Anda di halaman 1dari 17

KONSEP PENGEMBANGAN BISNIS,

PRODUKSI, DAN DISTRIBUSI


PRODUK/JASA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Kewirausahaan
Dosen Pengampu: Agung Barok Pratama, M. H.

Disusun Oleh:

Nila Sofa (1119082)

Rahmania Utami Almuhajir (1119104)

M. Danny Luthfi Maulana (1119108)

Neli Nadila (1119110)

Fasikhatul Falasifah (1120099)

Lidia Afifatul Asna (1120104)

Kelas: C

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI)


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia juga kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini, dengan judul “Konsep Pengembangan Bisnis, Produksi, dan
Distribusi Produk/Jasa” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan


makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Maka
dari itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan selanjutnya. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk
berbagai pihak khususnya mahasiswa IAIN Pekalongan.

Pekalongan, Maret 2022

Hormat Kami,

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Konsep Pengembangan Bisnis .......................................................... 2
B. Konsep Produksi dan Distribusi Produk/Jasa .................................... 6
BAB III : PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia bisnis beberapa tahun ini sangatlah cepat dan
membuat pihak-pihak yang terlibat di dalamnya harus bekerja keras agar
keberadannya tetap diakui oleh pelanggan mereka. Berbagai macam merk dan
produk muncul bersaing satu sama lain membuat perusahaan yang satu dengan
yang lain tidak dapat berdiam diri dalam menjalankan bisnisnya. Mereka harus
mulai berpikir dan mengalahkan para pesaingnya. Dalam menjalankan
usahanya, seorang kepala perusahaan wajib untuk merubah cara berfikir guna
menunjang bertahannya bisnis mereka.
Berfikir strategik sangat diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah
strategik yang timbul seiring dengan berkembangnya perusahaan/organisasi.
Karakteristik dari masalah strategik diantaranya adalah berorientasi pada masa
depan, biasanya berhubungan dengan unit bisnis yang sangat kompleks,
memerlukan perhatian dari manajemen puncak, dapat mempengaruhi
kemakmuran jangka panjang dari perusahaan, dan melibatkan pengalokasian
sumber-sumber daya perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pengembangan bisnis?
2. Bagaimana konsep produksi dan distribusi produk/jasa?
C. Tujuan
1. Untuk memahami konsep pengembangan bisnis.
2. Untuk memahami konsep produksi dan distribusi produk/jasa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pengembangan Bisnis

Wirausaha merupakan terjemahan dari entrepreneur ke dalam bahasa


Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa, pengertian wirausaha sama
dengan wiraswasta yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.1

Kemahiran yang dimiliki orang seorang wirausaha (entrepreneur) disebut


dengan kewirausahaan (entrepreneurship). Menurut KBBI, kewirausahaan
dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan keberanian
seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan secara mandiri baik bisnis
maupun non bisnis. Entrepreneurship adalah kemampuan dan kemauan nyata
seorang individu yang berasal dari diri mereka sendiri, dalam tim di dalam
maupun luar organisasi yang ada, untuk menemukan dan menciptakan peluang
ekonomi baru (Wennekers dan Thurik, 1999).2

Secara terminology, wirausaha sama halnya dengan bisnis dikarenakan


bisnis merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dimulai dari penyediaan bahan
baku, produksi, pendistribusian kepada seluruh pihak yang membutuhkan guna
mendapatkan keuntungan. Bisnis sudah merambah di kalangan muda ataupun
tua. Banyak dari mereka yang dengan gelar sarjananya pun memilih untuk
berbisnis karena faktor ekonomi yang lebih mendukung dalam mencukupi
kehidupan mereka.

Menurut Musselmen&Jackson adalah suatu aktivitas untuk memenuhi


keinginan dan kebutuhan ekonomi masyarakat dan perusahaan diorganisasikan

1
Sayu Ketut Sutrisna Dewi, Konsep dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017), hlm. 1.
2
Sayu Ketut Sutrisna Dewi, Konsep dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017), hlm. 3.

