Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

KONSEP HOME CARE

Dosen Pembimbing :
Kastubi S. Kep. Ns., M. Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Bella Sungkono Putri P27820119058
2. Desi Novita Sari P27820119061
3. Diyah Ajeng Kusuma W P27820119065
4. Dwi Rachmawati P27820119066
5. Eka Viola Vernanda P27820119067
6. Novia Nuzula P27820119081
7. Nur Maulidiah Rahmawati P27820119082
8. Rendy Andhika Putra P27820119088
9. Rine Priga Auratika P27820119089
10. Wulan Sekar Oktaviani P27820119097

TINGKAT II REGULER B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN SOETOMO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “Strategi Kewirausahaan” ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah
Kewirausahaan yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini. Tak lupa
pula ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan saran serta
bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca demi terciptanya makalah yang baik dan benar di kemudian hari.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 11 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………..............................................ii

DAFTAR ISI………………………………………….............................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………................1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...............................2
1.3 Tujuan……………………………………………………………….................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kewirausahaan……………………………………..............................3


2.2 Proses Kewirausahaan……………………………….........................................4
2.3 Ciri-ciri penting tahap permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan..................5
2.4 Proses awal kewirausahaan………………………………………….................6
2.5 Proses perkembangan kewirausahaan………………………………….............8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….................11
3.2 Saran…………………………………………………………………................11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...........................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia
wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh
wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua
aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja,
personalia, dan pengawasan.
Wirausaha (entrepreneur) memegang peranan yang sangat penting dalam
memajukan ekonomi suatu negara. Kemajuan ekonomi mestinya sejalan
dengan kemampuan dan peningkatan daya beli, peningkatan taraf
kesejahteraan hidup dan kemakmuran bangsa yang merata dan dirasakan
secara nyata, bukan hanya ditunjukkan oleh angka-angka statistik saja.

Di dalam kewirausahaan terkandung nilai, kemampuan dan proses.


Adanya nilai dan kemampuan pada diri seorang wirausahawan dapat
memunculkan suatu peluang usaha dalam kegiatan berwirausaha. Untuk itu
setiap wirausaha dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang
terjadi dipasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai
perubahan yang ada di lingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dengan
dunia bisnis lainnya dan berupaya untuk meminimalisasi kelemahan-
kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki. Dengan demikian
para wirausaha dituntut untuk memilih dan menetapkan strategi yang dapat
digunakan untuk menghadapi persaingan.Dengan adanya tekanan persaingan
begitu ketat, baik secara langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi
kinerja organisasi bisnis baik dalam hal teknologi, kebutuhan pelanggan dan
siklus produk.

Pada saat kondisi seperti itulah sangat diperlukan strategi yang tepat
dalam mengambil keputusan maupun langkah-langkah tertentu untuk

1
mempertahankan usahanya tersebut. Strategi bersaing juga diperlukan teknik
atau cara-cara yang akan dilakukan untuk pengembangan usaha.

Didalam berwirausaha juga ada beberapa aspek yang menentukan


berhasil tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal,
pengelolaan maupun pemasaran. Modal bisa di dapat dari berbagai cara
inisalnya dengan modal yang kita punya sendiri ataupun dengan pinjaman.
Oleh karena itu dibutuhkan juga suatu kemitraan atau hubungan sosial yang
baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak
dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya,
maupun kreatifitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Kewirausahaan?
2. Apa itu Proses Kewirausahaan?
3. Apa saja ciri-ciri penting tahap pemulaan dan pertumbuhan
kewirausahaan?
4. Bagaimana proses awal kewirausahaan?
5. Bagaimana proses perkembangan kewirausahaan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui proses kewirausahan
3. Untuk mengetahui ciri-ciri penting tahap pemulaan dan pertumbuhan
kewirausahaan.
4. Untuk mengetahui proses awal kewirausahaan
5. Untuk mengetahui perkembangan kewirausahaan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kewirausahaan

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk


melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan
yang tepat  dan  mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Menurut Arif F. Hadipranata, wirausaha adalah sosok pengambil
risiko yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta
menerima keuntungan financial ataupun non uang.

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam


bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam
bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan .
Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang
berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang
mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemauan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi/daya guna, dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan keuntungan yang lebih besar (Menurut Inpres No. 4
Tahun1995 tentang GNMMK).

Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola


sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan
agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda
dimasa mendatang. Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan
sekecil mungkin tingkat kemiskinan yang tinggi. Menngandalkan investor
asing untuk membuka lapangan kerja tidaklah cukup, menghimbau kepada
perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau buruhnya juga sulit
diwujudkan. Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah mengandalkan
sector pendidikan utnuk mengubah pola piker lulsannya dari berorientasi

3
mencari kerja menjadi mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi
wirausahawan mandiri

2.2 Proses Kewirausahaan


Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3) proses
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengarugi
oleh beberapa faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi,
seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian,
implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi
wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor
yangberasal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai,
pendidikan, pengalaman.
Sedangakan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi
diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi
berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi
lingkungan, organisasi dan keluarga.
Proses kewirausahaan meliputi empat fase khusus yaitu :
1. Identifikasi dan evaluasi peluang yang ada. Evaluasi peluang merupakan
elemen yang paling kritikal dari proses kewirausahaan karena
memungkinkan seorang wirausaha apakah produk atau servis khusus
dapat menghasilkan hasil yang diperlukan untuk sumber-sumber yang
bermanfaat bagi wirausahaguna mengidentifikasi peluang-peluang
bisnis: para konsumen. Serikat dagang, para anggota system distribusi,
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang teknik.
2. Pengembangan rencana bisnis dalam hal mempersiapkan rencana bisnis
adalah penting untuk memahami persoalan-persoalan inti yang terlibat
di dalamnya. Karakteristik dan besarnya segmen pasar, syarat produksi,
rencana financial, rencana organisasi dan syarat financial
3. Penilaian sumber daya yang diperlukan, untuk mewujudkan peluang
yang ada perlu diketahui tersebut diawali dengan tindakan penilaian
sumber daya wirausaha yang dimiliki. Melalui pemahan kebutuhan para
pensuplai sumber-sumber daya tersebut, seorang wirausaha dapat

4
menstruktur sebuah persetujuan yang memungkinkan mendapatkan
sumber-sumber daya dengan biaya serendah mungkin.
4. Melaksanakan manajemen usaha tersebut setelah sumber daya dicari,
maka sang wirausaha perlu mengaktifkan melalui implementasi rencana
bisnis. Hal tersebut mencakup kegiatan yang mengimplementasikan
sebuah gaya dan struktur rencana bisnisnya.

2.3 Ciri-Ciri Penting Tahap Permulaan Dan Pertumbuhan Kewirausahaan


Berdasarkan hasil penelitian terhadap 115 usaha kecil unggulan di
Kabupaten Bandung yang dilakukan oleh penulis diperoleh kesimpulan
bahwa pada umumnya pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil
tersebut memiliki tiga ciri penting, yaitu:
1. Tahap imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating).

Pada tahap pertama, yaitu proses imitasi dan duplikasi, para


wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya untuk memulai
atau merintis usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang lain,
dalam menciptakan jenis barang yang akan dihasilkan imita meniru
yang sudah ada. Teknik produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha,
dan dupli pola pemasarannya meniru yang sudah ada. Beberapa
keterampilan tertentu diperoleh dan melalui magang atau pengalaman
baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan tetapi tidak
sedikit pula wirausaha yang berhasil karena proses pengamatan.
2. Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating and developing).
Pada tahap pertama, yaitu proses imitasi dan duplikasi, para
wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya untuk memulai
atau merintis usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang lain,
dalam menciptakan jenis barang yang akan dihasilkan imita meniru
yang sudah ada. Teknik produksi, desain, pemrosesan, organisasi
usaha, dan dupli pola pemasarannya meniru yang sudah ada. Beberapa
keterampilan tertentu diperoleh dan melalui magang atau pengalaman
baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan tetapi tidak
sedikit pula wirausaha yang berhasil karena proses pengamatan.

5
3. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda (creating
new and different).
Setelah tahap duplikasi dan pengembangan, kemudian tahap
menciptakan sendiri sesuatu yang baru dan berbeda melalui ide-ide
sendiri sampai terus berkembang. Pada tahap ini wirausaha biasanya
mulai bosan dengan proses produksi yang ada, keingintahuan,
ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai fiftibul dan adanya
keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul secara menggebu-
gebu. Pada tahap ini organisasi usaha mulai diperluas dengan skala
yang lugs pula, produk mulai diciptakan sendiri berdasarkan
pengamatan pasar dan berdasarkan kebutuhan konsumen, ada keinginan
untuk menjadi penantang pasar (market challenger) bahkan pemimpin
pasar (market leader). Produk-produk unik yang digerakkan oleh pasar
(market driven) mulai diciptakan dan disesuaikan dengan
perkembangan teknik yang ada. Beberapa industri kecil tertentu,
misalnya industri kecil sepatu dan industri konveksi mulai menantang
pasar (market challenger), sedangkan industri lainnya yang
menggunakan teknik produksi tradisional dan semi modern masih
menjadi pengikut pasar(market follower).

