sejarah Kewirausahaan
2.4 Peran Kewirausahaan dalam Pembangunan Bangsa
2.5 Kelebihan dan kekurangan wirausaha
2.6 Karakteristik wirausahaan
2.7 Kepribadian wirausaha yang sukses
2.8 Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan wirausaha
2.9 Analisa pengembangan diri dan karakter kewirausahaan potensial
BAB III
3.1PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terdapat beberapa kajian mengenai latar belakang wirausaha. Aspek yang dikaji antara lain
meliputi lingkungan keluarga (childhood family environment), pendidikan (education), nilai
personal (personal values), umur (age), dan latar belakang pekerjaan (work history):
1. Lingkungan keluarga
Meskipun hasil beberapa studi relatif bervariasi, namun terdapat kesamaan mengenai
hubungan wirausaha dengan tipe orangtua pada masa kecil. Orangtua para wirausaha
cenderung mendukung dan mendorong sifat kemandirian, mengenar prestasi, dan
penanaman rasa tang- gung jawab kepada anaknya.
2. Pendidikan
Meskipun sebagian wirausaha mengalami drop out sekolah, seperti Andrew Carnegie,
Bill Gates, dan Henry Ford, namun dalam beberapa kajian membuktikan bahwa tingkat
pendidikan tetap menjadi faktor penting yang me- mengaruhi bertumbuhnya wirausaha.
3. Nilai personal
Dalam beberapa kajian, nilai personal seorang wirausaha juga dimiliki oleh manajer
maupun jenis pemim- pin lainnya, misalnya nilai-nilai kreativitas, perhatian pada kualitas
(produk dan pelayanan kepada konsumen), fleksibi- litas, kejujuran, dan etika dalam
berbisnis.
4. Umur
Dalam Hisrich, R.D. dan Peters, M. P. (1998) dikemu- kakan bahwa sebagian besar
wirausaha memulai karier se- bagai seorang wirausaha pada rentang usia antara 22
sampai 45 tahun.
5. Latar belakang pekerjaan.
Sebagian wirausaha terjun ke bis- nis karena ketidakpuasan dalam bekerja, misalnya
karena merasa kurang diberi kesempatan dalam promosi, bosan atau merasa kurang
tertantang dalam bekerja. Namun, ada pula yang dalam karier pekerjaan berhasil akhirnya
terjun ke bisnis sebagai wirausaha. Mereka melihat peluang berda- sarkan pengalaman

1
dalam bekerja, baik di pabrik, lembaga keuangan, agen/distributor maupun sebagai
tenaga pemasar.

Arti penting kewirausahaan:

1. Kewirausahaan mulai akhir abad XX mendapat tanggapan yang sangat besar.


Selanjutnya abad XXI dianggap abad kewirausahaan, menurut beberapa pakar.
Faktor-faktor yang mendorong perhatian terhadap kewirausahaan, karena peneliti di
berbagai negara yang sudah maju kesempatan kerja dan inovasi-inovasi baru
berkaitan dengan pendirian usaha-usaha kecil dan menengah yang disebut
entrepreneurial venture.
2. Perhatian terhadap peran kewirausahaan yaitu sebagai pencipta kesempatan kerja
baru, penghasilan baru,pembayar-pembayar pajak baru dan secara keseluruhan
disebut sebagai sumber pertumbuhan ekonomi juga sudah menyebar ke negara-negara
berkembang termasuk ke negara bekas USSR dan Republik Rakyat China.
3. Di dalam pembangunan negara-negara sedang berkembang dimana pengembangan
kewirausahaan masih dalam tahap permulaan telah menjadi perintang untuk
pertumbuhan, ternyata bahwa pembangunan bukan hanya memerlukan pembentukan
modal (dari dalam dan luar negeri) juga memerlukan pembentukan wirausaha-
wirausaha baru. Menurut Peter Drucker diperlukan sekitar 2% dari jumlah penduduk
suatu negara untuk menjadi wirausaha (inovatif)
4. Berbagai definisi telah banyak dilontarkan tentang kewirausaan, tetapi dalam uraian
sekarang akan dicoba memahami wirausaha dari aspek: a) Pemikiran (Mindset), b)
Tindakan (Action) dan, c) Proses (Process) seorang wirausaha memiliki mindset,
action dan process tersendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi ini, agar tersusun secara sistematis dan efisien maka timbulah
beberapa rumusan masalah diantaranya :