2
untuk terlibat dalam aktivitas tersebut. Jadi, bisnis dibilang sebagai penunjang
ekonomi masyarakat yang terorganisir dengan adanya manajemen perusahaan
yang menaunginya. Bisnis yang menunjang ekonomi masyarakat bisa dibilang
bahwa bisnis tersebut sukses mendorong denyut ekonomi suatu negara.

Setiap bisnis yang dijalani oleh pebisnis memerlukan pengembangan


guna menunjang jalannya bisnis yang ia geluti. Pengembangan suatu bisnis
merupakan tanggung jawab dari setiap pebisnis atau wirausaha yang
membutuhkan pandangan ke depan, motivasi, dan kreatifitas. 3

Menurut Mulyadi Nitisusantro, pengembangan usaha atau bisnis adalah


upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat, pemerintah daerah, dan stake
holder lainnya untuk memberdayakan suatu usaha melaui pemberian fasilitas,
bimbingan, pendampingan, dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan kemampuan dan daya saing bisnis tersebut. 4

Dalam hal mengembangkan bisnis, seorang pebisnis memerlukan strategi


yang tepat agar bisnis yang ia jalankan dapat berkembang secara pesat. Sebuah
bisnis yang sukses disebabkan oleh bisnis yang dibangun oleh skala industri.
Oleh karena itu, bisnis harus dimulai dan dijalankan dengan konsep yang jelas
baik skala organisasi, skala bisnis, maupun skala jangkauan pasarnya.

Dalam melakukan kegiatan pengembangan bisnis, seorang pebisnis pada


umumnya melakukan pengembangan kegiatan usaha atau bisnis tersebut
melalui tahap-tahap pengembangan bisnis sebagai berikut:

a. Memiliki ide bisnis


Adanya suatu bisnis yang dijalankan oleh seorang pebisnis berasal
dari suatu ide usaha atau ide bisnis. Ide usaha yang dimiliki seorang pebisnis
dapat berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul setelah melihat
keberhasilan bisnis orang lain dengan pengamatannya. Selain itu ide usaha

3
Pandji Anoraga, Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), hlm. 66.
4
Mulyadi Nitisusantro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 271.

3
juga dapat timbul karena adanya sense of business yang kuat dari seorang
pebisnis.
b. Penyaringan ide/konsep
Tahap selanjutnya, seorang pebisnis akan menuangkan ide usaha ke
dalam konsep usaha yang merupakan tahap lanjut ide usaha ke dalam bagian
bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan ide-ide usaha akan dilakukan
melalui suatu aktifitas penilaian kelayakan ide usaha secara formal maupun
yang dilakukan secara informal.
c. Pengembangan rencana usaha (business plan)
Pebisnis adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya
ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Maka komponen utama dari
perencanaan usaha yang akan dikembangkan oleh seorang pebisnis adalah
perhitungan proyeksi rugi-laba dari bisnis yang dijalankan. Proyeksi rugi-
laba merupakan muara dari berbagai komponen perencanaan bisnis lainnya
yaitu perencanaan bisnis yang bersifat operasional. Dalam menyusun
rencana usaha (business plan), para pebisnis memiliki perbedaan dalam
membuat rincian rencana usaha.
d. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha
Rencana usaha yang telah dibuat baik secara rinci maupun global,
tertulis maupun tidak tertulis selanjutnya akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan usaha atau bisnis. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi
dalam pelaksanaan bisnis yang akan dilakukan oleh seorang pebisnis.
Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang pebisnis akan
mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal,
material, dan tenaga kerja untuk menunjang jalannya bisnis.5
Pengembangan bisnis merupakan sejumlah tugas atau proses yang
bertujuan untuk menumbuhkan bisnis yang dijalankan. Pengembangan bisnis
dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
a. Perluasan skala bisnis

5
Kustoro Budiarta, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), hlm. 153.

4
Beberapa cara umum yang digunakan untuk memperluas skala bisnis
antara lain:
a) Menambah kapasitas mesin dan tenaga kerja serta tambahan jumlah
modal untuk investasi. Ketika memperluas produksi, seorang wirausaha
harus memperhitungkan mengenai prospek pemasarannya.
b) Menambah jenis barang atau jasa yang dihasilkan. Pengembangan jenis
ini baik dilakukan untuk menurunkan biaya jangka panjang sekaligus
menaikkan skala ekonomi.
c) Menambah lokasi usaha di tempat lain.
Perluasan skala bisnis juga harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu:
1) Produktivitas modal dan tenaga kerja.
2) Biaya tetap dan biaya variabel.
3) Biaya rata-rata.
4) Skala produksi yang paling menguntungkan.
Ketika skala bisnis sudah berkembang di titik tertinggi,
pengembangan skala bisnis harus dihentikan. Sebagai gantinya bisnis dapat
dikembangkan dengan menambah cakupan bisnis.
b. Perluasan cakupan bisnis
Perluasan cakupan usaha atau bisnis atau diversifikasi usaha dilakukan
dengan mengembangkan jenis usaha baru di wilayah usaha yang baru, serta
dengan jenis produk yang baru dan bervariansi.
c. Perluasan dengan kerja sama, penggabungan, dan ekspansi baru
1) Joint venture
Joint venture adalah bentuk kerja sama beberapa perusahaan dari
negara yang berbeda menjadi satu perusahaan untuk mewujudkan
konsentrasi kekuatan-kekuatan yang lebih padat.
2) Merger
Merger adalah proses penggabungan dua perseroan menjadi satu
perusahaan. Salah satu perusahaan tersebut akan tetap berdiri dengan
nama yang sama, sementara perusahaan yang lain akan hilang, dan

5
kekayaan menjadi milik perusahaan yang baru. Merger terbagi menjadi
tiga, yaitu:
1. Merger horizontal, yaitu merger yang dilakukan oleh usaha sejenis.
2. Merger vertikal, yaitu merger yang terjadi antara
perusahaanperusahaan yang saling berhubungan.
3. Konglomerat, yaitu merger antara berbagai perusahaan dengan
produk-produk yang berbeda dan tidak saling berkaitan.
3) Holding company/akuisisi
Holding company adalah penggabungan beberapa perusahaan
dengan salah satu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dari
perusahaan yang lain dan bisa mengatur perusahaan tersebut.
4) Sindikat
Sindikat adalah kerja sama antara beberapa orang bermodal untuk
mendirikan perusahaan besar.
5) Kartel
Kartel merupakan kesepakatan tertulis antara beberapa perusahaan
yang sejenis untuk mengatur dan mengendalikan berbagai hal dengan
tujuan menekan persaingan dan meraih keuntungan.6

B. Konsep Produksi dan Distribusi Produk/Jasa

1. Konsep Produksi Produk/Jasa

Istilah produksi sering dipergunakan dalam sebuah organisasi yang


menghasilkan keluaran atau output berupa barang maupun jasa. Produksi
juga sering diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang
mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Dalam arti
sempit, pengertian produksi hanya dimaksudkan sebagai kegiatan yang
menghasilkan barang, baik barang jadi atau setengah jadi, barang industri
maupun komponen-komponen penunjang. Hasil-hasil produksi bisa berupa
barang konsumsi maupun barang industri. Istilah produksi dalam ekonomi

6
http://dokumen.tips/dokuments/teknik-pengembangan-usaha.html, diakses pada tanggal
16/03/2022, pukul 19:16.

6
mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan
penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. 7

Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai upaya untuk


menciptakan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber
kekayaan. Seperti yang dikutip oleh Adiwarman dari Imam Al-Ghazali
bahwa produksi merupakan usaha fisik yang dikerahkan manusia serta
upaya manusia untuk mengelola dan mengubah sumber-sumber daya yang
tersedia agar mempunyai manfaat yang lebih tinggi.
Adapun tujuan produksi dapat diuraikan sebagai berikut:8

a. Menghasilkan produk atau jasa melalui proses produksi yang dilakukan


oleh produsen.
b. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa
Sebuah perusahaan/industri memproduksi suatu barang bertujuan
untuk meningkatkan nilai guna barang itu sendiri, dimana sebelumnya
barang tersebut belum/kurang berguna tetapi sesudah melalui proses
produksi nilai guna dari barang tersebut menjadi lebih tinggi.

c. Meningkatkan kemakmuran masyarakat

Tujuan dari proses produksi diharapkan dapat menghasilkan


produk yang nantinya dapat mendatangkan keuntungan (profit oriented)
yang nantinya dapat menunjang kemakmuran masyarakat dengan
diperolehnya keuntungan dengan memproduksi produk/jasa.
d. Memperluas lapangan usaha
Apabila suatu perusahaan sudah memiliki skala produksi yang
besar dan diminati/laku di pasar, maka dapat dipastikan bahwa
perusahaan tersebut akan semakin besar sehingga dapat memperluas
lapangan usaha.

7
Fuad, Nurlela, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 34.
8
Tim GTK DIKDAS, Modul Belajar Mandiri: Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ekonomi,
(Yogyakarta: PT. Intan Pariwara, 2020), hlm 38-39.

7
Selain tujuan produksi, terdapat fungsi suatu produk/jasa yang
merupakan suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output
yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu. Fungsi produksi
menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat
produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah
input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.9 Dalam
aktivitas produksinya, produsen mengubah berbagai faktor produksi
menjadi barang dan jasa.
Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor produksi
dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi
variabel (variable input). Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang
jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi, seperti
mesin-mesin pabrik. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor
produksi itu harus tetap tersedia. Sedangkan faktor produksi variabel adalah
faktor produksi yang penggunaannya tergantung pada tingkat produksinya,
seperti buruh harian lepas. Makin besar tingkat produksi, makin banyak
faktor produksi variabel yang digunakan.10
Dalam masalah produksi, terdapat beberapa tantangan yang harus
dihadapi oleh perusahaan diantaranya:

a. Sumber daya alam

Sumber daya alam erat kaitannya dengan kesediaan bahan baku


yang semakin terbatas karena tingginya tingkat pertumbuhan penduduk
dan semakin menyempitnya lahan yang tersedia.

9
Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi: Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 17.
10
Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar, (Jakarta:
FEUI, 1999), hlm. 131-132.

8
b. Sumber daya manusia

Faktor sumber daya manusia meliputi ketesediaan tenaga kerja ahli


dan professional. Sumber daya manusia sebagai individu yang produktif
yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi.

c. Modal kerja

Terjadinya suatu bencana atau musibah tertentu menjadi


berpengaruh pada seseorang dan juga sektor perbankan yang juga sebagai
pemberi modal kerja turut mengalami kelumpuhan.11

2. Konsep Distribusi Produk/Jasa

Saluran distribusi disebut juga saluran pemasaran yang pada


prinsipnya adalah menyediakan produk dan jasa bagi konsumen akhir.
Saluran distribusi itu merupakan sebuah rute atau jalur dalam bentuk
jaringan yang dapat melibatkan lembaga-lembaga lain di luar produsen
untuk mencapai jalinan hubungan dengan konsumen. Objek dalam saluran
distribusi ini tidak hanya berupa jasa, atau kombinasi antara produk dan
jasa. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam saluran distribusi memang
lembaga yang mempunyai kepentingan dalam saluran. Ragam produk dan
jasa yang ditangani pun cukup luas.

Saluran distribusi merupakan sub bagian dari variabel marketing mix


(bauran pemasaran) yaitu place atau distribution. Saluran distribusi ini
merupakan suatu struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang
dipilih dan menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai
perusahaan.

Hanya dengan mengetahui bahwa suatu produk bermanfaat baginya,


sebenarnya belumlah merupakan jaminan bahwa pembeli akan selalu setia
pada produk tersebut. Syarat lain yang perlu dipenuhi agar pembeli dapat

11
Nova Indah, Juli 2020, Tren, Tantangan, dan Prespektif dalam System Logistic pada Masa dan
Pasca Pandemic Covid-19 di Indonesia, Jurnal Rekayasa Sistem Industri, Vol 9, No 2, hlm 81.

9
setia pada produk tersebut adalah setiap saat produk tersebut diperlukan,
pembeli yang bersangkutan dapat memperolehnya dengan mudah di tempat
yang diinginkan atau terdekat. Sebab, bagaimanapun sempurnanya suatu
produk atau jasa tidak akan berarti apa-apa bila berada jauh dari jangkauan
konsumen.

Untuk menempatkan suatu produk dan jasa pada tempat yang tepat,
kualitas yang tepat, jumlah yang tepat, harga yang tepat, dan waktu yang
tepat dibutuhkan saluran distribusi yang tepat pula. Bila perusahaan salah
dalam memilih saluran distribusi maka akan dapat mengganggu kelancaran
arus produk atau jasa dari perusahaan ke tangan konsumen. Hal ini terjadi
karena konsumen tidak mengenal produk atau jasa tersebut ataupun bila
sudah mengenalnya tetapi tidak melihatnya di pasar, maka konsumen akan
beralih ke produk atau jasa lain.

Oleh karena itu, pemilihan saluran distribusi yang tepat akan


bermanfaat dalam mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.

Untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen


maka perusahaan harus benar-benar memilih atau menyeleksi saluran
distribusi yang akan digunakan, sebab kesalahan dalam pemilihan saluran
distribusi ini dapat menghambat bahkan dapat memacetkan usaha
menyalurkan produk atau jasa tersebut.

Distribusi bertujuan untuk menganalisis, merencanakan


mengorganisasi, dan mengendalikan saluran distribusi agar dapat
memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tujuan distribusi yang
dimaksudkan dalam definisi ini merupakan pernyataan yang menjelaskan
bahwa distribusi sebagai komponen bauran pemasaran diharapkan dapat
berperan mencapai tujuan pemasaran secara keseluruhan.

Dalam hal mendistribusikan produk atau jasa kepada para konsumen,


banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Sebagian perusahaan
biasanya mendistribusikan barang secara langsung kepada para konsumen

10
walaupun dalam jumlah besar, sedangkan perusahaan lainnya
mendistribusikan produknya melalui seorang perantara. Dan tidak sedikit
perusahaan menggunakan beberapa kombinasi saluran distribusi untuk
mencapai segmen pasar yang berbeda. Proses penyaluran produk sampai
kepada pembeli akhir dapat pendek atau bahkan panjang, sesuai dengan
kebijakan saluran distribusi yang dianut oleh masing-masing perusahaan.
Untuk itu setiap perusahaan hendaknya dapat menentukan mata rantai yang
paling tepat, sebab mata rantai yang paling tepat bagi suatu perusahaan
belum tentu tepat untuk perusahaan yang lain, dan begitu pula sebaliknya.
Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat digunakan berdasarkan
jenis produk pasarnya, sebagai berikut:
1. Saluran distribusi jenis barang konsumsi
2. Saluran distribusi barang industry
3. Saluran distribusi jasa12
Sedangkan untuk jenisnya distribusi dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Ditribusi langsung (jangka panjang)


Sistem distribusi atau kegiatan menyalurkan barang yang tidak
menggunakan saluran distribusi. Jadi, produsen langsung berhubungan
dengan pembeli atau konsumen.
2. Distribusi semi langsung
Penyampain barang oleh produsen kepada konsumen melalui
perantara tetapi perantara masih milik produsen sendiri. Menjual barang
hasil poduksinya melalui took milik produsen sendiri.
3. Distribusi tidak langsung
Kegiatan menyalurkan barang dan jasa melalui pihak-pihak lain
atau badan perantara. 13

12
Arlina Nurbaity, 2004, Peran Saluran Distribusi dalam Pemasaran Produk dan Jasa, e-USU
Reposity: Universitas Sumatera Utara, hlm 8-9.
13
Mustafa Syukur, 2018, Distribusi Perspektif Etika Ekonomi Islam, Jurnal Kajian Ekonomi dan
Perbankan, Vol. 3, No. 2, hlm 38.

11
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Jika kita membuka usaha atau menjalankan bisa, kita pasti membutuhkan
ilmu ekonomi guna pengembangan atau peletakan ide dasar dari bisnis kita
agar bisnis yang kita jalani dapat berkembang dan melejit. Perkembangan suatu
bisnis merupakan tanggung jawab yang diemban oleh setiap pebisnis dimana
seorang pebisnis memerlukan pandangan ke depan, motivasi, dan kreatifitas.
Oleh sebab itu, kita mesti paham mengenai gagasan awal ide bisnis yang kita
rintis.

Dalam hal mengembangkan bisnis, seorang pebisnis memerlukan strategi


yang tepat agar bisnis yang ia jalankan dapat berkembang secara pesat. Sebuah
bisnis yang sukses disebabkan oleh bisnis yang dibangun oleh skala industri.
Oleh karena itu, bisnis harus dimulai dan dijalankan dengan konsep yang jelas
baik skala organisasi, skala bisnis, maupun skala jangkauan pasarnya.

Dalam hal bisnis, kita melaksanakan proses produksi dimana produksi


diartikan sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan suatu produk atau jasa.
Tujuan dari adanya produksi adalah untuk menghasilkan produk atau jasa
melalui proses produksi yang dilakukan oleh produsen, meningkatkan nilai
guna produk atau jasa, meningkatkan kemakmuran masyarakat sekitar, dan
memperluas lapangan usaha.

Dalam proses produksi terkadang kita mengalami banyak tantangan atau


kendala yakni minimnya sumber daya alam, terbatasnya sumber daya manusia,
dan besarnya modal usaha yang dibutuhkan dalam menjalankan proses
produksi.

Saluran distribusi disebut juga saluran pemasaran yang pada prinsipnya


adalah menyediakan produk dan jasa bagi konsumen akhir. Saluran distribusi
itu merupakan sebuah rute atau jalur dalam bentuk jaringan yang dapat

12
melibatkan lembaga-lembaga lain di luar produsen untuk mencapai jalinan
hubungan dengan konsumen. Objek dalam saluran distribusi ini tidak hanya
berupa jasa, atau kombinasi antara produk dan jasa. Lembaga-lembaga yang
terlibat dalam saluran distribusi memang lembaga yang mempunyai
kepentingan dalam saluran. Ragam produk dan jasa yang ditangani pun cukup
luas.

Untuk menempatkan suatu produk dan jasa pada tempat yang tepat,
kualitas yang tepat, jumlah yang tepat, harga yang tepat, dan waktu yang tepat
dibutuhkan saluran distribusi yang tepat pula. Bila perusahaan salah dalam
memilih saluran distribusi maka akan dapat mengganggu kelancaran arus
produk atau jasa dari perusahaan ke tangan konsumen. Hal ini terjadi karena
konsumen tidak mengenal produk atau jasa tersebut ataupun bila sudah
mengenalnya tetapi tidak melihatnya di pasar, maka konsumen akan beralih ke
produk atau jasa lain. Oleh karena itu, pemilihan saluran distribusi yang tepat
akan bermanfaat dalam mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Prathama. Manurung, Mandala 1999. Teori Ekonomi Mikro: Suatu


Pengantar. Jakarta: FEUI.

Dewi, Sayu Ketut Sutrisna. 2017. Konsep dan Pengembangan Kewirausahaan di


Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Tim GTK DIKDAS. 2020. Modul Belajar Mandiri: Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Ekonomi. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara.

Indah, Nova. 2020. Tren, Tantangan, dan Prespektif dalam System Logisti pada
Masa dan Pasca Pandemic Covid-19. Jurnal Rekayasa Sistem Industri. Vol.
9. No. 2.

Nurbaity, Arlina. 2004. Peran Saluran Distribusi dalam Pemasaran Produk dan
Jasa. E-USU Reposity: Universitas Sumatera Utara.

Anoraga, Pandji. 2011. Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam Era


Globalisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi: Dengan Pokok Bahasan Analisis


Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nitisusantro, Mulyadi. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.


Bandung: Alfabeta.

Syukur, Mustafa. 2018. Distribusi Prespektif Etika Ekonomi Islam. Jurnal Kajian
Ekonomi dan Perbankan. Vol. 3. No. 2.

Budiarta, Kustoro. 2009. Pengantar Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Fuad. Nurlaela. dkk. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

http://dokumen.tips/dokuments/teknik-pengembangan-usaha.html, diakses pada


tanggal 16/03/2022, pukul 19:16.

14

Anda mungkin juga menyukai