Dilihat dari prosesnya, Zimmerer membagi perkembangan


kewirausahaan ke dalam dua tahap, yaitu:

1. Tahap awal (perintisan)


2. Tahap pertumbuhan

2.4 Proses Awal Kewirausahaan


Seseorang yang memiliki kemauan berusaha biasanya diawali
dengan adanya suatu tantangan. Ada tantangan, maka ada usaha untuk
berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Ada usaha pasti ada tantangan. Bila
tidak ada tantangan, tidak akan ada usaha, yaitu berfikir kreatif dan
bertindak inovatif. Dengan adanya tantangan tersebut, seseorang akan
berpikir kreatif untuk melahirkan ide-ide, gagasan-gagasan, khayalan-
khayalan, dan dorongan untuk berinisiatif. Khayalan-khayalan (dreams)

6
ini memang penting untuk melahirkan gagasan. Gagasan, ide, dan
dorongan muncul apabila kita berpikir kreatif. Dengan demikian, bila tidak
ada tantangan, kita tidak akan kreatif. Semua tantangan pasti memiliki
risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh sebab itu
wirausahawan adalah orang yang berani menghadapi risiko dan menyukai
tantangan.
Pada hakikatnya manusia berkembang dari pengalaman, belajar dan
berpikir. Ide kreatif dan inovatif wirausahawan kadang kala muncul
melalui proses imitasi (peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang
menjadi proses pengembangan, dan berujung pada proses penciptaan
sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi). Kemampuan berinovasi
wirausahawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari diri
pribadi maupun dari lingkungan.
Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah dorongan untuk
berprestasi, komitmen yang kuat, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan
pengalaman yang dimiliki (terinternalisasi). Inovasi ini akan dipicu oleh
faktor pemicu yang berasal dari lingkungan pada waktu inovasi, yaitu
peluang, model peran, dan aktivitas.
Kewirausahaan muncul apabila memiliki motivasi, komitmen
(kesungguhan), nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor-
faktor pribadi akan berkembang bila dipicu oleh lingkungan, seperti
peluang, peran, aktivitas, persaingan, sumber daya, kebijakan pemerintah,
pesaing, pelanggan, pemasok (supplier) investor, dan banker lainnya.
Berikut adalah proses menuju kewirausahaan yang sukses yang
diawali dengan tantangan dan diakhiri dengan keberhasilan.
Pertama, dengan ada tantangan, seorang wirausahawan akan berpikir
kreatif dan berusaha inovatif. Orang yang berpikir kreatif dan bertindak
inovatif adalah orang yang produktif. Oleh sebab itu, orang yang memiliki
tantangan selalu berfikir kreatif, produktif, dan inovatif.
Kedua, akan ada usaha dan setiap usaha pasti ada tantangan. Sekali
menemukan tantangan, maka tantangan berikutnya akan tumbuh.
Tantangan merangsang wirausahawan berpikir kreatif dan bangkit,

7
mengkhayal (dreams) menggagas, mencari jalan keluar dari tantangan.
Proses kreatif inilah yang oleh Zimmerer (1996) didefinisikan sebagai
“berpikir sesuatu yang baru (thinking new things)”. Hasil berpikir (kreatif)
adalah gagasan, khayalan, imajinasi, dan ide-ide, yang kemudian
diimplementasikan dalam bentuk tindakan nyata (inovasi), yaitu
“melakukan sesuatu yang baru (doing new things) untuk menghasilkan
produk-produk inovatif. Kreativitas dan inovasi dilakukan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dikenal dengan nilai
tambah. Nilai tambah akan menghasilkan daya saing, dan daya saing akan
menghasilkan peluang.
Ketiga, seseorang berpikir (kreatif) dan bertindak (inovatif)
merupakan orang yang produktif. Orang yang produktif adalah orang yang
selalu berpikir dan bertindak untuk menghasilkan “sesuatu yang baru dan
berbeda (somethings new and different). Sesuatu yang baru dan berbeda
tidak lain merupakan nilai tambah. Nilai tambah memproyeksikan kualitas,
dan kualitas memproyeksikan keunggulan. Keunggulan menghasilkan
daya saing. Daya saing merupakan peluang. Dengan demikian, orang
kreatif dan inovatif adalah orang yang produktif untuk menghasilkan
sesuatu yang berbeda, bernilai tambah, unggul, berkualitas, berdaya saing,
memiliki banyak peluang, dan identik dengan kesuksesan.
Wirausahawan akan berhasil dan tangguh, bila ada semangat dan
kerja keras. Semangat dan kerja keras inilah modal utama yang
menentukan wirausahawan akan mengalami keberhasilan ataupun
kegagalan berwirausaha. Usaha dan pekerjaan yang ditekuninya tersebut
harus sungguh-sungguh jangan hanya bersifat asal-asalan, sampingan, atau
sambilan, tetapi harus betul-betul ditekuni. Keseriusan dan ketekunan
inilah yang disebut dengan loyalitas, komitmen, dan tanggung jawab.
Ide berwirausaha juga bisa muncul dari pengalaman. Hasil survei
yang dikemukakan oleh Pegy Lambing (2000: 90) menunjukkan: “hampir
setengah (43%) dari responden menjawab bahwa mereka mendapatkan ide
untuk berbisnis berasal dari pengalaman yang diperoleh ketika mereka
bekerja di beberapa perusahaan dan bidang profesional lainnya. Mereka

8
mulai mengenal cara mengoperasikan usaha dan cara-cara membuat
kontak-kontak jaringan kerja”.