2
1. Latar belakang dan arti penting wirausaha
2. Defenisi dan rasional kewirausahaan
3. Teori kewirausahaan
4. Sejarah terkait kewirausahaan
5. Peran wirausaha dalam pembangunan bangsa
6. Kelebihan dan kekurangan wirausaha
7. Karakter wirausahaan
8. Kepribadian wirausaha yang sukses
9. Factor-faktor yang menyebabkan kegagalan wirausaha
10. Analisa pengembangan diri dan karakter kewirausahaan potensial

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Latar belakang dan arti penting wirausaha
2. Mengetahui Defenisi dan rasional kewirausahaan
3. Mengetahui Teori kewirausahaan
4. Mengetahui Sejarah terkait kewirausahaan
5. Mengetahui Peran wirausaha dalam pembangunan bangsa
6. Mengetahui Kelebihan dan kekurangan wirausaha
7. Mengetahui Karakter wirausahaan
8. Mengetahui Kepribadian wirausaha yang sukses
9. Mengetahui Factor-faktor yang menyebabkan kegagalan wirausaha
10. Mengetahui Analisa pengembangan diri dan karakter kewirausahaan potensial

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi dan Rasional Kewirausahaan


Pengertian Kewirausahaan:

A. Wirausahawan adalah seseorang yang menemukan gagasan baru dan selalu berusaha
menggunakan sumber daya yang dimiliki secara optimal untuk mencapai tingkat
keuntungan tertinggi.

B. Wirausahawan adalah orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim, yaitu orang
yang dapat mengenali potensi atas barang dan jasa. Wirausahawan akan bereaksi
terhadap perubahan ekonomi dan kemudian menjadi pelaku dalam mengubah permintaan
menjadi produksi.
C. Wirausahawan adalah orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam
menciptakan usaha yang baru. Wirausahawan memiliki pemahaman sendiri akan
kebutuhan masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Wirausahawan akan
memengaruhi masyarakat dengan membuka usaha baru, tetapi pada saat yang sama ia
dipengaruhi oleh masyarakat untuk mengenali kebutuhan dan memenuhinya melalui
ketajaman manajemen sumber daya.
D. Wirausahawan adalah orang yang dapat melihat cara-cara yang ekstrem dan mau
mengubah sesuatu yang tak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai
tinggi (misalnya, dari terigu menjadi roti bakar yang lezat), dengan cara memberikan nilai
baru ke barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia. Apabila suatu nilai
ditambahkan ke dalam suatu produk/barang, maka akan didapatkan keuntungan.
Berdasarkan pendapat para pakar yang diuraikan di atas, terdapat ciri umum yang selalu
terdapat dalam diri wirausahawan, yaitu kemampuan mengubah sesuatu menjadi lebih
baik atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, atau berjiwa kreatif dan inovatif.
Ciri "kreatif" dan "inovatif" ini sebagai sifat yang terdapat pada diri wirausahawan. Jadi,

4
pengusaha atau wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan sebuah
usaha atau bisnis yang dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian untuk memperoleh
keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara mengenali Weausahawan adalah
seseorang yang menciptakan usaha, penuh risiko, dan ketidakpastian. kesempatan dan
memanfaatkan sumber daya yang diperlukan. Bagaimana pendidikan kewirausahaan saat
ini di perguruan tinggi? Cukup banyak kewirausahaan agar menghasilkan suatu embrio
wirausahawan wirausahawan muda (young entrepreneurs). Hal ini dilakukan sebagai
salah satu upaya perguruan tinggi untuk menghasilkan sarjana sebagai pencipta lapangan
kerja dan bukan hanya penghasil sarjana pencari kerja, yang pada akhirnya justru menjadi
pengangguran karena semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan. perguruan tinggi di
Indonesia yang telah mengembangkan program khusus dalam bidang Oleh sebab itu,
dalam pendidikan kewirausahaan, peranan dosen adalah sebagai fasilitator dalam
memotivasi, mengarahkan, dan mempersiapkan para calon sarjana agar mempunyai
motivasi kuat, keberanian, kemampuan, serta karakter pendukung lainnya dalam
mendirikan usaha baru
2.2 Teori Kewirausahaan
teori kewirausahaan dapat dikelompokkan menjadi dua tema yaitu:

1. mengutamakan peluang usaha. Pada teori yang mengutamakan peluang usaha lebih
banyak dianut oleh para ahli ekonomi
2. mengutamakan tanggapan pihak lain atas peluang tersebut. Pada teori yang
mengutamakan perbedaan tanggapan pihak lain atas peluang usaha banyak dianut oleh
ahli sosiologi dan psikologi. Adanya perbedaan pandangan tentang teori kewirausahaan
ini berakibat pada kebijakan dan tindakan dalam mengembangkan usaha (Fadiati dan
Purwana, 2011).

Selanjutnya terkait dengan teori-teori kewirausahaan diantaranya yang dapat dicatat adalah:

1. Teori ekonomi.
Teori ini menyatakan bahwa entrepreneur akan muncul dan berkembang kalau ada
peluang ekonomi, maka dalam mengembangkan usaha dapat berwujud pada tindakan
yaitu:
a.Secara sengaja menciptakan peluang ekonomi.

5
b. Menyebarluaskan informasi tentang peluang ekonomi.
c. Menawarkan insentif agar orang mau menanggung resiko
d. Menjadi inovator dan membangun organisasi.
2. Teori sosial.
Teori ini menyatakan bahwa warisan sosial merupakan salah satu penentu utama dalam
kewirausahaan maka dalam mengembangkan usaha suatu masyarakat tertentu harus
dipertimbangkan ketimpangan-ketimpangan sosial yang mempengaruhi serta harus
melakukan rekayasa-rekayasa sosial untuk meluruskannya. Teori ini didasari atas adanya
perbedaan tanggapan atas berbagai kelompok sosial seperti ras, suku, agama, dan kelas
sosial. Tokoh pada aliran ini adalah Max Weber dan Hagen.
3. Teori psikologi.
Teori ini menyatakan bahwa suksesnya seorang entrepreneur tidak tergantung pada
keadaan lingkungan, tetapi pada faktor kepribadian. Dalam teori ini dikatakan bahwa
hubungan antara prilaku kewirausahaan dengan kebutuhan untuk berprestasi (need for
achievement) sangat erat. Kebutuhan untuk berprestasi terbentuk pada masa anak-anak
antara lain melalui isi bacaan untuk anak-anak sekolah dasar. Oleh sebab itu kebutuhan
untuk berprestasi harus ditanamkan sejak usia dini. Tokoh dalam teori ini David
Mc.Clelland.
4. Teori prilaku.
Teori ini menyatakan bahwa prilaku seorang entrepreneur adalah hasil dari sebuah kerja
yang berlandasakan pada konsep dan teori bukan karena sifat kepribadian seseorang atau
berdasarkan intuisi. Jadi menurut teori ini kewirausahaan dapat diperlajari dan dikuasai
secara sistematis, sistematik dan terencana

6
2.3 Sejarah Kewirausahaan
Perkembangan teori kewirausahaan selaras dengan luasnya perkembangan di dalam istilah itu
sendiri. Kata pengusaha atau wirausahawan (entrepreneur) berasal dari bahasa Perancis, dan
jika diterjemahkan secara bahasa berarti "di antara pengambil" (between-taker) atau “menuju
di antara" (go-between). Sejarah kewirausahaan menurut Robert D. Hisrich, dkk (2008: 6-8)
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Periode Awal
Definisi paling awal dari pengusaha sebagai sebuah go- between adalah Marco Polo,
yang mencoba untuk mengem- bangkan rute perdagangan hingga Timur Jauh. Marco
Polo sebagai seorang yang go-between, akan menandatangani kon- trak dengan
pemilik uang (pelopor adanya modal ventura saat ini) untuk menjual barangnya.
Kontrak yang umum pada periode tersebut adalah memberikan pinjaman kepada
peda- gang-pengembara pada tingkat 22,5 persen, termasuk asuran- si. Si kapitalis
dalam hal ini menanggung risiko secara pasif pedagang-pengembara mengambil
peran yang aktif dalam per- dagangan dengan menanggung seluruh risiko fisik dan
emosi- onal.

2. Abad Pertengahan
Istilah pengusaha pada abad pertengahan ini sudah di- gunakan untuk
menggambarkan pelaku maupun orang yang mengelola proyek-proyek produksi
besar. Orang-orang pada proyek ini tidak mengambil risiko apa pun, melainkan me-
ngelola proyek dengan sumber daya yang disediakan, biasanya oleh pemerintah suatu
negara. Satu jenis pengusaha pada abad pertengahan adalah klerek, yaitu orang yang
ditugaskan untuk pekerjaan arsitektur, seperti kastil dan menara, gedung-gedung
umum, dan katedral.

3. Abad ke-17
Abad ke-17 memunculkan kembali kaitan antara risiko dengan kewirausahaan, di
mana pengusaha adalah orang yang menjalankan kerja sama dengan pemerintah
untuk menyedia-kan jasa atau produk yang ditentukan. Harga kontrak yang telah

7
ditentukan ini membuat setiap laba atau rugi yang terjadi men- jadi milik pengusaha.
Salah seorang pengusaha pada periode ini adalah John Law, asal Perancis, yang
diizinkan untuk mendi- rikan sebuah bank kerajaan.

4. Abad ke-18
Pada abad ke-18, seseorang yang mempunyai modal dibe- dakan dari orang yang
membutuhkan modal, dengan kata lain, pengusaha dibedakan dari penyedia modal
(yang sekarang dikenal pemodal ventura). Alasan pembedaan ini adalah indus-
trialisasi yang terjadi di seluruh dunia. Penemuan-penemuan pada ke-18 ini
contohnya adalah kasus penemuan Eli Whitney dan Thomas Edison, yang
mengembangkan sebuah teknolo- gi baru namun tidak dapat membiayai sendiri
penemuannya. Whitney membiayai pemintal katunnya dengan harta kerajaan yang
dipisahkan, sedangkan Edison memperoleh modal dari sumber pribadi untuk
mengembangkan percobaan dalam bi- dang listrik dan kimia

5. Abad ke-19 dan Abad ke-20 Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, pengusaha
se- ringkali tidak dibedakan dengan manajer dan sering kali dipan- dang dari sebuah
perspektif ekonomi. Pengusaha dalam pers- pektif ini dianggap sebagai seorang yang
mengorganisasi dan mengoperasikan perusahaan untuk keuntungan pribadi. Se-
orang pengusaha membayar pada harga sekarang untuk bahan PEMAHAMAN
KEWIRAUSAHAAN baku yang dibutuhkan, tanah yang digunakan, jasa orang yang
dipekerjakan, dan modal yang dipakai.

2.4 Peran Kewirausahaan dalam Pembangunan Bangsa


Wirausaha yang secara mandiri membangun usaha berperan penting pada
ekonomi negara. Menurut Peter F. Drucker, wirausaha adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru, berbeda, dan khas. Sementara menurut
Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, dan Doug Wilson wirausaha adalah
seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko untuk mendapatkan
keuntungan dan pertumbuhan, dengan cara mengidentifikasi peluang dan sumber-sumber
daya yang diperlukan sehingga dapat dimanfaatkan. Dengan demikian pengertian

8
wirausaha adalah orang yang menciptakan hal baru dan inovatif serta berani mengambil
risiko untuk mendapatkan keuntungan.
Peran kewirausahaan dalam perekonomian Indonesia adalah Indonesia merupakan
negara berkembang mengingat jumlah penduduknya yang relatif banyak. Hal ini tentu
berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial yang belum merata kesejahteraannya.
Masalah yang umumnya dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia adalah
tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran, rendahnya tingkat kesejahteraan dan
pendidikan, mahalnya harga pangan dan kesehatan, dan sebagainya. Cara untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukanperan kewirausahaan dalam
perekonomian Indonesia adalah. Melalui pengertian di atas, dapat diketahui peran
wirausaha dalam perekonomian Indonesia adalah sangat diperlukan untuk menciptakan
bisnis baru agar dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan menciptakan
lapangan kerja baru,peran kewirausahaan dalam perekonomian Indonesia adalah
mengurangi pengangguran dan kemiskinan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Hal ini serta-merta dapat membantu perputaran perekonomian di Indonesia.
Namun, untuk bisa menjadi wirausaha yang handal, seseorang harus berusaha menjadi
produktif, memiliki kemandirian yang tinggi, dan mampu melihat peluang dan tantangan
yang ada. Berikut peran wirausaha dalam perekonomian Indonesia dilansir dari situs
Investopedia, di antaranya adalah:
1. Memacu pertumbuhan ekonomi
Peran wirausaha dalam perekonomian Indonesia adalah produk dan layanan baru
yang diciptakan oleh wirausaha dapat menghasilkan efek berjejang. Hal ini
merupakan salah satu peran kewirausahaan dalam perekonomian Indonesia adalah
bisa merangsang bisnis atau sektor terkait sehingga dapat mendukung usaha baru
dan berdampak pada peningkatan ekonomi.

2. Menambah pendapatan negara


Peran kewirausahaan dalam perekonomian Indonesia adalah menambah
pendapatan negara. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email Usaha baru yang dibangun oleh wirausaha membantu

9
menghasilkan pendapatan bagi negara. Dari bisnis tersebut, pemerintah dapat
menarik pajak yang akan berkontribusi pada pendapatan negara. Selain itu, usaha
yang didirikan wirausaha dapat meningkatkan lapangan kerja sehingga akan
meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga berkontribusi juga pada
pendapatan negara. Pendapatan negara ini bisa dimanfaatkan pemerintah untuk
memberikan pelatihan kepada tenaga kerja supaya bisa kembali melahirkan
wirausahawan.
3. Wirausaha menciptakan perubahan sosial
Peran wirausaha dalam perekonomian Indonesia adalah dapat menciptakan
perubahan sosial.Wirausaha berlomba melahirkan inovasi dan ide baru di sektor
usahanya. Hal ini membuat wirausaha dapat mengurangi ketergantungan pada
sistem bisnis yang sudah usang. Ini dapat meningkatkan kualitas hidup,
peningkatan moral dan kebebasan ekonomi yang lebih besar karena dunia usaha
dan masyarakat menjadi semakin inovatif. Contohnya layanan transportasi online
dan pesan antar makanan yang dapat mengubah cara hidup masyarakat dalam
menggunakan transportasi umum dan kuliner. Jika semula masyarakat
menggunakan transportasi umum seperti bis, angkot, becak, dan ojek berubah
menjadi menggunakan layanan transportasi online.
Kemudian layanan pesan antar makanan online juga bisa mengubah gaya hidup
masyarakat dan membantu pertumbuhan UMKM di bidang kuliner. Dengan
demikian, peran kewirausahaan dalam perekonomian Indonesia adalah akan
berdampak pada bisnis dan produktivitas masyarakat. Peran pemerintah untuk
wirausaha.

Melihat peran kewirausahaan dalam perekonomian Indonesia adalah yang sangat


besar, dibutuhkan peranan dari pemerintah untuk membantu wirausaha
berkembang lebih baik serta menciptakan wirausaha-wirausaha baru di Indonesia.
Salah satunya dengan membuat kebijakan dan regulasi yang mendukung wirausaha
dalam mengembangkan usahanya. Selain itu, pemerintah juga perlu mengawasi
persaingan antar wirausaha agar tetap sehat. Pasalnya, ternyata jumlah wirausaha
yang terlalu tinggi juga tidak baik karena dapat menyebabkan ketimpangan

10
pendapatan dan membuat masyarakat tidak bahagia. Hal ini dikarenakan wirausaha
akan bersaing terlalu ketat dan menghilangkan pilihan karir bagi individu. Oleh
karenanya, hubungan antara wirausaha dan pembangunan ekonomi negara sangat
penting untuk dipahami pemerintah selaku pembuat kebijakan dan pelaku
wirausaha sendiri. Sebab, dengan memahami kelemahan dan peran wirausaha
dalam perekonomian Indonesia adalah memungkinkan pendekatan yang seimbang
untuk memelihara kewirausahaan yang diambil agar dapat menghasilkan dampak
ekonomi dan sosial yang positif.

2.5 Kelebihan dan kekurangan wirausaha


Adapun kelebihan-kelebihan Kewirausahaan atau
wiraswasta diantaranya yaitu:
1. Kelebihan untuk melakukan apa yang disukai sambil mendapatkan penghasilan.
2. Kesempatan untuk mewujudkan mimpi, idealisme atau cita-cita. Bisa saja
memperbaiki sesuatu kesalahan yang ada saat ini, atau membuat sesuatu yang baru.
Contohnya mengganti biji plastic yang saat ini merusak lingkungan dengan bahan
yang ramah lingkungan.
3. Untuk mencapai potensi penuh Anda Dengan berwiraswasta bersrti kita bebas
memutuskan dan mengembangkan potensi diri dan team kita kearah yang kita cita-
citakan. Mencoba hal-hal yang sebelumnya Anda tidak bisa melakukannya.
4. Untuk menuai keuntungan guna meningkatkan kesejahteraan
5. kontribusi kepada pelanggan, dan masyarakat yang lebih luas.
6. Mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda.

Ada kelebihan-kelebihan dari kewirausaha dan adapun kekurangan-kekurangan dari


Wirausaha atau Wiraswasta adalah:

11
1. Ketidakpastian pendapatan. Mendirikan dan menjalankan usaha tidak memberikan
jaminan kepastian jaminan kepastian pendapatan setiap bulan atau setiap tahun
seperti halnya bekerja. Dan bukan hanya tidak mendapatkan penghasilan tetapi bisa
menguras tabungan.
2. Risiko kehilangan seluruh investasi.
3. Tingkat kegagalan bisnis kecil relative tinggi. Dalam bukunya yang sangat
fenomenal Michael E. Gerber- the e-myth, beliau membagikan bahwa di Amerika
Serikat usaha kecil yang baru dimulai 40% nya tutup pada tahunpertama. Llu
80%nya tutup sebelum tahun ke-5. Sisanya dari perusahaan kecil tersebut, 80% nya
akan tutup sebelum berumur 10 tahun. Jadi hanya 4% perusahaan kecil yang mampu
bertahan lebih dari 10 tahun.
4. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras. Jika nada membayangkan wiraswasta
lebih santai dan lebih banyak waktu senggang, karena iming- iming "autopilot"
diatas, mungkin anda harus memikirkan kembali keputusan Anda untuk
berwiraswasta.
5. Hidup memikirkan bisnis setiap saat, kualitas hidup lebih rendah khususnya pada
awal bisnis didirikan.
6. Tuntutan dan Tanggung jawab menjadi kompleks, banyak pengussha diharuskan
untuk mempelajari dan membuat keputusan mengenai isu-isu di luar keahliannya.

2.6 Karakteristik wirausahaan


Maksud dari karakter kewirausahaan ialah perilaku, sikap, ciri khas, atau tindakan
seseorang untuk membuat serta mewujudkan sebuah unit usaha.

Ada 2 jenis karakteristik kewirausahaan, yaitu:

1. Kualitas Dasar Kewirausahaan yang meliputi kualitas daya berpikir dan daya fisik.
⇒ berpikir kreatif, berpikir inovatif, berpikir orisinil, berpikir sistem, terampil
mengambil keputusan dan selalu berpikir positif.
2. Kualitas Instrumental Kewirausahaan yaitu penguasaan lintas disiplin ilmu.
⇒ harus memahami bidang lain seperti matematika, ekonomi, manajemen, dll.

12
2.7 Kepribadian wirausaha yang sukses
Kepribadian merupakan ciri khas yang dimiliki setiap individu, meliputi kualitas psikis
yang khas pada seseorang sehingga membuat seseorang tersebut unik.Dengan
kepribadian yang dimiliki oleh seseorang, dia dapat memikat orang lain, orang yang
menjadi simpati padanya, orang yang tertarik dengan pembicaraannya, orang terkesima
olehnya. Sehingga, dengan kepribadian seperti ini tentu berpeluang besar untuk berhasil
dalam menjalani usahanya. Terdapat beberapa kepribadian wirausaha lainnya,
yaituberorientasi pada hasil, kepemimpinan, kerja keras, dan masih banyak lagi, akan
mendukung terbentuknya sumberdaya manusia yang mampu mengelola usaha.

2.8 Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan wirausaha


Faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya, yaitu :
1. Tidak kompeten dalam manajerial
Dalam sebuah usaha seorang wirausaha harus memiliki kemampuan pengetahuan
dalam mengelola suatu usaha. Apabila tidak kompeten dapat menjadikan faktor
utama yang membuat usaha kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman
Faktor yang menyebabkan kegagalan dalam wirausaha termasuktidak memiliki
kemampuan atau kurang pengalaman dalam dibidang teknik dalam mem-
visualisasikan usaha, kemampuan mengorganisasikan, keterampilan mengelola
sumber daya manusia maupun kemampuan mengintegrasikan operasi usaha.
3. Tidak dapat mengendalikan keuangan
Faktor keuangan juga dapat menyebabkan kegagalan dalam wirausaha apabila tidak
dapat mengatur operasional usahanya. Diperlukan pencatatan secara cermat dalam
penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan operasional agar dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
4. Gagal dalam perencanaan
Merencanakan suatu kegiatan merupakan faktor utama, apabila gagal dalam
melakukan perencanaan akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan usahanya.
5. Lokasi kurang memadai

13
Menempati lokasi yang strategis merupakan faktor yang menentukan dalam kegiatan
usaha. Apabila lokasi kurang strategis menjadi penyebab kegagalan dalam usaha.
6. Kurang pengawasan
Dalam melakukan efesiensi dan efektivitas setiap kegiatan usaha diperlukan
pengawasan yang ketat, apabila kurang pengawasan dapat mengakibatkan tidak
efisien dan efektif.
7. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam menjalankan wirausaha
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam menjalankan usaha,
dapat membuat kegagalan dalam usaha karena dapat mengakibatkanusaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal, dengan sikap yang setengah hati kemungkinan
gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi wirausaha
Seorang wirausaha harus mampu menghadapi perubahan, keberhasilan dalam
berwirausaha bisa didapat apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan sewaktu-waktu.
9. Pendapatan tidak menentu
Dalam berwirausaha, tidak ada jaminan bahwa usaha akan memperoleh pendapatan
yang berkesinambungan. Kondisi kadang mengalami rugi dan untung. Hal ini
membuat seorang wirausaha meninggalkan kegiatan usahanya.
10. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
Wirasasmita (1998) menyatakan bahwa, tingkat moralitas/kegagalan usaha kecil di
Indonesia mencapai 78%. Akibat kegagalan investasi seorang wirausaha akan
mundur dari kegiatan usahanya.
11. Perlu kerja keras dan waktu yang lama
Seorang wirausaha yang melakukan pekerjaan secara mandiri akan membutuhkan
waktu lama dan harus bekerja keras, disamping itu masih belum siap menerima
tantangan dalam dunia usaha. Hal ini yang mengakibatkan mundur dan gagal dalam
menjalankan usahanya.
12. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap
Bagi pedagang yang kualitas kehidupannya tidak meningkat akan mundur dari
usahanya dan akan bekerja pada usaha yang

14
2.9 Analisa pengembangan diri dan karakter kewirausahaan potensial
1. Pengertian pengembangan diri
Pengembangan diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud
maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya
terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Jadi kalau dihubungkan dengan
kewirausahaan berarti kemampuan, kekuatan yang dimiliki seseorang dalam
berusaha atau melakukan suatu usaha.

Secara umum, pengembangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.


a. Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya
tangkap.
b. Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap
tekanan. Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta
kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata
dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.

Menurut "Howard Gardner", potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai
berikut:
1. Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik
lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para
sastrawan, editor, dan Jurnalis
2. Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan
bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
3. Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk
dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat.
Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu
4. Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari,
pemahat, atlet dan ahli bedah.

15
5. Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan
menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta
lagu dan penyanyi.
6. Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka
terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki
oleh seseorang motivator dan fasilitator,
7. Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri.
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi (merenung) dan
keseimbangan diri.
8. Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna
dengan baik.
9. Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab
persoalan- persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup,
mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan akhirnya mati.
Potensi diri sebaiknya dikembangkan dengan cara berusaha dengan keras. Karena
potensi ini tidak akan berpengaruh bila kita tidak berusaha untuk mengembangkan
dan mewujudkanya.

Sifat Seorang Wirausaha Seoarang wirausaha agar selalu bertahan dalam


kewirausahaan harus memiliki sifat-sifat seperti berikut:
1. Percaya Diri.
Wataknya: Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2. Berorientasikan Tugas dan Hasil.
Wataknya:Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan
dan ketabahan,memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki
inisiatif.
3. Pengambil Resiko.
Wataknya: Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan
4. Kepemimpinan Wataknya Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul
dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
5. Keorisinilan

16
Wataknya Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wirausahawan adalah orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam
menciptakan usaha yang baru. Wirausahawan memiliki pemahaman sendiri akan
kebutuhan masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Wirausahawan akan
memengaruhi masyarakat dengan membuka usaha baru, tetapi pada saat yang sama
ia dipengaruhi oleh masyarakat untuk mengenali kebutuhan dan memenuhinya
melalui ketajaman manajemen sumber daya.
Peran kewirausahaan dalam perekonomian Indonesia adalah Indonesia merupakan
negara berkembang mengingat jumlah penduduknya yang relatif banyak. Hal ini
tentu berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial yang belum merata
kesejahteraannya. Masalah yang umumnya dihadapi oleh negara berkembang seperti
Indonesia adalah tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran, rendahnya tingkat
kesejahteraan dan pendidikan, mahalnya harga pangan dan kesehatan, dan
sebagainya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muhammad. Pengantar karakteristik Kewirausahaan: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Kencana. 2017.
Nur, Andi. 2022. Kewirausaha Biologi. Media Sains Indonesia: Jakarta

18
19

Anda mungkin juga menyukai