2.5 Proses Perkembangan Kewirausahaan


Setelah menjadi wirausahawan pasti anda ingin berkembang dikutip
dari Suryana (2013 : 101). Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave
(1996:3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi
tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal
seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan, dan lingkungan
(Bygrave 1996:3). Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control,
kreativitas, inovasi, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian
berkembang menjadi wirausaha yang besar (Soeharto Prawirokusumo
(1977:5). Secara internal, inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari
individu yang mempengaruhi di antaranya model peran, aktivitas dan
peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan
melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.

Carol Noore mengemukakan faktor-faktor pemicu kewirausahaan dan


model proses kewirausahaan sebagai berikut :

1. Fase Inovasi
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi.
Inovasi dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor individu yang
memengaruhi inovasi adalah pencapaian locus of control, toleransi,
pengambilan resiko, nilai – nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman.
Sementara itu, faktor eksternal yang berasal dari lingkungan yang
memengaruhi inovasi adalah peluang, model peran dan aktivitas.
2. Fase Kejadian Pemicu
Setelah inovasi semakin merangsang untuk terus berproses dan
timbullah kejadian pemicu. Kejadian pemicu dipengaruhi oleh faktor
pribadi, sosiologi dan lingkungan. Faktor pribadi yang memengaruhi
kejadian pemicu meliputi locus of control, toleransi, pengambilan
resiko, nilai – nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, keberanian

9
menghadapi resiko, ketidakpuasan dan usia. Sementara itu, faktor
lingkungan yang memicu terdiri atas peluang, model peran, aktivitas,
persaingan, sumber daya, inkubator dan kebijakan pemerintah.
Selanjutnya, faktor sosiologi yang memicu terdiri atas jaringan,
kelompok, orang tua, keluarga dan model peran.
3. Fase Implementasi
Setelah ada pemicu, maka dalam implementasinya dipengaruhi
oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor pribadi yang
memengaruhi implementasi terdiri atas visi, komitmen, manajer,
pemimpin dan wirausahawan. Faktor lingkungan yang memengaruhi
implementasi terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor,
banker, inkubator, sumber daya dan kebijakan pemerintah. Faktor
sosiologi yang memengaruhi implementasi meliputi jaringan,
kelompok, orang tua, keluarga dan model peran.
4. Fase Pertumbuhan
Implementasi mendorong pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan
dipengaruhi oleh pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor pribadi
yang memengaruhi pertumbuhan terdiri atas visi, komitmen, manajer,
pemimpin, dan kewiusahawanan. Faktor organisasi yang memengaruhi
pertumbuhan kewirausahaan meliputi kelompok, strategi, struktur,
budaya dan produk. Sementara itu, faktor lingkungan yang
memengaruhi pertumbuhan terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok,
investor dan banker.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemauan


seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi/daya guna, dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan keuntungan yang lebih besar (Menurut Inpres No. 4 Tahun 1995
tentang GNMMK).

Tahap kewirausahaan itu bersumber dari dalam diri sesorang,


dimana dimulai dengan keyakinan, dan skiil apa yang dimiliki untuk
membangun sebuah usaha.

Proses Kewirausahaan, terdiri dari :

1) Proses Awal Kewirausahaan


2) Proses Perkembangan Kewirausahaan
3) Proses Pertumbuhan Kewirausahaan

3.2 Saran

Ketika akan membangun usaha kita harus siap mental untuk


menerima semua kemungkinan yang akan terjadi, baik itu keuntungan
maupun kerugian. Sebelum memulai usaha kita harus benar benar
memantangkan konsep usaha kita agar meminimalkan kerugian yang akan
terjadi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suryana Dr, Msi. 2006. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses
Menuju Sukses Edisi revisi. Jakarta. Salemba empat.
Suryana Dr, Msi. 2013. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses
Menuju Sukses Edisi 4. Jakarta. Salemba empat.
Zimmerer Thomas & Scarborough Norman. 2008. Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil Edisi 5 Buku 1. Jakarta. Salemba Empat.
Nurmala. 2010. Pengertian dan Proses Kewirausahaan, (Online),
(http://klipingnurmala.blogspot.co.id/2010/03/pengertian-dan-proses-
kewirausahaan.html), diakses 11 Maret 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai